Anda di halaman 1dari 55

Disusun oleh :

Sanny 130100236
Maheshvar 130100346

Pembimbing :
dr. Hilfan Ade Putra, Sp.JP.
2
 Sindroma koroner akut (SKA) adalah istilah yang digunakan untuk kumpulan
simptom yang muncul akibat iskemia miokard akut.

 Infark miokard adalah nekrosis miokard yang berkembang cepat oleh karena
ketidakseimbangan antara supply dan demand oksigen otot-otot jantung.

 Data WHO pada tahun 2007 menyatakan serangan jantung merupakan penyebab
kematian nomor satu pada individu berusia lebih dari 40 tahun di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia.

3
Tujuan
 Untuk memahami tinjauan ilmu teoritis penyakit STEMI (ST-Elevation
Myocardial Infarction).
 Mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat terhadap STEMI (ST-
Elevation Myocardial Infarction) serta melakukan penatalaksanaan yang tepat,
cepat, dan akurat sehingga mendapatkan prognosis yang baik.

Manfaat Penulisan
 Lebih memahami dan memperdalam secara teoritis tentang (ST-Elevation
Myocardial Infarction).
 Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi pembaca mengenai STEMI (ST-
elevation Myocardial Infarction).

4
5
Sindroma Koroner Akut (SKA) merupakan kumpulan sindroma klinis nyeri
dada dan gejala lain yang disebabkan oleh penurunan aliran darah ke
jantung, biasanya disebabkan oleh plak aterosklerotik.

SKA terdiri dari unstable angina (UA) atau angina pektoris tidak stabil
(APTS), infark miokard dengan ST-elevasi dan tanpa ST-elevasi.
-

PERKI ACS

66
Faktor Risiko
Non-Modifieable Risk Factors Modifieable Risk Factors
1. Usia 1. Merokok
2. Jenis kelamin
3. Ras/ Suku 2. Hipertensi
3. Kolesterol LDL
4. Diabetes Melitus

9
Patofisiologi
 Infark miokard tidak selalu disebabkan oleh oklusi total pembuluh darah koroner. Obstruksi
subtotal yang disertai vasokonstriksi yang dinamis dapat menyebabkan terjadinya iskemia
dan nekrosis jaringan otot jantung (miokard).
 Akibat dari iskemia, selain nekrosis, adalah gangguan kontraktilitas miokardium karena
proses hibernating dan stunning (setelah iskemia hilang), distritmia dan remodeling
ventrikel (perubahan bentuk, ukuran dan fungsi ventrikel).
 Sebagian pasien SKA tidak mengalami koyak plak seperti di atas. Mereka mengalami SKA
karena obstruksi dinamis akibat spasme lokal dari arteri koronaria epikardial (Angina
Prinzmetal). Penyempitan arteri koronaria, tanpa spasme maupun trombus, dapat
diakibatkan oleh progresi plak atau restenosis setelah Intervensi Koroner Perkutan (IKP).
 Beberapa faktor ekstrinsik, seperti demam, anemia, tirotoksikosis, hipotensi, takikardia,
dapat menjadi pencetus terjadinya SKA pada pasien yang telah mempunyai plak
aterosklerosis.

11
12
Klasifikasi Sindroma Koroner Akut
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan elektrokardiogram (EKG), dan pemeriksaan
marka jantung, Sindrom Koroner Akut dibagi menjadi:

1. Infark miokard dengan elevasi segmen ST (STEMI: ST segment elevation


myocardial infarction)
2. Infark miokard dengan non elevasi segmen ST (NSTEMI: non ST segment
elevation myocardial infarction)
3. Angina Pektoris tidak stabil (UAP: unstable angina pectoris)

13
Diagnosa
Anamnesis
Berupa nyeri dada yang tipikal (angina tipikal) atau atipikal (angina ekuivalen).

Karakteristik nyeri Severe, lokasi di substernal


Penjalaran + (lengan kiri, leher, rahang, area interskapular,
bahu, atau epigastrium)
Durasi Persistent ( >20 menit )
Efek simpatis Diaphoresis, cool and clammy skin
Efek parasimpatis Mual muntah, sesak nafas
Inflammatory response + (low grade fever)

14
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan fisik biasanya dijumpai normal, kecuali telah terjadi komplikasi dari
infark miokard.
 Regurgitasi katup mitral akut, suara jantung tiga (S3), ronkhi basah halus dan hipotensi
hendaknya selalu diperiksa untuk mengidentifikasi komplikasi iskemia.

Elektrokardiogram
Semua pasien dengan keluhan nyeri dada atau keluhan lain yang mengarah kepada
iskemia harus menjalani pemeriksaan EKG 12 sadapan sesegera mungkin sesampainya
di ruang gawat darurat. Sebagai tambahan, sadapan V3R dan V4R, serta V7-V9
sebaiknya direkam pada semua pasien dengan perubahan EKG yang mengarah kepada
iskemia dinding inferior.
Penilaian ST elevasi dilakukan pada J point dan ditemukan pada 2 sadapan yang
bersebelahan. Nilai ambang elevasi segmen ST untuk diagnosis STEMI untuk pria dan
perempuan pada sebagian besar sadapan adalah 0,1 mV.
15
16
Penatalaksanaan
Terapi awal
Yang dimaksud dengan terapi awal adalah terapi yang diberikan pada pasien dengan diagnosis
kerja Kemungkinan SKA atau SKA atas dasar keluhan angina di ruang gawat darurat, sebelum
ada hasil pemeriksaan EKG dan/atau marka jantung. Terapi awal yang dimaksud adalah
Morfin, Oksigen, Nitrat, Aspirin (disingkat MONA), yang tidak harus diberikan semua atau
bersamaan.
1. Bed rest
2. Oksigen 2-4 liter/i
3. Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual 5mg. Jika nyeri dada tidak hilang dengan satu
kali pemberian, dapat diulang setiap lima menit sampai maksimal tiga kali.
4. Dosis awal Aspirin adalah 160-320 mg dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 80 mg/hari

18
5. Penghambat reseptor ADP (adenosine diphosphate)
a. Dosis awal ticagrelor yang dianjurkan adalah 180 mg dilanjutkan dengan
dosis pemeliharaan 2 x 90 mg/hari kecuali pada pasien STEMI yang
direncanakan untuk reperfusi menggunakan agen fibrinolitik, atau
b. Dosis awal clopidogrel adalah 300 mg dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 75 mg/hari (pada pasien yang direncanakan untuk terapi reperfusi
menggunakan agen fibrinolitik, penghambat reseptor ADP yang dianjurkan
adalah clopidogrel)
6. Morfin sulfat 1-5 mg intravena, dapat diulang setiap 10-30 menit, bagi pasien
yang tidak responsif dengan terapi tiga dosis NTG sublingual.

19
Terapi Reperfusi
 Fibrinolisis merupakan strategi reperfusi yang penting, terutama pada tempat-
tempat yang tidak dapat melakukan IKP pada pasien STEMI dalam waktu yang
disarankan. Terapi fibrinolitik direkomendasikan diberikan dalam 12 jam sejak
awitan gejala pada pasien-pasien tanpa indikasi kontra apabila IKP primer tidak
bisa dilakukan oleh tim yang berpengalaman dalam 120 menit sejak kontak medis
pertama.

 Pada pasien-pasien yang datang segera (<2 jam sejak awitan gejala) dengan
infark yang besar dan risiko perdarahan rendah, fibrinolisis perlu
dipertimbangkan bila waktu antara kontak medis pertama dengan inflasi balon
lebih dari 90 menit.

20
21
Jenis-jenis obat fibrinolitik adalah :
1. Streptokinase
Regimen 1,5 juta unit dilarutkan dalam 100 NaCl 0,9% atau dekstrose 5%
diberikan dalam 1 jam. Terapi dinyatakan berhasil bila dijumpai VES
(ventricular extrasystole) pada pantauan elektrokardiografi yang menandakan
lisisnya tromboemboli.
2. Tissue Plasminogen Activator (tPA)
Penggunaan tPA harus dipertimbangkan pada pasien-pasien yang telah
mendapatkan streptokinase dalam 2 tahun terakhir, alergi terhadap
streptokinase, hipotensi (TDS < 90 mmHg). Dosisnya 15 mg IV bolus
dilanjutkan 0,75 mg/kgBB selama 30 menit, kemudian 0,6 mg/kgBB selama 60
menit.

22
PROGNOSIS STEMI

23
24
BAB 3
STATUS PASIEN

25
STATUS PASIEN
No. RM: 00.71.74.87 Tanggal: 22 Agustus 2017 Hari: Selasa

Nama Pasien: Jenis Kelamin:


Umur: 48 tahun
Anna Juliarti Perempuan

Pekerjaan: Wiraswasta Alamat: Jl. GN Agung Lk 3 Agama: Islam

Telepon: - HP: -

26
Keluhan Utama : Nyeri dada
Anamnesis :
Hal ini dialami os sejak +7 hari SMRS. Os merasakan nyeri dada seperti tertimpa beban
berat di dada bagian tengah dan kiri. Nyeri dada juga dirasakan menjalar sampai ke punggung
dan lengan kiri.Nyeri dada dirasakan os +1 jam. Nyeri dada disertai keringat dingin, mual dan
muntah. Nyeri dada dirasakan sewaktu os selesai sarapan dan tidak menghilang saat os
mencoba untuk tidur, setelah itu os merasa lemas dan kemudian tidak sadar sehingga os dibawa
untuk berobat ke Rumah Sakit Bina Kasih.
Saat di RS Bina Kasih, os dikatakan mengalami serangan jantung. Os mengaku diberikan
obat kunyah 3 buah, tablet telan sebanyak 4 buah , suntikan di perut dan pemasangan infus,
namun nyeri tidak berkurang sehingga os dirujuk ke RSUP H. Adam Malik untuk
penatalaksanaan selanjutnya. Sesak napas dijumpai saat os merasakan nyeri dada.Riwayat nyeri
dada disertai sesak napas sebelumnya dijumpai sejak 8 bulan lalu. Sesak dirasakan saat os
beraktivitas ringan-sedang. Sesak nafas akibat cuaca disangkal. Riwayat terbangun pada malam
hari akibat sesak tidak dijumpai. Riwayat kaki bengkak disangkal.

27
Riwayat darah tinggi dijumpai dengan TD tertinggi 150/90mmHg namun pasien tidak
rutin kontrol dan minum obat. Riwayat sakit gula tidak dijumpai namun saat os
diopname di RS. Bina Kasih didapati gula darah sewaktu=227 g/dL dan diberi insulin.
Riwayat kolesterol tinggi disangkal. Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama tidak
dijumpai.

Faktor Risiko PJK : Perempuan, usia >45 tahun, hipertensi, diabetes melitus
Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi
Riwayat Pemakaian Obat : Tidak jelas

28
Status Presens:
KU : Sedang Kesadaran: CM
TD : 150/90 mmHg
HR : 68 x/i, ireguler
RR : 20x/i
Suhu : 36,2 0C
Sianosis : (-) Ortopnea : (-) Dispnea: (+)
Ikterus : (-) Edema : (-) Pucat : (-)

Pemeriksaan Fisik :
Kepala : Konjungtiva palpebra inferior anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-), edema palpebra (-/-)
Leher : Trakea di medial, TVJ R+2 cmH2O, struma nenbesar (-)

Dinding toraks Batas Jantung


Inspeksi : Simetris Fusiformis Atas : ICS II LMCS
Palpasi : Fremitus Kanan = Kiri Bawah : Diafragma
Perkusi : Sonor pada kedua Kanan : ICS IV LPSD
lapangan paru Kiri : 1 cm medial LMCS ICS IV 29
Auskultasi:
Jantung
S1 (+) N S2 (+) N S3 (-) S4 (-) regular, Murmur (-)
Punctum maximum : - Radiasi : -

Paru
Suara pernapasan : Vesikuler (+/+)
Suara tambahan : -

Abdomen
Palpasi Hepar/Lien : tidak teraba, kesan: normal, Ascites (-)

Ekstremitas: Superior : Sianosis (-/-) Clubbing (-/-)


Inferior : Edema pretibial (-/-) Pulsasi arteri (+/+), t/v:cukup
Akral : Hangat (+/+)
30
31
Interpretasi Rekaman EKG
Irama: Sinus ritme, QRS rate: 67x/i; Axis: Left Axis Deviasi; P wave
(+) durasi 0,0s, PR interval 0,16s, QRS wave normal; QRS durasi
0,08 s; Q patologis di leadII-III-aVF, V1-V4 ;ST elevasi di lead II-III-
aVF, V1-V6;T inversi (-).

Kesan EKG :
Sinus ritme + Left Axis Deviasi + STEMI Anterior,
Inferior.

32
33
Interpretasi Angiografi Koroner
RCA : Stenosis multipel80 % di mid hingga distal. Tampak
kolateral mengisi LAD
LM : Baik
LAD : Total stenosis di distal.
LCx : Stenosis panjang40 % di mid hingga distal.

Kesan : CAD 3VD

34
Darah Lengkap Rujukan
Hb : 14,4 g/dL (13-18)
Eritrosit : 4,99 juta /μL (4,50-6,50)
Leukosit : 11.840 /μL (4.000-11.000)
Hematokrit : 44% (39-54)
Trombosit : 305.000/μL (150.000-450.000)
MCV : 87 fL (81-99)
MCH : 28,9 pg (27-31)
MCHC : 33,0 g/dl (31-37)
Neutrofil : 71,70 % (50-70)
Limfosit : 14,90 % (20-40)
Monosit : 7,30 % (2-8)
Eosinofil : 5,80 % (1-3)
Basofil : 0,30 % (0-1)

Elektrolit
Natrium (Na) : 136 mEq/L (135-155)
Kalium (K) : 3,5 mEq/L (3,6-5,5)
Klorida (Cl) : 104 mEq/L (96-106)

35
Metabolisme Karbohidrat
KGD puasa : 284 mg/dL (<140)
KGD 2 jam PP : 227 mg/dL (<200)

Enzim Jantung
CK-MB : 30. (< 24)

Ginjal
BUN : 7 mg/dL (7-19)
Ureum : 15 mg/dL (15-40)
Kreatinin : 0,61 mg/dL (0,6-1,1)

Faal Hemostasis
Waktu Protrombin : 12.50 s (P) 14.20 s (K)
aPTT : 29.15 s (P) 33.80 s (K)
Waktu Trombin : 17.20 s (P) 20.20 s (K)
INR : 0.87 s

Kimia Klinik
Troponin I : 0 ng/mL (<0.1) 36
Diagnosis kerja :
Fungsional : STEMI Anterior + Inferior onset 7 hari Killip I TIMI risk 3/14
Anatomi : Arteri Koroner
Etiologi : Aterosklerosis

Diferensial Diagnosis:
Perikarditis
Diseksi Aorta

37
Terapi :
Bed rest
O2 2-4 L/I via nasal kanule
IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
Clopidogrel 1 x 75 mg
Aspilet 1 x 80 mg
ISDN 3 x 5 mg
Captopril 1 x 2,5 mg
Simvastatin 1 x 40 mg
Bisoprolol 1 x 2,5 mg

38
Rencana Pemeriksaan Lanjutan
 KGD puasa, 2 jam PP, HbA1c
 Lipid profile
 EKG serial

39
40
Tanggal S O A P
11/08/17 Nyeri dada (+), Sens : CM STEMI anteroseptal -Bed Rest
sesak nafas (-) TD : 100/70 onset 5 jam killip 1 -O2 2-4 l/i nasal kanul
HR : 50x/i TIMI RISK3/14 -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i
RR : 16x/i dengan succesful -Inj. Alteplase 15 mg (bolus), 45 mg
SpO2 : 98% fibrinolitik. (30 menit), 30 mg (60 menit)
-Kepala : -Inj. Fondaparinux 2,5 mg/24 jam
mata anemis (-/-), ikterik (-/-) -Clopidogrel 1 x 75 mg
-Leher : TVJ R+2 CmH2O -Aspilet 1 x 80 mg
-Thorax : -ISDN 3 x 5 mg
SP : Vesikuler -Ramipril 1 x 2,5 mg
ST : (-/-) -Simvastatin 1 x 40 mg
Cor : S1S2(+) reg, murmur (- R/-Pantau hemodinamik
), gallop (-). -Susul hasil lab
-Abdomen : soepel, BU(+)N -Cek KGD puasa,
-Ekstremitas : akral hangat, 2JPP, HBA1C, Lipid profile.
oedem(-/-).

41
11/08/17 Nyeri Dada Sens : CM STEMI anteroseptal -Bed Rest
10.00 menurun VAS: TD :100/70 onset 5 jam killip 1 -O2 2-4 l/i nasal kanul
1/10, sesak nafas HR:50x/i TIMI RISK 3/14 -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i
(-) RR:20x/i dengan succesful -Aspilet 1x80mg
-Kepala :mata anemis(-/- fibrinolitik. -Clopidogrel 1x75mg
),ikterik (-/-) -UFH 540IU/jam
-Leher : TVJ R+2CmH2O -Captopril 3x6,25mg
-Thorax : Cor S1S2(+)reg, -Simvastatin 1x20mg
murmur (-), gallop (-), -Laxadin syr 1xCI -Clobazam
pulmo. sp:vesikuler,st (-) 1x10mg
-Abdomen : soepel, BU(+)N -ISDN 3x5mg
-Ekstremitas: akral hangat, R/-Pantau hemodinamik
oedema pretibial(-/-) -Cek APTT per hari
-Echocardiography
-Angiografi korner
-Cek lab puasa

42
11/08/17 Quick look Echocardiography :
11.00 Fungsi sistolik LV menurun, EF teach 46%, EF Biplane
39%.
Fungsi diastolic LV
terganggu, E/A <1
Wall motion : hipokinetik di septal, apikal anterior &
apikal lateral, normokinetik
segmen lainnya.
Katup-katup : MR mild, TR mild.
Dimensi ruang jantung : normal.
Kontraktilitas RV baik,
TAPSE 20 mm
Echohemodinamik :
TD : 90/60 mmHg
HR : 50x/i
IVC : 18/14 LVOT Ø :1,87
LVOT VTI : 18,5
SV : 50 cc
CO : 2,5 L/i
SVR : 1980 dynes.sec.cm-5
43
11/08/17 Nyeri dada Sens : CM STEMI anteroseptal -Bed Rest
16.00 berkurang TD : 100/70 onset 5 jam killip 1 -O2 2-4 l/i nasal kanul
HR : 53 x/i TIMI RISK 3/14 -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
RR : 20 x/i dengan succesful -Aspilet 1x80mg
- Kepala : fibrinolitik. -Clopidogrel 1x75mg
mata anemis(-/-), ikterik (-/-) -UFH 540IU/jam
-Leher : TVJ R+2CmH2O -Captopril 3x6,25mg
-Thorax : Cor S1S2(+) reg, -Simvastatin 1x40mg
murmur (-), gallop (-), pulmo. - Laxadin syr 1xCI
Sp : vesikuler, st (-)/(-) -Clobazam 1x10mg
-Abdomen : soepel, BU(+)N -ISDN 3x5mg
-Ekstremitas : akral hangat,
oedema pretibial(-/-) R/-Pantau hemodinamik
-Cek APTT per hari
-Echocardiography
-Angiografi korner
-Susul hasil lab hari ini.
- Permeriksaan KGD puasa, 2 jam
PP, HbA1c, profil lipid dan
urinalisa hari senin (14/08/2017)

44
12/08/2017 Nyeri dada (+) Sens : CM STEMI anteroseptal -Bed Rest
08:10 sesekali TD : 100/70 onset 5 jam killip 1 -O2 2-4 l/i nasal kanul
HR : 52 x/i TIMI RISK 3/14 -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
RR : 20 x/i dengan succesful -Aspilet 1x80mg
SaO2 : 98% fibrinolitik. -Clopidogrel 1x75mg
- Kepala : -UFH 540IU/jam
mata anemis (-/-), ikterik (-/-) -Captopril 3x6,25mg
-Leher : TVJ R+2 CmH2O -Simvastatin 1x40mg
-Thorax : Cor S1S2(+) reg, - Laxadin syr 1xCI
murmur (-), gallop (-), pulmo. -Clobazam 1x10mg
Sp : vesikuler, st (-)/(-) -ISDN 3x5mg
-Abdomen : soepel, BU(+)N R/-Pantau hemodinamik
-Ekstremitas : akral hangat, -Cek APTT per hari
oedema pretibial(-/-) -Echocardiography
-Angiografi koroner
- Permeriksaan KGD puasa, 2 jam
PP, HbA1c dan profil lipid hari
senin (14/08/2017)

45
12/08/17 Nyeri dada Sens : CM STEMI anteroseptal -Bed Rest
13.00 berkurang TD :100/60 onset 5 jam killip 1 -O2 2-4 l/i nasal kanul
HR : 54 x/i TIMI RISK 3/14 -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
RR : 20 x/i dengan succesful -Aspilet 1x80mg
-Kepala : mata anemis(-/- fibrinolitik. -Clopidogrel 1x75mg
),ikterik (-/-) -UFH 540 IU/jam
-Leher : TVJ R+2CmH2O -Captopril 3x6,25mg
-Thorax : Cor S1S2(+) reg, -Simvastatin 1x40mg
murmur (-), gallop (-), pulmo. - Laxadin syr 1xCI
Sp : vesikuler, st (-) -Clobazam 1x10mg
-Abdomen : soepel, BU(+)N -ISDN 3x5mg
-Ekstremitas : akral hangat, R/-Cek APTT per hari
oedem(-/-) -Echocardiography
-Angiografi koroner
- Permeriksaan KGD puasa, 2
jam PP, HbA1c, lipid profil. Sp
(+)

46
14/08/17 Nyeri dada (-) Sens : CM STEMI -Bed Rest
06.00 TD : 100/70 anteroseptal onset -O2 2-4 l/i nasal kanul
HR : 54 x/i 5 jam killip 1 -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i
RR : 17 x/i TIMI RISK 3/14 (mikro)
-Kepala : mata anemis(-/- dengan succesful -Aspilet 1x80mg
),ikterik (-/-) fibrinolitik. -Clopidogrel 1x75mg
-Leher : TVJ R+2 CmH2O -UFH 540IU/jam
-Thorax : Cor S1S2(+) reg, -Captopril 3x6,25mg
murmur (-), gallop (-), -Simvastatin 1x40mg
pulmo sp : vesikuler, st (- - Laxadin syr 1xCI
)/(-) -Clobazam 1x10mg
-Abdomen : soepel, -ISDN 3x5mg
BU(+)N R/ -K+ : 3,3 mEq, echo Sp (+)
-Ekstremitas : akral hangat, -Koreksi K : 16,2 mEq
oedem(-/-) -Permeriksaan KGD puasa, 2
jam PP, HbA1c, lipid profil.

47
14/08/17 Persiapan Katerisasi :
13.30 -SIO (+)
-Puasa mulai pukul 07.00
-Bercukur area kemaluan
-Loading
Malam : plavix 300 mg,
aptor 200 mg,
atorvastatin 40 mg
Pagi : plavix 300 mg,
aptor 200 mg
-Berdoa

48
15/08/17 Tidak Ada Sens : CM STEMI -Bed Rest
06.00 TD : 100/70 anteroseptal onset 5 -O2 2-4 l/i nasal kanul
HR : 60 x/i jam killip 1 TIMI -IVFD NaCl 0,9% 10 gtt/i (mikro)
RR : 16 x/i RISK 3/14 dengan -Aspilet 1x80mg
-Kepala : mata anemis(-/-), succesful -Clopidogrel 1x75mg
ikterik (-/-) fibrinolitik. -UFH 540IU/jam
-Leher : TVJ R+2 CmH2O -Captopril 3x6,25mg
-Thorax : Cor S1S2(+) reg, -Simvastatin 1x40mg
murmur (-), gallop (-), - Laxadin syr 1xCI
pulmo sp : vesikuler, st (-)/(- -Clobazam 1x10mg
) -ISDN 3x5mg
-Abdomen : soepel, BU(+)N R/ -Cek lab post koreksi , Sp (+)
-Ekstremitas : akral hangat, -Katerisasi hari ini
oedem(-/-) (15/08/2017) urutan ke 7.
-Besok cek RFT

49
15/08/17 Angiografi :
RCA : Stenosis 30% di
proximal.
LM : Baik
LAD : Stenosis 70% di
proximal.
LCX : Stenosis 40% di ostial
Kesan : CAD IVD
Anjuran : PCI
Telah dilakukan PCI di
proximal LAD, kesan timi
flow III

50
51
TEORI DISKUSI
Etiologi
Sebagian besar SKA adalah manifestasi akut dari Etiologi yang terdapat pada pasien:
plak ateroma pembuluh darah koroner yang - Penyumbatan pada arteri koroner jantung
koyak atau pecah. Hal ini berkaitan dengan
perubahan komposisi plak dan penipisan tudung
fibrus yang menutupi plak tersebut. Kejadian ini
akan diikuti oleh proses agregasi trombosit dan
aktivasi jalur koagulasi. Terbentuklah trombus
yang kaya trombosit (white thrombus). Trombus
ini akan menyumbat liang pembuluh darah
koroner, baik secara total maupun parsial; atau
menjadi mikroemboli yang menyumbat pembuluh
koroner yang lebih distal.

52
Diagnosis Anamnesis
STEMI KU : Chest Pain
Diagnosis dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, foto Telaah : Hal ini dialami os sejak + 5 jam SMRS. Os merasakan dadanya
toraks, elektrokardiografi, ekokardiografi, dan kateterisasi. seperti tertimpa beban berat di dada bagian tengah dan kiri, menjalar
Anamnesa sampai ke punggung dan perut tengah bagian atas. Nyeri dirasakan os
Keluhan pasien dengan iskemia miokard dapat berupa dada yang >20 menit. Diaphoresis (+), Nausea (+), Vomitus (+). Smoker (+)
tipikal (angina tipikal) atau atipikal (angina ekuivalen). frekuensi 2-3 bungkus/hari selama + 30 tahun.
Diagnosis SKA menjadi lebih kuat jika keluhan tersebut Faktor Risiko PJK : Laki-laki usia >45 tahun & merokok.
ditemukan pada pasien dengan karakteristik sebagai berikut : RPT : -
1. Pria RPO : Aspilet dan Clopidogrel.
2.Diketahui mempunyai penyakit aterosklerosis non koroner Status Presens
3. Diketahui mempunyai PJK Kesadaran : CM
4. Mempunyai faktor risiko: umur, hipertensi, merokok, TD : 110/70 mmHg
dislipidemia, diabetes mellitus, riwayat PJK dini dalam keluarga. HR : 50 x/i, ireguler
RR : 20 x/i
Suhu : 36,70C

53
TEORI DISKUSI
Status Lokalisata
Kepala : konjungtiva anemis (-/-)
Leher : TVJ R+2 cmH2O
Thorax :
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : SF ka=ki;
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan Paru
Auskultasi : SP = Vesikuler
ST = Ronkhi (-/-)
Abdomen : Soepel, H/L/R tidak teraba
Ekstremitas : Superior/Inferior: dbn

54
TEORI DISKUSI

Elektrokardiografi Penunjang
Didapati gelombang ST elevasi pada J point dan ditemukan EKG : Sinus bradikardi + Left Axis Deviasi + STEMI
Anteroseptal.
pada 2 sadapan yang bersebelahan. Nilai ambang elevasi Lab : CK-MB : 216
segmen ST untuk diagnosis STEMI untuk pria dan perempuan Trop I : 12,01 ng/mL

pada sebagian besar sadapan adalah 0,1 mV.

Marka Jantung
Pada pasien STEMI didapati peningkatan marka jantung yaitu
CK-MB dan Troponin I/T.

Definitif SKA adalah dengan gejala dan tanda:


1. Angina tipikal.
2. EKG dengan gambaran elevasi yang diagnostik untuk
STEMI, depresi ST atau inversi T yang diagnostik sebagai
keadaan iskemia miokard, atau LBBB baru/persangkaan baru.
3. Peningkatan marka jantung.
55
Penatalaksanaan Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini:
Terapi awal adalah Morfin, Oksigen, Nitrat,  Aktivitas: Tirah baring
Aspirin (disingkat MONA), yang tidak harus  Tindakan suportif :
diberikan semua atau bersamaan.  O2 2-4 liter via nasal kanule
1. Tirah baring  IVFD NaCl 0,9 % 10 gtt/i mikro
2. Suplemen oksigen  Medikamentosa:
3. Aspirin 160-320 mg • Inj. Alteplase 15 mg (bolus), 45 mg (30 menit), 30
mg (60 menit)
4. Penghambat reseptor ADP (adenosine
• Inj. Fondaparinux 2,5 mg/24 jam
diphosphate) • Clopidogrel 1 x 75 mg
5. Nitrogliserin (NTG) spray/tablet sublingual • Aspilet 1 x 80 mg
• ISDN 3 x 5 mg
sebagai pengganti.
• Ramipril 1 x 2,5 mg
6. Morfin sulfat • Simvastatin 1 x 40 mg

56
57
Pasien dengan inisial IS, laki-laki, usia 51 tahun, berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang, pasien ini didiagnosis dengan STEMI anteroseptal onset 5 jam killip 1 TIMI
RISK 3/14. Selama dirawat inap pasien diterapi awal dengan :

 Aktivitas: Tirah baring


 Tindakan suportif :
 O2 2-4 liter via nasal kanule
 IVFD NaCl 0,9 % 10 gtt/i mikro
 Medikamentosa:
 Inj. Alteplase 15 mg (bolus), 45 mg (30 menit), 30 mg (60 menit)
 Inj. Fondaparinux 2,5 mg/24 jam
 Clopidogrel 1 x 75 mg
 Aspilet 1 x 80 mg
 ISDN 3 x 5 mg
 Ramipril 1 x 2,5 mg
 Simvastatin 1 x 40 mg

Setelah 6 hari dirawat di RIC, pasien mengalami perbaikan keadaan umum dan diperbolehkan pulang
pada tanggal 16 Agustus 2017.
58
TERIMA KASIH 

59

Anda mungkin juga menyukai