PEMBIMBING
Dr. LAKSITARINI, sp. s
Pendahuluan
Stroke penyebab kematian ketiga di dunia, setelah
penyakit jantung dan kanker.
Di Indonesia 28,5% penderita meninggal dunia dan
sisanya menderita kelumpuhan sebagian atau total.
ICH 10-15% dari seluruh kasus stroke
hemoragik.
Tinjauan Pustaka
Definisi
Stroke hemoragik gang. fungsional otak akut, fokal
maupun global akibat terhambatnya aliran darah ke otak,
disebabkan oleh perdarahan pada arteri serebralis.
Aneurisma
Malformasi arteroivenous
Neoplasma
Gangguan koagulasi
Antikoagulan
Vaskulitis
Trauma
Idiopatik.
Predileksi ICH
Patofisiologi
HOST
• HIPERTENSI
• ANEURISMA
• MALFORMASI
VASKULAR
• ANGIOPATI
AMILOID
PECAH PEMBULUH
DARAH
ICH
Faktor risiko
Bisa dikendalikan Potensial bisa Tidak bisa
dikendalikan dikendalikan
• Hipertensi • Diabetes mellitus • Umur
• Penyakit jantung • Hiperthomosistemia • Jenis kelamin
• Fibriilasi atrium • Hipertrofi ventrikel • Herediter
• Endokarditis kiri • Ras dan etnis
• Stenosis mitralis • Geografi
• Infark jantung
• Merokok
• Anemia sel sabit
• Transient ischemic
attack (TIA)
• Stenosis karotis
asimtomatik
Gejala klinis
Adanya kelumpuhan satu sisi gangguan berupa disorientasi
tubuh Timbulnya depresi
Gangguan koordinasi Mengalami ketidakstabilan
Gangguan penglihatan emosi
Afasia Gangguan memori
Gangguan persepsi Perubahan kepribadian
Gangguan sensibilitas Nyeri kepala yang hebat,
Kehilangan kesadaran nyeri di leher dan punggng,
sepintas (syncope), penurunan mual, muntah serta
kesadaran secara lengkap photophobia.
(stupor), koma, pusing, dan
Diagnosis
Anamnesis:
Deskripsi gejala, faktor risiko.
Pemeriksaan Fisik:
tanda vital, pmx fisik umum, pmx neurologis,
Pemeriksaan Penunjang:
ECG, laboratorium, foto thorax, CT-scan, MRI, pungsi lumbal.
Pengendalian TIK:
• Manitol 0,25-0,5 g/kgBB diberikan selama
> 20 menit, diulang setiap 4-6 jam dengan
target < 310 mOsm/L.
• Furosemid dengan dosis inisial 1 mg/kgBB
intravena.
Pengendalian kejang:
• Diazepam 5-20 mg bolus lambat intravena
diikuti fenitoin 15-20 mg/kgBB.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus
Faktor koagulasi
Neuroprotektor
Operasi
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan khusus
DM (-)
Sensorik :-
Amnestik :-
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan khusus
Eksophtalmus - -
Celah mata (ptosis) - -
Pupil
- Bentuk
bulat bulat
- Lebar
2 mm 2 mm
- Perbedaan lebar
- -
- Refleks cahaya langsung
+ +
- Refleks cahaya
+ +
konsensual
tde tde
- Reaksi akomodasi
Pemeriksaan Fisik
Nervus V :
Cabang Motorik
Kanan Kiri
Otot Masseter tde tde
Otot Temporal tde tde
Otot Pterygoideus tde tde
Cabang Sensorik
Kanan Kiri
Refleks kornea langsung + +
Refleks kornea konsensual + +
Nervus VII
Kanan Kiri
Waktu Diam
- Mengerutkan dahi simetris simetris
- Tinggi alis Simetris simetris
- Sudut mata simetris simetris
- Lipatan nasolabial simetris simetris
Waktu Gerak
- Mengerutkan dahi simetris simetris
- Menutup mata simetris simetris
- Mencucu-bersiul simetris simetris
- Memperlihatkan gigi simetris simetris
- Sekresi air mata tde tde
Pemeriksaan Fisik
Nervus VIII : tde
Nervus IX dan N X : tde
Nervus XI :
Kanan Kiri
Mengangkat bahu tde tde
Memalingkan kepala tde tde
Pemeriksaan Fisik
Nervus XII :
Kanan Kiri
Kedudukan lidah
- Waktu istirahat dbn dbn
- Waktu gerak dbn deviasi
Kanan Kiri
dbn Menurun
dbn Menurun
Kekuatan otot
Kanan Kiri
5 1
5 1
Pemeriksaan Fisik
Refleks fisiologis Refleks patologis
BPR +2│+3 Babinsky - │ -
TPR +2│+2 Chaddock - │ -
KPR +2│+3 Hoffman -│-
APR +2│+2 Tromner -│-
Openheim - │ -
Gordon -│-
Gonda -│-
Schaffer -│-
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Leukosit (WBC) : 12,22
HGB : 13,50
BUN : 19
Kreatinin : 0,510
Kalium : 4,59
GDS : 122
Pemeriksaan Penunjang
Thoraks AP
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan
Kepala tanpa
kontras
Diagnosis
SSS = (2,5 x 1) + (2 x 1) + (2 x 1) + (0,1 x 80) - (3 x 0) –
12
= 2,5 + 2 + 2 + 8 – 12
= 2,5 CVA Bleeding