Anda di halaman 1dari 9

KASUS I

Eksaserbasi Asma

Ny m, 45 th beragama Islam datang ke rs dengan keluhan kesulitan bernapas sejak 8 jam SMRS.
Klien mempunyai riwayat Asma dan tidak kambuh sudah dari 1tahun yang lalu. Pada saat
pengkajian klien dirawat di ICU dengan dignosa medis gagal Napas, terpasang ETT dengan
mode SIMV dengan FiO2 50 % tersdengar suara gurgling dan ada peningkatan retraksi dada
serta terdengan suara ronchi basah kasar pada lapang paru, RR 32 x/mnt, saturasi 94 % tampak
saat bernapas pasien menggunakan otot bantu pernapasan .TD 112/70 mmHg, Hr 80 x/mnt ,
kesadaran kompos mentis
Kasus2

STATUS EPILEPTIKUS

Seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan, dirujuk dari puskesmas dengan keluhan utama
penurunan kesadaran sejak lebih kurang 1 jam sebelumnya. Pasien mengalami kejang kelojotan
satu badan di rumah selama > 30 menit sampai di puskesmas masih kejang, setelah kejang pasien
tidak sadar. Pasien memiliki riwayat demam selama 2 hari, muntah sebanyak 2 kali 1 hari
sebelum dibawa ke puskesmas. Tidak Ada riwayat batuk pilek dan buang air besar cair. Riwayat
kejang sebelumnya.. Riwayat kelahiran pasien lahir di rumah dibantu oleh dukun beranak. Saat
datang ke IGD Rumah Sakit, keadaan umum pasien tampak sakit berat dengan kesadaran
E2M4V2. Suhu tubuh 37,9oC, laju napas 50 kali/menit, denyut nadi 80 -112 kali/menit, saturasi
oksigen 99%. Berat badan pasien 9,6 kg dan panjang badan 78 cm. Pemeriksaan fisik yang
bermakna pupil isokor 4/4 mm dengan refleks cahaya langsung lambat, mata deviasi ke kanan.
Pemeriksaan auskultasi rhonki positif pada kedua lapang paru. Pada pemeriksaan rangsang
meningeal didapatkan kaku kuduk positif, Brudzinski I positif, dan Kernig positif. Refleks
patologis negatif. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil pemeriksaan laboratorium
darah Hemoglobin 10,3 g/dL, Leukosit 38.700 /mm3 (Granulosit 81,3%, Limfosit 15,2%,
Monosit 2,7%), Trombosit 545.000/mm3, Hematokrit 31,3%, Gula Darah Sewaktu 124 mg/dL,
Pemeriksaan Malaria (mikroskopik) negative. Berdasarkan pemeriksaan tersebut pasien
didiagnosis dengan status epileptikus suspek meningoensefalitis, sepsis, dan bronkopneumonia.
Di IGD pasien sempat kejang fokal sisi kiri tubuh,
KASUS3

GUILLAIN BARRE SYNDROME

Seorang lelaki berusia 40 tahun dirujuk ke RSUP Sanglah dengan keluhan kelemahan
pada keem-pat anggota gerak tubuh yang sudah dialami sejak sekitar tiga minggu
sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien mengeluhkan rasa lemas pada tangan
dan kaki namun kelemahan semakin memberat sehingga pasien tidak bisa beraktivitas dan
hanya bisa berbaring sejak 9 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan awalnya
dirasakan pada lutut dan siku yang kemudian dirasakan juga pada jari-jari tangan dan kaki.
Keluhan kesemutan juga dirasakan dua hari setelah muncul kelema-han. tidak ada riwayat
penyakit yang sama dalam keluarga. Saat dilakukan pemeriksaan fisik UGD didapa-tkan
pasien dengan kesadaran kompos mentis, laju pernafasan 16 kali/menit, tanpa rhonki atau
wheezing dengan tekanan darah 120/80 mmHg, laju nadi 110 kali permenit, dengan suhu 38
dera-jat celsius. Dengan kekuatan motorik 3/5 pada keempat ekstrimitas, tonus otot
menurun pada keempat ekstremitas, dan sensorik menurun pada keempat ekstremitas.
Pemeriksaan penunjang didapatkan hasil pemeriksaan laboratorium WBC 11,99. 10’3 uL;
RBC 5,53.10’6/Ul; HB 16,45 g/dl; HCT 49,43 %; PLT 252,4 .10’3/uL. LED 14,4 mm/jam;
Albumin 4,0 g/dL; BS acak 102 mg/dL; BUN 12,0 mg/dL; creatinin 0,57 mg/dL; SGOT 39,9
U/L; SGPT 82,20 U/L, Faal hemostasis: PT 13(10,8-14,4); APTT 25,2(24-36); INR 1,04.
Hasil pemer-iksaan AGD room air: pH 7,44; pCO2 41,4 mmHg / pO2 77,10 mmHg; BE 3,7
mmol; HCO3 27,7 mmol; SO2C 95,9 %; Natrium 124 mmol/L ; Kalium 4,00 mmol/L; Cl
78 mmol/L. Hasil X-raythorax didapatkan cor dan pulmotidak tampak kelainan. Pasien
kemudian mendapat penanganan dari bagian Neurologi dan mendapat terapi awal di unit
gawat darurat berupa terapi oksigen melalui sungkup NRM 10 liter permenit; infus
RL 2000 ml/24 jam; methylprednisolon 62,5 mg tiap 12 jam iv; ranitidine 50 mg tiap
12 jam iv; parac-etamol 1 gram tiap 8 jam iv; mecobalamin 500 mg tiap 8 jam iv dan
direncanakan untuk tindakan plasma exchange di ICU. Pasien kemudian dikonsulkan ke
ICU untuk penanganan selanjutnya dengan diagnosis semen-tara susp guillain barre
syndrome

KASUS4

HEAT STROKE

Seorang pria berusia 16 tahun dirujuk ke rumah sakit Sanglah dan didignosa sebagai stroke
hemor-agik. Pasien tiba di IGD rumah sakit sanglah dalam keadaan tidak sadar, dan
hipertermia. Dari anamnesa pasien dengan riwayat aktivitas fisik gerak jalan juang (32
km), pasien melaksanakan gerak jalan kurang lebih selama 3 jam 30 menit dan telah
menempuh jarak sejauh 25 km. Pada jarak 25 kilometer itu pasien mengeluh kramp pada
otot kaki, pusing dan mata berkunang-kunang. Pasien kemudian beristirahat dipinggir
jalan, menurut teman-temannya, pasien mulai bicara kacau dan mengamuk kemudian tak
sadarkan diri. Pasien dibawa ke rumah sakit terdekat. Disana pasien sempat muntah-
muntah sebanyak 3 kali. Pasien didiagnosa dengan stroke hemoragik diberi terapi IVFD
RL 12 tpm; As. tranexamat 1 gr IV; Piracetam 1 gr IV; Citicholin 500 mg IV dan kemudian diru-
juk ke RSUP Sanglah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik; alergi obat tidak ada.
Pasien adalah seorang pelajar, dapat melakukan aktivitas sedang berat tanpa keluhan
sesak dan nyeri dada. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk merokok maupun minum-
minuman keras.Saat tiba di IGD rumah Sakit Sanglah pasien dalam keadan tidak sadar
GCS (E1V1M2). Temperatur tubuh 42 °C diukur dengan termome-ter air raksa di aksila
Tekanan darah 70/40 mmHg, nadi 150 x/mnt. Pasien dengan takipneu dengan rate 30x/mnt
terdapat rhonki basah di semua lapang paru. Produksi urine via kateter minimal dan
berwarna pekat. Penanganan emergensi pertama dilakukan oleh neurologist didiagnosa
sebagai suatu exertional heatstroke
Kasus5

HPP

Seorang wanita 27 tahun G2P1A0 gravida gemeli 29–30 minggu dengan riwayat seksio sesarea 2
tahun yang lalu, datang ke instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin
Bandung dengan keluhan utama lemah keempat anggota gerak. Keluhan diawali dengan lemah
kedua tungkai sejak 7 hari sebelumnya. Kedua paha terasa berat, namun masih dapat berjalan.
Lama kelamaan bertambah berat sampai pasien tidak dapat berdiri dan berjalan saat satu hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lemah pada kedua lengan, terutama pada lengan atas
dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Riwayat keluhan serupa sebelumnya tidak
ada. Pasien tidak mengeluh kesulitan bernapas ataupun menelan dan masih dapat menggerakkan
otot leher dan wajahnya. Pasien menyangkal terdapat nyeri atau baal. Sebelum terjadi
kelemahan, pasien berada dalam kondisi sehat dan menyangkal mengalami diare, muntah, nyeri
dada, atau sesak napas. Keluhan berdebar-debar tidak ada. Pasien tidak sedang mengonsumsi
obat apapun selain vitamin untuk kehamilannya dan menyangkal mengonsumsi alkohol. Tidak
ada perubahan aktivitas atau pola makan yang signifikan sebelumnya. Riwayat penyakit serupa
pada anggota keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisis didapatkan kesadaran kompos mentis
dengan tekanan darah 120/80 mmHg, laju nadi 104 x/ menit, laju napas 32–36 x/menit, saturasi
oksigen 97% dengan udara bebas, tidak didapatkan ronchi atau wheezing dengan suhu 39,6 C

Hasil dari pemeriksaan laboratorium hemoglobin 9,6 g/dL, hematokrit 28,9%, leukosit 10.770
mm3, trombosit 372.000 mm3, gula darah sewaktu 80 mg/dL, ureum 10,0 mg/dL, kreatinin 0,48
mg/dL. Pemeriksaan elektrolit kalium 1,9 mEq/L dengan elektrolit lain dalam batas normal.
Hasil analisa gas darah (AGD) arteri pH 7,41, pCO2 30,2 mmHg, pO2 100,5 mmHg, HCO3 19,1
mmol/L, BE -4,1 mmol/L, SaO2 96,6%. Pasien didiagnosis hypokalemic periodic paralysis
(HPP)

KASUS6

STROKE

Tn. M, usia 54 tahun ke RSPAD Gatot Soebroto , klien 2 hari sebelumnya demam, kemudian
dibawa berobat dan dikatakan infeksi saluran kemih, ± 2 jam yang lalu klien tiba-tiba tidak
sadar, tidak bisa dibangunkan pada saa ttidur dalam kondisi ngorok, sebelumnya tidak ada
keluhan nyeri kepala, tidak ada muntah, tidak ada kejang sebelumnya, klien dalam keadaan tidak
sadar GCS 4, E1M2V1.kemudian klien pindah keruang ICU untuk mendapatkan perawatan
intensive dengan ventilator dengan mode SIMV Fi02 70 %, PEEP +5, VI 478, RR 38 x/mnt, TTv
Td 140/90 mmHg, HR 160 x/mnt, S 38,5 C, SaO2 100%, kondisi pupil keduanya miosis, reflek
cahaya +/-,ada akumulasi sankret dimulut dan diselang ETT, tidak ada terpasang mayo dan lidah
tidak turun,terdapat retaksi otot intecosta, dengan RR 38 x/menit, dan terdengar ronchi basah dan
basal parukanan, CRT< 3detik di ICU klien mendapatkan Brainact /12 jam, Aliminamin F /12
jam, Ranitidin /12 jam, dan infus RL20 t/m, didapatkan hasillaboratorium Hb : 13,8 gr/dl, ht
44%, eritrosit : 5,04 jt/ul, leucosit 8,4 rb/mmk, trombosit : 84 rn/mmk, kreatinin 1,5 mg.dl,
albumin 3,6 mg/dl, ureum : 15 mg/dl, natrium: 140 mEq/L, Kalium : 3,6 mEq/L. klorida :107
mEq/L, AGD Ph 7,3, PCO2 27,6 PO2 236,9, HCO 16,3, sat O2 100%. Hasil pemeriksaan EKG
kesan gambaran ST depresi inferior, hasil rongen kesan Cor dan Pulmo dalam batas Normal.
Kasus 7

Abses Hepar, Gagal Napas Tipe II

Tn. O ,Tanggal Lahir 27 Juni 1981 , No.RM 00251666. Diagnosa Medis : Abses Hepar,
Gagal Napas Tipe II. Terpasang Ventilator dengan mode pressure Suport, PEEP 5 cnH2O,
Saturasi O2 98 %, terpasang ETT terdapat penumpukan sputum, suara napas gugling , RR :
13 x/menit suara paru terdengar ronkhi , hasil AGD pH : 7,269 PCO2 : 89,40 mmHg PO2 :
80,0 mmHg HCO3 : 40,5 mmHg Pola Napas : Cepat dan dangkal Warna kulit : Jaundice
Tekanan Darah : 105/76 mmHg CRT : ≤ 3 detik N : 97 x/menit S : 36,80C Akral : Hangat
Tidak ada sianosis, Kesadaran: somnolent , GCS: E 3, M 4, V T, Kekuatan otot:
1111 1111
1111 1111 Adanya edema pada ekstremitas atas derajat II

Pemeriksaan Nilai normal Satuan Hasil

Hemoglobin 13.2 – 17.3 g/dl *11.3 g/dl

Leukosit 3.80 - 10.60 x103/ul 9.07 x103/ul

Hematoktrit 40 – 52 % *34 %

Trombosit 140 – 440 x103/ul 173 x103/ul

GDS ≤ 180 mg/dl 121 mg/dl

Saturasi O2 96.0 – 97.0 % *94.2

A. Therapy
1. IVFD
- KaEN I B / 12 jam
- Furosemide 10 mg/jam
- Tramadol 3 ampul + NaCl 50 cc / 24 jam
2. Obat
- Omeprazole (2x40 mg)
- Cefepime (3x2 gr)
- Amikasin (1x1500 mg)
- Paracetamol (Keadaan Pasien)
- Curcuma (3x1 tablet)
- Vit Albumin (3x1 tablet)
- KSR (3x600 mg)
- Ambroxol (3x1)

Kasus 8

Hidrochepalus susp meningitis

Tn.M, umur 19 Tahun, terpasang Ventilator dengan traceostomy, mode P-SIMV,Rate 12,
Pcontrol 12 PEEP/CPAP 5, Fraksi Oksiken 60% Terdapat ronchi di lapang paru, RR
12X/menit,tidak ada retraksi dada, tidak ada pernafasan cuping hidung, Tekanan darah: 90/80
mmHg,Nadi : 79x/menit, Saturasi oksigen : 96%, Suhu : 36,5 oC, Akral hangat, CRT < 3
detik, Kesadaran Soporcoma (E1M2V(T)), GCS 3, Tidak ada luka ataupun jejas pada klien,
tidak ada memar.
.Therapy

 Omeprazole 3x40gr
 Ceftazidim 3x2gr
 Gentamicin1x40gr
Kasus 9

Ny. Y Umur : 43 tahun Alamat : Ngaliyan Semarang Agama : Islam Pekerjaan : Ibu rumah
tangga Pendidikan : SLTA No. RM : 079728 Diagnosa medis : CKD, SH, jalan napas terdengar
Sumbatan partial, terdengar bunyi lendir pada leher , Tampak penggunaan otot-otot pernafasan
tambahan, RR 27x/mnt, reguler , Tekanan darah 155/95 mmHg, MAP 116, HR 115 x/menit,
SPO2 97 %. Tidak terdapat sianosis. Akral teraba hangat, warna kulit kecoklatan, CRT< 3 detik,
Kesadaran apatis, GCS E2V0M5 = 7, terpasang NGT, terpasang DC. Suhu 37°C, tidak ada
benjolan , perdarahan, ataupun luka.
Sebelum masuk RSUD Tugurejo klien sudah mengalami CKD sejak 3 bulan yang lalu, beberapa
hari yang lalu klien mengalami penurunan kesadarandan oleh keluarga dibawa ke RSUD
Tugurejo pada tanggal 25 Januari 2019 melalui IGD dan dirawat di ruang Alamanda, lalu pada
tanggal 30 Januari 2019 jam 13.30 WIB klien dipindah ke ruang ICU, Pasien mempunyai
riwayat penyakit hipertensi.
Hemoglobin 9 g/dl, Eritrosit 3,74 10^6/uL Leukosit 13.73 10^3/uL Hematocrit 28.40 mg/dL
Trombosit 94 g/dL, Glukosa sewaktu 94 g/dl.
X foto thorax AP cardiomegali, edema paru, efusi pleura dupleus
Therapy : Cairan Intravena RL 5 tpm , Obat oral : KSR 2x60 mg Asam Folat 1x1 mg Phenitoin
2x100 mg Injeksi Citocolin 2x250 mg Rnitidine 2x1 A Ceftriaxcone 2x1 gr PCT Diazepam
1amp (jika kejang)

Anda mungkin juga menyukai