Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS

ASUHAN PADA PASIEN DENGAN KONDISI GAWAT DARURAT dan KRITIS

KASUS 1 (Fasilitator: Suhartini, MNS.,PhD)


Tn. A (47 th) datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada. Pada saat dilakukan pengkajian, Tn. A
tampak kesakitan dengan memegang daerah dada. Klien terlihat pucat dan akral teraba dingin.
Tanda-tanda vital RR: 30X/menit, TD: 90/50 mmHg, N: 120X/mnt, capillary refill> 3 detik. Tn.
Pengkajian lanjut didapatkan Tn.A mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan diabetic mellitus.
Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan adanya ST depresi di lead II, III, AVF dan ST elevasi I,
AVL, V2-V3.

KASUS 2 (Fasilitator: Ns. Reni Sulung Utami, M.Sc)


Ny B (53 th), dibawa ke unit gawat darurat oleh suaminya. Pasien bernafas cepat dan dalam
(28x/mnt), gelisah, tercium bau tidak sedap dari luka yg ada di kakinya. Dari hasil wawancara
dengan suaminya, didapatkan data sebagai berikut: Ny. B memiliki riwayat DM sejak 15 th yll, 3
mgg yg lalu klien jatuh dengan luka di kaki. 4 hari sebelum msk ke UGD, Ny B mengeluh nyeri
abdomen dan mual dengan disertai muntah. 2 hari sebelumnya klien berhenti memakai insulin
dengan alasan dia tidak membutuhkannya karena dia tidak makan apapun. Meskipun klien
mengeluh kesakitan di kakinya tapi dia melarang suaminya utk menghubungi dokter. Lebih dari
seminggu, kakinya menjadi bengkak, merah dan tercium bau tidak sedap. Klien tidak buang air
kecil sejak 8 jam terakhir kemudian klien terus mengalami penurunan kesadaran dan disorientasi.
Hasil pengkajian didapatkan: TD 88/64, nadi 115/mnt, suhu 102 °F, kulitnya kering, panas dan
kemerahan, vena jugularis kolaps. Hasil Laboratorium : pH 7,2 ; PCO2 28mmHg; PO2
88mmHg; HCO3 14 mEq/L; GDS 400mg/dL; ketones (+), Na 110mEq/L; Cl 95 mEq/L; K 5,8
mEq/L; Ca 8,3 mEq/L; Anion Gap 19 mEq/L; Hb 15,4 mEq/L; Ht 48,2%.

KASUS 3 (Fasilitator: Ns. Nana Rochana, MN)


Tuan P, 24 tahun, dibawa ke IGD oleh keluarga karena ditemukan tidak sadar di dalam kamar
tidurnya sekitar 1 jam yang lalu. Dari pengkajian awal didapatkan data GCS 3, E1M1V1,
tekanan darah 100/70 mmHg, frekuensi nadi 108x/ menit, frekuensi nafas 12x/menit dan
dangkal. Kulit pasien dan akral teraba dingin serta terlihat sianosis, pupil miosis dan tidak
reaktif. Terlihat banyak bekas suntikan pada lengan kiri pasien.

KASUS 4 (Fasilitator: Ns. Ahmat Pujianto, M.Kep)


Tn M usia 24 tahun dibawa ke UGD pasca mengalami kecelakaan lalu lintas. Saksi mata
mengatakan bahwa pasien mengalami muntah darah, keluar darah dari hidung dan telinga. Hasil
pengkajian menunjukkan pasien mengalami penurunan kesadaran, mata tidak berespon terhadap
rangsang nyeri, mengerang, dan menarik tangan saat dirangsang nyeri, terdengar suara gurgling,
napas tidak teratur, irama cepat dan dangkal, ekspansi dada tidak seimbang antara kanan dan kiri,
bunyi napas hilang di paru sebelah kanan, frekuensi napas 36x/mnt, Tekanan Darah 90/60
mmHg, Nadi 130x/mnt, nadi perifer teraba lemah, CRT >3 detik, akral dingin, terlihat jejas pada
dada dextra, ekstremitas atas dextra, ekstremitas bawah dextra, kepala bagian temporal dextra
dan cervical.

KASUS 5 (Fasilitator: Ns. Dody Setyawan, M.Kep)


Anak H usia 5 tahun, dibawa ke UGD karena mengalami luka bakar penuh di kepala, leher, dada,
abdomen dan kedua lengan atas karena tersiram air panas. Anak tersebut terlihat menangis,
mengeluh dingin dan nyeri, suara serak dan sulit berbicara. Ibu anak tersebut terlihat panik dan
menangis. Hasil pemeriksaan menunjukkan nadi perifer teraba lemah, nadi 140 x/mnt, frekuensi
pernapasan 40x/mnt, CRT >2 detik.
KASUS 6 (Fasilitator: Suhartini, MNS., PhD)

Ny. M, usia 56 tahun dirawat di ruang penyakit dalam sejak 3 hari yang lalu karena pneumonia
dan gagal jantung. Saat pertama kali datang, pasien mengeluh sesak nafas dan demam. Pasien
juga mengalami peningkatan berat badan dan ada edema di ekstremitas bawah. Selanjutnya,
pasien mendapatkan terapi lasix, terapi oksigen dan dipasang kateter. Dalam 1 hari terakhir
kondisi pasien memburuk sehingga dipindah ke ICU. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan
darah 82/66 mmHg, frekuensi nadi 82 x/mnt, frekuensi pernafasan 32x/mnt, suhu 38,4oC, SaO2
90% dengan O2 6 lt/mnt via masker. Kulit pasien lembab dan pucat, nadi cepat dan lemah
“hampir tidak teraba”, capillary refill 3 detik, dan pasien mengeluh mual. Terdengar bunyi
crackles dan wheezing disemua lapang paru. Pasien tampak lemah dan kesulitan menjawab
pertanyaan karena sedikit kebingungan. Urin output satu jam terakhir adalah 18 ml.

KASUS 7 (Fasilitator: Ns. Reni Sulung Utami, M.Sc)

Tn. K, usia 60 tahun dirawat di ICU pasca operasi kateterisasi jantung. Klien terpasang ventilator
modus SIMV, PEEP 6 mmHg, FiO2 50%. Klien memiliki riwayat hipertensi, DM type 2, dan
AMI sejak dua tahun yang lalu. Hasil laboratorium sebelum operasi menunjukkan nilai elektrolit
normal, BUN 40 mg/dL, dan serum creatinin 2 mg/dL. Sehari setelah operasi, urin output pasien
menurun menjadi kurang dari 10 ml per jam. Klien kemudian diberikan cairan bolus NaCl
namun tidak ada peningkatan urin output. Lalu, klien diberi Furosemide via IV dan urinpun
meningkat sedikit menjadi 15 ml per jam untuk beberapa jam saja. Hasil pemeriksaan lab
menunjukkan potassium 5.9 mmol/L, BUN 70 mg/dL, serum creatinine 7.1 mg/dL, dan carbon
dioxide total content 16 meq/L. Hari berikutnya klien mengeluh sesak nafas, ada edema (derajat
2) dan crackles.

KASUS 8 (Fasilitator: Ns. Nana Rochana, MN)

Ny H, usia 32 tahun, dirawat di ICU dengan penurunan kesadaran postpartum hari pertama.
Klien terpasang ventilator modus SIMV, PEEP 8 mmHg, FiO2 50%. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan GCS E2V3M4, tekanan darah 180/140 mmHg, frekuensi nadi 120 x/mnt, frekuensi
napas 24 x/mnt, terdengar suara crackles di semua lapang paru, suhu 37.5oC, produksi urin 200
cc/8 jam, ada edema di ekstremitas. Hasil pemeriksaan darah: Hb 11, Leukosit 20.300,
Trombosit 86.000, Ht 38.1%, GDS 130, Creatinin 0.4, Sodium 120 mmol/L, Cloride 95 mmol/L,
Calcium 2.3 mmol/L, potassium 4 mmol/L, lactate 2.2 mmol/L. Hasil pemeriksaan urin: protein
+3. Hasil pemeriksaan AGD: pH 7.33, pCO2 33mmHg, PaO2 100mmHg, HCO3 18 mmol/L, BE
-5, AaDO2 300mmHg, SaO2 98%. Klien saat ini mendapatkan terapi dormicum.

KASUS 9 (Fasilitator: Ns. Ahmat Pujianto, M.Kep)

Tn S usia 49 tahun dirawat di ICU hari ke 15. Pasien terpasang tracheostomi yang terhubung
dengan ventilator modus Assist Control, Frekuensi pernapasan 25 x/mnt, PEEP 8 mmHg, FiO2
50%, Tidal volume 400 ml, terlihat adanya secret di jalan nafas dan terdengar suara ronchi
diseluruh lapang paru. Tekanan darah pasien 115/61 mmHg, frekuensi nadi 94x/mnt, suhu
37,3oC, dan CRT 3 detik. Keluarga mengatakan pasien sebelum masuk rumah sakit mengalami
luka di kaki dan 2 hari setelahnya pasien mengalami kejang-kejang dan badan pasien menjadi
kaku. Klien mendapatkan terapi muscle relaxan.

KASUS 10 (Fasilitator: Ns. Dody Setyawan, M.Kep)

Tn J, usia 57 tahun dirawat di ICU pasca operasi Craniotomy hari ke 2. Pasien terpasang
ventilator modus SIMV, volume tidal 350ml, PEEP 8 mmHg, FiO2 50%, SpO2 100%, frekuensi
napas 15x/mnt, terdengar suara gurgling, terdengar suara ronkhi di seluruh lapang paru, tekanan
darah 180/100 mmHg, frekuensi nadi 115 x/mnt, suhu 38oC, GCS E1M4VET, terlihat cairan
residu berwarna hitam pada selang NGT. Hasil pemeriksaan BGA: pH 7.32, PaCO2 48 mmHg,
HCO3 28 mmol/L, PaO2 80 mmHg, BE -3, AaDO2 300, SaO2 94%. Keluarga mengatakan
pasien memiliki riwayat hipertensi. Hasil CT Scan menunjukkan adanya intracranial hemoragik,
tampak tanda-tanda peningkatan TIK. Hasil foto thorak menunjukkan adanya kardiomegali
suspek LVH dan gambaran oedema pulmo.
PENUGASAN.
a. Jelaskan istilah-istilah yang ada di dalam kasus!
b. Sebutkan data pengkajian yang perlu dikaji lebih lanjut/dilengkapi pada kasus.
c. Jelaskan kasus apa yang kemungkinan terjadi pada pasien!
d. Jelaskan patofisiologi kasus tersebut dalam bentuk pathway!
e. Susun diagnosa keperawatan yang dapat muncul beserta intervensinya. Urutkan
sesuai prioritas!
f. Jelaskan rasionalisasi dari setiap intervensi yang disusun

Setiap Kelompok wajib menyusun makalah dan mindmapping. Mindmapping merupakan


rangkuman hasil diskusi pada poin a-f dan harus dibagikan kepada semua mahasiswa
pada saat seminar. Setiap mahasiswa wajib membawa buku referensi minimal satu buah,
sesuai dengan topik yang didiskusikan.

Anda mungkin juga menyukai