Seorang pasien Tn.S dengan diagnose medis DM ulkus akan dilakukan tindakan
amputasi dengan spinal anestesi. Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan
terdapat gangrene. Klien mengatakan memiliki luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak
24 Mei 2015. Luka tersebut dikarenakan pemakaian sepatu yang terlalu sempit sehingga
menyebabkan kaki lecet dan bengkak. Kemudian pasien datang ke RS “X” untuk
memeriksakan keadaan kakinya dan hanya diberikan obat bentuk kapsul ternyata luka dikaki
menjadi semakin parah hingga timbul gangrene.
Tangan kanan terpasang cairan infuse ringer laktat 20 tpm. Pasien mengatakan sedikit
takut akan dilakukan operasi. Pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan anestesi
dan tindakan operasi sebelumnya.
Pasien tampah gelisah, Hb 12,2 g/Dl, hematokrit 35%, trombosit 214 ribu/ul, leukosit
20 ribu/ul, eritrosit 3,9 juta/ul. Status fisik ASA II. Puasa 7 jam. Direncanakan operasi
dengan regional anestesi teknik sub aranchnoid block. Persiapan alat anestesi : monitor
lengkap dan manset, finger sensor dan lead ekg, persiapan STATICS, persiapan alat regional
anestesi dengan teknik SAB. Jarum ukuran 27G, spuit 3cc dan 5cc, 10 cc dan sarung tangan
steril. Persiapan obat : obat anti perdarahan traneksamat 50 mg/ml, obat SAB buvipakain12,5
mg/ml dan fentanyl 25 mcg, antiemetic ondansentron 4 mg/ml, analgetik ketorolac 30 mg/ml,
obat emergency SA 0,25 mg/ml, ephedrine 50 mg/ml = dioplos 5 cc dimasukkan spuit :
dexamethason 5 mg/ml, cairan infuse RL 1500.
Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. Pasien tampak menggigil,
suhu 36 derajat celcius, TD 110/80 mmHg, nadi 72x/mnt, setelah operasi selesai pasien
kehilangan darah +_ 500cc, terpasang infuse RL 20 tpm, pasien tampak lemah, pucat TD
112/68 mmHg.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
A. Pengkajian
Nama : Tn. S
Umur : 48 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Golongan darah : AB
No RM : 1234567
Nama : Ny. K
Umur : 47 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
3. Anamnesa
4. Pemerikasaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. BB : 58 kg
c. GCS : E6.V5.M4
d. TB : 150 cm
e. TD : 127/70 mmHg
f. RR : 18 x/menit
g. N : 76x/menit
h. Suhu: 36,9C
b. Status Generalis
Kepala : Bentuk kepala pasien mesocephal, Hidrochepalus ( - ), tidak ada luka, darah
( - ), trepanasi( - ), Tidak ada nyeri tekan.
Wajah : Ekspresi wajah meringis, Warna dan kondisi wajah normal , Struktur wajah
oval, Kelumpuhan otot-otot fasialis (-)
Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bulu mata tidak rontok
Mulut : Bibir tampak kering, tidak ada gigi palsu, tidak terdapat stomatitis, skore
mallampati grade 2.
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-).
Abdomen
Inspeksi : Bentuk agak cembung, terdapat lesi
Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada keempat kuadran
Perkusi : Timpani
Pulmo
Atas : Dapat bergerak bebas, tangan kanan terpasang cairan infus RL 20tpm.
Bawah : Normal
Kekuatan otot : 5/5
- Pemeriksaan Vertebrata
Normal
4. Psikologis
Pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya, pasien merasa
cemas dan takut menjalani operasi, tetapi setelah di beri pengarahan oleh perawat pasien
sedikit berkurang cemasnya.
5. Pemeriksaan penunjang
6. Diagnosis Anestesi
Pasien atas nama Tn.s yang berusia 48 tahun Diagnosa medis DM ulkus status fisik ASA II
Direncanakan operasi dengan regional anestesi teknik sub aranchnoid block.
1. Persiapan Alat
Monitor lengkap dan manset
Finger sensor dan lead ekg
Persiapan STATICS
Persiapan alat regional anestesi dengan teknik SAB.
Jarum ukuran 27G
Spuit 3cc dan 5cc, 10 cc
Sarung tangan steril.
2. Persiapan obat
Obat Premedikasi : Fentanyl 125 mcg dan bupivicain 12,5 mg/ml
Obat Induksi : Propofo l80 Mg
Obat Pelumpuh Otot : Rocuronium 20 mg
Obat Analgetik : Ketorolac 30 mg
Obat Anti Emetik : Ondancentron 4 mg
Obat anti perdarahan : Traneksamat 50 mg/ml
Obat emergency : SA 0,25 mg/ml, ephedrine 50 mg/ml diopolos 5 cc
dimasukkan ke spuit dexamethason 5 mg/ml
Cairan infuse :
3. Persiapan pasien
Pasien tiba di IBS pukul 09.00 dilakukan serah terima pasien dengan petugas ruangan,
memeriksa status pasien termasuk
informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan diruang perawatan.
Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien, nama, alamat
dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, dan alergi makanan atau obat,
riwayat penyakit sebelumnya serta berat badan saat ini.
Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien.
Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari pasien mengatakan
takut dan cemas menjalani operasi.
Melakukan pemeriksaan pulmo pasien
Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan dari
kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi.
4. Penatalaksanaan anestesi
Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD), alat
monitor, finger sensor, memberitahu pasien akan di bius, menganjurkan pasien untuk berdoa,
memulai persiapan dengan menyuntikkan obat premedikasi, menyuntikan obat induksi,
pengakhiran anestesi dan oksigenasi sampai dengan perawatan di recovery room.
Pasien dipindahkan di meja operasi dilakukan pemasangan monitor pulse oxymetri, saturasi
oksigen , hasil pengukuran monitor :
Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. Pasien tampak menggigil, suhu 36
derajat celcius, TD 110/80 mmHg, nadi 72x/mnt.
C. Maintanance
- Balance cairan :
Kebutuhan cairan basal (M) = 2cc/kg x BB
= 2 cc/kg x 58 kg
= 116 cc
Pengganti Puasa (PP) = Lama puasa x Kebutuhan cairan basal
= 7 jam x 116 cc
= 812
Stress Operasi (SO) = Jenis Operasi x BB
= 4 cc x 58 kg
= 232
- Kebutuhan Cairan
Jam 1 = M + ½ PP + SO
= 116 cc + ½812 + 232
= 754
Jam 2 = M + ¼ PP + SO
= 116 + ¼ 812+ 232
= 551
Jam 3 = M + ¼ PP + SO
= 116 + ¼ 812 + 232
= 551
Jam 4 = M + SO
= 116 + 232
= 348
Jumlah = 2204
D. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pukul 10.30 WIB, Monitor tanda vital sebelum pasien pindah ke RR suhu 36
derajat celcius, TD 110/80 mmHg, nadi 72x/mnt.
DIAGNOSA ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
- Analisa Data
DO :
Pasien tampak gelisah
Keadaan umum
Composmentis
TD : 127/70
76 x/mneit
RR : 18 x/menit
INTRA OPERASI
POST OPERASI
1 Data Subjektif : - Kekurangan Berhubungan dengan kehilangan
cairan sekunder akibat: dehidrasi
Data Objektif : volume cairan
Pasien tampak lemas dan
pucat
Pasien kehilangan darah
± 500 cc
TD : 112/68 mmHg
Terpasang infus 20 tpm
Trombosit : 214 ribu/ul
Eritrosit : 3,9 juta/ul
2 DS : - Gangguan
Berhubungan dengan inflamasi
DO : integritas kulit
taut dermal-epidermal,
Tampak luka bekas
sekunder akibat diabetes
operasi di kaki sebelah
kanan berwarna
mellitus
kemerahan
Pasien tmapka lemah
No Prioritas Diagnosa
Pre Anestesi
1. Anxiety
Intra Anestesi
1. Hipoterimia
Post Anestesi
- Pemberian obat
sedasi yang tepat
dapat mengurangi
tingkat kecemasan
(lynda juall, carpenito)
Intra Operasi
1. Hipotermia NOC : NIC : - Untuk mengetahui
O:
Setelah dilakukan intervensi
Pantau suhu tubuh
tindakan kepenataan penyebab
pasien setiap 15 menit
anestesi selama 1 x 15 hipotermia
sekali
menit masalah sehingga dapat
hipotermia teratasi memastikan
dengan kriteria hasil : T: perkembangan
a. Pasien tidak Pemberian selimut pasien
terlihat lagi hangat (lynda juall, carpenito)
menggigil - Selimut hangat
b. Pasien tidak pucat E: dapat
lagi Ajarkan pasien untuk menghangatkan
mengurangi pajanan tubuh, sehingga
yang lama terhadap dapat mencegah
lingkungan yang dingin terjadinya
hipotermia
C: (lynda juall, carpenito)
Konsultasikan dengan
layanan sosial untuk - Mengurangi
mengindentifikasi baju pajanan agar dapat
hangat dan selimut. meminimalisir dari
kedinginan
(lynda juall, carpenito)
- Agar mendapatkan
penanganan sesuai
dengan
pemasalahan yang
spesifik
(lynda juall, carpenito)
Post Operasi
C: granulasi luka
(Baranoski & Ayello,
Kolaborasikan dengan 2007).
dokter dan perawat Ini mencegah
lainnya untuk pemberian penutupan dini dan
salep dan obat pembentukan abses.
Prinsip pencegahan ulkus
tekan termasuk
mengurangi atau
memutar tekanan
jaringan lunak.
Pemberian salep pada
kulit rusak bisa
memperbaiki sel kulit
yang mati
(lynda juall, carpenito)
3. Resiko NOC : O: 1. Mencuci tangan adalah
infeksi Setelah dilakukan salah satu cara
Observasi tanda dan
tindakan keperawatan terpenting untuk
gejala infeksi
mencegah penyebaran
selama 1 x 24 jam
T: infeksi.
diharapkan pasien
Pertahankan teknik 2. Sarung tangan
bebas dari tanda dan
aseptik pada pasien. memberikan
gejala infeksi
penghalang dari kontak
berkurang dengan di E:
dengan sekresi dan
tandai : ekskresi yang menular.
Edukasi pasien dan
- Bekas luka keluarga cara mencegah 3. Masker mencegah
mengering infeksi penularan melalui
dengan baik aerosolisasi agen
C:
- Tidak terdapat infeksi jika terdapat lesi
nanah di dalam
luka Kolaborasi dengan dokter mukosa oral.
jika diperlukan pemberian 4. Kewaspadaan universal
obat antibiotik mengurangi kontak
dengan zat-zat menular.
Pre Operasi
Intra Operasi
1. hipotermia 10 desember 2018 10 desember 2018 Dila
Pukul : 09:30 Pukul : 10:50 Zizi
- Pantau suhu tubuh pasien setiap
S:
15 menit sekali
- Pasien mengatakan jika ia
- Pemberian selimut hangat tidak merasa kedinganan lagi
- Ajarkan pasien untuk O :
mengurangi pajanan yang lama - suhu 36 derajat celcius
- TD 110/80 mmHg
terhadap lingkungan yang - nadi 72x/mnt
dingin - RR : 16x/mnt
- pasien tampak pucat
- Konsultasikan dengan perawat - pasien tampak lemah
lain untuk pemberian baju setelah di berikan selimut hangat
pasien tampak berkurang lebih tidak
hangat dan selimut. pucat
A : Hipotermia pada pasien teratasi
P : hentikan intervensi
Post Operasi
1. kekura Pukul : 11:00 11 desember 2020 Nanda
ngan Pukul : 12 : 00 fajar
volume - Monitor tanda tanda vital pasien
cairan S:
- Atur asupan cairan yang masuk Pasien mengatakan badannya masih
dengan meningkatkan konsumsi lemas
air putih 2,5 liter per hari O:
Pasien tampak lemas dan pucat
Pasien kehilangan darah ± 500 cc
TD : 112/68 mmHg
Terpasang infus 20 tpm
Trombosit : 214 ribu/ul
Eritrosit : 3,9 juta/ul
A:
P:
Pukul : 13.00
Pukul 12.00
S:
- Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian terapi cairan Pasien mengatakan jika ia tidak merasa
lanjutan lemas lagi dan pasien mengatakan ia
telah memenuhi asupan mineralnya
dengan baik
O:
TD : 112/68 mmHg
Terpasang infus 20 tpm
Pasien tampak segar
A:
P:
Hentikan intervensi
O:
A:
Masalah risiko integritas kulit belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
Pukul 15.00
S:-
Pukul 13.40
A:
P:
Lanjutkan intervensi
Pukul : 14.10
Pukul :15.00
- Mengajarkan pasien dan keluarga S :
cara menghindari kerusakan
- Pasien mengatakan tidak sakit
integritas kulit
saat dilakukan pembersihan luka
- Melakukan kolaborasi dengan
profesi lain untuk pemberian obat O:
salep
- Pasien terlihat tenang
A:
P:
Hentikan intervensi