Anda di halaman 1dari 18

KASUS

Seorang pasien Tn.S dengan diagnose medis DM ulkus akan dilakukan tindakan
amputasi dengan spinal anestesi. Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan
terdapat gangrene. Klien mengatakan memiliki luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak
24 Mei 2015. Luka tersebut dikarenakan pemakaian sepatu yang terlalu sempit sehingga
menyebabkan kaki lecet dan bengkak. Kemudian pasien datang ke RS “X” untuk
memeriksakan keadaan kakinya dan hanya diberikan obat bentuk kapsul ternyata luka dikaki
menjadi semakin parah hingga timbul gangrene.

Tangan kanan terpasang cairan infuse ringer laktat 20 tpm. Pasien mengatakan sedikit
takut akan dilakukan operasi. Pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan anestesi
dan tindakan operasi sebelumnya.

Kesadaran composmentis, GCS E4 V5 M6, TD 127/70 mmHg, nadi 76x/mnt, BB 58


kg, TB 150 cm, RR 18x/mnt, GDS : 189 mg/dl, GDP : 158 mg/dl. Kepala mesocephal,
konjungtiva tidak anemis, tidak ada gigi palsu, tidak ada peningkatan JVP, mulut klien
bersih, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis, skore mallampati
grade 2. Pengembangan paru kanan dan kiri sama, fremitus raba kanan kiri sama, suara
perkusi paru sonor, suara nafas vesikuler, ictus cordis tidak tampak.

Pasien tampah gelisah, Hb 12,2 g/Dl, hematokrit 35%, trombosit 214 ribu/ul, leukosit
20 ribu/ul, eritrosit 3,9 juta/ul. Status fisik ASA II. Puasa 7 jam. Direncanakan operasi
dengan regional anestesi teknik sub aranchnoid block. Persiapan alat anestesi : monitor
lengkap dan manset, finger sensor dan lead ekg, persiapan STATICS, persiapan alat regional
anestesi dengan teknik SAB. Jarum ukuran 27G, spuit 3cc dan 5cc, 10 cc dan sarung tangan
steril. Persiapan obat : obat anti perdarahan traneksamat 50 mg/ml, obat SAB buvipakain12,5
mg/ml dan fentanyl 25 mcg, antiemetic ondansentron 4 mg/ml, analgetik ketorolac 30 mg/ml,
obat emergency SA 0,25 mg/ml, ephedrine 50 mg/ml = dioplos 5 cc dimasukkan spuit :
dexamethason 5 mg/ml, cairan infuse RL 1500.

Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. Pasien tampak menggigil,
suhu 36 derajat celcius, TD 110/80 mmHg, nadi 72x/mnt, setelah operasi selesai pasien
kehilangan darah +_ 500cc, terpasang infuse RL 20 tpm, pasien tampak lemah, pucat TD
112/68 mmHg.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI

A. Pengkajian

1). Identitas Pasien

Nama : Tn. S

Umur : 48 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Pedagang

Suku Bangsa : Jawa

Status perkawinan` : Kawin

Golongan darah : AB

Alamat : Pundung, gamping.

No RM : 1234567

Diagnosa medis : DM ulkus

Tanggal masuk : 09 desember 2018

Tanggal pengkajian : 10 desember 2018

2) Identitas penanggung jawab

Nama : Ny. K

Umur : 47 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang

Suku bangsa : Jawa

Hubungan dengan klien : Istri

Alamat : Pundung, gamping.

3. Anamnesa

1. keluhan utama : Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan


memiliki luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak 24 Mei 2015. Luka tersebut
dikarenakan pemakaian sepatu yang terlalu sempit sehingga menyebabkan kaki lecet dan
bengkak. Kemudian pasien datang ke RS “X” untuk memeriksakan keadaan kakinya dan
hanya diberikan obat bentuk kapsul ternyata luka dikaki menjadi semakin parah hingga
timbul gangrene

2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke RS dengan keluhan adanya luka


DM pada kaki sebelah kanannya sejak 24 mei 2015, luka tersebut disebabkan oleh
pemakaian sepatu yang terlalu sempit sehingga menyebabkan kaki lecet dan bengkak.
3. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan jika ia tidak memiliki riwayat
penyakit dahulu
4. Riwayat penyakit keluarga : Pasien mengatakan jika di keluarganya memiliki
riwayat penyakit DM

4. Pemerikasaan Fisik

a. Kesadaran umum dan tanda vital

a. Kesadaran : Composmentis
b. BB : 58 kg
c. GCS : E6.V5.M4
d. TB : 150 cm
e. TD : 127/70 mmHg
f. RR : 18 x/menit
g. N : 76x/menit
h. Suhu: 36,9C

b. Status Generalis

Kepala : Bentuk kepala pasien mesocephal, Hidrochepalus ( - ), tidak ada luka, darah
( - ), trepanasi( - ), Tidak ada nyeri tekan.
Wajah : Ekspresi wajah meringis, Warna dan kondisi wajah normal , Struktur wajah
oval, Kelumpuhan otot-otot fasialis (-)

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, bulu mata tidak rontok

Hidung : Fraktur (-)

Mulut : Bibir tampak kering, tidak ada gigi palsu, tidak terdapat stomatitis, skore
mallampati grade 2.

Telinga : Tidak ada secret

Leher : Leher tampak normal

Thoraks : Tidak ada peningkatan JVP

Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
 Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular, mur-mur (-).

Abdomen
 Inspeksi : Bentuk agak cembung, terdapat lesi
 Auskultasi : Bising usus (+) 4x/menit
 Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada keempat kuadran
 Perkusi : Timpani

Pulmo

 Inspeksi : Pengembangan paru kanan dan kiri sama


 Palpasi : Fremitus raba kanan dan kiri sama
 Perkusi : Suara perkusi paru sonor
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler

Genetalia : pasien tidak terpasang DC


Ekstremitas

 Atas : Dapat bergerak bebas, tangan kanan terpasang cairan infus RL 20tpm.

 Bawah : Normal
 Kekuatan otot : 5/5

- Pemeriksaan Vertebrata

Normal
4. Psikologis

Pasien mengatakan belum pernah dilakukan tindakan operasi sebelumnya, pasien merasa
cemas dan takut menjalani operasi, tetapi setelah di beri pengarahan oleh perawat pasien
sedikit berkurang cemasnya.

5. Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium: tanggal 09 desember 2018

Nomor Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1 HB 12,2 g/dl 12-14g/dl


2 Hematokrit 35% 40-50%
3 GDS 189 mg/dl 120
4 Trombosit 214 ribu/ul 150-400
5 Leukosit 20 ribu/ul 11000/mikroliter
6 Eritrosit 3,9 juta/ul 4,1 – 6,1 juta ul

6. Diagnosis Anestesi

Pasien atas nama Tn.s yang berusia 48 tahun Diagnosa medis DM ulkus status fisik ASA II
Direncanakan operasi dengan regional anestesi teknik sub aranchnoid block.

B. Persiapan penatalaksanaan anestesi

1. Persiapan Alat
 Monitor lengkap dan manset
 Finger sensor dan lead ekg
 Persiapan STATICS
 Persiapan alat regional anestesi dengan teknik SAB.
 Jarum ukuran 27G
 Spuit 3cc dan 5cc, 10 cc
 Sarung tangan steril.
2. Persiapan obat
 Obat Premedikasi : Fentanyl 125 mcg dan bupivicain 12,5 mg/ml
 Obat Induksi : Propofo l80 Mg
 Obat Pelumpuh Otot : Rocuronium 20 mg
 Obat Analgetik : Ketorolac 30 mg
 Obat Anti Emetik : Ondancentron 4 mg
 Obat anti perdarahan : Traneksamat 50 mg/ml
 Obat emergency : SA 0,25 mg/ml, ephedrine 50 mg/ml diopolos 5 cc
dimasukkan ke spuit dexamethason 5 mg/ml
 Cairan infuse :

- Kristaloid : Ringer Laktat 1500 ml


- Koloid :
- Darah :

3. Persiapan pasien
 Pasien tiba di IBS pukul 09.00 dilakukan serah terima pasien dengan petugas ruangan,
memeriksa status pasien termasuk
 informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan diruang perawatan.

 Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien, nama, alamat
dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, dan alergi makanan atau obat,
riwayat penyakit sebelumnya serta berat badan saat ini.
 Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada pasien.
 Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari pasien mengatakan
takut dan cemas menjalani operasi.
 Melakukan pemeriksaan pulmo pasien
 Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan dari
kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi.

4. Penatalaksanaan anestesi

Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD), alat
monitor, finger sensor, memberitahu pasien akan di bius, menganjurkan pasien untuk berdoa,
memulai persiapan dengan menyuntikkan obat premedikasi, menyuntikan obat induksi,
pengakhiran anestesi dan oksigenasi sampai dengan perawatan di recovery room.
Pasien dipindahkan di meja operasi dilakukan pemasangan monitor pulse oxymetri, saturasi
oksigen , hasil pengukuran monitor :

Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. Pasien tampak menggigil, suhu 36
derajat celcius, TD 110/80 mmHg, nadi 72x/mnt.

C. Maintanance

- Balance cairan :
 Kebutuhan cairan basal (M) = 2cc/kg x BB
= 2 cc/kg x 58 kg
= 116 cc
 Pengganti Puasa (PP) = Lama puasa x Kebutuhan cairan basal
= 7 jam x 116 cc
= 812
 Stress Operasi (SO) = Jenis Operasi x BB
= 4 cc x 58 kg
= 232
- Kebutuhan Cairan
Jam 1 = M + ½ PP + SO
= 116 cc + ½812 + 232
= 754
Jam 2 = M + ¼ PP + SO
= 116 + ¼ 812+ 232
= 551
Jam 3 = M + ¼ PP + SO
= 116 + ¼ 812 + 232
= 551
Jam 4 = M + SO
= 116 + 232
= 348
Jumlah = 2204

D. Pengakhiran Anestesi
Operasi selesai pukul 10.30 WIB, Monitor tanda vital sebelum pasien pindah ke RR suhu 36
derajat celcius, TD 110/80 mmHg, nadi 72x/mnt.
DIAGNOSA ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI
- Analisa Data

NO Data Masalah Etiologi


PRE OPERASI
1 DS : Ansietas Berhubungan dengan ancaman
aktual atau presepsi ancaman
 Pasien mengatakan
terhadap intergritas biologis ,
sedikit takut akan sekunder akibat : Prosedur
dilakukan operasi Invasif
 Pasien mengatakan
belum pernah dilakukan
tindakan anestesi dan
operasi sebelumnya

DO :
 Pasien tampak gelisah
 Keadaan umum
Composmentis
 TD : 127/70
 76 x/mneit
 RR : 18 x/menit

INTRA OPERASI

1 Data Subjektif : Hipotermia Tampak menggigil


Pasien mengatakan badannya
dingin
Data Objekti:
 Pasien tampak menggigil
 Suhu : 36
 Td : 110/80
 Nadi : 72 x/menit

POST OPERASI
1 Data Subjektif : - Kekurangan Berhubungan dengan kehilangan
cairan sekunder akibat: dehidrasi
Data Objektif : volume cairan
 Pasien tampak lemas dan
pucat
 Pasien kehilangan darah
± 500 cc
 TD : 112/68 mmHg
 Terpasang infus 20 tpm
 Trombosit : 214 ribu/ul
 Eritrosit : 3,9 juta/ul

2 DS : - Gangguan
Berhubungan dengan inflamasi
DO : integritas kulit
taut dermal-epidermal,
 Tampak luka bekas
sekunder akibat diabetes
operasi di kaki sebelah
kanan berwarna
mellitus

kemerahan
 Pasien tmapka lemah

3 DS : - Risiko infeksi Berhubungan dengan rusaknya


DO : jaringan kulit
 Tampak luka bekas
operasi di kaki sebelah
kanan berwarna
kemerahan
 Leukosit : 20 ribu/ul
 Eritrosit : 3,9 jt/ul

No Prioritas Diagnosa
Pre Anestesi
1. Anxiety

Intra Anestesi

1. Hipoterimia

Post Anestesi

1. Kekurangan volume cairan


2. Gangguan integritas kulit
3. Resiko infeksi

Rencana intervensi dan implementasi keperawatan


Rencana intervensi
No Diagnosa Tujuan Rasional
keperawatan
Pre Operasi
1. Anxiety NOC : NIC : - Pengkajian tingkat
Setelah dilakukan ansietas dilakukan
O
tindakan keperawatan - Mengobservasi tanda- agar perawat bisa
tanda vital pasien . Kaji
selama 1x15 menit mengetahui tingkat
tingkat kecemasan
diharapkan ansietas, ansietas pasien
T
Berkurang dengan
- ajarkan pasien teknik (lynda juall, carpenito)
kriteria hasil: relaksasi untuk
mengurangi rasa cemas
- Teknik relaksasi
- Tingkat E dapat mengubah
- Edukasikan pada
kecemasan kerespon lebih
keluarga pasien untuk
pasien analgesik rileks
berkurang (lynda juall, carpenito)
C
- Kolaborasi pemberian
- TTV membaik obat analgesik - Pengetahuan yang
cukup tentang
tindakan operasi
dapat mengurangi
tingkat kecemasan
(lynda juall, carpenito)

- Pemberian obat
sedasi yang tepat
dapat mengurangi
tingkat kecemasan
(lynda juall, carpenito)

Intra Operasi
1. Hipotermia NOC : NIC : - Untuk mengetahui
O:  
Setelah dilakukan intervensi
Pantau suhu tubuh
tindakan kepenataan penyebab
pasien setiap 15 menit
anestesi selama 1 x 15 hipotermia
sekali
menit masalah sehingga dapat
hipotermia teratasi memastikan
dengan kriteria hasil : T: perkembangan
a. Pasien tidak Pemberian selimut pasien
terlihat lagi hangat (lynda juall, carpenito)
menggigil - Selimut hangat
b. Pasien tidak pucat E: dapat
lagi Ajarkan pasien untuk menghangatkan
mengurangi pajanan tubuh, sehingga
yang lama terhadap dapat mencegah
lingkungan yang dingin terjadinya
hipotermia
C: (lynda juall, carpenito)
Konsultasikan dengan
layanan sosial untuk - Mengurangi
mengindentifikasi baju pajanan agar dapat
hangat dan selimut. meminimalisir dari
kedinginan
(lynda juall, carpenito)

- Agar mendapatkan
penanganan sesuai
dengan
pemasalahan yang
spesifik
(lynda juall, carpenito)
Post Operasi

1. Kekuranga NOC : NIC : - Pengkajian jumlah


cairan untuk dapat
n volume Setelah dilakukan O: mengetahui jumlah
cairan tindakan selama 1x24 Monitor tanda tanda cairan yang masuk
dan keluar
jam diharapkan vital pasien (lynda juall, carpenito )
volume cairan pasien
- Komsumsi air putih
dapat kembali normal, T: minimal 2,5 liter
dengan kriteria hasil : Atur asupan cairan perhari dapat
menguraangi resiko
1. Meningkatkan yang masuk dengan dehidrasi
asupan cairan ( lynda juall, carpenito )
meningkatkan
hingga jumlah konsumsi air putih 2,5 Butuhnya-
tertentu sesuai pemahaman tentang
liter per hari kehilangan cairan
dengan dapat terjadi karna
kebutuhan muntah,diaremdema
E: m
pasien kembali
Ajarkan pengetahuan ( lynda juall, carpenito )
normal
tentang
-
Pemberian terapi
2. Tidak adanya mempertimbangkan
cairan lanjutan
tanda dan gejala kehilangan cairan yang dapat
mengembalikan
dehidrasi berhubungan dengan cairan tubuh yang
dengan mukosa muntah,diare,demam hilang lebih efektif
( lynda juall, carpenito )
bibir menjadi
lembab C:
kolaborasi dengan
dokter terkait
pemberian terapi cairan
lanjutan
2. Gangguan NOC :  Penyembuhan luka
NIC :
integritas Setelah dilakukan membutuhkan

kulit tindakan selama 1x24 O: peningkatan asupan

jam , diharapkan protein-karbohidrat


kaji bagian kulit yang untuk mencegah
individu akan
rusak penurunan berat
memperlihatkan
badan dan
perbaikan jaringan T:
peningkatan asupan
yang progresif:
cuci area yang vitamin dan mineral
1. Mengetahui
kemerahan dengan (Dudek, 2009).
seberapa parah
lembut menggunakan  Kelembaban
luka
Nacl mempengaruhi laju
2. Membersihkan
epitelisasi dan
area luka E: jumlah pembentukan
3. Meningkatkan
parut. Lingkungan
Berikan penjelasan pada
asupan protein,
yang lembab
pasien untuk tingkatkan
karbohidrat,
menyediakan kondisi
asupan protein dan
albumin
optimal untuk
karbohidrat untuk
penyembuhan cepat.
mempertahankan
Pembalut transparan
keseimbangan nitrogen
memerangkap
positif dan tentukan
kelembaban dan
kadar albumin.
meningkatkan

C: granulasi luka
(Baranoski & Ayello,
Kolaborasikan dengan 2007).
dokter dan perawat  Ini mencegah
lainnya untuk pemberian penutupan dini dan
salep dan obat pembentukan abses.
 Prinsip pencegahan ulkus
tekan termasuk
mengurangi atau
memutar tekanan
jaringan lunak.
 Pemberian salep pada
kulit rusak bisa
memperbaiki sel kulit
yang mati
(lynda juall, carpenito)
3. Resiko NOC : O: 1. Mencuci tangan adalah
infeksi Setelah dilakukan salah satu cara
Observasi tanda dan
tindakan keperawatan terpenting untuk
gejala infeksi
mencegah penyebaran
selama 1 x 24 jam
T: infeksi.
diharapkan pasien
Pertahankan teknik 2. Sarung tangan
bebas dari tanda dan
aseptik pada pasien. memberikan
gejala infeksi
penghalang dari kontak
berkurang dengan di E:
dengan sekresi dan
tandai : ekskresi yang menular.
Edukasi pasien dan
- Bekas luka keluarga cara mencegah 3. Masker mencegah
mengering infeksi penularan melalui
dengan baik aerosolisasi agen
C:
- Tidak terdapat infeksi jika terdapat lesi

nanah di dalam
luka Kolaborasi dengan dokter mukosa oral.
jika diperlukan pemberian 4. Kewaspadaan universal
obat antibiotik mengurangi kontak
dengan zat-zat menular.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No diagnose Implementasi Evaluasi paraf

Pre Operasi

1. Ansieta 10 desember 2018 10 desember 2018 Suta


s Pukul 09.05 Pukul 09.20 Enje
S:
- Mengkaji tingkat ansietas pasien Pasien mengatakan takut akan
dilakukan tindakan operasi
- Memberikan kenyamanan dan
ketentraman hati pada pasien. O:
- Pasien terlihat gelisah, Pasien terlihat
berbicara dengan perlahan dan tegang dan cemas tetapi Setelah
tenang dilakukan komunikasi dua arah pasien
terlihat tenang
- Mengedukasi Pasien tentang
prosedur pembedahan yang akan A:
- Masalah ansietas pada pasien teratasi
dilaksanakan
- Berkolaborasi dengan dokter P:
- Hentikan intervensi
untuk pemberian obat.

Intra Operasi
1. hipotermia 10 desember 2018 10 desember 2018 Dila
Pukul : 09:30 Pukul : 10:50 Zizi
- Pantau suhu tubuh pasien setiap
S:
15 menit sekali
- Pasien mengatakan jika ia
- Pemberian selimut hangat tidak merasa kedinganan lagi
- Ajarkan pasien untuk O :
mengurangi pajanan yang lama - suhu 36 derajat celcius
- TD 110/80 mmHg
terhadap lingkungan yang - nadi 72x/mnt
dingin - RR : 16x/mnt
- pasien tampak pucat
- Konsultasikan dengan perawat - pasien tampak lemah
lain untuk pemberian baju setelah di berikan selimut hangat
pasien tampak berkurang lebih tidak
hangat dan selimut. pucat
A : Hipotermia pada pasien teratasi

P : hentikan intervensi
Post Operasi
1. kekura Pukul : 11:00 11 desember 2020 Nanda
ngan Pukul : 12 : 00 fajar
volume - Monitor tanda tanda vital pasien
cairan S:
- Atur asupan cairan yang masuk Pasien mengatakan badannya masih
dengan meningkatkan konsumsi lemas
air putih 2,5 liter per hari O:
 Pasien tampak lemas dan pucat
 Pasien kehilangan darah ± 500 cc
 TD : 112/68 mmHg
 Terpasang infus 20 tpm
 Trombosit : 214 ribu/ul
 Eritrosit : 3,9 juta/ul

Setelah pengkajian dilakukan kekurangan


volume cairan pasien sudah mulai
membaik, dan pasien tampak lebih segar
dari sebelumnya.

A:

Masalah kekurangan volume cairan


teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intevensi selanjutnya

Pukul : 13.00
Pukul 12.00
S:
- Kolaborasikan dengan dokter
untuk pemberian terapi cairan Pasien mengatakan jika ia tidak merasa
lanjutan lemas lagi dan pasien mengatakan ia
telah memenuhi asupan mineralnya
dengan baik

O:
 TD : 112/68 mmHg
 Terpasang infus 20 tpm
 Pasien tampak segar

A:

Masalah kekurangan cairan pada pasien


telah teratasi

P:

Hentikan intervensi

2. Ganggu Pukul 15.00 Silvia


an 11 desember 2018 Lisa
Integrit Asrol
as kulit Pukul 13.30
S:

- Mengkaji terhadap adanya


- Pasien mengatakan tidak
kerusakan kulit
merasakan adanya tanda dan
gejala infeksi yang meliputi
dubor, kalor, rubor, tumor dan
fungsiolaesa

O:

- Luka post operasi pasien tidak


terdapat edema di kulit
- Luka post operasi pasien tidak
terdapat tanda adanya infeksi
yang meliputi dubor, kalor,rubor,
tumor dan fungsiolaesa

A:
Masalah risiko integritas kulit belum
teratasi

P:

Lanjutkan intervensi
Pukul 15.00
S:-
Pukul 13.40

Membersihkan luka dengan teknik O :


pembersihan dengan gerakan sirkuler
- Tidak terdapat ulkus pada daerah
dari dalam keluar luka post operasi
- Luka post operasi terlihat kering
dan bersih

A:

Masalah risiko integritas kulit teratasi


sebagian

P:

Lanjutkan intervensi

Pukul : 14.10
Pukul :15.00
- Mengajarkan pasien dan keluarga S :
cara menghindari kerusakan
- Pasien mengatakan tidak sakit
integritas kulit
saat dilakukan pembersihan luka
- Melakukan kolaborasi dengan
profesi lain untuk pemberian obat O:
salep
- Pasien terlihat tenang

- Luka post operasi terlihat kering


dan bersih dan tidak bengkak

A:

Masalah risiko integritas kulit teratasi

P:
Hentikan intervensi

3. Resiko Pukul 14.30 Pukul 15.00 Fepi


infeksi - Mengobservasi tanda dan gejala Fatima
S:
infeksi Ajul
- Pasien mengatakan akan
- Mempertahankan teknik aseptic
selalu menjaga kebersihan
pada pasien
luka nya
O:
- Pasien tampak lemas
- Luka bekas operasi tampak
kemerahan
A:
Masalah Resiko Infeksi belum
teratasi
P:
tindakan keperawatan dipertahankan

Anda mungkin juga menyukai