Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI KASUS PENYULIT

“DIABETES MELLITUS”

Dosen Pengampu:

CAHAYA NUGRAHENI, S.Tr.Kep

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah

Asuhan Keperawatan Anestesi Kasus Penyulit

Disusun Oleh :

Yunicha Dwi Beatrice

1911604090

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN

KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA

2020
KASUS DIABETES MELLITUS

Seorang pasien Tn. S dengan diagnosis medis DM ulkus akan dilakukan tindakan amputasi dengan

spinal anestesi.  Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan terdapat gangrene. Klien

mengatakan memiliki luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak 24 Mei 2015. Luka tersebut

dikarenakan pemakaian sepatu yang terlalu sempit sehingga menyebabkan kaki lecet dan bengkak.

Kemudian pasien datang ke RS “X” untuk memeriksakan keadaan kakinya dan hanya diberikan obat

bentuk kapsul ternyata luka dikaki menjadi semakin parah hingga timbul gangrene.

Tangan kanan terpasang cairan infus ringer laktat 20 tpm. Pasien mengatakan sedikit takut akan

dilakukan operasi. Pasien mengatakan Kesadaran composmentis, GCS E4 V5 M6, TD 127/70 mmHg,

nadi 76x/mnt, BB 58 kg, TB 150 cm, RR 18x/mnt, GDS : 189 mg/dl, GDP : 158 mg/dl. Kepala

mesocephal, konjungtiva tidak anemis, tidak ada gigi palsu, tidak ada peningkatan JVP, mulut klien

bersih, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis, skore mallampati grade 2.

Pengembangan paru kanan dan kiri sama, Fremitus raba kanan kiri sama, suara perkusi paru sonor,

suara nafas vesikuler. Ictus cordis tidak tampak. Pasien tampak gelisah. Hb 12,2 g/Dl, hematokrit

35%, trombosit 214 ribu/ul, leukosit 20 ribu/ul, eritrosit 3,9 juta/ul. Status fisik ASA II. Puasa 7 jam.

Direncanakan operasi dengan regional anestesi teknik sub arachnoid block. Persiapan alat anestesi :

monitor lengkap dengan manset, finger sensor dan lead ekg, persiapan STATICS, persiapan alat

regional anestesi dengan teknik SAB jarum ukuran 27G, spuit 3cc dan 5cc, 10cc dan sarung tangan

steril. Persiapan obat : Obat antiperdarahan Traneksamat 50mg/ml, obat SAB Bupivakain 12,5mg/ml

dan Fentanyl 25mcg, antiemetik ondansetron 4 mg/ml, analgetik ketorolak 30 mg/ml, obat emergency

SA 0,25 mg/ml ; Ephedrine 50mg/ml = dioplos 5cc dimasukkan spuit ; Dexamethason 5mg/ ml,

cairan infus RL 1500. Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. pasien tampak

mengginggil. Suhu 36o C, TD 110/80 mmHg, Nadi 72x/mnt. Setelah operasi selesai pasien

kehilangan darah ±500 cc, terpasang infus RL 20 tpm, pasien tampak lemah, pucat TD 112/68 mmHg.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama : Tn S

Umur : 45th

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jl. Godean

No. RM : 1911604090

Diagnosa pre operasi : Diabetes Mellitus Ulkus

Tindakan operasi : Amputasi dengan Spinal Anestesi

Dokter Bedah : Dr. Yunicha, Sp.B

Dokter Anestesi : Dr. Memo Dhea, Sp.An

2. Anamnesa
a. Keluhan Utama : Luka DM pada kaki sebelah kanan dikarenakan pemakaian sepatu yang
terlalu sempit sehingga menyebabkan kaki lecet dan bengkak dan jari kaki kanan sampai
mata kaki terlihat nekrosis dan terdapat gangrene.
b. Riwayat penyakit sekarang : Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan
terdapat gangrene
c. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan memiliki luka DM pada kaki sebelah
kanannya sejak 24 Mei 2015
d. Riwayat penyakit keluarga : Tidak terdapat Riwayat penyakit Hipertensi , Tumor,dll.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum dan Tanda-tanda vital
 Kesadaran : Composmentis
 TD : 120/70 mmHg
 RR : 18x/mnt
 N : 76x/mnt
 BB : 58 kg
 TB : 150 cm
 GCS : E4 V5 M6
 GDS : 189 mg/dl
 GDP : 158 mg/dl

b. Status Generalis
 Kepala : Mesochepal
 Mata : Konjungtiva tidak anemis
 Hidung : Tidak terdapat polip
 Mulut : Mulut tampak bersih , tidak ada gigi palsu , mukosa bbir kering , tidak
terdapat stomatitis , skore mallampati grade 2 , Tidak ada penimgkatan JVP
 Telinga : Pendengaran baik dan tidak terdapat secret
 Leher : Leher pasien tidak pendek
 Thoraks : Tidak terdapat benjolan

c. Pulmo
 Inspeksi : Exspansi paru kanan dan kiri sama
 Perkusi : Fremitus raba kanan dan kiri sama
 Palpasi : suara perkusi sonor
 Auskultasi : suara nafas vesikuler

d. Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular

e. Abdomen
 Inspeksi : Tampak normal
 Auskultasi : Bising usus normal
 Palpasi : Hepar tidak ada nyeri tekan
 Perkusi : Suara perkusi normal

4. Genetelia : Tangan kanan terpasang cairan infus ringer laktat 20 tpm dengan tujuan
5. Ekstremitas :
 Atas
Dextra : Tangan kanan pasien terpasang cairan infus ringer laktat 20 tpm ,
tidak tersapat lesi, tidak terdapat bengkak, tidak ada fraktur dan tidak ada
benjolan.
Sinistra : tidak tersapat lesi, tidak terdapat bengkak, tidak ada fraktur dan tidak
ada benjolan.
 Bawah
Dextra : Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan terdapat
gangrene sehingga menyebabkan luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak
24 Mei 2015.
Sinistra : tidak tersapat lesi, tidak terdapat bengkak, tidak ada fraktur dan tidak
ada benjolan
 Kekuatan otot :
 Pemeriksaan Vertebrata :

6. Psikologis : Pasien mengatakan sedikit takut akan dilakukan operasi.

7. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Hasil Satuan

Hemoglobin 12,2 g/Dl

Hematokrit 35 %

Trombosit 214 Ribu/ul

Leukosit 20 Ribu/ul

Eritrosit 3,9 Juta/ul

8. Pemeriksaan ultrasonografi : Tidak ada


9. Diagnosis Anestesi :
Pasien atas nama Tn. S yang berusia 45tahun. Diagnosa medis Diabetes Mellitus
ulkus direncanakan amputasi dengan spinal anestesi. Status fisik ASA II. Puasa 7 jam
direncanakan operasi dengan regional anestesi Teknik sub arachnoid blok.

B. Persiapan Penatalaksanaan Anestesi


1. Persiapan Alat
a. Stetoskop laringoskop
b. Endotracheal tube , LMA
c. OPA
d. Plester
e. Introducer
f. Connector
g. Suction (spuit 3cc, 5cc & 10cc)
h. Monitor lengkap dengan manset
i. Finger senson dan lead ekg
j. Alat regional dengan Teknik SAB jarum ukuran 27G
k. Handscoon steril

2. Persiapan Obat
a. Obat premedikasi : Bupivacain 12,5 mg/ml , Fentanyl 25 mcg
b. Obat Anti pendarahan : Traseknamat 50 mg/ml
c. Obat Analgetik : Ketorolax 30 mg/ml
d. Obat Induksi : Propofol 100mg
e. Obat Emergency : SA 0,25 mg/ml , Ephedrine 50 mg/ml = dioplos 5cc
dimasukkan ke spuit , Dexametashon 5mg/ml.
f. Obat Pelumpuh Otot : Roculax 30mg
g. Obat 5HT-Antagonis : -
h. Obat antiemetik : ondansentron 4mg/ml
i. Cairan infus :
Kristaloid : RL 1500
Koloid : -
j. Darah : -
3. Persiapan pasien
a. Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB
b. Serah terima pasien dengan petugas ruangan, periksa status pasien
termasuk informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan diruang
perawatan.
c. Memindahkan pasien ke brankar IBS
d. Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien,
nama, alamat dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, dan alergi
makanan atau obat, riwayat penyakit sebelumnya serta berat badan saat ini.
e. Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada
pasien.
f. Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari pasien
mengatakan sedikit takut menjalani operasi.
g. Melakukan pemeriksaan pulmo pasien
Inspeksi :
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi :-
h. Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan
dari kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi.

4. Penatalaksanaan anestesi
Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD),
alat monitor, finger sensor, memberitahu pasien akan di bius, menganjurkan pasien
untuk berdoa, dengan didapatkan tanda-tanda vital :
 Suhu 36o C
 TD 110/80 mmHg
 Nadi 72x/mnt
 Pasien mengatakan badannya dingin
 Pasien terlihat menggigil

a. Pada pukul 08.10 WIB, pasien tiba di IBS


b. Pukul 08.25 WIB, pasien dipindahkan ke meja operasi dan dilakukan
pemberian obat premedikasi yaitu Bupivacain 12,5 mg/ml , Fentanyl 25
mcg. Lalu dilakukan observasi tanda tanda vital : TD: 119/69 mmHg, N :
80 x/mnt; SpO2: 100%; RR : 20x/mnt.
c. Pada pukul 08.30 WIB, dilakukan Tindakan memberikan obat induksi
propofol 100 mg, kemudian hiperventilasi lalu dihubungkan ke mesin
anestesi. Didapatkan hasil monitoring dengan TTV yaitu : TD: 105/65
mmHg, N:77 x/mnt; SpO2: 100 %; RR : 16x/mnt.
d. Pada pukul 09.00 WIB dilakukan Tindakan pemberian obat pelumpuh otot
Roculax 30mg dan masih hiperventilasi selama 5menit lalu dipasangkan
ETT. Dengan hasil monitoring : TD : 105/65 mmHg ; N : 77x/mnt ; RR :
18x/mnt ; SpO2 : 100%.
e. Pada pukul 09.10 WIB, operator melakukan inisisi. Dengan didapatkan
hasil monitoring yaitu : TD 110/80 mmHg, Nadi 82x/mnt , RR 16x/mnt ,
SpO2 100%
f. Pada pukul 09.12 WIB, diberikan obat anti pendarahan yaitu Traseknamat
50 mg/ml, dengan tanda tanda vital yaitu : TD 115/80 mmHg , RR
14x/mnt , N ; 88x/mnt , SpO2 : 100%.
g. Pada pukul 09.30 WIB, dilakukan Tindakan mengganti infus kristaloid
dengan 1500 RL. Dengan hasil monitoring TTV : TD 120/69 mmHg , RR
16x/mnt , N : 90x/mnt , SpO2 : 100%
h. Pada pukul 09.45 WIB, pasien mengatakan badannya dingin. pasien
tampak mengginggil. Dengan monitoring yaitu ; Suhu 36o C, TD 110/80
mmHg, Nadi 72x/mnt , SpO2 100%
i. Pada pukul 10.15 WIB, Operasi selesai dilakukan dengan terpasang infus
RL 20 tpm. Dengan hasil TTV yaitu : TD 112/68 mmHg , suhu 37 c , Nadi
75x/mnt , RR 18x/mnt , SpO2 100%
j. Pada pukul 10.45 WIB, pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. Dengan
TTV yaitu : TD : 117/65 mmHg , N ; 81x/mnt , RR : 17x/mnt , SpO2 ;
100%

C. Maintenance
Maintanance menggunakan:

Balance cairan :
 Kebutuhan cairan basal (M) = 2cc/kg x BB = 2cc/kg x 58 kg = 116 cc
 Pengganti Puasa (PP) = Lama Puasa x Kebutuhan cairan basal = 7 jam x 116 cc = 812
cc
 Stress operasi (SO) = Jenis operasi x BB = 6 cc x 58 kg = 348 cc
 Kebutuhan Cairan

Jam 1 : M + 1/2PP + SO = 116cc + 406cc + 348cc = 870cc


Jam 2 : M + 1/4PP + SO = 116cc + 203cc + 348cc = 667cc
Jam 3 : M + 1/4PP + SO = 116cc + 203cc + 348cc = 667cc
Jam 4 : M + SO = 116 cc + 348cc = 464cc
Jumlah = 2.668 cc

D. Monitoring selama Anestesi

Jam Nadi SpO2 TD RR Tindakan

08.25 80 100 119/69 20 Pasien dipindahkan ke meja operasi


dan diberikan obat premedikasi yaitu
Bupivacain 12,5 mg/ml dan Fentanyl
25 mcg.

08.30 77 100 105/65 16 Pasien diberikan Tindakan obat


induksi Propofol 100 mg.

09.00 77 100 105/65 18 Pemberian Tindakan obat pelumpuh


otot Roculax 30mg dan dipasangkan
Endotracheal tube.
09.10 82 100 110/80 16 Operator melakukan inisisi.

09.12 88 100 115/80 14 Diberikan obat antipendarahan yaitu


obat traseknamat 50 mg/ml.

09.30 90 100 120/69 16 Pemberian tindakan mengganti


kristaloid dengan 1500 RL.

09.45 88 100 110/80 14 Pasien mengatakan badannya dingin


dan tampak menggigil.

E. Pengakhiran Anestesi
a. Operasi selesai dilakukan pukul 10.15 WIB, Pasien kehilangan darah ±500 cc,
terpasang infus RL 20 tpm, pasien tampak lemah, pucat
b. Monitor tanda tanda vital yaitu, TD 112/68 mmHg , suhu 37 c , Nadi 75x/mnt ,
RR 18x/mnt.
c. Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan pada pukul 10.45 WIB, Dengan TTV
yaitu : TD : 117/65 mmHg , N ; 81x/mnt , RR : 17x/mnt , SpO2 ; 100%

ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESI


1. Data pengkajian

DATA SUBJEKTIF (DS) DATA OBJEKTIF (DO)

1. PRE ANESTESI 2. PRE ANESTESI


 Luka disebabkan lecet dan  Terlihat nekrosis dan
bengkak, terdapat gangrene,
 Pasien mengatakan takut di  Kesadaran Composmentis
operasi,  TD : 127/70 mmHg
 Pasien mengatakan memiliki  GCS : EV V5 M6
luka DM  N : 76x/mnt
 Terpasang cairan infus ringer  BB : 58 kg
laktat 20tpm  RR : 18x/mnt
 TB : 150 cm
 GDS : 189 mg/dl
 GDP : 158 mg/dl
 Kepala : Mesochepal
 Kongjungtiva tidak anemis
 Tidak ada peningkatan JVP
 Mulut bersih
 Tidak ada gigi palsu
 Mukosa tampak kering
 Tidak terdapat stomatitis
 Score mallampati grade 2
 Pengembangan paru kanan
dan kiri sama
 Fremitus raba kanan dan kiri
sama
 Suara perkusi sonor
 Suara nafas vesikuler
 Ictus cordis tidak tampak
 Pasien tampak gelisah
 Pemeriksaan laboratorium :
HB : 12,2 g/dl
Hematokrit : 35%
Trombosit : 214 rb/ul
Eritrosit : 39 juta/ul
 Status Fisik ASA 2
 Puasa 7 jam

2.INTRA ANESTESI Pada pukul 08.25 WIB


 Pasien mengatakan badannya dingin  TD : 119/69 mmHg
 N : 80x/mnt
 SpO2 : 100%
 RR : 20x/mnt
 Dilakukan pemberian obat
premedikasi yaitu Bupivacain 12,5
mg/ml dan Fentanyl 25 mcg.

Pada pukul 08.30 WIB


 TD : 105/65 mmHg
 N : 77x/mnt
 SpO2 ; 100%
 RR : 16x/mnt
 Dilakukan Tindakan pemberian obat
induksi yaitu propofol 100mg

Pada pukul 09.00 WIB


 TD : 105/65 mmHg
 N : 77x/mnt
 RR : 18x/mnt
 SpO2 : 100%
 Tindakan pemberian obat pelumpuh
otot yaitu Roculax 30mg

Pada pukul 09.10 WIB


 TD : 110/80 mmHg
 N : 82x/mnt
 RR : 16x/mnt
 SpO2 : 100%
 Dilakukan insisi

Pada pukul 09.12 WIB


 TD : 115/80 mmHg
 RR : 14x/mnt
 N : 88x/mnt
 SpO2 : 100%
 Diberikan obat antipendarahan yaitu
Traseknamat 50 mg/ml

Pada pukul 09.30 WIB


 TD : 120/69 mmHg
 RR : 16x/mnt
 N : 90x/mnt
 SpO2 : 100%
 Dilakukan Tindakan mengganti
infus kristaloid dengan 1500 RL

Pada pukul 09.45 WIB


 TD : 110/80 mmHg
 N : 72x/mnt
 S : 36 C
 RR : 16x/mnt
 SpO2 : 100%

3.POST ANESTESI Pada pukul 10.15 WIB


 Tidak ada  TD : 112/68 mmHg
 S : 36 C
 N : 75x/mnt
 RR : 18x/mnt
 SpO2 : 100%
 Operasi selesai dilakukan
Pada pukul 10.45 WIB
 TD : 108/65 mmHg
 N : 81x/mnt
 RR : 17x/mnt
 SpO2 : 100%
 Dipindahkan ke ruang pemulihan

A. ANALISIS DATA

NO DATA MASALAH ETIOLOGI


.

PRE ANESTESI Ansietas Berhubungan


1. Data subjektif : dengan ancaman
 Pasien mengatakan actual atau persepsi
takut di operasi ancaman terhadap
integritas biologis
Data Objektif ; sekunder akibat
 TD : 127/70 mmHg prosedur invasive.
 GCS : EV V5 M6
 N : 76x/mnt
 BB : 58 kg
 RR : 18x/mnt
 TB : 150 cm
 GDS : 189 mg/dl
 GDP : 158 mg/dl
 Pasien tampak gelisah
2. Data subjektif Kerusakan integritas Berhubungan
 Luka disebabkan lecet jaringan dengan penurunan
dan bengkak suplai darah dan
Data Objektif ; nutrisi ke jaringan
 TD : 127/70 mmHg sekunder akibat
 GCS : EV V5 M6 Diabetes Mellitus.

 N : 76x/mnt
 BB : 58 kg
 RR : 18x/mnt
 TB : 150 cm
 GDS : 189 mg/dl
 GDP : 158 mg/dl
 Terlihat nekrosis dan
gangrene

3. Intra Anestesi Hipotermia Berhubungan


Data Subjektif dengan efek
 Pasien mengatakan pendinginan dari
badannya dingin ruang operasi

Data Objektif
 Pasien tampak
menggigil
 Suhu : 36 C
 TD : 110/80 mmHg
 N : 72x/mnt

Data Subjektif Resiko pendarahan Status intra operatif


 Tidak ada
Data Objektif
 Persiapan obat
antipendarahan yaitu
Traneksamat 50 mg/ml
 Suhu : 36 C
 TD : 110/80 mmHg
 N : 72x/mnt

4. Post Anestesi Risiko komplikasi Status PostOperatif


Data Subjektif pendarahan
 Tidak ada

Data Objektif
 Pasien kehilangan
darah kurang lebih 500
cc
 Pasien tampak pucat
dan lemah
 Terpasang infus RL
20tpm
 TD : 112/68 mmHg
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS ANESTESI

No Prioritas Diagnosa
.

1. Pre Anestesi
 Ansietas (Berhubungan dengan ancaman actual atau persepsi
ancaman terhadap integritas biologis sekunder akibat prosedur
invasive)
 Kerusakan Integritas Jaringan (Berhubungan dengan penurunan
suplai darah dan nutrisi ke jaringan sekunder akibat Diabetes
Mellitus)

2. Intra Anestesi
 Hipotermia (Berhubungan dengan enfek pendinginan dari ruang
operasi)

3. Post Anestesi
 Resiko pendarahan (Status PostOperatif)
C. RENCANA DAN IMPELEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Rencana Rasional


. Intervensi
Keperawatan

NOC : Coping NIC : Impulse


1. Ansietas  Strategi
Setelah Control Training
(Berhubungan keperawatan
dilakukan (pelatihan
dengan berbeda – beda
tindakan pengendalian
ancaman actual tergantung pada
keperawatan rangsangan)
atau persepsi tingkat
anestesi selama
ancaman kecemasan.
 Observasi
1 x 4 jam
terhadap
tingkat kecemasan
diharapkan ( Tarsitano , 1992 )
integritas
pasien saat ini .
biologis masalah
 Verbalisasi
sekunder akibat ansietas  Ajarkan
memungkinkan
berkurang
prosedur penggunaan teknik berbagi
dengan kriteria
invasive) relaksasi danmemberikan
hasil :
kesempatan
-Menjelaskan  bantu klien
untuk
ansietas dan
mengenali
memperbaiki
copingnya
kecemasan dan
sendiri. kesalahpahaman
penyebabnya.
.
 -Menggunakan
 Kolaborasi
mekanisme ( Lynda jual
dengan dokter
coping yang Carpenito )
mengenai
efektif.
mengurangi atau  R. Terapi

-Pasien dapat menghilangkan komplementer

mempraktikan mekanisme koping seperti pijat,

relaksasi tarik yang bermasalah. aromaterapi dan

napas dalam hidroterapi


berguna dalam
mengelola stress
dan kecemasan.

( Lehrner,
Marwinski, Lehr,
Johren, & Deecke,
2005; Mok &
Woo, 2004; Wong,
Lopez-Nahaz &
Molassiotis, 2001;
Yilmas et al;2003 )

 Penyangkalan
dapat menjadi
mekanisme
pertahanan yang
efektif ketika
situasi sulit untuk
diatasi.

(Lynda Jual
Carpenito )

2. Kerusakan NOC : NIC : Surveilans a.Melakukan


Integritas Integritas kulit pengukuran
Jaringan jaringan : kulit  Observasi terhadap luka yang
(Berhubungan dan membrane luka : dialami dan luka
dengan mukosa lokasi, jaringan nekrotik.
penurunan Setelah dimensi, b.Memberikan
suplai darah dilakukan kedalaman pengetahuan
dan nutrisi ke Tindakan luka, tentang merawat
jaringan keperawatan jaringan luka dengan benar
sekunder akibat anestesi selama nekrotik, dan Kesehatan
Diabetes 1x24 jam tanda-tanda pada kulit.
Mellitus) diharapkan infeksi
masalah local,
kerusakan formasi
integritas tractus.
jaringan  Ajarkan
berkurang dan
dengan kriteria lakukan
hasil : tekhnik
-Pasien terlibat perawatan
dalam luka
pengkajian dengan
resiko steril.
-Pasien dapat  Berikan
mengungkapkan posisi yang
kesediaan untuk mengurang
berpartisipasi i tekanan
dalam mencegah pada luka
ulkus decubitus  Kolaborasi
-Dapat ahli gizi
menguraikan pemberian
etiologi dan diet TKTP
Tindakan (tinggi
pencegahan kalori
-Dapat tinggi
menjelaskan protein)
rasional
intervensi

3. Hipotermia NOC : NIC : a.Menambahkan


(Berhubungan Termoregulasi Temperature pakaian atau
dengan efek Setelah regulation selimut
pendinginan dilakukan  Observasi menghambat
dari ruang Tindakan TTV kemampuan alami
operasi) keperawatan pasien tubuh untuk
anestesi selama untuk mengurangi suhu
1x24 jam mecegah tubuh; melepas
diharapkan hilangnyan pakaian atau
masalah kehangatan selimut
termoregulasi tubuh meningkatkan
dapat berkurang  Ajar pada kemampuan alami
dengan kriteria pasien cara untuk mengurangi
hasil : mencegah suhu tubuh.
-Pasien dapat keletihan b.Paparan kepala,
mempertahanka akibat wajaha, tangan,
n suhu tubuhnya panas dan kaki bisa
-  Beritahuka mempengaruhi
Mengidentifikas n tentang suhu tubuh. Panas
i factor risiko indikasi dilakukan dari
hipertermia dan factor pembuluh darah
-Pasien dapat terjadinya dari area vascular
mengurangi keletihan ke kulit dan dari
factor risiko dan kulit ke udara.
hipertermia penangana Dingin dilakukan
-Berikan n dari udara ke kulit
antipiretik emergency dan dari kulit ke
yang pembuluh darah.
diperlukan c.Pemberian obat
 Kolaborasi hipotermi dapat
dengan membantu
perawat meredakan dingin
dalam yang dirasakan
pemberian pasien.
antipiretik

NOC : Bleeding NIC : Fluid status


4. Resiko  Deteksi dini
episode
pendarahan  Pantau status defisit cairan
Setelah
(Status cairan pasien memungkinkan
dilakukan
intraoperative dilakukannya
tindakan  Berikan
) intervensi untuk
keperawatan treatment anti mencegah syok.
anestesi selama pendarahan.
1 x 4 jam (Lynda Jual
 Edukasi Carpenito )
diharapkan
meminimalkan
masalah resiko
pergerakan dan Pemantauan
perdarahan
aktivitas klien. yang cermat
berkurang
memungkinkan
dengan kriteria :  Kolaborasi deteksi dini
dengan dokter komplikasi.
 -Mengatur dan
mengenai
meminimalkan
antikoagulan atau ( Lynda jual
episode Carpenito )
terapi trombotik
perdarahan Ini membantu
mengurangi
 -Identifikasi
kebutuhan jaringan
mengenai
akan oksigen.
frekuensi denyut
dan irama ( Lynda Jual
jantung. Carpenito)

 -Mengontrol  Terapi
tanda – tanda antikoagulan
vital pasien (TD yang
dan saturasi berkepanjangan
oksigen ) dapat
menyebabkan
-Memantau dan
perdarahan
mengelola
spontan dimana
episode
saja didalam
penurunan curah
tubuh.
jantung
Hematuria
adalah tanda
awal yang
umum.

(Lynda Jual
Carpenito )

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN ANESTESI


No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
.

NOC :  Digunakan Sebagai


1. Ansietas NIC :
Setelah dilakukan indikator awal
tindakan dalam
 Observasi
keperawatan
tingkat kecemasan menentukan
anestesi selama 1
pasien saat ini . intervensi
x 4 jam
berikutnya
diharapkan  Ajarkan
 - Identifikasi
masalah ansietas penggunaan teknik
masalah spesifik
berkurang dengan relaksasi
akan
kriteria hasil :
-Menjelaskan  bantu klien meningkatkan

ansietas dan mengenali kemampuan


copingnya sendiri. kecemasan dan individu untuk
penyebabnya. menghadapinya
 -Menggunakan
dengan lebih
mekanisme  Kolaborasi
realistis
coping yang dengan dokter
 - Ketidaktahuan
efektif. mengenai
dan kurangnya
mengurangi atau
-Pasien dapat menghilangkan pemahaman dapat
mempraktikan mekanisme koping menyebabkan
relaksasi tarik yang bermasalah. timbulnya ansietas
napas dalam
- Pemberian obat
anti cemas
diharapkan dapat
Mengurangi
kecemasan pasien.


2. Kerusakan NOC : NIC :
integritas  Observasi
jaringan Setelah dilakukan luka :
Tindakan lokasi,
keperawatan dimensi,
anestesi selama kedalaman
1x24 jam luka,
diharapkan jaringan
masalah nekrotik,
kerusakan tanda-tanda
integritas jaringan infeksi
berkurang dengan local,
kriteria hasil : formasi
-Pasien terlibat tractus.
dalam pengkajian  Ajarkan
resiko dan
-Pasien dapat lakukan
mengungkapkan tekhnik
kesediaan untuk perawatan
berpartisipasi luka
dalam mencegah dengan
ulkus decubitus steril.
-Dapat  Berikan
menguraikan posisi yang
etiologi dan mengurang
Tindakan i tekanan
pencegahan pada luka
 Kolaborasi
-Dapat menjelaskan
ahli gizi
rasional intervensi
pemberian
diet TKTP
(tinggi
kalori
tinggi
protein)


3. Hipotermia NOC : NIC :
Setelah dilakukan  Observasi
Tindakan TTV pasien
keperawatan untuk
anestesi selama mecegah
1x24 jam hilangnyan
diharapkan kehangatan
masalah tubuh
termoregulasi  Ajar pada
dapat berkurang pasien cara
dengan kriteria mencegah
hasil : keletihan
-Pasien dapat akibat
mempertahankan panas
suhu tubuhnya  Jelaskan
-Mengidentifikasi tanda dan
factor risiko gejala
hipertermia hipotermia
-Pasien dapat terhadap
mengurangi factor pasien
risiko hipertermia  Kolaborasi
-Berikan dengan
antipiretik perawat
dalam
pemberian
antipiretik

NOC :
4. Risiko NIC :  Deteksi dini
Setelah dilakukan
pendarahan  Pantau lokasi defisit cairan
tindakan
pembedahan memungkinkan
keperawatan
untuk mencari dilakukannya
anestesi selama 1 perdarahan,
intervensi untuk
x 4 jam dehiscence,
mencegah syok.
diharapkan dan
masalah resiko pengeluaran
(Lynda Jual
perdarahan isi.
Carpenito )
berkurang dengan  Memantau
kriteria : tanda dan Pemantauan
gejala syok: yang cermat
 -Mengatur dan
 - Peningkatan memungkinkan
meminimalkan
denyut nadi deteksi dini
episode
dengan tekanan komplikasi.
perdarahan
darah normal atau
( Lynda jual
sedikit menurun,
 -Identifikasi
Carpenito )
tekanan nadi
mengenai
menyempit,
frekuensi denyut Ini membantu
penurunan mean
dan irama jantung. mengurangi
atau mean arterial
kebutuhan jaringan
 -Mengontrol tanda pressure (MAP)
akan oksigen.
– tanda  Peningkatan
vital
pasien (TD dan frekuensi ( Lynda Jual
saturasi oksigen ) pernapasan, Carpenito)

-Memantau dan - Denyut nadi  Terapi


mengelola episode perifer berkurang antikoagulan
penurunan curah
 Kulit dingin, yang
jantung pucat, lembab, atau berkepanjangan
sianotik dapat
 - Penurunan menyebabkan
saturasi oksigenasi perdarahan
(SaO2, SvO2); spontan dimana
tekanan arteri saja didalam
pulmonalis, tubuh.
tekanan atrium Hematuria
kanan,baji / adalah tanda
tekanan oklusi,
awal yang
curah jantung /
umum.
indeks
A. Penurunan tekanan
(Lynda Jual
vena sentral
Carpenito )

- Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
asam traneksamat

50 mg
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No. Tanggal Diagnosa Implementasi Evaluasi

S : Pasien mengataka
1. 13/01/21 PRE ANESTESI Mengkaji tingkat
n takut karena akan di
Ansietas ansietas pasien
operasi
O: Pasien Pasien
tampak gelisah.

A: Masalah ansietas
belum teratasi

P : lanjutkan
intervensi dengan
menjelaskan semua
prosedur dan apa
yang dirasakan
selama prosedur

 menjelaskan S :Pasien mengatakan


semua prosedur sudah mengerti dan m
dan apa yang emahami tentang info
dirasakan selama rmasi terkait prosedur
prosedur pembedahan.
O : Pasien terlihat sed
ang memperhatikan d
an sudah paham meng
enai prosedur pembed
ahan.Tingkat ansietas
pasien jadi menurun
menjadi sedang
A: Masalah ansietas
teratasi sebagian
P : lanjutkan
intervensidengan kola
borasi bersama dokter
anestesi pemberian ob
at anti cemas terhadap
pasien

 mengkolaborasi S : Pasien
dengan dokter mengatakan tingkat
untuk pemberian kecemasannya sudah
obat anti cemas berkurang
O : Pasien tampak
lebih tenang
A : Anxiety telah
teratasi
P : Hentikan
intervensi

 Kaji kedalam luka S : -


2. 13/01/21 Kerusakan
jaringan nekrotik O : Pasien tampak
integritas jaringan
pasien gelisah
A : Masalah
kerusakan integritas
jaringan belum
teratasi
P : Laanjutkan
intervensi dengan
Teknik perawatan
luka dengan benar.
 Ajarkan Teknik S : Pasien
merawat luka mengatakan sudah
dengan benar mengerti dan
memahami Teknik
merawat luka dengan
benar
O : Pasien terlihat
memperhatikan dan
sudah paham
mngenai Teknik
merawat luka dengan
benar
A : Masalah
kerusakan integritas
jaringan teratasi
P : Lanjutkan
intervensi dengan
mengubah posisi
yang dapat
mengurangi tekanan
pada luka, dan
kolabarasi dengan
ahli gizi. Mengenai
diet TKTP.

 Kaji TTV untuk S : Pasien


3. 13/01/21 INTRA
mencegah mengatakan badannya
ANESTESI
hilangnya hangat dingin
tubuh O : pasien tampak
Hipertermia
menggigil
A : Hipotermi belum
teratasi
P : Perawat akan
menjelaskan tentang
tanda dan gejala
hipotermia
 Menjelaskan S : Pasien
tanda dan gejala mengatakan sudah
hipotermi paham dari tanda dan
gejala hipotermi
O : Pasien terlihat
memperhatikan
penjelasan
A : Masalah
Hipotermi teratasi
sebagian
P : Dokter dan
perawat akan
memberikan obat
antipiretik
 Diberikan obat S : Pasien
Pereda dingin mengatakan sudah
tidak kedinginan
O : Pasien terlihat
tenang
A : Masalah
hipotermia teratasi
P : Hentikan
intervensi, pasien
akan dipindahkan ke
ruang pemulihan
Memantau lokasi S : -
4. 13/01/21 POST
pembedahan O : Pasien terlihat
ANESTESI
untuk mencari kehilangan darah 500
Risiko perdarahan
perdarahan, cc
dehiscence, dan A : Masalah resiko
pengeluaran isi. perdarahan belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi dengan
memantau tanda-
tanda perdarahan dari
perangkat akses vena
(misalkan IV,
perangkat akses vena
jangka panjang)
 Memantau tanda S : -
dan gejala syok: O : TD 112/68
 Peningkatan mmHg Suhu 36 C , N
denyut nadi 75x/mnt , RR
dengan tekanan 18x/mnt
darah normal atau A : Masalah resiko
sedikit menurun, perdarahan teratasi
tekanan nadi Sebagian
menyempit, P : Lanjutkan
penurunan mean intervensi
atau mean arterial
pressure (MAP)
 Peningkatan
frekuensi
pernapasan,
 Denyut nadi
perifer berkurang
 Kulit dingin,
pucat, lembab,
atau sianotik
 Penurunan
saturasi
oksigenasi (SaO2,
SvO2); tekanan
arteri pulmonalis
tekanan atrium
kanan,baji /
tekanan oklusi,
curah jantung /
indeks
 Penurunan
hemoglobin /
hematokrit
 Penurunan
tekanan vena
sentral

 Kolaborasi S:-
dengan dokter O : Pasien terlihat
dalam pemberian diberikan obat
obat traseknamat 50
antipendarahan mg/ml
yaitu obat A : Masalah resiko
traseknamat 50 perdarahan teratasi
mg/ml P : Hentikan
intervensi pasien
tetap di ruang
pemulihan

Anda mungkin juga menyukai