“DIABETES MELLITUS”
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh :
1911604090
KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI
2020
KASUS DIABETES MELLITUS
Seorang pasien Tn. S dengan diagnosis medis DM ulkus akan dilakukan tindakan amputasi dengan
spinal anestesi. Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan terdapat gangrene. Klien
mengatakan memiliki luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak 24 Mei 2015. Luka tersebut
dikarenakan pemakaian sepatu yang terlalu sempit sehingga menyebabkan kaki lecet dan bengkak.
Kemudian pasien datang ke RS “X” untuk memeriksakan keadaan kakinya dan hanya diberikan obat
bentuk kapsul ternyata luka dikaki menjadi semakin parah hingga timbul gangrene.
Tangan kanan terpasang cairan infus ringer laktat 20 tpm. Pasien mengatakan sedikit takut akan
dilakukan operasi. Pasien mengatakan Kesadaran composmentis, GCS E4 V5 M6, TD 127/70 mmHg,
nadi 76x/mnt, BB 58 kg, TB 150 cm, RR 18x/mnt, GDS : 189 mg/dl, GDP : 158 mg/dl. Kepala
mesocephal, konjungtiva tidak anemis, tidak ada gigi palsu, tidak ada peningkatan JVP, mulut klien
bersih, tidak ada gigi palsu, mukosa bibir kering, tidak terdapat stomatitis, skore mallampati grade 2.
Pengembangan paru kanan dan kiri sama, Fremitus raba kanan kiri sama, suara perkusi paru sonor,
suara nafas vesikuler. Ictus cordis tidak tampak. Pasien tampak gelisah. Hb 12,2 g/Dl, hematokrit
35%, trombosit 214 ribu/ul, leukosit 20 ribu/ul, eritrosit 3,9 juta/ul. Status fisik ASA II. Puasa 7 jam.
Direncanakan operasi dengan regional anestesi teknik sub arachnoid block. Persiapan alat anestesi :
monitor lengkap dengan manset, finger sensor dan lead ekg, persiapan STATICS, persiapan alat
regional anestesi dengan teknik SAB jarum ukuran 27G, spuit 3cc dan 5cc, 10cc dan sarung tangan
steril. Persiapan obat : Obat antiperdarahan Traneksamat 50mg/ml, obat SAB Bupivakain 12,5mg/ml
dan Fentanyl 25mcg, antiemetik ondansetron 4 mg/ml, analgetik ketorolak 30 mg/ml, obat emergency
SA 0,25 mg/ml ; Ephedrine 50mg/ml = dioplos 5cc dimasukkan spuit ; Dexamethason 5mg/ ml,
cairan infus RL 1500. Selama intra operasi pasien mengatakan badannya dingin. pasien tampak
mengginggil. Suhu 36o C, TD 110/80 mmHg, Nadi 72x/mnt. Setelah operasi selesai pasien
kehilangan darah ±500 cc, terpasang infus RL 20 tpm, pasien tampak lemah, pucat TD 112/68 mmHg.
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama : Tn S
Umur : 45th
Agama : Islam
No. RM : 1911604090
2. Anamnesa
a. Keluhan Utama : Luka DM pada kaki sebelah kanan dikarenakan pemakaian sepatu yang
terlalu sempit sehingga menyebabkan kaki lecet dan bengkak dan jari kaki kanan sampai
mata kaki terlihat nekrosis dan terdapat gangrene.
b. Riwayat penyakit sekarang : Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan
terdapat gangrene
c. Riwayat penyakit dahulu : Pasien mengatakan memiliki luka DM pada kaki sebelah
kanannya sejak 24 Mei 2015
d. Riwayat penyakit keluarga : Tidak terdapat Riwayat penyakit Hipertensi , Tumor,dll.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum dan Tanda-tanda vital
Kesadaran : Composmentis
TD : 120/70 mmHg
RR : 18x/mnt
N : 76x/mnt
BB : 58 kg
TB : 150 cm
GCS : E4 V5 M6
GDS : 189 mg/dl
GDP : 158 mg/dl
b. Status Generalis
Kepala : Mesochepal
Mata : Konjungtiva tidak anemis
Hidung : Tidak terdapat polip
Mulut : Mulut tampak bersih , tidak ada gigi palsu , mukosa bbir kering , tidak
terdapat stomatitis , skore mallampati grade 2 , Tidak ada penimgkatan JVP
Telinga : Pendengaran baik dan tidak terdapat secret
Leher : Leher pasien tidak pendek
Thoraks : Tidak terdapat benjolan
c. Pulmo
Inspeksi : Exspansi paru kanan dan kiri sama
Perkusi : Fremitus raba kanan dan kiri sama
Palpasi : suara perkusi sonor
Auskultasi : suara nafas vesikuler
d. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung I-II intensitas normal, regular
e. Abdomen
Inspeksi : Tampak normal
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Hepar tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara perkusi normal
4. Genetelia : Tangan kanan terpasang cairan infus ringer laktat 20 tpm dengan tujuan
5. Ekstremitas :
Atas
Dextra : Tangan kanan pasien terpasang cairan infus ringer laktat 20 tpm ,
tidak tersapat lesi, tidak terdapat bengkak, tidak ada fraktur dan tidak ada
benjolan.
Sinistra : tidak tersapat lesi, tidak terdapat bengkak, tidak ada fraktur dan tidak
ada benjolan.
Bawah
Dextra : Jari kaki kanan sampai mata kaki terlihat nekrosis dan terdapat
gangrene sehingga menyebabkan luka DM pada kaki sebelah kanannya sejak
24 Mei 2015.
Sinistra : tidak tersapat lesi, tidak terdapat bengkak, tidak ada fraktur dan tidak
ada benjolan
Kekuatan otot :
Pemeriksaan Vertebrata :
7. Pemeriksaan penunjang
Hematokrit 35 %
Leukosit 20 Ribu/ul
2. Persiapan Obat
a. Obat premedikasi : Bupivacain 12,5 mg/ml , Fentanyl 25 mcg
b. Obat Anti pendarahan : Traseknamat 50 mg/ml
c. Obat Analgetik : Ketorolax 30 mg/ml
d. Obat Induksi : Propofol 100mg
e. Obat Emergency : SA 0,25 mg/ml , Ephedrine 50 mg/ml = dioplos 5cc
dimasukkan ke spuit , Dexametashon 5mg/ml.
f. Obat Pelumpuh Otot : Roculax 30mg
g. Obat 5HT-Antagonis : -
h. Obat antiemetik : ondansentron 4mg/ml
i. Cairan infus :
Kristaloid : RL 1500
Koloid : -
j. Darah : -
3. Persiapan pasien
a. Pasien tiba di IBS pukul 08.15 WIB
b. Serah terima pasien dengan petugas ruangan, periksa status pasien
termasuk informed consent, dan obat-obatan yang telah diberikan diruang
perawatan.
c. Memindahkan pasien ke brankar IBS
d. Memperkenalkan diri kepada pasien, mengecek ulang identitas pasien,
nama, alamat dan menanyakan ulang puasa makan dan minum, dan alergi
makanan atau obat, riwayat penyakit sebelumnya serta berat badan saat ini.
e. Memeriksa kelancaran infus dan alat kesehatan yang terpasang pada
pasien.
f. Menanyakan keluhan pasien saat di ruang penerimaan IBS, dari pasien
mengatakan sedikit takut menjalani operasi.
g. Melakukan pemeriksaan pulmo pasien
Inspeksi :
Palpasi :-
Perkusi :-
Auskultasi :-
h. Melaporkan kepada dokter anestesi hasil pemeriksaan di ruang penerimaan
dari kolaborasi dengan dokter anestesi pasien dipindahkan ke meja operasi.
4. Penatalaksanaan anestesi
Penatalaksanaan anestesi di mulai dari memasang alat pelindung diri (APD),
alat monitor, finger sensor, memberitahu pasien akan di bius, menganjurkan pasien
untuk berdoa, dengan didapatkan tanda-tanda vital :
Suhu 36o C
TD 110/80 mmHg
Nadi 72x/mnt
Pasien mengatakan badannya dingin
Pasien terlihat menggigil
C. Maintenance
Maintanance menggunakan:
Balance cairan :
Kebutuhan cairan basal (M) = 2cc/kg x BB = 2cc/kg x 58 kg = 116 cc
Pengganti Puasa (PP) = Lama Puasa x Kebutuhan cairan basal = 7 jam x 116 cc = 812
cc
Stress operasi (SO) = Jenis operasi x BB = 6 cc x 58 kg = 348 cc
Kebutuhan Cairan
E. Pengakhiran Anestesi
a. Operasi selesai dilakukan pukul 10.15 WIB, Pasien kehilangan darah ±500 cc,
terpasang infus RL 20 tpm, pasien tampak lemah, pucat
b. Monitor tanda tanda vital yaitu, TD 112/68 mmHg , suhu 37 c , Nadi 75x/mnt ,
RR 18x/mnt.
c. Pasien dipindahkan ke ruang pemulihan pada pukul 10.45 WIB, Dengan TTV
yaitu : TD : 117/65 mmHg , N ; 81x/mnt , RR : 17x/mnt , SpO2 ; 100%
A. ANALISIS DATA
N : 76x/mnt
BB : 58 kg
RR : 18x/mnt
TB : 150 cm
GDS : 189 mg/dl
GDP : 158 mg/dl
Terlihat nekrosis dan
gangrene
Data Objektif
Pasien tampak
menggigil
Suhu : 36 C
TD : 110/80 mmHg
N : 72x/mnt
Data Objektif
Pasien kehilangan
darah kurang lebih 500
cc
Pasien tampak pucat
dan lemah
Terpasang infus RL
20tpm
TD : 112/68 mmHg
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS ANESTESI
No Prioritas Diagnosa
.
1. Pre Anestesi
Ansietas (Berhubungan dengan ancaman actual atau persepsi
ancaman terhadap integritas biologis sekunder akibat prosedur
invasive)
Kerusakan Integritas Jaringan (Berhubungan dengan penurunan
suplai darah dan nutrisi ke jaringan sekunder akibat Diabetes
Mellitus)
2. Intra Anestesi
Hipotermia (Berhubungan dengan enfek pendinginan dari ruang
operasi)
3. Post Anestesi
Resiko pendarahan (Status PostOperatif)
C. RENCANA DAN IMPELEMENTASI KEPERAWATAN
( Lehrner,
Marwinski, Lehr,
Johren, & Deecke,
2005; Mok &
Woo, 2004; Wong,
Lopez-Nahaz &
Molassiotis, 2001;
Yilmas et al;2003 )
Penyangkalan
dapat menjadi
mekanisme
pertahanan yang
efektif ketika
situasi sulit untuk
diatasi.
(Lynda Jual
Carpenito )
-Mengontrol Terapi
tanda – tanda antikoagulan
vital pasien (TD yang
dan saturasi berkepanjangan
oksigen ) dapat
menyebabkan
-Memantau dan
perdarahan
mengelola
spontan dimana
episode
saja didalam
penurunan curah
tubuh.
jantung
Hematuria
adalah tanda
awal yang
umum.
(Lynda Jual
Carpenito )
2. Kerusakan NOC : NIC :
integritas Observasi
jaringan Setelah dilakukan luka :
Tindakan lokasi,
keperawatan dimensi,
anestesi selama kedalaman
1x24 jam luka,
diharapkan jaringan
masalah nekrotik,
kerusakan tanda-tanda
integritas jaringan infeksi
berkurang dengan local,
kriteria hasil : formasi
-Pasien terlibat tractus.
dalam pengkajian Ajarkan
resiko dan
-Pasien dapat lakukan
mengungkapkan tekhnik
kesediaan untuk perawatan
berpartisipasi luka
dalam mencegah dengan
ulkus decubitus steril.
-Dapat Berikan
menguraikan posisi yang
etiologi dan mengurang
Tindakan i tekanan
pencegahan pada luka
Kolaborasi
-Dapat menjelaskan
ahli gizi
rasional intervensi
pemberian
diet TKTP
(tinggi
kalori
tinggi
protein)
3. Hipotermia NOC : NIC :
Setelah dilakukan Observasi
Tindakan TTV pasien
keperawatan untuk
anestesi selama mecegah
1x24 jam hilangnyan
diharapkan kehangatan
masalah tubuh
termoregulasi Ajar pada
dapat berkurang pasien cara
dengan kriteria mencegah
hasil : keletihan
-Pasien dapat akibat
mempertahankan panas
suhu tubuhnya Jelaskan
-Mengidentifikasi tanda dan
factor risiko gejala
hipertermia hipotermia
-Pasien dapat terhadap
mengurangi factor pasien
risiko hipertermia Kolaborasi
-Berikan dengan
antipiretik perawat
dalam
pemberian
antipiretik
NOC :
4. Risiko NIC : Deteksi dini
Setelah dilakukan
pendarahan Pantau lokasi defisit cairan
tindakan
pembedahan memungkinkan
keperawatan
untuk mencari dilakukannya
anestesi selama 1 perdarahan,
intervensi untuk
x 4 jam dehiscence,
mencegah syok.
diharapkan dan
masalah resiko pengeluaran
(Lynda Jual
perdarahan isi.
Carpenito )
berkurang dengan Memantau
kriteria : tanda dan Pemantauan
gejala syok: yang cermat
-Mengatur dan
- Peningkatan memungkinkan
meminimalkan
denyut nadi deteksi dini
episode
dengan tekanan komplikasi.
perdarahan
darah normal atau
( Lynda jual
sedikit menurun,
-Identifikasi
Carpenito )
tekanan nadi
mengenai
menyempit,
frekuensi denyut Ini membantu
penurunan mean
dan irama jantung. mengurangi
atau mean arterial
kebutuhan jaringan
-Mengontrol tanda pressure (MAP)
akan oksigen.
– tanda Peningkatan
vital
pasien (TD dan frekuensi ( Lynda Jual
saturasi oksigen ) pernapasan, Carpenito)
- Kolaborasi
dengan dokter
untuk pemberian
asam traneksamat
50 mg
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
S : Pasien mengataka
1. 13/01/21 PRE ANESTESI Mengkaji tingkat
n takut karena akan di
Ansietas ansietas pasien
operasi
O: Pasien Pasien
tampak gelisah.
A: Masalah ansietas
belum teratasi
P : lanjutkan
intervensi dengan
menjelaskan semua
prosedur dan apa
yang dirasakan
selama prosedur
mengkolaborasi S : Pasien
dengan dokter mengatakan tingkat
untuk pemberian kecemasannya sudah
obat anti cemas berkurang
O : Pasien tampak
lebih tenang
A : Anxiety telah
teratasi
P : Hentikan
intervensi
Kolaborasi S:-
dengan dokter O : Pasien terlihat
dalam pemberian diberikan obat
obat traseknamat 50
antipendarahan mg/ml
yaitu obat A : Masalah resiko
traseknamat 50 perdarahan teratasi
mg/ml P : Hentikan
intervensi pasien
tetap di ruang
pemulihan