Anda di halaman 1dari 8

FAKULTAS KEPERAWATAN UPH

PROFESI NERS KEPERAWATAN KDP


Judul : Analisa Sintesa Tindakan Pengambilan Sampel AGD _

Nama Pasien : Ny. Umi Nama Praktikan : Derwinto Sakoikoi


AST 2
Usia : 50 Tahun NIM :01503200124
No. Rekam Medis : 00-00-58-97
Diagnosa Medis : CKD St 5 + Anemia Mengetahui,
Ruangan : IPD 1 C10
Tanggal Masuk : 16 September 2020
Tanggal Tindakan : 17 September 2020
Preseptor
No Kritea Bobot

1 Diagnosa Keperawatan (PE): 10


Gangguan Pertukaran Gas b.d ventilasi - perfusi

2 Data Subjekif: 10

 Pasien mengatakan sesak nafas


 Pasien mengatakan susah menghirup udara
 Pasien mengatakan sakit kepala saat bangun
3 Data Objektif: 10
- Pasien tampak gelisah
- Pasien menglami penurunan kesadaran dari Compos Mentis menjadi Somnolen dengan E : 3, V : 4, M : 3
- TTV : TD : 168/71 mmHg, N : 114 x/menit, S : 36,8 ° C, P : 28 x/menit, SpO2 : 85% dan terpasang simple mask
- Pasien tampak sesak nafas
- Pasien tampak kebingungan
- Pasien bernafas menggunakan alat bantu pernafasan

Terapi :
- O2 dengan Simple mask 5 L
- NS 0,9% 500 ml / 8 tpm + drip Novorapid 4 unit/jam via IV
- Furosemid IV 20 mg BD
- Ranitidine IV 50 mg BD
- Amlodipin PO 10 mg OD
- Clonidin PO 0,25 mg TD
- Citicolin IV 500 mg BD
- Sucralfat PO Ci TD

Hasil Lab :
Hematologi Nilai Rujukan
- Hemoglobin : 3,0 13 - 18
- Hematokrit : 9,5 40 - 54
- Eritrosit : 1.12 4.50 – 6.20

4 Langkah-langkah Tindakan Keperawatan yang dilakukan saat praktik (bukan menurut teori): 10

- Menyiapkan alat : Syringe AGD 1 buah, pengalas, alcohol swab, sarung tangan, plastic kuning, hipavix,, bengkok dan stiker
identitas pasien
- Mencuci tangan
- Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien
- Mengkonfirmasi dan melakukan double check nama dan MR pasien
- Menggunakan sarung tangan
- Melakukan observasi untuk menentukan letak arteri yang akan dijadikan tempat pengambilan sampel AGD
- Melakukan allen test : meminta pasien mengepalkan tangan dan saya menekan arteri radialis dan arteri ulnaris. Kemudian
saya meminta pasien melepaskan kepalan tangannya. Setelah itu saya melepaskan tekanan pada arteri ulnaris dan melihat
peredaran darah lancar dan allen test positif ditandai dengan adanya peredaran pada area tangan kurang lebih 10 – 15 menit.
- Satelah itu saya memilih tempat penusukan yaitu di arteri radialis
- Saya melakukan palpasi dan melakukan tekanan pada arteri radialis untuk memastikan area penusukan dengan menggunakan
jari manis, jari tengan dan jari telunjuk.
- Jari telunjuk dan jari manis menekan arteri dan jari tengah mengkonfirmasi dan menandai lokasi penusukan
- Melakukan desinfektan dengan menggunakan alkohol swab
- Melakukan penusukan dengan menggunakan syringe AGD dengan sudut 45°
- Mengambil darah sebanyak 1 ml
- Setelah darah sudah mencapai 1 ml, saya meletakkan alkohol swab diarea penusukan untuk mencegah terjadinya perdarahan.
- Saya meletakkan alkohol swab yang baru pada area penusukan dan menempelkanya dengan hipavix
- Melepaskan needle pada syring dan meletakkannya di bengkok ( piala ginjal ), selanjutnya saya ganti penutupnya dengan
penutup khusus
- Menempelkan stiker pasien
- Merapikan alat
- Menanyakan respon pasien ( pasein tidak menjawab, pasien hanya bereaksi terhadap nyeri saat penusukan dengan cara
meringis )
- Izin keluar dari ruangan pasien
- Mengirim sample AGD beserta formnya ke lab
5 Dasar Pemikiran: 15

Gagal ginjal kronik merupakan sebuah penyakit yang ditandai dengan berkurangnya fungsi ginjal. Gagal ginjal kronik
stadium akhir ditandai dengan berkurangnya jumlah GFR yaitu 5 – 10 ml/menit. Gagal ginjal dapat terjadi dikarenakan racun
( zat toksik ), masalah vascular, infeksi dan obstruktif saluran kemih. Zat toksik yang masuk ketubuh menyebabkan reaksi
antigen antibody sehingga menyebabkan gangguan laju filtrasi ginjal. Masalah vascular juga merupakan salah satu penyebab
gagagl ginjal dikarenakan berkurangnya suplai darah diginjal akibat arteriosclerosis. Selain itu juga, obstruksi saluran
kencing akibat retensi urin dan batu ginjal merupakan penyebab terjadi gagal ginjal kronik. Komplikasi yang terjadi akibat
gagal ginjal ini antara lain hipertensi, anemia, asidosis metabolic dan gangguan kesimbangan cairan dan elektrolit serta gagal
jantung (Nurarif & Kusuma, 2015)

Menurut Black & Hawks ( 2014 ), Penyakit ginjal kronik memiliki banyak sekali komplikasi terhadap sistem organ tubuh.
Gangguan yang terjadi pada jantung adalah tekanan darah tinggi ( bisa juga menjadi salah satu penyebab terjadinya gagal
ginjal) karena meningkat jumlah cairan dalam tubuh. Selain itu juga masalah terjadi karena rusaknya saringan glomerulus
pada ginjal sehingga zat yang masih dibutuhkan tubuh dibuang oleh ginjal dan racun dalam darah tidak maksimal dibuang
sehingga mengalami penumpukan dan memperberat kerja hati. Beban kerja hati yang berat, menyebabkan gangguan pada
proses pemecahan hemoglobin dan menyebabkan gangguan darah seperti anemia. Gagal ginjal kronik ini juga menyebabkan
tidak terproduksinya eritropoetin yaitu hormone yang membantu pembentukan sel darah merah. Selain itu juga, gangguan
yang dapat terjadi pada gagal ginjal kronik adalah gangguan asam basa pada tubuh sehingga menyebabkan asidosis
matabolik. Dengan meningkatnya pH tubuh, maka organ yang lain seperti paru akan melakukan kompensasi untuk
menyeimbangkan pH tubuh dengan menarik banyak oksigen dari luar tubuh. Hal inilah yang menyebabkan tubuh akan sesak,
adanya alat bantu nafas, dan pasien kelelahan

Pasien yang tampak sesak, keletihan, kebingungan, susah nafas dan gelisah merupakan tanda gejala yang sering muncul pada
pasien dengan CKD. Semua pendapat para ahli sesuai dengan gejala yang terjadi pada pasien.
6 Analisa Tindakan Keperawatan: 15

Tindakan yang saya lakukan merupakan tindakan yang dilakukan dengan prinsip aseptic. Tindakan ini merupakan tindakan yang
wajib dilakukan jika pasien sesak dan memiliki penyakit seperti gagal ginjal dan gangguan pernafasan lainnya. Tindakan
pengambilan sampel darah juga sesuai dengan indikasi dan permintaan dokter untuk memastikan keseimbangan asam basa pasien
terjaga.

Tindakan yang dilakukan yaitu pengambilan sampel AGD menurut (Danckers, 2020), direkomendasikan karena memiliki indikasi
yaitu sesak, gangguan darah seperti anemia dan gangguan pH terutama pasien dengan CKD.

7 Bahaya yang dapat terjadi? 10

Bahaya:

Bahaya yang dapat terjadi selama pengambilan sampel darah antara lain :
- Perdarahan pada area penusukan
- Memar
- Merasa lemah
- Penumpukan darah dibawah kulit
- Infeksi diarea penusukan
(Nall, 2019)
Menurut WHO ( 2010 ), komplikasi yang dapat terjadi adalah :
- Spasme arteri
- Hematoma
- Kerusakan saraf perifer
Pencegahan:
- Untuk mencegah spasme arteri hal yang harus dilakukan adalah merileksasikan pasien dan membuat suasana santai dengan
cara menjelaskan prosedurnya dan membuat posisi yang pasien nyaman
- Untuk mencegah hematoma dan perdarahan dibawah kulit harus dilakukan penusukan tepat diarteri dan tidak menekan
needle terlalu dalam. Selain itu juga, harus memastikan posisi dan sudut pengambilan darah sesuai
- Untuk mencegah kerusakan saraf, pengambilan sample harus tepat pada arteri dan posisi jarum tidak bergeser
- Untuk kelemahan, hal yang harus dilakukan adalah memposisikan pasien telantang ditempat tidur
- Untuk mencegah terjadinya infeksi, lingkungan pasien harus bersih dan lokasi penusukan harus dipastikan aseptic dan steril.
(WHO ( World Health Organization ), 2010)
8 Hasil yang didapat: 10

S:- Pasien mengatakan sesak


- Pasien mengatakan pusing
- Pasien mengatakan susah menghirup udara

O : - TTV : TD : 160/75 mmHg, N : 110 x/menit, S : 36,7 ° C, P : 25 x/menit, SpO2 : 98 % setelah terpasang Simple mask 5 L
- GCS : Somnolen dengan E : 3, V : 4, M : 3
- Pasien tampak sesak
- Pasien tampak menggunakan otot bantu pernafasan
- Pasien terlihat gelisah
Hasil AGD :
Pemeriksaan Nilai Rujukan
- P O2 : 103 ( High ) 80 - 100
- pH : 7,436 ( Normal ) 7,35 - 7,45
- PCo2 : 34 ( Low ) 35 – 45  Alkalosis 1
- HCO3 : 22 ( Low) 24 – 28  Asidosis 2
- BE : - 0,9 ( Normal ) - 2,0 s/d + 2,0
Kesimpulan : Asidosis metabolic terkompensasi penuh

A : Masalah tidak teratasi

P : Intervensi dilanjutkan :
- Check TTV setiap jam
- Observasi GCS
- Pengobatan sesuai IMR
- Oksigenasi dengan simple mask 5 L
- Selalu pertahankan posisi pasien semi fowler
- Batasi cairan dan lakukan balance cairan setiap jam
9 Evaluasi Diri: 5

Kelebihan :
Saya berani melakukan tindakan ini dengan baik yang ditandai dengan keberhasilan saya dalam melakukan pengambilan sampel
darah.

Kelemahan :

Kadang saya hanya berfokus pada tindakan saya dan tidak memperhatikan respon pasien. Selain itu, saya juga tidak menjelaskan
komplikasi yang mungkin akan terjadi selama tindakan ini

Hal yang perlu saya perbaiki :


Saya akan melakukan BHSP sehingga pasien yang akan saya lakukan tindakan medis percaya dan yakin dengan tindakan saya
dengan cara membangun komunikasi yang efektif.
10 Daftar Pustaka (APA style): 5

Total 100

Anda mungkin juga menyukai