Anda di halaman 1dari 15

RESUME KAMAR OPERASI

Nama Mahasiswa : Derwinto Sakoikoi

NIM : 01503200124

Inisial Pasien/DOB : Ny. K / 24 Maret 1999

Diagnosa Medis : G2P1A0, UK 40 – 41 Minggu + Oligohidramnion

Tindakan Operasi : Sectio Caesaria (SC)

Tujuan Tindakan Operasi :

Operasi Caesar merupakan sebuah Tindakan operasi yang dilakukan unutk membantu persalinan
dengan cara membuat sayatan pada area abdomen bawah dan selanjutnya dibuat sayatan pada
area uterus untuk membantu mengeluarkan bayi dari dalam rahim
Menurut ( Ferni, 2021 ), tujuan dilakukan tindakan operasi caesar antara lain karena adanya
komplikasi pada kehamilan dan beresiko pada keselamatan bayi yang akan dilahirkan dan ibu
yang melahirkan. Beberapa komplikasi yang sering kali terjadi seperti ibu hamil dengan pre
eklamsia, posisi bayi sungsang, ukuran panggul yang kecil, air ketuban yang terlalu sedikit,
ukuran kepala bayi terlalu besar, kelainan kongenital pada bayi, ketuban pecah, kondisi
kesehatan bayi terganggu (hidrosefalus), dan juga adanya riwayat SC di kehamilan sebelumnya

A. Pre Operasi
1. Apakah Checklist persiapan operasi sudah lengkap? (Jelaskan apa saja persiapan yang
dilakukan pada pasien tsb)
Checklist persiapan operasi Ny. K sudah diisi dengan lengkap. Adapun Checklist
persiapan operasi yang digunakan terbagi menjadi 2 bagian yaitu verifikasi pasien &
dokumen dan persiapan pasien. Verifikasi Pasien dan Dokumen terdiri dari:
a. Gangguan komunikasi: tidak ada
b. Identitas pasien/gelang identitas/penanda resiko jatuh/ gelang alergi: Ya, pada Ny.
K terdapat gelang identitas
c. Instruksi operasi di rekam medis: Ya, terdapat instruksi rencana SC ada Ny. K di
rekam medis dan di catatan DPJP
d. Jenis dan lokasi pembedahan dipastikan bersama pasien: Ya
e. Kelengkapan persetujuan pembedahan: Ya sudah lengkap
f. Kelengkapan persetujuan anastesi: Ya sudah lengkap
g. Pre-anasthesia evaluation: Ya sudah ada
h. Berkas rekam medis (rawat inap dan rawat jalan) : Ya sudah ada
i. Kelengkapan X-ray/CT scan/MRI/EKG/Echo/Angiografi: Ya sudah lengkap untuk
X-ray, Kertas hasil pengukuran DJJ bayi juga tersedia
j. Kelengkapan laboratorium: Ya sudah lengkap

Sementara untuk Check list Persiapan Pasien terdiri dari:


a. Puasa/makan minum terakhir: Ya, tanggal 7/5/2021 pukul 01.00
b. Alat bantu (gigi palsu, lensa kontak, kacamata, dan alat bantu dengar) disimpan:
Tidak ada
c. Menggunakan protese dalam (pacemaker, implat, protese panggul/bahu, vp shunt):
Ny. K tidak menggunakan protese dalam
d. Penjepit rambut/cat kuku/perhiasan dilepaskan: (Ny. K tidak
menggunakannya)
e. Cukur area operasi menggunakan surgical clipper: Ya sudah dilakukan diruang
bersalin
f. Mandi Chlorexydine gluconate 2% (malam sebelum dan pada hari operasi): Tidak
g. Pengosongan kandung kemih/clysma: Ya, Ny. K terpasang kateter Urine
h. Obat yang disertakan: Tidak
i. Pemberian antibiotic profilaksis: Ya, Ceftriaxone 2 gr pukul 10.00
j. Vaskuler akses (cimino, IV, CVC) : Ya, IV line no. 20 pada metacarpal sinistra
k. Memastikan persediaan darah (sudah dilakukan cross match): Tidak ada

2. Apakah Informed consent sudah diisi lengkap? (Jelaskan apa saja isi dari informed
consent tsb)

Informed consent pada Ny. K sudah diisi dengan lengkap. Terdapat 3 lembar
persetujuan untuk tindakan Operasi SC yaitu Persetujuan Tindakan Medis/Bedah,
Persetujuan Anastesi dan Persetujuan Melakukan Tindakan Sectio Caesaria untuk
kebidanan. Secara keseluruhan hal yang tertera pada surat persetujuan setiap form
informed consent adalah pernyataan pasien sudah menyetujui tindakan pembedahan
yang akan dilakukan juga termasuk tindakan anastesi. Tujuan dari tindakan dan resiko
komplikasi setelah pembedahan serta kemungkinan dirawat di ruang intensif juga
dituliskan pada lembar informed consent. Saat keluarga dan pasien menyetujui dan
menandatangi form persetujuan tersebut, itu artinya segala komplikasi yang terjadi dan
resiko yang dialami pasien di tanggung oleh pasien, sehingga RS terbebas dari segala
tuntutan yang merugikan. Namun, sebelum keluarga pasien dan pasien sendiri
menandatangani surat persetujuan, DPJP ( Dokter Operator ) menjelaskan terlebih
dahulu kondisi pasien, prosedur tindakan, komplikasi prosedur dan perawatan yang
akan diberikan selanjutnya.

3. Apa masalah keperawatan yang muncul? (Lengkapi dengan data objektif dan
subjektif yang didapat)
Masalah keperawatan yang muncul adalah Ansietas:
DS: Pasien mengatakan ia sangat gugup dan juga takut karena baru pertama kali
melakukan operasi SC.
DO: Pasien tampak gelisah, cemas dan gugup,

4. Jelaskan apa yang dilakukan oleh anggota tim sebelum mulai operasi?
a. Perawat Anastesi
- Menerima pasien di ruang transfer area.
- Melakukan handover dengan perawat yang mengantarkan pasien dan juga
double check Cek List Persiapan Operasi
- Mengantar pasien ke ruang preparation room
- Memasang monitor pasien dan memastikan kembali akses IV line dan juga
antibiotic yang dijalankan lancar.
- Mempersiapkan alat untuk tindakan anastesi spinal diruang operasi: Spinocan
Needle no 27 G, Obat Bunascan, dressing set terdapat gauze ball (4pcs),
Syringe 5 mL, Elektroda, Nasal Canul
- Menyiapkan file khusus anastesi seperti: Permohonan konsul dokter anastesi,
persetujuan tindakan anastesi, catatan perkembangan pasien, catatan
anastesi/sedasi, dan form jasa dokter anastesi.
- Melakukan dokumentasi pada catatan perkembangan pasien
b. Perawat Instrumen
- Mempersiapkan alat yang akan digunakan : 1 Set LSCS, gown steril, kasa x-
ray 1, kasa non-x-ray 1, kasa CSSD 1, sarung tangan steril, selang suction,
pencil cauter, benang (Chromic 2 ( 1 buah ), Chromic 1 (1 buah), Chromic 0
(1 buah) jika akan dilakukan pengikatan uterus untuk mencegah atonia uteri,
Vio 1 (1), blade no.10. Alkohol, betadine,
- Membuka set steril dan semua alat yang akan digunakan dengan
mempertahankan prinsip steril
- Mencuci tangan dengan teknik steril
- Menggunakan gown steril dan sarung tangan steril
- Mempersiapkan instrument yang akan digunakan
- Melakukan desinfektan dengan betadine dan kassa ( Anastesi spinal
sudah selesai dilakukan )
- Melakukan drapping

c. Perawat sirkulasi
- Mempersiapkan file yang diperlukan sebelum operasi dimulai: form feedback,
procedure safety check list, persiapan alat sebelum dan sesudah operasi, catatan
perhitungan kassa, dan instrument, operating theatre charge form.
- Membantu perawat instrument membuka set steril dan alat-alat yang akan
digunakan dengan mempertahankan prinsip steril
- Mengisi form procedure safety check list, seperti mengkonfirmasi kembali
identitas pasien, tindakan yang akan dilakukan dan juga dokter yang akan
melakukan operasi, persetujuan tindakan bedah dan anastesi oleh pasien secara
lisan, mengecek site marking serta kelengkapan anastesi dan apakah berfungsi
dengan baik, menanyakan riawayat alergi, adanya resiko gangguan jalan napas
serta kehilangan darah, dan mengecek implant pada pasien
- Memastikan bahwa alat lainnya dan juga penerangan ruangan sudah siap.
- Menginfokan dokter bahwa pasien sudah selesai dibius dan operasi sudah siap
untuk dilakukan.
B. Intra Operasi
1. Sebutkan peran dari perawat sirkulasi (minimal 3)
a. Membacakan time out sebelum tim memulai operasi (mengkonfirmasi identitas
seperti nama, nomor MR, tanggal lahir, tindakan yang akan dilakukan dan dokter yang
melakukan operasi, mengkonfirmasi adanya kejadian kritis selama operasi pada
dokter, antisipasi kejadian diluar prosedur, lama operasi, perkiraan kehilangan darah
selama operasi, mengkonfirmasi antibiotic yang digunakan pada perawat anastesi dan
dokter anestesi dan antisipasi resiko syok, pembacaan time out selesai dan
mempersilahkan tim operasi untuk berdoa)
b. Mengambil dan memberikan alat-alat tambahan yang mungkin saja dibutuhkan atau
kurang selama operasi berlangsung dan memberikannya kepada perawat instrument
c. Melakukan pendokumentasian alat-alat apa saja yang telah digunakan.
d. Melakukan double check dengan perawat instrument dalam perhitungan jumlah kassa
yang telah dipakai selama operasi dan disesuaikan jumlahnya dengan kassa yang
dikeluarkan di awal operasi.
2. Sebutkan peran dari perawat instrumen (minimal 3)
a. Mempersiapkan instrument yang akan dipakai saatoperasi
b. Mengambilkan instrument yang dibutuhkan dokter dan perawat asisten saat operasi
c. Mengoperasikan beberapa alat seperti suction dan pencil cauter serta membantu
dokter membuka abdomen dan mengklem jaringan saat membuka maupun menjahit
luka
d. Mengecek kembali kelengkapan instrument yang telah digunakan selama operasi
dan juga perhitungan kassa dengan perawat sirkuler.
3. Sebutkan peran dari perawat anestesi (minimal 3)
a. Menemani dokter anastesi untuk melakukan spinal anastesi (Kadang perawat
anastesi diberikan wewenang oleh dokter anastesi untuk melakukan tindakan
anastesi spinal)
b. Menyiapkan cairan dan obat tambahan yang akan digunakan selama operasi berjalan
c. Memonitor hemodinamik pasien selama proses operasi ( TTV pasien )
d. Melakukan pendokumentasian terkait tindakan anastesi di lembar catatan
anastesi/sedasi selama operasi berlangsung
4. Observasi dan jelaskan peran dari tiap anggota tim di kamar operasi
a. Perawat anastesi: sebelum dilakukan tindakan operasi, perawat anastesi
mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk anastesi spinal. Kemudian perawat
anastesi melakukan anastesi spinal atas persetujuan dokter anastesi. Pasien dibuat
posisi lateral terlebih dahulu. Dan setelah anastesi spinal dilakukan, pasien
diposisikan supine. Selanjutnya perawat anastesi memastikan cairan berjalan lancar.
Kemudian memasang tensi dan juga lead ekg pada pasien. Kemudian pasien
dipasangkan selang oksigen nasal kanul 3 lpm. Setelah semua selesai, perawat
anastesi memastikan bahwa obat bius sudah bekerja dengan memerintahkan pasien
untuk mengangkat kedua kaki. Jika pasien mengatakan bahwa dia tidak bisa
mengangkat kaki, itu artinya obat bius sudah bekerja. Dengan kondisi tersebut maka,
operasi dapat dimulai. Setelah itu perawat anastesi akan langsung melakukan
pendokumentasian pada catatan anastesi /sedasi.
b. Perawat sirkulasi: perawat sirkulasi melakukan persiapan alat yang akan digunakan
membantu perawat instrument. Selama jalannya operasi, perawat sirkuler bertugas
untuk mengambilkan alat yang masih akan dibutuhkan selama operasi dan menjadi
penghubung antara area yang non steril dan area steril. Selain itu, perawat sirkulasi
akan melakukan pendokumentasian pada lembar dokumentasi terkait alat- alat yang
digunakan selama operasi dan juga melakukan perhitungan kassa sesaat sebelum
operasi selesai.
c. Perawat instrument: perawat instrument mempersiapkan instrument yang akan
digunakan selama proses operasi SC, kemudian melakukan suction ketika air ketuban
dipecahkan atau jika terdapat banyak peradarahan. Selain itu, perawat instrument
juga mengoperasikan pencil cauter untuk memotong jaringan ataupun untuk
koagulan. Perawat instrument juga memastikan bahwa proses operasi dapat
berjalan dengan baik termasuk pengaturan lampu operasi, tabung suction berfungsi
dengan baik, dan juga selalu standby untuk mengambilkan alat-alat yang diperlukan.
5. Jelaskan secara singkat tindakan yang dilakukan pada pasien
Pasien dilakukan tindakan operasi SC dengan kehamilan G2P1A0, UK 40 -41 minggu
+ Oligohidramnion. Pasien dilakukan anastesi spinal di bagian os. lumbal oleh
perawat anastesi didampingi oleh dokter anastesi dengan posisi pasien lateral. Setelah
proses anastesi selesai, pasien langsung diposisikan supine. Kedua tangan
direntangkan dan disandarkan pada sandaran tangan. Sebelum operasi dimulai,
dilakukan desinfektan pasien dengan menggunakan kassa dan betadine oleh perawat
asisten dokter. Operasi dimulai, tim bedah melakukan penyayatan dibagian atas
simfisis pubis dengan posisi horizontal. Dimulai dengan membuat sayatan pada
lapisan kulit, jaringan lemak, fascia, otot perut, lapisan peritoneum, dan uterus di belah
menggunakan blade no.10. Ketika sudah sampai di uterus, ketuban akan dipecahkan
sambil membuka perut untuk mengeluarkan kepala bayi yang dilanjutkan sampai
seluruh tubuh bayi keluar. Selanjutnya dilakukan pengkleman pada tali pusar dan
selanjutnya digunting. Bayi keluar langsung diambil oleh bidan dan RMO untuk
dibersihkan, dilakukan pengkajian kondisi bayi, dilakukan pemberian vaksin Hb0 dan
Vit K diruang RR. Sementara itu, tim bedah menunggu plasenta sampai benar – benar
keluar. Setelah plasenta benar – benar sudah keluar dan dipindahkan ke nirbeken,
dokter melakukan pembersihan di dinding uterus dengan menggunakan alat kuret
sambil dilakukan suctioning.. Kemudian uterus dijahit dengan menggunakan benang
yang mudah direabsorpsi. Rongga perut dilakukan pencucian dengan menggunakan
NaCl 0.9 % dan betadine, kemudian dilap dengan kassa x ray. Setelah semua bersih,
dan memastikan tidak ada lagi perdarahan, tim bedah akan mulai menjahit kembali
lapisan perut dari bagian terdalam hingga terluar. Sebelum selesai dilakukan
penjahitan pada lapisan otot, perawat sirkuler dan instrument akan mulai double check
perhitungan kassa yang dipakai selama operasi. Kassa yang dihitung adalah kassa x-
ray. Jika sudah lengkap maka proses jahit setiap lapisan dilanjutkan. Setelah semuanya
selesai dijahit, luka akan di bersihkan dengan betadine, dan NaCl dilanjutkan dengan
pengelapan dengan kassa biasa. Setelah bersih, luka ditutup dengan menggunakan kassa dan
hipafix. Perawat asisten kemudian membersihkan area vagina pasien dari sisa-sisa
perdarahan dengan menggunakan betadine, dan NaCl dilanjutkan dengan pengelapan
dengan kassa. Setelah pasien dibersihkan, selanjutnya pasien dipindahkan ke ruang
recovery room untuk dilakukan observasi TTV perdarahan dan memastikan semua
efek anastesi yang digunakan benar- benar hilang. Didalam cairan RL 500 ml pasien
ditambahkan oxytocin 1 ampul ( membantu uterus berkontraksi mengeluarkan sisa-
sisa jaringan yang tersisa ) dan tramadol 1 ampul ( membantu meredakan nyeri post
operasi )
C. Post Operasi (Recovery room)
1. Jelaskan bagaimana kondisi pasien (Kesadaran, ABC, tanda vital)

Kondisi pasien saat masuk ke RR, tampak lemas, pusing dan sedikit
mengatuk. Pasien juga mengeluh kedinginan
Airway: tidak terdapat penyumbatan pada hidung/mulut, suara napas normal
Breathing: RR: 16x/menit, teratur. Tidak menggunakan otot bantu napas.
Circulation: Nadi teraba, frekuensi 86x/menit, teratur. Perdarahan ±150cc. Akral
teraba dingin. SpO2 100%, TD: 110/77mmHg, S: 36,5oC.
2. Observasi dan jelaskan peran dari tiap anggota tim di ruang recovery

a. Perawat anastesi: Memasang monitor dan memantau kondisi pasien setelah


operasi terutama hemodinamik pasien dan saturasi oksigen
b. Perawat Sirkuler: Menyelesaikan pendokumentasi proses operasi dan
mendokumentasikan juga di Surgery book dan Recovery Room Book.
c. Perawat Instrumen: Membereskan alat-alat yang digunakan, melepa sarung
tangan steril dan gown kemudian, mencuci tangan. Setelah itu mempersiapkan
kembali alat yang akan digunakan pada operasi selanjutnya.
3. Apa masalah keperawatan yang muncul? Lengkapi dengan data objektif dan
subjektif yang didapat.
Masalah keperawatan yang muncul: Resiko Infeksi.
DS: Pasien mengatakan sedikit terasa perih diarea bekas operasi
DO: balutan operasi tampak bersih dan tidak ada rembesan. TD: 110/77 mmHg,
N: 86x/menit, RR: 16x/menit, S: 36,5oC.
D. CSSD

1. Jelaskan indikator “STERIL”


Sterilisasi merupakan sebuah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,
dalam hal ini merupakan sebuah mikroorganisme layaknya, protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma dan juga virus yang ada dalam suatu benda (Departemen
Kesehatan RI, 2016). Tujuan dari sterilisasi ini adalah untuk menjaga kebersihan,
merawat alat medis untuk siap pakai, mencegah suatu peralatan cepat rusak (alat
laboratorium, alat masak, alat medis), mencegah adanya infeksi terhadap bakteri
berbahaya, menjamin kebersihan alat suatu alat dan sebagai jaminan suatu produk
sudah steril dan aman digunakan oleh konsumen.
Indikator steril dibagi menjadi tiga yaitu Indicator mekanik, Indicator kimia dan
Indicator biologi. Rumah Sakit Siloam Hospital Labuan Bajo menggunakan
indicator kimia yang dimana akan menandai terjadinya paparan sterilisasi seperti uap
panas atau gas etilenosida pada objek yang disterilkan, dengan adanya perubahan
wanrna yang terlihat pada indicator. Indicator kimia dikemas dalam beberapa
kemasan seperti strip, tape, kartu, vial serta sensitive terhadap satu atau lebih
parameter sterilisasi. Indicator kimia juga memberikan informasi tercapainya
kondisi steril pada tiap kemasannya, sehingga indicator ini dapat digunakan di luar
juga di dalam kemasan.

Klasifikasi dari indicator kimia: 1) Indicator eksternal: berbentuk tape yang


digunakan pada bagian luar kemasan. Saat perubahan warna terjadi berarti bagian
luar kemasan benda sudah melewati proses sterilisasi. 2) Indkator internal:
berbentuk strip and diletakkan pada bagian dalam kemasan. Saat terjadinya
perubahan warna pada indicator maka kemasan telah melewati proses sterilisasi

2. Apa saja jenis sterilisator yang ada dan apa implikasinya pada keperawatan
Ada dua jenis sterilisator di Siloam Hopsital Labuan Bajo, yaitu Steam sterilisator
(Sterilisasi suhu tinggi) dan Autoclave Sterilisator (Sterilisasi suhu rendah). Steam
sterilisator digunakan hingga mencapai suhu 134oC. dengan durasi sterisilisasinya
sekitar 30 menit, yang dapat disterilkan dalam mesin ini adalah seluruh jenis
intrumen yang berbahan logam. Sementara Autoclave sterilisator digunakan pada
suhu maksimal 121oC. dengan sterilisasi selama kurang lebih 45 menit, peralatan
yang dapat disterilkan dalam mesin ini antara lain masker N95, kassa, kain-kain
yang digunakan saat operasi dan bahan-bahan selain peralatan berbahan logam.
Implikasi pada keperawatan adalah dengan adanya sterilisasi alat diharapkan
tingkat kejadian ILO ( Infeksi Luka Operasi ) tidak ada. Hal ini dikarenakan,
penggunaan alat yang sama kepada pasien yang lain memiliki resiko penularan
infeksi yang tinggi. Sehingga perlu dilakukan sterilisasi untuk membunuh bakteri
maupun kuman yang merugikan yang terdapat pada alat yang digunakan. Sebelum
dimasukkan kedalam mesin steril, alat-alat akan dicuci bersih terlebih dahulu agar
sisa-sisa darah ataupun cairan tubuh pasien dapat dikeluarkan dan alat masuk
kedalam mesin dalam keadaan bersih.

Referensi:
Departemen Kesehatan RI. (2016). Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi di Rumah Sakit. Jakarta:
Bina Pelayanan Medik.
Ferni, E. N. (2021). The Analysis of The Determinants of Caesarean Section Delivery in Dr.
TC. Hillers General Hospital in Maumere. International Journal of Contemporary
Medical Research, 8, A16-A22. Retrieved from https://www.ijcmr.com
a.

Anda mungkin juga menyukai