Anda di halaman 1dari 36

DOA BELAJAR

PEMBUKA BELAJAR

“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku,


dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah,
tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
Bahan Berbahaya dan Beracun
HERI PUSPITO, S.Kep.,Ns.,M.K.M
Disampaikan pada Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Oktober 2020
Capaian Pembelajaran
1. Bersikap kritis dan konstruktif terhadap pengetahuan tentang keperawatan anestesiologi
2. Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu dan terukur
3. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data serta mampu memberikan
petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi kepenataan anestesi sesuai kewenangannya
4. Menguasai konsep teoritis, metoda dan perangkat analisis fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan,
pengarahan, pemantauan, evaluasi, dan pengendalian) dan fungsi organisasi (pemasaran, SDM, operasi, dan
keuangan) pada berbagai jenis organisasi
5. Mahasiswa mampu mempersepsi, menganalisis, dan mendemonstrasikan pengelolaan bahan berbahaya dan
beracun (B3)
Bahan Kajian
1. Peraturan pemerintah tentang pengelolaan B3
2. Contoh-contoh B3 di Rumah Sakit
3. Penanganan B3
4. Sampah berbahaya
5. Dekontaminasi
6. Manajemen paparan
DEFINISI B3
Limbah adalah sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Bahan Berbahaya dan Beracun, yang selanjutnya disingkat B3, adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain
(Permen LHK No.P.56/Menlhk-Setjen/2015 tentang TATA CARA DAN
PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN)
Ayat Al-Quran tentang Kebersihan

Allah SWT yang menugaskan manusia sebagai khalifah untuk


memakmurkan bumi dan melestarikan lingkungan:
َ َ‫ك َونُقَ ِّدسُ ل‬
‫ك قَا َل إِنِّي‬ ُ ِ‫ أَتَجْ َع ُل فِيهَا َمن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬V‫ض َخلِيفَةً قَالُ ْوا‬
َ ‫ك ال ِّد َماء َونَحْ ُن نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬ ِ ْ‫ألَر‬V‫• َوإِ ْذ قَا َل َرب َُّك لِ ْل َمالَئِ َك ِة إِنِّي َجا ِع ٌل فِي ا‬
َ ‫أَ ْعلَ ُم َما الَ تَ ْعلَ ُم‬
‫ون‬
• ”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman:
“Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 30
َ ‫ين َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّر‬
‫ين‬ َ ِ‫ب‬V‫• إِ َّن هّللا َ ي ُِحبُّ التَّ َّوا‬
• “… Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah [2]: 222)
Allah SWT yang menegaskan bahwa alam ditundukkan untuk kemaslahatan manusia,
memerintahkan untuk berbuat baik dan  melarang berbuat kerusakan di bumi
َ ‫ض إِ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِد‬
‫ين‬ ِ ْ‫ْك َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِي اأْل َر‬
َ ‫• َوأَحْ ِسن َك َما أَحْ َس َن هَّللا ُ إِلَي‬
• Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS. Al-Qashash [28]:77)

‫ين‬ ِ ْ‫اس أَ ْشيَاءهُ ْم َواَل تَ ْعثَ ْوا فِي اأْل َر‬
َ ‫ض ُم ْف ِس ِد‬ َ َّ‫ الن‬V‫َواَل تَب َْخسُوا‬
• Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela
di muka bumi dengan membuat kerusakan. (QS al-Syuara’ [26]:183)
َ ‫ْض الَّ ِذي َع ِملُوا لَ َعلَّهُ ْم يَرْ ِجع‬
‫ُون‬ ِ َّ‫ت أَ ْي ِدي الن‬
َ ‫اس لِيُ ِذيقَهُم بَع‬ ْ َ‫فَ َسا ُد فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر بِ َما َك َسب‬V‫• ظَهَ َر ْال‬
• “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Al-Rum [30]:41)
Peraturan pemerintah tentang pengelolaan B3

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Nomor:P. 56/Menlhk-Setjen/2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan
Kesehatan (PerMenlhk P.56/2015)

Mengatur Pengelolaan Limbah B3 Fasyankes dengan tahapan sebagai berikut:

a. Pengurangan dan Pemilahan Limbah B3


b. Penyimpanan Limbah B3: Permen LHK No. P.95/Menlhk/Setjen/Kum.1/11/2018 tentang
b. Pengangkutan Limbah B3: Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun Terintegrasi dengan Izin Lingkungan melalui
c. Pengolahan Limbah B3:
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara elektronik;
d. Penguburan Limbah B3; dan
e. Penimbunan Limbah B3
Penerapan Kebijakan PerMenLHK P.56 Tahun 2015

Berdasarkan substansi Permenlhk P.56/2015, banyak memberi kemudahan bagi Fasilitas


Pelayanan Kesehatan dalam Pengolahan Limbah B3 medis, yaitu:
a. Penyimpanan Limbah B3 medis:
1) memperbolehkan TPS berada dalam bangunan utama rumah sakit, dan harus memenuhi
persyaratan;
2) Penyimpanan Limbah B3 sebagai depo pemindahan

b. Pengangkutan Limbah B3 medis:


3) menggunakan alat angkut roda 3 bagi penghasil Limbah B3
4) persetujuan Pengangkutan Limbah B3 dengan alat angkut roda 3 diterbitkan instansi
Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten/Kota

c. Pengolahan Limbah B3 medis:


5) pengaturan Pengolahan Limbah B3 dengan berbagai peralatan: autoklaf, gelombang mikro,
iradiasi ferkuensi raido, insinerator
6) efisiensi pembakaran sekurang – kurangnya 99,95%
lanjutan …

d. Penguburan Limbah B3 medis:


1) Limbah B3 patologis dan benda tajam dapat dilakukan Penguburan Limbah B3
2) Persetujuan Penguburan Limbah B3 diterbitkan oleh instansi lingkungan hidup Kabupaten/Kota

e. Penimbunan Limbah B3 medis:


3) Penimbunan Limbah B3 berupa Abu terbang insinerator dan Abu dasar insinerator pada fasilitas Penimbunan
Saniter, Penimbunan Terkendali, Penimbusan Akhir
4) Persetujuan Penimbunan Limbah B3 diterbitkan Instansi Lingkungan Hidup Provinsi dan Kabupaten/Kota

f. Pasal 37
5) Fasyankes dapat melakukan Pengolahan Limbah B3 diluar Limbah B3 yang dihasilkan sendiri, dengan
melakukan pembaruan izin lingkungan berdasarkan dokumen kajian lingkungan
6) dimaknai RSUP atau RSUD dapat melakukan Pengolahan Limbah B3 dari Pusat Kesehatan Masyarakat
yang berlokasi di derahnya

g. Pasal 38
7) pengecualian bagi penghasil Limbah B3 untuk melakukan sendiri Pengolahan Limbah B3 berupa: kemasan
bekas B3, spuit bekas, botol infus bekas, bekas kemasan cairan hemodialisis
8) hasil Pengolahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud di atas berupa Limbah Non B3
Limbah B3 berdasarkan jenis buangan
1. Radioaktif
2. Bahan kimia
3. Bahan yang bersifat biologis
4. Bahan yang mudah terbakar (flamable)
5. Bahan yang mudah meledak (explosive)
Pengelompokan limbah B3 berdasarkan sifatnya :

Flamable (mudah terbakar).

Explosive (mudah meledak)

Corrosive (menimbulkan karat)

Buangan pengoksidasi (oxidizing waste

Buangan penyebab penyakit (infectious


waste),
Buangan beracun (toxic waste),
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah menyala)

Bahan kimia cair yang


mudah terbakar
Contoh : Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)

Contoh :
Calcium Hypochlorite,
H2O2, Acetyl
Peroxide.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)

Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)

Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl
Sulphate.
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive Materials)

Bahan Radioaktif
adalah bahan kimia
yang mempunyai
kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn aktivitas
jenis lebih besar dari
0.002 microcurie/gram
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya

Kelas 8 :
Bahan Korosif
(Corrosive Substances)

Yaitu bahan kimia yang


dapat mengakibatkan
kerusakan apabila
kontak dengan jaringan
hidup atau bahan
lainnya.

Contoh : Asam asetat,


HCl, H2SO4, HNO3,
NaOH, KOH, NH4OH.
Contoh-contoh B3 di Rumah Sakit

KepMenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan


Rumah Sakit
Limbah dari pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kategori utama, yaitu :
1. limbah umum,
2. limbah patologis (jaringan tubuh),
3. limbah radioaktif,
4. limbah kimiawi,
5. limbah berpotensi menular (infectious),
6. benda-benda tajam,
7. limbah farmasi,
8. limbah sitotoksik, dan
9. kontainer dalam tekanan
Penanganan Limbah B3

Penandaan Limbah B3

Kemasan Limbah B3

Penyimpanan Limbah B3

Pengumpulan Limbah B3

Pengangkutan Limbah B3
Prinsip Pengelolaan B3
• Jangan memproduksi limbah B3
• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Recovery, Reuse dan Recycling
• Pembuangan secara aman (tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup
Dekontaminasi

Dekontaminasi adalah proses menghilangkan mikroorganisme patogen dan kotoran dari suatu benda sehingga aman
untuk pengelolaan selanjutnya.
Tujuan dari dekontaminasi :
- untuk mencegah penyebaran infeksi melalui alat atau suatu permukaan benda
- mematikan mikroorganisme dan kotoran lain yang tidak tampak
- mempersiapkan permukaan alat untuk kontak langsung dengan desinfektan atau bahan sterilisasi
- melindungi petugas kesehatan dari bahaya infeksi.

Dekontaminasi dapat dilakukan dengan :


- Larutan klorin 0,5 %-0,1 %
- Etil 70 %
- Bahan fenolik atau karbol 0,5 % - 3 %
Manajemen paparan

A. Menyiapkan dan Memiliki Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet)
Informasi mengenai bahan-bahan berbahaya terkait dengan
1. penanganan yang aman,
2. prosedur penanganan tumpahan, dan
3. prosedur untuk mengelola pemaparan sudah yang terbaru dan selalu tersedia.
B. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3):
4. Lemari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
5. Penyiram badan (body wash);
6. Pencuci mata (eyewasher);
7. Alat Pelindung Diri (APD);
8. Rambu dan Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); dan
9. Spill Kit (https://www.youtube.com/watch?v=kRErdnB7duw)
C. Pembuatan Pedoman dan Standar Prosedur Operasional
TEKNOLOGI PENGOLAHAN B3: INSENERATOR

 Efisiensi pembakaran > 99,95%;


 Temperatur pada ruang bakar utama (primary chamber) minimum 800oC (temperatur
operasional);
 Temperatur pada ruang bakar kedua (secondary chamber) minimum 1000oC
(temperatur operasional), dengan waktu tinggal minimum 2 (dua) detik;
 Memiliki alat pengendali pencemaran udara (misal: wet scrubber);
 Ketinggian cerobong minimum 14 meter dari permukaan tanah; dan
 Memenuhi baku mutu emisi.
 Pengolahan limbah sitotoksik (genotoksik) pada temperatur > 1200oC.
Contoh Insinerator Rumah Sakit
BAKU MUTU EMISI UDARA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA
DAN BERACUN - RUMAH SAKIT

NO. PARAMETER KADAR MAKSIMUM SATUAN


1. Partikulat 50 mg/Nm3
2. Sulfur Dioksida (SO2) 250 mg/Nm3
3. Nitrogen Dioksida(NO2) 300 mg/Nm3
4. Hidrogen Fluorida (HF) 10 mg/Nm3
5. Hidrogen Klorida (HCl) 70 mg/Nm3
6. Karbon Monoksida (CO) 100 mg/Nm3
7. Total Hidrokarbon (sebagai CH4) 35 mg/Nm3
8. Arsen (As) 1 mg/Nm3
9. Kadmium (Cd) 0,2 mg/Nm3
10. Kromium (Cr) 1 mg/Nm3

11. Timbal (Pb) 5 mg/Nm3

12. Merkuri (Hg) 0,2 mg/Nm3

13. Talium (Tl) 0,2 mg/Nm3

14. Opasitas 10 %

15. Efisiensi Pembakaran (EP) 99,95 %


Pengolahan Limbah B3 medis dengan Autoklaf dan Gelombang
Mikro

Pengoperasian Autoclaf tipe alir gravitasi dilakukan dengan:


a. temperatur lebih besar atau sama dengan 121 0C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang – kurangnya 60 menit.
b. temperatur lebih besar atau sama dengan 135 0C, Tekanan 31 psi atau 2,11 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang – kurangnya 45 menit.
c. temperatur lebih besar atau sama dengan 149 0C, Tekanan 52 psi atau 3,54 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang – kurangnya 30 menit.

Pengoperasian Autoclaf tipe vakum dilakukan dengan:


a. temperatur lebih besar atau sama dengan 1210C, Tekanan 15 psi atau 1,02 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang – kurangnya 45 menit.
b. temperatur lebih besar atau sama dengan 1350C, Tekanan 31 psi atau 2,11 atm, waktu tinggal
didalam autoclaf sekurang – kurangnya 30 menit.

Pengoperasian Gelombang Mikro dilakukan dengan:


temperatur 1000C, waktu tinggal paling singkat 30 menit.

Uji validasi: harus mampu membunuh spora Bacillus stearothermophilus


Alat Autoklaf Hasil Olahan Autoklaf
Alat Steril wave Hasil olahanSteril wave
REFERENSI
1. Rudi Suardi. (2005). Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : penerbit PPM
2. Achadi Budi Cahyono. (2004). Keselamatan Kerja Bahan Kimia di Industri. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
3. Modul K3 Oleh M. Adam Yerussalem,M.Si. dan Enny Zuhni Khayati ,M.Kes. 2010
4. Kepmenkes RI Nomor 1204/Menkes/SK/X/2004.
5. https://environment-indonesia.com/training/pengelolaan-limbah-b3-rumah-sakit/
6. https://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/rakerkesnas-2019/SESI%20I/Kelompok%208/1-Ke
bijakan-Pengelolaan-Limbah-B3.pdf
7. http://www.satuharapan.com/read-detail/read/limbah-medis-bagaimana-dikelola
PESAN HIKMAH
PENUTUP BELAJAR
‫يم‬
ِ ‫ح‬ِ ‫ن ال َّر‬
ِ ‫م‬
َ ‫ح‬ ِ َّ‫م الل‬
ْ ‫ه ال َّر‬ ِ ‫س‬
ْ ِ‫ب‬

‫ه‬ ْ ‫طال ً َوا ْر ُز ْق َنا‬


ُ ‫اج ِت َنا َب‬ ِ ‫ل بَا‬ ِ ‫وأَ ِرنَا ا ْلبَا‬
َ ‫ط‬ َ ُ ‫وا ْر ُز ْق َنا اتِ ّـبَاعَ ه‬ ًّ ‫ح‬
َ ‫قا‬ َ ‫ق‬ َ ‫م أَ ِرنَا ا ْل‬
َّ ‫ح‬ َّ ‫اَللَّ ُه‬

Ya Allah Tunjukkanlah kepada kami kebenaran sehinggga kami


dapat mengikutinya,
Dan tunjukkanlah kepada kami keburukan sehingga kami dapat
menjauhinya.

Anda mungkin juga menyukai