Anda di halaman 1dari 16

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Hari/Tanggal : 22 Maret 2021 jam: 15.40 WIB

Tempat : RSU Rajawali Citra Bantul / Bangsal Pringgodani

Metode : Wawancara

Sumber Data : Pasien, Keluarga Pasien dan Rekam Medis

Oleh : kelompok 1

1. Identitas
A. Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : laki laki
Agama : Islam
Pendidikan : D2
Pekerjaan : pesiunan
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : sanan karang
No Rekam Medis : 1017xxx
Diagnosa Medis : striktur uretra
Tgl Masuk RS : 22 Maret 2021

B. Keluarga / penanggung jawab


Nama : Tn.P
Umur : 34 tahun
Pekerjaan : karyawan swasta
Alamat : sanan karang
Hub. Dgn Pasien : anak

2. Anamnesa
a) Keluhan Utama :
Pre Operasi : Pasien mengatakan sulit BAK, BAK nya hanya ayang
ayangan, pasien mengatakan rasa nyeri nya senat senut, nyeri nya hilang timbul,
saat pengkajian pasien mengatakan jika nyeri yang ia rasakan berada di skala 7.
Pasien mengatakan ia merasa sedikit cemas saat akan di operasi
Post Operasi : Pasien mengatakan BAK nya sudah sedikit lancar tetapi
waktu BAK terasa nyeri, nyeri terasa senat senut, saat pengkajian ulang pasien
mengatakan nyeri yang ia rasakan di skala 5, dan nyeri itu di rasakan hilang
timbul
b) Riwayat Penyakit Sekarang : pasien datang ke igd dengan keluhan sulit buang
air kecil, pasien mengatakan badannya lemas, buang air kecil nya ayang
ayangan, sulit buang air kecil ini sudah kurang lebih 2 bulan yang lalu
c) Riwayat Penyakit Dahulu : hipertensi tidak minum obat, DM, pernah operasi
BPH pada bulan february 2021
d) Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada
e) Genogram :

3. Pola Kebesiaan Pasien


a) Pola Nutrisi
Sebelum Sakit : Makan 3x sehari, porsi sedang, makan 5 sehat 6 sempurna
tidak ada riwayat alergi makanan, minum sehari 4 gelas sehari
Setelah Sakit : Makan teratur tetapi tidak habis dan porsi sedikit, minum
sehari 1 liter

b) Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : BAB 1x sehari waktu pagi, BAK tidak lancar dan sering. BAK
berwarna keruh, BAB berwara kuning kecoklatan tekstur padat dan banyak
Setelah Sakit : Terganggu pola eliminasi nya karena saat buang air kecil
nyeri

c) Pola Aktivitas Istirahat dan Tidur


Sebelum Sakit : Tidur tidak teratur, susah tidur jika belum jam 11 malam,
sering bergadang
Setelah Sakit : Susah tidur karena nyeri dan sering bangun tengah malam

d) Pola Kebersihan Diri


Sebelum Sakit : Mandi 3x sehari pakaian dalam ganti sehabis mandi,
rambut tidak rontok, tidak ada ketombe, tidak ada kutu dan
warna rambut hitam
Setelah Sakit : Mandi 2x sehari hanya di lap pakai handuk kecil, tidak
menggunakan pakaian dalam kerena terpasang kateter
urine
e) Pola Reproduksi Seksual
Sebelum Sakit : sudah tidak berhubungan suami istri lagi
Setelah Sakit : Tidak berhubungan suami istri lagi

4. Aspek mental intelektual, sosial dan spiritual


a. Konsep Diri
Indentitas Diri : Pasien mengatakan ia bekerja serabutan
Harga Diri : Pasien masih dapat percaya diri walaupun ia sedang sakit
Gambaran Diri : Menyemangati diri sendiri dengan cara beribadah
Peran Diri : Pasien lebih mendekatkan diri dengan allah swt
Self ideal : Pasien mengatakan ia ingin segera sembuh
b. Intelektual
Pasien semulanya tidak mengetahui tentang penyakit yang di derita olehnya,
tetapi setelah di edukasi pasien sedikit demi sedikit memahami tentang
penyakitnya dari cara mencegahnya, cara mengatasinya.
c. Hubungan Interpesonal
Sebelum Sakit : Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
Setelah Sakit : Paien masih dapat berkomunikasi dengan baik
d. Mekanisme Koping
Pre Operasi : Pasien mengatakan dapat menyelesaikan coping terhadap masalah
setelah operasi dengan meminta bantuan keluarga dan perawat
Post Operasi : Pasien mengatakan dapat menyelesaikan coping terhadap
masalah setelah operasi dengan meminta bantuan keluarga dan perawat
e. Aspek Mental
Efek :
Pre Operasi : Pasien mudah kecapekan dan masih sering ngobrol
bersama keluarga
Post Operasi : Pasien terlihat lebih murung
Mood :
Pre Operasi : Mood pasien sebelum operasi kurang baik karena ia
mengatakan nyeri ketika BAK
Post Operasi : Mood pasien setelah operasi keadaan pasien membaik
tetapi pasien tampak meringis menahan kesakitan
Kontak Mata : Pasien masih mau menatap mata ketika diajak
komunikasi
f. Aspek intelegensi
Persepsi : Pasien dapat menyimpulkan informasi dengan baik
Memori : Pasien dapat mengingat dengan baik
Kognisi : Pasien yakin jika ia dapat sembuh dari
penyakitnya
Pengambilan Keputusan : Pasien dapat mengambil keputusan dengan baik
g. Aspek Sosial
Pasien dapat berinteraksi dengan baik
5. Pemeriksaan Fisik
Pre Operasi
A. Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E:4 V:5 M:6
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Frekuensi Nafas : 98 x/menit
Frekuensi Nadi : 22 x/menit
SPO2 : 97 %
Suhu : 36 ºC
Berat Badan : 51 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 19,93 kg/m2

Post Operasi
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E:4 V:5 M:6
Tekanan Darah : 133/97 mmHg
Frekuensi Nafas : 92 x/menit
Frekuensi Nadi : 19 x/menit
SPO2 : 98%
Suhu : 36,4 ºC
Berat Badan : 51 kg
Tinggi Badan : 160 cm
IMT : 19,93 kg/m2

B. Status Generalis
Kepala : bentuk kepala normochepal, warna rambut hitam, tidak ada
luka, benjolan dan darah, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok.

Mata : Mata simetris, bulu mata tidak rontok, iris mata coklat,
konjungtiva tidak anemis, kornea mata warna coklat

Hidung : Bentuk tulang hidung normal, posisi septum nasal dexstra dan
sinistra simetris, tidak ada darah, tidak ada secret di lubang hidung

Mulut : Warna bibir pucat, bibir tampak kering, mulut pasien bersih
dan tidak ada caries pada gigi

Telinga : Bentuk telinga luar simetris, ukuran normal, tidak ada kotoran
di telinga pasien, tidak ada benjolan
Leher : Bentuk leher simetris, tidak ada luka, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid

Thoraks : Bentuk thoraks pasien normal chest, bentuk dada simetris,


keadaan kulit normal

Pulmo
Inspeksi : Pengembangan paru paru sinistra dan dexstra simetris, retraksi
otot bantu pernaafasan ada
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Suara perkusi paru resonan
Auskultasi : Suara paru vesikular

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tampak, memar dan benjolan tidak ada
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung tidak melebar
Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 intensitas normal

Abdomen
Inspeksi : Tidak ada benjolan, simetris regional abdomen, tidak ada luka
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di bagian perut kanan bawah, tidak ada
pemesaran limpa
Perkusi : Timpani pada kuadran kiri dan kanan bawah
Auskultasi : Bising usus +

Punggung : Normal, tidak ada skoliosis, lordosis dan kidorsis tidak ada
Genetalia : Terpasang dower cateter urine
Anus/rectum : tidak ada benjolan pada anus pasien
Ekstermitas : Tidak ada keterbatasan gerak, tidak ada kelemahan otot kaki
dan tangan, kekuatan otot normal 5/5

6. Pemeriksaan Penunjang

No Nilai pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan


1 HB (hemaglobin) 12.2 12-16.0 g/dL
2 AL (angka leukosit) 7.3 4.5-13.0 JB/MMK
3 AE (angka eritrosit) 4.00 3.0-5.8 JT/MMK
4 Trombosit 300 150-470 RB/MMK
5 Hematokrit 35.0 37-47.0 %
7 Diff Gran/Neut 72 40-70.0 %
8 Diff Lym 20 25-40.0 %
9 Diff MID/MOD 8 2-8.0 %
10 MCV 87.5 80-100.0 FL
11 MCH 30.5 26-34.0 pg
12 CT (clothing time) 11 5-15.0 Menit
13 BT (bleeding time) 3 1-6.0 Menit
14 Gula darah sewaktu 196 80-140.0 -
15 HbsAg Negatif Negatif 0
16 Ureum 56.59 16.8-43.37 Mg/dl
17 Kreatinin 1.0 0.9-1.5 Mg/dl

Hasil rapid antigen anti SARS-COV-2 : NON REAKTIF

C. Analisa Data Pre Operasi

N Data Problem Etiologi


O
1 DS : Nyeri akut Berhubungan dengan
Pasien mengatakan saat insisi pembedahan
buang air kecil nyeri dan
buang air kecilnya ayang
ayang an

P : nyeri pada daerah


bagian penis
Q : Senat senut
R : Tidak menjalar
S : sedang di skala 7
T : Hilang Timbul

DO :
 Tekanan Darah :
140/90 mmHg
 Frekuensi Nafas : 98
x/menit
 Frekuensi Nadi : 22
x/menit
 SPO2 : 97
%
 Suhu : 36
ºC
 Pasin tampak
meringis
2 DS : Ansietas Berhubungan dengan
Pasien mengatakan sedikit ancaman aktual atau
cemas saat akan di operasi presepsi ancaman
terhadap intergritas
DO : biologis , sekunder
 Pasien tampak akibat : Prosedur
gelisah Invasif
 TD : 140/90 mmHg
 N : 98 x/menit
 RR : 22 x/menit
 SPO2 : 97%

Analisa Data Post Operasi

No Data Problem Etiologi


1 DS : Resiko rasa nyaman Berhubungan
Pasien mengatakan ia tidak dengan efek insisi
nyaman beraktivitas setelah pembedahan
operasi karena di pasang
dower kateter

DO :
 TD : 133/97 mmHg
 N : 92 x/menit
 RR : 19 x/menit
 Pasien terpasang
dower cateter
 Terpasang infus RL
28 TPM ke 2
2 DS : Nyeri Akut Berhubungan
Pasien mengatakan nyeri dengan efek
setelah operasi menjadi pembedahan
skala 5, pasien mengatakan
ketika BAK tidak begitu
nyeri lagi
P : nyeri pada daerah
operasi
Q : Senat senut
R : Tidak menjalar
S : sedang di skala 5
T : Hilang Timbul

DO:
 TD : 133/97 mmHg
 N : 92 x/menit
 RR : 19 x/menit
 SPO2 : 98%
 Pasien terpasang
dower cateter
 Terpasang infus RL
28 TPM ke 2
 Pasien tampak
meringis menahan
sakit

D. Diagnosa Keperawatan
Pre Operasi
 Nyeri Akut
 Ansietas

Post Operasi

 Nyeri Akut
 Resiko Rasa Nyaman

E. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri Akut Setelah dilakukan O : Kaji Nyeri  Untuk menentukan


tindakan keperawatan termasuk lokasi, durasi intervensi dan
selama 2 x 24 jam dan juga skala nyeri mengetahui efek
Nyeri Akut serta pantau tanda-tanda dari terapi yang
teratasi/berkurang vital dilakukan dan
dengan kriteria hasil : dapat memastikan
 Menunjukan T : Atur posisi pasien perkembangan
penurunan skala pasien
nyeri dari 8 E : Ajarkan teknik ( lynda juall, 2010 )
menjadi 4 relaksasi napas dalam  Posisi yang
 Pasien dapat nyaman dapat
beristirahat C : Konsultasi dengan meredakan nyeri
dengan tenang dokter untuk secara efektif
memberikan obat ( lynda juall, 2010 )
Keterolac  Teknik napas
dalam dapat
mengalihkan
perhatian pasien,
sehingga nyeri
berkurang
( lynda jual, 2010)
 Obat keterolac
ampuh untuk
meredakan nyeri,
dan agar nyeri terus
berkurang hingga
target yang
diharapkan
( lynda juall, 2010 )
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan O : Kaji nyeri dan - Pengkajian nyeri yang
nyaman tindakan keperawatan observasi nyeri dan factual (terkini),
selama 2 x 24 jam vital sign lengkap dan akurat
angguan rasa nyaman akan memudahkan
teratasi/berkurang T : Berikan tindakan perawat dalam
dengan kriteria hasil : pengompresan menetapkan data dasar,
menggunakan botol dalam menegakan
 Menyebutkan yang diisi air panas diagnose keperawatan
faktor yang yang tepat,
meningkatkan E : Ajarkan metode merencanakan terapi
nyeri distraksi pengobatan yang
cocok, dan
C : Kolaborasi memudahkan perawat
pemberian obat anti dalam mengevaluasi
nyeri respon klien terhadap
terapi yang diberikan.
H.Alimul Aziz.A.,(2009)
- Kompres panas yaitu
pemberian aplikasi
panas pada tubuh untuk
mengurangi gejala
nyeri akut maupun
kronis.
Kompres panas atau
thermotherapy pada
dasarnya mengikat
aktivitas sel dengan
menggunakan metode
pengaliran energy yaitu
konduksi

(pengaliran lewat suatu
media padat) (potter &
perry, 2009)

- penurunan nyeri oleh


teknik relaksasi napas
dalam disebabkan
ketika seseorang
melakukan relaksasi
napas dalam untuk
mengendalikan
nyeri yang dirasakan,
maka tubuh akan
meningkatkan
kompenen saraf para
simpati secara stimulan,
maka ini menyebabkan
terjadinya kadar
hormone kortisol dan
adrenalin dalam tubuh
yang mempengaruhi
tingkat stress seseorang
sehingga dapat
meningkatkan
konsentrasi dan
membuat pasien merasa
tenang untuk mengatur
ritme pernapasan
menjadi teratur. 
(Henderson 2002)
- Analgesik merupakan
metode paling
umum untuk mengatasi
nyeri.

3 Ansietas Setelah dilakukan O : Kaji tingkat  Pengkajian


tindakan keperawatan ansietas menggunakan menggunakan
selama 2 x 24 jam HARS metode HARS
Ansietas sangat lah
teratasi/berkurang T : Bangun hubungan bermanfaat, untuk
dengan kriteria hasil : saling percaya mengetahui
 Pasien seberapa tingkat
mengatakan siap E : Jelaskan peristiwa kecemasan pasien
menjalani yang merupakan ( lynda juall, 2010)
Operasi sumber kecemasan  Buat pasien
 Wajah pasien dengan menggunakan percaya bahwa
tampak rileks istilah dan ilustrasi semua proses
 Nadi dan yang sederhana dan operasi akan
Tekanan Darah sesuai dengan usia, berjalan dengan
normal sepertiwayang, video lancar
ceramah, musik, dan ( lynda juall, 2010 )
lainnya.  Mengalihkan
kecemasan
C : kolaborasikan menggunakan
bersama keluarga untuk metode sederhana
menenangkan pasien dapat membuat
bahwa tidak kan terjadi pasien lebih rileks
apa apa kedepannya (lynda juall, 2010 )
 Kolaborasikan
bersama keluarga
untuk hasil yang
lebih baik lagi
( lynda juall, 2010 )
F. Implementasi dan Evaluasi

Evaluasi

Tgl/hari Diagnosa Implementasi Proses Hasil

23-03-21 Ansietas Mengkaji tingkat Pukul : 08.30 Pukul : 15.00


ansietas
08.00 menggunakan dan S : Pasien mengatakan S : pasien mengatakan
monitoring tanda ketika sedikit cemas sedikit cemas akan di
tanda vital sign operasi tetapi setelah di
pasien edukasi pasien
mengatakan sudah siap
O: untuk operasi
 Pasien tampak
gelisah dan cemas
 Terpasang kateter
urine O:
 Terpasang infus  Pasien tampak
RL 28 TPM lebih tenang
 TD : 140/80  Terpasang kateter
mmHg urine
 RR : 22 x/menit  Terpasang infus
 N : 98 x/menit RL 28 TPM
 TD : 140/80 mmHg
 RR : 22 x/menit
 N : 98 x/menit

A : Masalah teratasi

P : lanjutkan intervensi
untuk mempersiapkan
tindakan operasi
23-03-21 Bangun hubungan Pukul : 10.55
saling percaya TTD :
10.50 S : pasien mengatakan ia
tidak bisa menenangkan Rinaldi
pikirannya, walau pun ini
adalah operasi ke dua
nya

O:
 pasien terpasang
kateter urine
 Terpasang infus
RL 28 TPM
 Pasien tampak
tidak tenang

Jelaskan semua Pukul : 14.00


aktivitas, dan
13.50 prosedur operasi S : Pasien mengatakan
mengerti prosedur yang
akan dilakukan dan
percaya penuh pada tim
medis

O : Pasien tampak lebih


tenang
Terpasang dower kateter
Terpasang infus RL
28TPM ke 1

23-03-21 Nyeri Monitoring TTV Pukul : 18.20 S : pasien mengatakan


Akut nyeri saat BAK
18.00 S : Pasien mengatakan
nyeri saat BAK P : nyeri pada daerah
bagian penis
P : nyeri pada daerah Q : Senat senut
bagian penis R : Tidak menjalar
Q : Senat senut S : sedang di skala 7
R : Tidak menjalar T : Hilang Timbul
S : sedang di skala 7
T : Hilang Timbul O : terpasang infus RL 28
TPM

TD : 140/90 mmHg
O:
N : 98 x/menit
 Pasien tampak
meringis RR : 22 x/menit

 terpasang infus Terpasang kateter


RL 28 TPM
A : masalah teratasi
 Terpasang kateter sebagian

 TD : 140/90 P : intervensi lanjutan


bersama perawat lainnya
mmHg TTD :

 N : 98 x/menit Attal
19.00 Pemberian injeksi  RR : 22 x/menit
keterolac untuk
meredakan nyeri  SPO2 : 98%

Pukul : 19.10

S : pasien mengatakan
nyerinya lumayan agak
berkurang nyeri nya

O : terpasang infus RL
28 TPM

Terpasang kateter

TD : 140/90 mmHg

N : 98 x/menit

RR : 22 x/menit

SPO2 : 97%

19.50 Mengajarkan pasien Pukul : 19.55


teknik relaksasi
nafas dalam S : Pasien mengatakan ia
lebih tenang dan sudah
tidak merasa nyeri lagi

O:

 terpasang infus
RL 28 TPM

 Terpasang kateter

 TD : 140/90
mmHg

 N : 98 x/menit

 RR : 22 x/menit
 SPO2 : 97%

 Pasien tampak
lebih lega

23-03-21 Gangguan Mengkaji nyeri dan Pukul : 21.10 Pukul : 23.00


rasa observasi nyeri dan
20.50 nyaman vital sign S : pasien mengatakan S : pasien mengatakan
sangat tidak nyaman sangat tidak nyaman
karena terpasang cateter karena merasakan nyeri
akibat pembedahan tetapi
setelah dikompres
nyerinya berkurang sedikit
O:
TD : 133/97 mmHg
RR : 19 x/menit
N : 92 x/menit O:
Terpasang dower cateter TD : 133/97 mmHg
Terpasang infus RL 28 RR : 19 x/menit
TPM ke 2 N : 92 x/menit
Pasien tampak tidak Terpasang dower cateter
nyaman urine
Terpasang infus RL 28
21.30 Melakukan tindakan TPM ke 2
pengompresan Pasien terlihat lebih
Pukul : 21.35 nyaman

S : pasien mengatakan A : masalah tertasi


setelah dilakukan sebagian
pengompresan nyerinya
berkurang P : lanjutkan intervensi
dengan
O : pasien terlihat mengkolaborasikan
menghela nafas setelah dengan dokter
dikompres

TTD :
Mengajarkan untuk
22.30 Silvia Triana
melakukan
pergangan otot kaki Pukul : 22.40
dan tangan
S : pasien mengatakan
setelah melakukan
pergerakan otot kaki dan
tangan ia merasa lebih
enak an
O:
TD : 133/97 mmHg
RR : 19 x/menit
N : 92 x/menit
Terpasang dower cateter
urine
Terpasang infus RL 28
TPM ke 2
24-03-21 Nyeri Mengkaji skala Pukul : 08.40 WIB Pukul : 12.30 WIB
08.20 Akut nyeri, vital sign, area S : pasien mengatakan S : pasien mengatakan
nyeri nyeri nya sudah sedikit nyeri nya sudah sedikit
hilang di bandingkan hilang di bandingkan
sebelum operasi, pasien sebelum operasi, pasien
mengatakan jika mengatakan jika nyerinya
nyerinya saat ini berada saat ini berada di skala 5
di skala 5
P : Terdapat nyeri pada
P : Terdapat nyeri pada area operasi
area operasi Q : Senat senut
Q : Senat senut R : Tidak menjalar
R : Tidak menjalar S : Ringan di skala 5
S : Ringan di skala 5 T : Hilang Timbul
T : Hilang Timbul
O:
O:  Terpasang dower
 Terpasang dower cateter urine
cateter urine  Terpasang infus
 Terpasang infus RL 28 TPM ke 3
RL 28 TPM ke 3  Pasien tampak
 Pasien tampak meringis
meringis  TD : 133/97 mmHg
 TD : 133/97  N : 92 x/menit
mmHg  RR : 19 x/menit
 N : 92 x/menit
 RR : 19 x/menit A : masalah teratasi
09.30 Pemberian injeksi Pukul : 09.45 WIB sebagian
obat ketorolac S : pasien mengatakan
saat pemberian obat P : kolaborasikan pada
terasa nyeri di tangan perawat lainnya untuk
yang terpasang infus pemberian obat anti nyeri
dan terapi nafas dalam
O:
 Terpasang dower
cateter urine
 Terpasang infus TTD :
RL 28 TPM ke 3 Nur Fadhillah Luthfiyah
 Pasien tampak
meringis
 TD : 133/97
mmHg
 N : 92 x/menit
 RR : 19 x/menit
10.00 Terapi nafas dalam Pukul : 10.10 WIB
pada pasien S : pasien mengatakan
setelah di berikan obat
nyeri nya perlahan
menghilang tetapi masih
sering timbul nyerinya di
bagian bekas operasi nya

O:
 TD : 133/97
mmHg
 N : 92 x/menit
 RR : 19 x/menit
 Pasien tampak
lebih tenang dari
pada sebelumnya
11.00 Pasien beristirahat
dan tidur dengan
tenang

Anda mungkin juga menyukai