Anda di halaman 1dari 7

PRAKTIKUM 2

PHARMACEUTICAL CARE PENYAKIT KARDIOVASKULER, STROKE DAN


KANKER

1. PHARMACEUTICAL CARE PADA PASIEN HIPERTENSI


Pasien Ny. E, seorang wanita berusia 70 tahun datang dengan keluhan sakit kepala dan
pusing. Keluhan ini sudah terjadi selama kurang lebih 2 bulan yang lalu. Awalnya pasien sering
mengalami sakit kepala yang hilang timbul, sakit kepala sering muncul terutama saat pasien
beraktivitas.Keluhan dirasakan makin lama makin berat. Lalu, pasien berobat di puskesmas dan
dilakukan pemeriksaan, didapatkan hasil bahwa pasien mengalami tekanan darah tinggi.
Sebelumnya pasien sudah mengetahui bahwa dirinya selama ini mengalami tekanan darah tinggi,
namun pasien tidak rutin kontrol tekanan darahnya. Pola pengobatan pasien dan keluarganya
adalah kuratif yaitu berobat apabila telah sakit. Adik pasien juga memiliki riwayat tekanan darah
tinggi. Pasien sering mengkonsumsi makanan yang asin dan berminyak. Pasien juga suka
meminum kopi. Pasien mengatakan sudah jarang berolahraga dikarenakan pasien sudah tidak
memiliki tenaga untuk berolahraga. Pasien tidak mengkonsumsi alkohol ataupun merokok.
Pasien memiliki satu orang anak dan sudah menikah. Hubungan pasien dengan anaknya cukup
terjalin baik dan saling bertukar kabar walaupun anaknya tinggal diluar kota. Pasien tinggal
bersama adiknya, Tn. S (64 tahun), beserta kedua anak laki-lakinya dan dua anak perempuannya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik didapatkan berat badan 50 kg dan tinggi badan 158 cm.
Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis. Tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 92

x/menit, frekuensi napas 20x/menit dan suhu tubuh 36,5 oC. Mata, telinga, hidung, kesan dalam
batas normal. Pada pemeriksaan leher, JVP tidak meningkat. Abdomen, datar dan supel, tidak
didapatkan organomegali ataupun ascites, kesan dalam batas normal. Ekstremitas, tidak
didapatkan parese, kesan dalam batas normal.
Diagnosis kerja pada pasien ini yaitu Hipertensi Grade II yang tidak terkontrol.
Penatalaksanaan yang diberikan pada pasien ini adalah edukasi dan konseling mengenai
penyakitnya, dan pencegahan agar penyakit tidak muncul kembali. Penatalaksanaan farmakologi
berupa antihipertensi dengan resep:
R/ Captopril 50 mg tab No. XXX
S t dd 1 tab
R/ Amlodipine 10 mg tab No. XXX
S s dd 1 tab
R/ Paracetamol 500 mg tab No. X
S s dd 1 tab

A. Laksanakan peran dan tanggung jawab dalam membantu apoteker untuk pharmaceutical care
berikut:
1. Bantulah apoteker dalam melakukan assessment dengan cara:
a. Mengumpulkan database pasien
b. Penentuan DRPs (Drugs Related Problems)
2. Bantulah apoteker dalam menyusun rencana pelayanan kefarmasian, apa saja rencana
pelayanan yang akan dilakukan?
3. Apa saja implementasi yang dapat dilakukan?
4. Bantulah apoteker dalam memonitoring pasien, apa saja monitoring yang dilakukan?
*Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dalam formulir pelayanan kefarmasian,
pertanyaan terkait isi formulir juga dijawab sesuai kondisi pasien (terlampir). Jarak baris di
formulir dapat diedit menyesuaikan kebutuhan jawaban.
B. Kerjakan dan praktikan KIE berikut ini (Umpamakan pasien di rawat jalan, bila ditemukan
DRPs, maka anda harus menjawab tugas KIE dan melaksanakan KIE sesuai dengan rekomendasi
perbaikan dari temuan DRPs):
1) Nama dan kekuatan sediaan obat
2) Indikasi obat
3) Dosis
4) Cara pakai obat
5) Efek samping yang mungkin terjadi
6) Pengatasan efek samping
7) Penyimpanan obat (setelah dan sebelum dipakai)
8) Terapi non-farmakologi kepada pasien

2. PHARMACEUTICAL CARE PENYAKIT JANTUNG


Seorang wanita berusia 67 tahun mencari perawatan medis darurat karena nyeri dada yang
berlangsung lama. Pasien mengalami nyeri dada yang berkepanjangan dan saat itu ia mencari
perawatan medis. Ia dirawat di rumah sakit dan didiagnosis menderita serangan jantung. Pasien
memiliki diabetes melitus dan merupakan perokok. Selama perkembangan pasien setelah
serangan jantung, ia menjalani angiografi koroner, yang mengungkapkan adanya lesi dengan
obstruksi 70% pada arteri koroner kanan, arteri anterior descending, dan arteri circumflex.
Rekomendasi perawatan klinis dan obat telah diberikan kepada pasien. Pasien mengalami
episode nyeri dada yang parah selama satu jam dan mencari perawatan medis. Pada pemeriksaan
fisik, detak jantung (HR) adalah 100 denyut per menit, tekanan darah adalah 100/60 mmHg.
Evaluasi paru-paru normal. Pemeriksaan jantung mengungkapkan bising sistolik ++/6+ di area
mitral. Sisanya dari pemeriksaan fisik normal. Elektrokardiogram menunjukkan irama sinus, HR
103 bpm, interval PR 122 ms, durasi QRS 159 ms, interval QT 367 ms, dan QT yang dikoreksi
480 ms. Hasil tes laboratorium menunjukkan hemoglobin 13 g/dL, hematokrit 40%, MCV 91 fL,
leukosit 12.400/mm3 (66% neutrofil, 1% eosinofil, 1% basofil, 19% limfosit, dan 13% monosit),
trombosit 421.000/mm3, kolesterol total 180 mg/dL, kolesterol HDL 50 mg/dL, kolesterol LDL
95 mg/dL, trigliserida 100 mg/dL, Troponin I 0,21 ng/mL, urea 33 mg/dL, kreatinin 0,66 mg/dL,
natrium 137 mEq/L, dan kalium 3,4 mEq/L. Pengukuran gas darah vena menunjukkan pH 7,46,
pCO2 39,3 mmHg, pO2 36,3 mmHg, saturasi O2 62,7%, bikarbonat 27,7 mEq/L, dan kelebihan
basa 4,1 mEq/L.
Pasien pernah mendapatkan obat:
R/ Digoxin 0,25 mg tab No. XXX
S t dd 1 tab
R/ ISDN chewable tab No. XXX
S b dd 1 tab chewable
R/ Candesartan tab No. XXX
S s dd 1 tab
B. Laksanakan peran dan tanggung jawab dalam membantu apoteker untuk pharmaceutical care
berikut:
1. Bantulah apoteker dalam melakukan assessment dengan cara:
c. Mengumpulkan database pasien
d. Penentuan DRPs (Drugs Related Problems)
2. Bantulah apoteker dalam menyusun rencana pelayanan kefarmasian, apa saja rencana
pelayanan yang akan dilakukan?
3. Apa saja implementasi yang dapat dilakukan?
4. Bantulah apoteker dalam memonitoring pasien, apa saja monitoring yang dilakukan?
*Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dalam formulir pelayanan kefarmasian,
pertanyaan terkait isi formulir juga dijawab sesuai kondisi pasien (terlampir). Jarak baris di
formulir dapat diedit menyesuaikan kebutuhan jawaban.
B. Kerjakan dan praktikan KIE berikut ini (Umpamakan pasien di rawat jalan, bila ditemukan
DRPs, maka anda harus menjawab tugas KIE dan melaksanakan KIE sesuai dengan rekomendasi
perbaikan dari temuan DRPs):
1) Nama dan kekuatan sediaan obat
2) Indikasi obat
3) Dosis
4) Cara pakai obat
5) Efek samping yang mungkin terjadi
6) Pengatasan efek samping
7) Penyimpanan obat (setelah dan sebelum dipakai)
8) Terapi non-farmakologi kepada pasien

3. PHARMACEUTICAL CARE PENYAKIT STROKE


Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang keluhan tangan dan tungkai kiri tidak dapat
digerakkan disertai penurunan kesadaran ±2 jam SMRS. Pasien juga mengalami penurunan
kesadaran secara mendadak. Keluhan seperti ini baru pertama kalinya dialami setelah pasien
beraktivitas di kantor. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya hemiparese kiri, GCS 8
(E2V2M4), wajah simetris, Vital sign didapatkan tekanan darah 180/100 mmHg, frekuensi nadi
80 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt, suhu tubuh 37 oC, dan muntah (+).
Hasil pemeriksaan neurologis didapatkan: N1, N2, N5, N8, N9, N10, N11, dan N12 sulit
dinilai, N3,4,6: pupil isokor 3 mm bulat, posisi sentral Reflek cahaya +/+, N7: wajah simetris.
Kaku kuduk (-), kernig(-), Brudzinsky 1,2 (-), reflek fisiologis ka +/ ki -, dan reflek patologis -/-.
pada skoring menggunakan algoritma gajah mada pasien mengarah ke stroke hemoragik. Pada
pemeriksaan CT-Scan didapatkan kesan intraventricular hemorhagic. Pasien memiliki riwayat
hipertensi tak terkontrol selama 2 tahun. Pasien ini didiagnosis stroke hemorhagic. Pasien
diberikan terapi medikamentosa berupa IVFD RL gtt XX/mnt, manitol 500cc, 200-150-150, Inj.
ranitidin/12 jam, Inj. Kalnex/8 jam, Captopril 25 mg tab 2x1, Paracetamol 500 mg tab 3x1.

Laksanakan peran dan tanggung jawab dalam membantu apoteker untuk pharmaceutical care
berikut:
1. Bantulah apoteker dalam melakukan assessment dengan cara:
a. Mengumpulkan database pasien
b. Penentuan DRPs (Drugs Related Problems)
2. Bantulah apoteker dalam menyusun rencana pelayanan kefarmasian, apa saja rencana
pelayanan yang akan dilakukan?
3. Apa saja implementasi yang dapat dilakukan?
4. Bantulah apoteker dalam memonitoring pasien, apa saja monitoring yang dilakukan?
*Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dalam formulir pelayanan kefarmasian,
pertanyaan terkait isi formulir juga dijawab sesuai kondisi pasien (terlampir). Jarak baris di
formulir dapat diedit menyesuaikan kebutuhan jawaban.

4. PHARMACEUTICAL CARE PENYAKIT CANCER


Seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun masuk rawat inap di RSUD A. W. Sjahranie
Samarinda untuk dilakukan biopsi sebagai evaluasi pengobatan KNF. Pasien telah melakukan
pengobatan radioterapi dan kemoterapi. Pasien sering mengeluh telinga berdenging dan mimisan
tanpa disertai nyeri. Pasien sebelumnya pernah menjalani pembedahan, yaitu biopsi dengan hasil
undifferentiated carcinoma. Pasien tidak pernah menderita penyakit lain, tidak memiliki alergi,
tidak merokok, serta tidak mengkonsumsi alkohol dan obat rutin.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan pasien dengan BB 36 kg dan TB 146 cm. Kesadaran
komposmentis. Tekanan darah pasien 100/70 mmHg, nadi 90 kali/menit, laju nafas 20
kali/menit, dan suhu 360C. Mallampati grade 1, buka mulut >3 jari, gigi komplit, tidak ada gigi
goyang dan gigi palsu, serta leher bebas digerakkan. Pada pemeriksaan paru, jantung, abdomen,
dan ekstremitas tidak didapatkan kelainan.
Pasien diklasifikasi sebagai ASA physical status 2 atau pasien dengan penyakit sistemik
ringan. Pemeriksaan laboratorium darah lengkap menunjukkan jumlah leukosit menurun yaitu
3.540/μL. Pasien diberikan anestesi umum menggunakan midazolam, fentanyl, propofol, dan
rocuronium. Setelah itu, dilakukan pemasangan intubasi endotrakeal melalui mulut pasien.
Biopsi berlangsung selama 1 jam 15 menit dengan tanda vital selama biopsi tetap stabil. Pada
akhir biopsi, pasien diberikan neostigmin methylsulphate sebagai antagonis dari rocuronium dan
sulfas atropin sebagai anti-muskarinik. Pasien mendapatkan antiemetik ondancetron 4 mg dan
dexametason 10 mg, serta antinyeri paracetamol 750 mg dan ketorolac 20 mg dengan injeksi
intravena.
Pasien bangun dan langsung menangis. Pengukuran skala nyeri dengan menggunakan
VAS dan NRS tidak dapat dilakukan karena pasien tidak mau menjawab dan terus menangis
ketika ditanya. Penilaian menggunakan skala Face, Legs, Activity, Cry and Consolability
(FLACC) pada pasien menunjukkan skor 5, di mana wajah pasien berkerut (1), tungkai gelisah
(1), aktivitas bergerak pelan, tangisannya berupa merengek dan kadangkala menangis (1), serta
rewel (1). Tekanan darah pasien 115/60 mmHg, nadi 70 kali/menit, laju nafas 18 kali/menit, dan
suhu 360C. Petugas kesehatan mencoba menenangkan pasien dengan mengajak berkomunikasi.
Di ruang pemulihan, dilakukan pemeriksaan dan pemantauan tanda vital berkala. Setelah skor
Aldrete 10 dan pasien tenang, pasien pindah ke bangsal.

Laksanakan peran dan tanggung jawab dalam membantu apoteker untuk pharmaceutical care
berikut:
1. Bantulah apoteker dalam melakukan assessment dengan cara:
a. Mengumpulkan database pasien
b. Penentuan DRPs (Drugs Related Problems)
2. Bantulah apoteker dalam menyusun rencana pelayanan kefarmasian, apa saja rencana
pelayanan yang akan dilakukan?
3. Apa saja implementasi yang dapat dilakukan?
4. Bantulah apoteker dalam memonitoring pasien, apa saja monitoring yang dilakukan?
*Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat dijawab dalam formulir pelayanan kefarmasian,
pertanyaan terkait isi formulir juga dijawab sesuai kondisi pasien (terlampir). Jarak baris di
formulir dapat diedit menyesuaikan kebutuhan jawaban.

Anda mungkin juga menyukai