Anda di halaman 1dari 7

KASUS IPE

No Kasus
1 Tn W, umur 43 tahun datang ingin kontrol DM tiap bulan. Pasien tidak merasakan
adanya keluhan yang memberat, tetapi pasien mengeluh sering mengantuk, gigi ngilu
dan kadang-kadang badan terasa pegal. Pasien menderita DM sejak 3 tahun yang lalu
dan rutin minum obat metformin 500 mg 3 x 1. Pasien juga menderita hipertensi dan
rutin minum obat captopril 3 x 12,5 mg. Riwayat DM pada keluarga yaitu kakak
pasien. Pasien memiliki kendala dalam mengatur diet dan pola makan. Dari hasil
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, TD 150/100 mmHg, nadi 92
x/menit, respiratory 16 x/menit. Hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah 324.
Pasien didiagnosa dengan DM tipe II dengan hipertensi grade I. Jelaskan dari masing-
masing aspek berikut:
a. Terapi yang diberikan untuk kasus diatas? (dokter)
b. Pengaturan pola makan dan diet untuk kasus diatas? (perawat)
c. Pemberian KIE terhadap minum obat pasien dengan memikirkan kepatuhan
pasien? (apoteker)
d. Cara mengelola psikis dari pasien agar bisa survival dengan kondisinya
(Psikolog)
2 Laki-laki 29 tahun datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang
mempunyai salah satu layanan poli VCT dan IMS. Pasien datang dengan keluhan
lemas dan berat-badan menurun > 10% dalam sebulan. Anamnesis ditemukan pasien
dengan riwayat HIV + sejak 2017 dan sempat mengkonsumsi ARV (FDC) tidak
teratur selama 3 bulan, dan setelah itu tidak mengkonsumsi lagi dengan alasan bosan
dan tidak suka dengan side effect dari FDC tersebut. Saat ini pasien masih tetap tidak
ingin untuk mengkonsumsi FDC dengan alasan belum siap, sehingga dokter dan
perawat tidak dapat memaksakannya, pasien hanya memperoleh kotrimoksasol 1x960
mg untuk profilaksis keluhan penyerta (IO). Menurut anda apa saja usaha yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan terapi pasien terkait HIV? Jelaskan dari aspek berikut:
a. KIE yang lebih mendalam pada pasien terkait penyakit HIV (Dokter)
b. Memfollow up pasien untuk segera mengkonsumsi FDC kembali (perawat)
c. Mengatasi keluhan pasien terkait ESO FDC, aturan pemakaian obat serta
Interaksi yang mungkin terjadi dengan obat FDC (Apoteker)
3 Pasien A (inisial) umur 16 tahun dibawa ke puskesmas grati (pasuruan) dengan
keluhan awal dia mengalami demam, serak, kesulitan menelan. Dokter puskesmas,
melakukan pengecekan terhadap pasiennya dan akhirnya pasien dirujuk ke RS Bangil,
Pasuruan dengan diagnose suspect dipteri. Setelah di RS Bangil, dilakukan
pengecekan laboratorium dan pemeriksaan fisik terhadap pasien. Didapatkan
diagnose pasien A adalah difteri. Tim rumah sakit yang terdiri dari dokter, perawat,
apoteker, K3, TLM berdiskusi mengenai kasus pasien ini, dikarenakan di daerah jawa
timur lagi mewabah endemic difteri. Menurut anda, apa saja yang diperlukan untuk
merawat pasien A sampai sembuh. Dan jelaskan dari masing-masing aspek :
a. Pemeriksaan fisik apakah yang memperkuat diagnose difteri? (dokter)
b. Pemeriksaan laboratorium yang memperkuat diagnose difteri? (TLM)
c. Pengobatan apakah yang harus disiapkan untuk penyakit difteri? (apoteker)
d. Ruangan seperti apakah yang disiapkan untuk pasien difteri? (K3)
e. Konseling apakah yang diberikan oleh perawat kepada keluarga pasien?
(perawat)
4 Tn. A, 54 tahun, datang berobat untuk nyeri punggung bawah yang menjalar ke
tungkai sejak 2 minggu yang lalu. Nyeri terjadi sesaat setelah membantu mengangkat
meja. Nyeri memberat bila membungkuk dan berkurang dengan istirahat. Skala
intensitas nyeri adalah 4-6 dengan Numeric Pain Scale. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum compos mentis, tampak sakit sedang, gizi kesan cukup.
Tekanan darah 150/100 mg, frekuensi nadi 78 x/menit, laju napas 16 x/menit,
temperatu 36,70C. Pada pemeriksaan nyeri didapatkan leg ruising test (+), FABER (-
), FADIR (-). Tn A pernah mengalami serangan stroke iskemik 2 tahun yang lalu
akibat hipertensi yang sudah lama dideritanya. Pengobatan yang diterima adalah
Valsartan 80 mg 1 x 1, Aspirin 80 mg 1 x 1 dan Atorvastatin 20 mg 1 x 1 (malam).
Selain itu mendapat resep Na Diklofenak 2 x 50 mg, Methylprednisolone 2 x 4 mg
dan Gabapentin 1 x 100 mg malam. Setelah 1 minggu, Tn. A memeriksakan kembali
kondisinya, dimana nyeri masih tetap dan keluhan lainnya muncul yaitu perut sebah.
Jelaskan dari masing-masing aspek :
a. Diagnosa apakah yang cocok dengan keluhan pasien diatas dan terapi yang
diberikan? (dokter)
b. KIE dan MESO pengobatan yang akan digunakan pasien? (apoteker)
c. Pemeriksaan laboratorium yang memperkuat diagnose? (TLM)
d. Segi fisioterapi, treatment apa yang dilakukan dan pencegahan apa yang
diberikan kepada pasien? (fisioterapi)
5 Tn. D, 35 thn, etnis kaukasian, pergi ke ruang gawat darurat karena istrinya tidak
dapat membangunkannya dari tidur pagi itu. Dia melaporkan menderita rasa sakit
karena didiagnosis fibromyalgia. Dia juga menderita insomnia, kecemasan, dan
kehilangan minat dalam kegiatan. Untuk membantu mengatasi rasa sakitnya dan
kurang tidur, dia telah minum dua hingga tiga gelas anggur di malam hari dan minum
obat penghilang rasa sakit dan tidur. Keluhan utama David adalah sakit punggung
terus menerus. Tn. D menggunakan obat resep berdasarkan tingkat kesakitan, seperti
minum alkohol. Dokter Brown yang merupakan dokter pribadi Tn. D, berkomunikasi
dengan fisioterapi di bagian klinik nyeri RS dengan tujuan untuk menghilangkan nyeri
punggung Tn. D. Selain itu bagian keperawatan juga memberikan motivasi dalam
menangani stress akibat rasa sakit dan diagnose penyakit yang dialami Tn.D. Tim
rumah sakit yang terdiri dari dokter , perawat, apoteker, dan fisioterapi klinik nyeri
saling bekerjasama dalam menangani penyakit Tn. D.
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
d. Segi fisioterapi, bagaimana pelayanan fisioterapi yang diberikan?
6 Tn. C.J. berusia 45 tahun yang bekerja sebagai petani dan mengalami kecelakaan
dengan mesin pertanian yang menyebabkan cedera pada wajahnya termasuk gigi
depannya, dan cedera pada rongga mulutnya serta luka besar di lengan kanannya.
Karena cedera pada wajah yang parah akhirnya mempengaruhi rongga mulut dan
pernapasannya pasien. Pasien ditempatkan di ruang ICU dan menggunakan intubasi.
Kultur luka pasien ditemukan memiliki Acinetobacter yang resistan terhadap
beberapa obat (MDRA). Tim kesehatan RS yang terdiri dari dokter, perawat,
apoteker, dan TLM bekerjasama dalam menangani kasus pasien ini.
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
d. Segi TLM, bagaimana pelayanan laboratorium yang diberikan untuk pasien
ini?
7 Ny. JD, usia 60 tahun, tinggi badan 157 cm, berat badan 50 kg, etnis hispanik, dibawa
ke UGD tiga hari lalu oleh menantunya karena kebingungan, lesu dan demam tinggi
dimana temperature adalah 40oC. Menantunya mengatakan bahwa empat hari terakhir
ini melihat mertuanya sangat bingung dan lesu. Pasien juga terus mengeluh dan
mengusap rahang bawahnya. Menantunya juga melaporkan bahwa pasien memiliki
beberapa episode inkontinensia terkait dengan kebingungan. Menantunya
mengatakan bahwa dia harus memberikan obat Tylenol setiap dua jam dengan dosis
extra untuk membantu mengatasi rasa sakitnya. Ny. JD dirawat di rumah sakit bagian
perawatan umum dan telah diberikan obat antibiotik untuk infeksi saluran kemih
selama tiga hari. Anaknya Ny. JD mengeluhkan kepada staf perawat bahwa ibunya
sering mengeluh sakit gigi. Pengobatan yang diberikan di rumah sakit adalah aspirin
81 mg setiap hari, Lipitor 10 mg setiap hari, Diovan 160 mg setiap hari, fluoxetine 20
mg, asetaminofen 500 mg prn (bila nyeri). Ny. JG memiliki alergi golongan sulfa,
pewarna kontras dan plester. Riwayat penyakit yang diderita oleh pasien adalah
hipertensi, hyperlipidemia, osteoarthritis lutut bilateral, depresi dan kecemasan,
demesia sedang. Tim kesehatan RS yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker,
bekerjasama dalam menangani kasus pasien ini.
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
8 Ny. S, usia 47 tahun dibawa ke RS dengan keluhan sulit menelan sejak 3 hari yang
lalu dikarenakan batuk berdahak tapi dahak belum keluar, sehingga asupan makanan
berkurang dan pasein terlihat lemas. Terdapat plak putih di area rongga mulut pasien.
Pasien mempunyai riwayat penyakit SLE dan riwayat pengobatan pasien adalah
nistatin drop 10mg/8jam, ambroxol 30mg 3 x 1 tab. Pasien dirawat di RS di bagian
perawatan umum, dan setelah dilakukan pengecekan terdapat komplikasi penyakit
lain yaitu ISK dan candidiasis oral. Selama di rumah sakit pasien mendapatkan obat-
obatan yaitu Citicolin injeksi 500mg @12 jam, Asetosal tablet 80mg @24jam,
Methylprednisolon tab 2 x 16mg, Omeprazole injeksi 40mg @24jam, Nistatin drop 3
x 10tts, Ciprofloxacin injeksi 2 x 400mg, Flukonazole tab 1 x 200mg, Ambroxol tab
30mg @8jam, Simvastatin tab 20mg @24jam, dan Minosep oral hygiene. Tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker dan TLM menangani pasien ini
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
d. Segi TLM, bagaimana pelayanan laboratorium yang diberikan untuk pasien
ini?
9 Nn. DRY, usia 21 tahun dibawa ke RS dengan keluhan batuk berdahak, mual dan
muntah, demam dan sariawan selama 2 hari yang lalu. Pasien mempunyai riwayat
penyakit SLE dan riwayat pengobatan pasien adalah amlodipine 5 mg tab 1 x 1,
Imuran 1 x 50 dan methylprednisolone 4 mg tab 1 x 1. Pasien dirawat di RS dengan
diagnose SLE dan komplikasi ISPA. Selama di rumah sakit pasien mendapatkan obat-
obatan yaitu paracetamol tablet 500mg @8 jam, methylprednisolone injeksi 62,5mg
@12 jam, lanzoprazole injeksi 30mg @24 jam, domperidon tablet 10mg @ 8 jam,
cefoperazone injeksi 2 x 1 gr, dan nistatin oral @ 12 jam. Tim kesehatan yang terdiri
dari dokter, perawat, apoteker dan TLM menangani pasien ini
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
d. Segi TLM, bagaimana pelayanan laboratorium yang diberikan untuk pasien
ini?
10 Nn. AP, usia 25 tahun, tinggi 160 cm dan BB 50 kg. MRS dengan keluhan demam
lebih dari 1 bulan, nyeri seluruh tubuh, luka-luka kecil di bagian jari dan hidung,
bintik merah di kedua kaki dan kedua telapak tangan. Waktu di UGD pasien menerima
infuse parasetamol untuk mengatasi demam pasien (39 derajat celcius). Diketahui
pasien pernah sakit tipes. Riwayat pengobatan parasetamol dan antasida. Selama
dirawat pasien mengalami sariawan berat disuluruh bibir dan bagian dalam mulut.
Pasien diberikan injeksi methylprednisolon 62,5mg @12 jam dan omeprazole injeksi
40 mg @12 jam. Pasien juga mendapat kenalog untuk mengatasi sariawan. Setelah 4
hari perawatan, pasien didiagnosa SLE dengan hasil test ANA profile yang positif.
Pasien pulang dengan terapi methylprednisolone tablet 3 x 4mg, omeprazole tablet 1
x 40 mg. Tim kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker dan TLM
menangani pasien ini
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
d. Segi TLM, bagaimana pelayanan laboratorium yang diberikan untuk pasien
ini?
e. Segi psikolog, bagaimana pelayanan psikolog yang diberikan untuk pasien
ini?
11 Seorang wanita berusia 19 tahun, dengan kondisi usia kehamilan 17 minggu, dibawa
oleh orang setempat ke UGD RS dengan keluhan sakit perut dan mual. Dia
didiagnosis dengan gagal hati akut sekunder akibat overdosis asetaminofen untuk
manajemen nyeri pada gigi. Rekam medis pasien menunjukkan, bahwa pasien telah
menerima perawatan gigi 2 minggu sebelumnya, dan dokter gigi meresepkan 20 tablet
Tylenol (asetaminofen dengan kodein) untuk mengurangi rasa nyeri pasca operasi.
Pasien awalnya mengambil 1-2 tablet per hari, tetapi karena gejala yang dirasakan
masih menetap, dia berkomunikasi dengan dokter kandungannya yang
merekomendasikan Tylenol untuk manajemen nyeri. Pasien mendapat Tylenol Extra
(500 mg asetaminofen / tablet) untuk 10 hari kedepan dengan mengonsumsi 20-30
tablet atau 10.000-15.000 mg setiap hari. Hasil laboratorium pasien menunjukkan
cedera hati akut yang terdiri dari koagulopati dan transaminase abnormal dengan
signifikan peningkatan kadar acetaminophen. Untuk mengatasi toksisitas hati,
protokol N-acetylcysteine (NAC) dimulai di UGD dan berlanjut ketika pasien
dipindahkan ke Unit perawatan intensif (ICU) pusat akademik yang lebih besar. Tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker, dan TLM menangani pasien ini
a. Segi dokter, bagaimana pelayanan medis yang diberikan dan pengobatan yang
diberikan?
b. Segi perawat, bagaimana pelayanan keperawatan yang diberikan?
c. Segi apoteker, bagaimana pelayanan kefarmasian yang diberikan?
d. Segi TLM, bagaimana pelayanan laboratorium yang diberikan untuk pasien
ini?

Anda mungkin juga menyukai