Anda di halaman 1dari 4

NAMA : SHERLI YANSYA HIDAYATULLAH

NIM : 201751299

TUGAS UTS : FARMASI KINIS

JAWAB

1. Reaksi obat merugikan (ADR = Adverse Drug Reaction) adalah responsterhadap obat
yang berbahaya dan tidak diinginkan serta terjadi pada dosis yang biasanya digunakan
pada manusia untuk profilaksis, diagnosis atau terapi penyakit, atau untuk modifikasi
fungsi fisiologis, misalnya reaksi alergi terhadap suatu obat pada dosis yang normal atau
efek samping yang terjadi yang sudah diketahui sebelumnya pada dosis normal.
Sedangkan kaitannya dengan biaya kesehatan ialah meningkatnya biaya pengobatan.
2. Pengobatan rasiona adalah apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan
klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka waktu yang cukup, dan
dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu maupun masyarakat.
3.
4. Farmasi klinik
Fokus utama dokter/ profesi kesehatan lainnya
Kontinyuitas diskontinyu
Strategi menemukan penyakit/mencegah mengantisipasi & improve
Orientasi proses
Pharmaciutical care
Fokus utama Pasien
Kontinyuitas kontinyu
Strategi menemukan penyakit/mencegah mengantisipasi & improve
Orientasi hasil terapi
5. Pelayanan farmasi klinis sesuai PMK 72 tahun 2016 meliputi :
 Pengkajian dan pelayanan resep
 Penelusuran riwayat penggunaan obat
 Rekonsiliasi obat
 Pelayanan informasi obat
 Konseling
 Visite
 Pemantauan terapi obat
 Monitoring efek samping obat
 Evauasi penggunaan obat
 Dispensing sediaan steril
 Pemantauan kadar obat dalam darah

6. Pasien datang ke dokter dengan keluhan darah tinggi & kolestrol sehingga dokter
meresepkan simvastatin & amodipin, dari kedua obat ini memiliki intraksi sehingga
disarankan dokter untuk mengganti obat dengan atorvastatin.
7. Pio adaah salah satu pemberian informasi dari apoteker kepada pasien dg tujuan untuk
memahami tentang suatu obat sedangkan konseling adalah intraksi terhadap pasien
dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan
menyelesaikan masalah yg diderita pasien.
8. Anak laki-laki, KK, berusia 9 tahun, datang ke IGD Rumah Sakit Universitas Sumatera
Utara pada tanggal 16 oktober 2017 dengan keluhan demam. Hal ini dialami pasien
sejak ±2 minggu sebelum masuk rumah sakit, dimana demam bersifat naik turun. Demam
terutama dirasakan pada malam hari dan turun pada pagi hari. Demam turun dengan obat
penurun panas dan kemudian demam kembali lagi.Riwayat berpergian ke daerah endemis
malaria tidak dijumpai. Keluhan mual dan muntah dijumpai. Muntah dirasakan os sejak
±5 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 2-3 kali/hari dengan volume ±100
cc .isi muntah os berupa apa yang dimakan dan diminum oleh os. Penurunan nafsu makan
dan penurunan berat badan ±2 kg dijumpai dalam 2 minggu ini.Keluhan sulit menelan
tidak dijumpai. Batuk dialami os sejak ±2 minggu sebelum masuk rumah sakit.Batuk
disertai dengan dahak berwarna putih.Volume dahak ±2-5 cc/keluarin dahak. Batuk
berdarah tidak dijumpai. Setelah 2 hari masuk rumah sakit, os tidak merasakan batuk
lagi.Riwayat kontak dengan penderita TB tidak dijumpai. Bibir pecah-pecah dan lidah
terasa kotor dialami os sejak ±2 minggu sebelum masuk rumah sakit. Mencret juga
dirasakan os sejak ±3 hari sebelum masuk rumah sakit dengan frekuensi 3-4
kali/hari.Volume mencret ±30-50 cc/kali mencret. Konsistensi air lebih banyak
dibandingkan ampas. Mencret tidak disertai dengan darah dan lender. Mencret tidak
dijumpai lagi sejak 2 hari setelah masuk rumah sakit. Buang air kecil (BAK) dalam batas
normal. Nyeri perut juga dialami os sejak ±5 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri
dirasakan disekitar daerah pusar. Riwayat makan makanan sembarangan diakui oleh os
ketika pulang dari sekolahnya. Riwayat Kehamilan : Ibu berumur 24 tahun saat
mengandung os. Riwayat demam, hipertensi dan DM tidak dijumpai.Riwayat pemakaian
obat dan minum jamu-jamuan tidak dijumpai.
Riwayat Kelahiran : Pasien adalah anak pertama dan lahir secara PPV, BBL = 3600
gram, PB =
tidak diketahui, sianotik tidak dijumpai dan menangis spontan.
Riwayat Imunisasi : belum pernah imunisasi. Riwayat ASI : 0 – 6 bulan Riwayat
Penyakit Terdahulu : Os sudah berobat ke klinik dokter umum pada hari ke-3 dan hari
ke-10 sakit. Riwayat Pemakaian Obat : Antibiotik, Paracetamol dan vitamin.
S : Demam (+) hari ke 11. Demam naik turun terutama pada sore menjelang malam
hari.Pada siang hari, demam turun tetapi tidak mencapai suhu normal.Mencret (-), mual
(+), muntah (-).
O : Sensorium : Compos Mentis HR : 88 x/ menit, regular, murmur (-) RR : 30 x/
menit, regular, t/v cukup, akral hangat, CRT <2”, TD : 95/70 mmHg Kesadaran : GCS
15 (E4V5M6), suhu : 39.1°C, BB: 21 kg, TB : 125cm BB / U : 72.4% BB / TB : 87.5%
TB / U : 92.6% Keadaan umum : ringan, Keadaan penyakit : ringan, Keadaan gizi : gizi
kurang Dyspnoea (-), anemia (-), jaundice (-), sianosis (-), edema (-). Kepala : Mata :
RC +/+, pupil isokor Ø 2mm/2mm, konjungtiva palpebral inferior pucat +/+
T/H/M : dbn/ dbn/ coated tongue Leher : TVJ R-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
Thorax : Simetris fusiformis, retraksi (-) HR : 88 x/ menit, regular RR : 30 x/
menit, regular, ronki (-) Abdomen : Peristaltik (+) N, hati / limpa : tidak teraba
Extremitas : Nadi 88 x/menit, reguler, akral hangat, t/v cukup, CRT <3”
A : Demam tifoid + Gizi kurang
P : - IVFD D5% Nacl 0.9% 60 gtt / i (mikro)
- Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam / IV(H1) - Paracetamol 4x250 mg
- Diet M II 1.920 kkal dengan 45 gram protein
R/ Koreksi Hiponatremia 125-119 x 0.6 x BB = 75.6 mEq Nacl 0.9% 75.6/
154x1000 = 490 cc habis dalam 4 jam = 122 cc/jam
9. Langkah – langkah konseing
 Menentukan masalah
 Pengumpulan data
 Analisis data
 Diagnosis
 Prognosis
 Terapi
 Evauasi
10. Peran PMO dalam pengawasan pasien TBC.
 Mengawasi penderita TBC agar minum obat
 Memberi dorongan kepada penderita TBC agar mau berobat teratur
 Mengingatkan penderita TBC agar periksa ulang dahak pada waktu yang teah
ditentukan

Anda mungkin juga menyukai