Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERBAIKAN ALAT FLUOROSCOPY


RSUD BALI MANDARA
25 APRIL – 03 JUNI 2022

Oleh:
GT. N. B. GEDE KRESNA ADITYA 18081003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PERBAIKAN ALAT FLUOROSCOPY
RSUD BALI MANDARA
25 APRIL – 03 JUNI 2022

Oleh:
GT. N. B. GEDE KRESNA ADITYA 18081003

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTROMEDIK


UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
DENPASAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERBAIKAN ALAT FLUOROSCOPY


RSUD BALI MANDARA
25 APRIL – 03 JUNI 2022

Oleh :

GT. N. B. GEDE KRESNA ADITYA 18081003

Denpasar, 03 Juni 2022

Mengetahui/Menyetujui

Program Studi Teknik Elektromedik Program Studi Teknik Elektromedik


Koordinator PKL, Koordinator,

Suhartono, ST., MARS., Suhartono, ST., MARS.,


NUP. 9908431823 NUP. 9908431823
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

PERBAIKAN ALAT FLUOROSCOPY


RSUD BALI MANDARA
25 APRIL – 03 JUNI 2022

Oleh :

GT. N. B. GEDE KRESNA ADITYA 18081003

Denpasar, 03 Juni 2022

Mengetahui/Menyetujui

Universitas Bali Internasional RSUD Bali Mandara


Koordinator Program Studi Teknik Elektromedik, Ka. Teknisi,

Suhartono, ST., MARS. I Wayan Astawa


NUP. 9908431823
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga laporan PKL dengan judul Perbaikan Alat
Fluoroscopy ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penulisan
laporan PKL ini diantaranya:
1. Yth. Suhartono, ST., MARS., Koordinator Program Studi Teknik
Elektromedik yang telah banyak membantu dan memotivasi penulisan selama
studi dan penyusunan karya tulis ini;
2. Yth.I Made Agus Mahardiananta, ST., MT. sebagai dosen Program Studi
Teknik Elektromedik;
3. Yth. I Wayan Astawa, sebagai kepala teknisi RSUD Bali Mandara;
4. Semua pihak yang telah berkonstribusi terhadap penyelesaian laporan PKL
ini.
Dalam penyusunan laporan PKL ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan serta cara penulisan laporan PKL ini,
karenanya saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan laporan
PKL ini sangat diharapkan.
Akhirnya, semoga laporan PKL ini bisa bermanfaat bagi para pembaca
pada umumnya dan juga bermanfaat bagi penulis pada khususnya.

Denpasar, 03 Juni 2022

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM..................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................2
1.4 Tujuan......................................................................................................2
1.5 Metodologi................................................................................................2
1.6 Sistematik Penulisan...............................................................................3
1.7 Relevansi...................................................................................................3
BAB II TINJAUAN UMUM.................................................................................4
2.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Bali Mandara........................................4
BAB III LANDASAN TEORI...............................................................................8
3.1 Sinar X......................................................................................................8
3.2 Alat Fluoroscopy......................................................................................8
3.2.1 Prinsip kerja fluoroscopy..............................................................10
3.2.2 Cara pengoprasian alat fluoroscopy............................................10
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................12
4.1 Kegiatan Harian Praktek Kerja Lapangan........................................12
4.2 Diagram Alir Penanganan Masalah....................................................14
4.3 Identifikasi Masalah..............................................................................14
4.4 Menetapkan Teori Kemungkinan Penyebab Masalah......................15
4.5 Uji Teori Kemungkinan Penyebab Masalah.......................................15
4.6 Perbaikan...............................................................................................15
4.7 Uji Fungsi Dan Kalibrasi......................................................................16
BAB V PENUTUP................................................................................................17
2.1 Kesimpulan............................................................................................17
2.2 Saran.......................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Rumah Sakit Bali Mandara.................................................................5


Gambar 3. 1 Spektrum Gelombang elektromagnetik...............................................8
Gambar 3. 2 Pesawat Sinar –X dan tv monitor........................................................9
Gambar 3. 3 Under Table x –Ray Tube...................................................................9
Gambar 3. 4 Blog Diagram Alat Fluroscopy.........................................................10
Gambar 4. 1 Diagram alir penanganan masalah....................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penggunaan radiasi pengion, termasuk Sinar-X pada bidang kedokteran
baik untuk terapi maupun diagnostik sudah umum dilakukan sejak ditemukannya
sinar-X pada tahun 1895 oleh Wilhem Condrad Rontgen. Prinsip dasar dari
radiografi sejak ditemukan sampai sekarang tidak mengalami perubahan yaitu
memproduksi suatu gambar pada film dengan menggunakan sumber radiasi dari
suatu berkas sinar- x yang mengalami absorbsi dan attenuasi ketika melalui organ
dan bagian tubuh (Tampubolon, 2019).
Saat ini, selain untuk keperluan diagnosa medis, sinar-x juga digunakan
diberbagai bidang seperti keamanan, karakterisasi unsur, pengecekan cacat pada
produk, dan lainsebagainya. Dalam dunia medis sendiri, terdapat berbagai jenis
perangkat diagnosis yang berbasis sinar-x. Perangkat-perangkat itu seperti,
pesawat sinar-x konvensional yang menggunakan film untuk menangkap citra
organ tubuh, pesawat sinar-x fluoroscopy untuk keperluan diagnosa secara real-
time, pesawat sinar-x digital yang menggunakan image intesifier maupun detektor
solid state untuk menangkap citra, maupun CT (computed tomography) scan yang
dapat menghasilkan citra tiga dimensi dari organ tubuh. Oi Indonesia sendiri,
pesawat sinar-x banyak terdapat di rumah sakit maupun di klinik-klinik. Hal ini
disebabkan karena pengoperasian dan perawatan pesawat sinar-x relatif mudah
dan aman karena hanya menghasilkan radiasi sinar-x pada saat alat dioperasikan
(Susila, 2010).
Pesawat sinar-x fluoroscopy merupakan sebuah pesawat pembangkit sinar-
x yang dapat digunakan sebagai diagnose medis. Sinar-x yang dipancarkan hasil
dari pencitraan akan ditangkap oleh layar pendar (Fluoroscent screen). Untuk
pesawat sinar-x fluoroscopy yang masih konvensional hasil gambar dari layar
pendar akan langsung diamati oleh dokter di tempat pencitraan, sehingga dokter
atau petugas beresiko terkena pancaran radiasi sinar-x. Untuk mengurangi resiko
2

paparan radiasi tersebut, perlu dilakukan upaya perekayasaan pesawat sinar-x


fluoroscopy konvensional (Susila, 2010).
Perekayasaan pesawat sinar-x fluoroscopy dilakukan selain untuk
mengurangi resiko paparan radiasi terhadap dokter atau petugas, juga bertujuan
untuk memperdalam pengetahuan mengenai proses kerja pesawat sinar-x
fluoroscopy dan untuk membuat modul penangkap citra sinar-x berbasis layar
pendar menggunakan komponen-komponen yang bisa didapatkan dipasaran lokal.
Modul penangkap citra ini diharapkan dapat digunakan untuk menggantikan film
yang banyak digunakan pada pesawat sinar-x konvensional (Susila, 2010).

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana memperbaiki alat fluoroscopy dengan kerusakan pada bagian
meja pasien yang tidak dapat bergerak sesuai dengan kebutuhan pengguna pada
saat melakukan foto rontgen?

1.3 Batasan Masalah


Agar dalam pembahasan alat ini tidak terjadi pelebaran masalah dalam
penyajiannya, penulis membatasi pokok-pokok batasan yang akan dibahas, yaitu:
1. Identifikasi masalah.
2. Tetapkan teori kemungkinan penyebab masalah.
3. Uji teori kemungkinan untuk memastikan penyebab masalah.
4. Lakukan perbaikan untuk mengatasi masalah.
5. Uji fungsi dan kalibrasi.

1.4 Tujuan
Memahami fungsi, cara kerja, pemakaian, perawatan, perbaikan, dan
kalibrasi alat fluoroscopy serta alat elektromedis lainnya.

1.5 Metodologi
Pengambilan data dilakukan dengan ikut serta dalam penanganan masalah
dari Rumah Sakit Bali Mandara oleh teknisi Rumah Sakit Bali Mandara dengan
3

langkah penanganan mengikuti standar prosedur operasional serta pengalaman


dari teknisi yang dicermati dan dipahami penulis.

1.6 Sistematik Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengulas tentang latar belakang masalah, perumusan
masalah, batasan ruang lingkup masalah, tujuan target yang akan dicapai, proses
pengambilan dan pengolahan data, sistematika penulisan laporan, dan relevansi
harapan yang diinginkan setelah PKL.
BAB II TINJAUAN UMUM
Berisikan gambaran analisis tempat PKL.
BAB III LANDASAN TEORI
Berisi analisis teori yang relevan dengan materi PKL.
BAB IV PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis membahas pekerjaan yang dilakukan, masalah yang
ditemukan dan solusinya.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil laporan PKL.

1.7 Relevansi
Praktek Kerja Lapangan atau PKL merupakan proses yang dilakukan
dalam menempuh jenjang pendidikan Sarjana Terapana dalam Teknik
Elektromedik yang dilaksanakan di industri danatau rumah sakit.
Diharapkan setelah mengikuti proses PKL ini penulis mendapatka
pengetahuan serta pengalaman bagaimana peran elektromedik di bidangnya, dan
mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dibidang elektromedik untuk
kemajuan teknologi elektromedik.
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Bali Mandara


Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan salah
satu rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bali. RSUD Bali
Mandara terletak di Jl. By Pass Ngurah Rai No.548, Sanur Kauh, Kec. Denpasar
Selatan, Kota Denpasar, Bali. RSUD Bali Mandara memiliki dua pelayanan
unggulan yaitu pelayanan bedah dan pelayanan poliklinik sore Praja Utama.
Posisi RSUD Bali Mandara terletak di Jl. By Pass Ngurah Rai No.548,
Sanur Kauh, Kec. Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Sebelah timur
berbatasan dengan PT Solar Power Indonesia, pemukiman warga, dan beberapa
penginapan/villa. Sebelah barat berbatasan dengan Bali Holy Spring Mineral
Water dan pemukiman warga. Sebelah utara berbatasan dengan TK Werdhi
Kumara Sanur Kauh dan pemukiman warga. Sebelah selatan berbatasan dengan
Jalan By Pass Ngurah Rai, pertokoan, dan pemukiman warga.
UPT Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan
salah satu rumah sakit yang dimiliki oleh Pemerintah Provinsi Bali yang
perencanaan pembangunannya sudah di mulai pada tahun 2012.
Pada tahun 2016 bangunan fisiknya sudah berdiri berdasarkan Surat Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) dari Badan PPTSP Penanaman Modal Pemerintah
Kota Denpasar dengan Nomor: 02/1103/DS/BPPTSP & PM/2013, tanggal 22 Juli
2013 dengan anggaran berasal dari APBD Provinsi Bali.
Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi Bali merupakan UPT
Dinas Kesehatan Provinsi Bali yang ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Bali
Nomor: 115 Tahun 2016, tanggal 28 Desember 2016 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Bali Mandara Provinsi Bali. UPT.
RSUD Bali Mandara adalah Rumah Sakit kelas B. Berdasarkan Keputusan
Gubernur Bali Nomer 440/8592/IV-A/DISPMPT/2017 Tanggal 27 September
2017 Tentang Izin Operasional Rumah Sakit Umum Kelas B RSUD Bali Mandara
Provinsi Bali.
5

Rumah Sakit Bali Mandara ini didirikan dengan tujuan untuk


mendekatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat Bali dan wisatawan
yang berkunjung ke Bali dengan 4 (empat) pelayanan spesialis dasar. Diantaranya
yaitu Pelayanan Bedah, Pelayanan Kebidanan dan Penyakit Kandungan,
Pelayanan Kesehatan Anak dan Pelayanan Penyakit Dalam.
Ditambah dengan Pelayanan Penyakit Kulit dan Kelamin Pelayanan
Penyakit THT, Pelayanan Penyakit Gigi Mulut, Pelayanan Penyakit Mata,
Pelayanan Ruang Operasi (6 Kamar Operasi dengan MOT dan C-Arm),
Pelayanan Rehabilitasi Medik,
Pelayanan Radiologi (CT scan, Slide, RO, Floroscopi, Mamografi, USG 4
Dimensi), Pelayanan Laboratorium (Klinik, Patologi Anatomi) dengan Pelayanan
Penunjang antara lain: Pneumatic (Pengiriman sampel dan hasil darah dengan
cepat melalui tabung pneumatic dari semua lantai ke bagian laboratorium),
Instalasi Gizi, CSSD dan Gas Medis Central.

Gambar 2. 1 Rumah Sakit Bali Mandara.

2.1.1 Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Bali Mandara:


VISI
Visi Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara
Provinsi Bali yaitu ‘Menjadi Rumah Sakit Yang Berkualitas Dengan
Mengedepankan Pelayanan, Pendidikan Dan Penelitian Menuju Rumah Sakit
Berkelas Dunia Tahun 2025’.
6

MISI
Misi Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Bali Mandara Provinsi
Bali yaitu:
A. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu sesuai dengan standar
akreditasi nasional dan internasional yang berorientasi pada keselamatan
dan kepuasan pelanggan;
B. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan rujukan dengan jejaring yang
luas;
C. Menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan;
D. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengembangan yang
berkesinambungan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang
kompeten, berintegrasi dan memiliki budaya kerja.
E. Meningkatkan kinerja layanan, profesionalisme dan meningkatkan
kesejahteraan pegawai.
MOTTO
Bekerja berdasarkan CAKRA, dimana masing-masing huruf dalam kata
CAKRA, memiliki makna dan arti sebagai berikut:
C = Cepat, merupakan keakuratan waktu dan standar pelayanan yang telah
ditetapkan
A = Aman, memberikan rasa aman terhadap pasien, sesama dan lingkungan.
K = Komunikasi, keterbukaan dalam memberikan informasi pelayanan.
R = Ramah, adalah sifat santun harus diberikan dalam setiap pelaksanaan
pelayanan.
A = Akuntabel, adalah merupakan pertanggung-jawaban secara terukur dalam
pelaksanaan tugas-tugas yang terukur secara kuantitas maupun kualitas dan sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
2.1.2 Filosofi UPT Rumah Sakit Bali Mandara Provinsi Bali:
A. Pelanggan adalah yang utama
B. Pegawai memiliki arti
C. Perbaikan terus menerus
7

D. Semangat kebersamaan dalam suasana yang kondusif


E. Pelayanan terbaik
F. Berorientasi kepada etos kerja yang dilandasi atas disiplin, hirarki dan
loyalitas yang tinggi
G. Menjunjung tinggi norma serta etika profesi

8

BAB III
LANDASAN TEORI

3.1 Sinar X
Sinar X ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman
bernama Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan
eksperimen dengan sinar katoda saat itu dia melihat timbulnya sinar fluorosensi
yang berasal Kristal barium platinosianida dalam tabung Crookes – Hittorf yang
dialiri listrik. Kemudian dia melanjutkan penelitiannya dan menemukan sinar
yang disebutnya sebagai sinar baru atau sinar - X. Sinar X merupakan gelombang
elektromagnetik dengan panjang gelombang yang pendek yaitu 0,01 – 10 Ǻ
sehingga mengakibatkan sinar - X mampu menembus materi yang dilaluinya.
dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah yang menunjukkan tampilan spektrum
gelombang elektromagnetik (Tampubolon, 2019).

Gambar 3. 1 Spektrum Gelombang elektromagnetik.

3.2 Alat Fluoroscopy


Menurut Meredith (1972), sinar-X dihasilkan dari tabung rontgen akan
menembus obyek, selanjutnya akan mengenai fluoroscopy screen, fluoroscopy
9

screen adalah suatu tabir yang apabila dikenai Sinar – x akan berpancar sehingga
mengakibatkan timbulnya bayangan tampak, bayangan tampak tersebut
dipertajam oleh image intensifier (penguat gambar) sehingga bayangan yang
dihasilkan tampak lebih jelas. Pada image intensifier ini bayangan bisa dilihat
pada ruangan terbuka tetapi bayangan tersebut diteruskan melalui tenden optical
sistem yaitu susunan lensa, sehingga resolusi yang dihasilkan semakin tajam.
Selanjutnya bayangan tersebut ditanggap oleh tv kamera yang mana fungsinya
adalah mengubah bayangan menjadi sinyal – sinyal listrik yang masih lemah dan
akan diperkuat. Hasil dari pada tv sentral station akan di kirim ke tv monitor

sehingga menghasilkan bayangan. Gambar 3.2 di bawah ini adalah bagian dari
pesawat sinar – fluoroscopi (Tampubolon, 2019).

Gambar 3. 2 Pesawat Sinar –X dan tv monitor.


10

Gambar 3. 3 Under Table x –Ray Tube.


Gambar 3.3 di atas bagian dari pesawat sinar x fluroscopi dimana letak
tabungnya (tube) berada dibawah meja pemeriksaan, meja pemeriksaan, pasien,
Image Intensifier, lensa, TV kamera, unit control dan Monitor (Tampubolon,
2019).
3.2.1 Prinsip kerja fluoroscopy
Sinar-x dihasilkan dari tabung rontgen akan menembus objek, selanjutnya
akan mengenai fluoroscopy screen. Fluoroscopi screen adalah suatu tabir yang
apabila dikenai sinar-X akan berpencar sehingga mengakibatkan timbulnya
bayangan tampak, bayangan tampak tersebut dipertajam oleh image intensifier
(penguat gambar) sehingga bayangan yang dihasilkan tampak lebih jelas. Pada
image intensifier ini bayangan bisa dilihat pada ruangan terbuka tetapi bayangan
tersebut diteruskan melalui tenden optical sistem yaitu susunan lensa, sehingga
resolusi yang dihasilkan semakin tajam. Selanjutnya bayangan tersebut dilengkapi
oleh TV kamera yang mana fungsinya adalah mengubah bayangan menjadi
sinyal-sinyal listrik yang masih lemah dan akan diperkuat. Hasil dari pada TV
sentral station akan dikirim ke TV monitor sehingga menghasilkan bayangan.
Pada gambar 3.4 dibawah menunjukkan blog diagram alat fluoroscopy
(Tampubolon, 2019).
11

Gambar 3. 4 Blog Diagram Alat Fluroscopy.

3.2.2 Cara pengoprasian alat fluoroscopy


Adapun cara pengoprasian atau uji fungsi alat yaitu:
1. Gunakan pelindung diri selengkap dan sestandar mungkin
2. Sambungkan kabel power alat pada stop sumber listrik
3. Hidupkan mesin (alat) fluoroscopy dengan mengonkan alat
4. Tunggu sampai ada notifikasi siap dari sistem alat
5. Panaskan mesin sebelum digunakan pada pasien
6. Masukan dosis radiasi melalui pengaturan, dengan menyesuaikan tegangan
(kV) dan arus (mA.s)
7. Lakukan ekpose
8. Tunggu hasil ekpose pada layar monitor
9. Jika proses ekpose selesai, maka hasil rontgen dapat dilihat Sangsung pada
monitor
10. Danatau hasil dapat dilihat secara langsung pada monitor (real time)
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Kegiatan Harian Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan atau PKL sebagai proses mendapatkan
pengetahuan dan pengalaman nyata yang tidak didapatkan di perkuliahan kampus
telah terlaksana, pelaksanaan PKL di RSUD Bali Mandara selama 40 hari yang
dimulai pada tanggal 25 April 2022 sampai pada tanggal 3 Juni 2022. Catatan
kegiatan harian PKL selama 25 hari akan dituangkan pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Catatan Kegiatan Harian PKL
No Tanggal Uraian Kegiatan
1 15 april 2022 1. Pengecekan alat syringe pump di ruangan
IPSRS
2 26 april 2022 1. Penggantian tabung oksigen
2. Penggatian tabung oksigen pada ventilator
mobile
3. Pemindahan dan perbaikan tempat pasien
monitor
4. Pengecekan selang oksigen pada mobil
ambulan
3 27 april 2022 1. Pengecekan pembukaan pintu alat CSSD
4 28 april 2022 1. Penggantian kabel power alat dental unit
2. Pengkalibrasian alat EKG
5 29 april 2022 1. Penambalan tabung suction pum yang retak
6 04 mei 2022 ijin
7 05 mei 2022 ijin
8 06 mei 2022 1. Instalasi stop kontak di poli mata
2. Pemasangan dan pengujian proyektor test
mata
9 09 mei 2022 1. Pengembalian lemari pendingin di gudang
farmasi
10 10 mei 2022 1. Perbaikan alat dental unit
11 11 mei 2022 1. Penulisan formulir alat untuk akreditasi
13

Rumah Sakit
12 12 mei 2022 1. Pengecekan alat USG

13 13 mei 2022 1. Penulisan formulir alat untuk akreditasi


rumah sakit
2. Pembersihan dan penataan barang di
ruangan IPSRS
14 17 mei 2022 1. Penggantian sensor O2 pada mesin anestesi
15 18 mei 2022 1. Pengecekan alat CTG
16 19 mei 2022 1. Penggantian kompresor kulkas
penyimpanan sampel BDRS
17 20 mei 2022 1. Penambalan tabung suction pump yang
retak
18 23 mei 2022 1. Penggantian power supply motor pada alat
fluoroscopy
2. Pengeleman tabung suction pump yang
retak
19 24 mei 2022 1. Pengecekan kabel alat EKG
2. Pemasangan oksigen di ventilator portable
20 25 mei 2022 1. Penggantian baterai timbangan bayi digital
21 27 mei 2022 1. Perbaikan cuk roll
2. Pengeleman tabung suction pump
22 30 mei 2022 1. Membersihkan drat dalam suction wall
23 31 mei 2022 1. Pemasangan penyangga kaki pada kursi
roda
24 02 juni 2022 1. Pengelasan meja
25 03 juni 2022 1. Pemasangan perlengkapan medis pada
mobil ambulan

Dari semua kegiatan selama PKL di RSUD Bali Mandara ini akan
diangkat 1 kegiatan yang akan dibahas mengkusus secara terperinci.

4.2 Diagram Alir Penanganan Masalah


14

Pembahasan kegiatan perbaikan alat fluoroscopy yang dimulai dari


identifikai masalah, menetapkan teori kemungkinan penyebab masalah, uji teori
kemungkinan penyebab masalah, perbaikan untuk mengatasi masalah, hingga uji
fungsi dan kalibrasi akan disajikan diagram alir seperti gambar 4.1 berikut.

Gambar 4. 1 Diagram alir penanganan masalah.

4.3 Identifikasi Masalah


Adapun beberapa masalah yang saya temukan pada saat PKL di RSUD
Bali Mandara yaitu:
15

1. Pihak radiologi melaporkan bahwa alat fluoroscopy terdapat masalah yaitu


meja pasien pada alat tidak dapat bergerak meski sudah dilakukan
pengaturannya, padahal alat hidup normal.
4.4 Menetapkan Teori Kemungkinan Penyebab Masalah
Penetapan teori kemungkinan penyebab masalah dilakukan untuk
menyiapkan solusi dari setiap kemungkinan penyebab kerusakan alat.
Kemungkinan penyebab masalah terdapat pada motor penggerak meja pasien dan
mainboard power supply motor tidak berfungsi.

4.5 Uji Teori Kemungkinan Penyebab Masalah


Uji teori kemungkinan penyebab masalah dilakukan dengan mengecek
komponen alat. Pengecekan komponen dilakukan pembongkaran alat seperti
pemeriksaan power supply dan motor meja pasien, pada kasus diatas pengecekan
dilakukan pada kerusakan:
1. Pengecekan pada motor meja pasien dan power suppy motor:
a. Pengecekan motor meja pasien
Dengan melakukan pengecekan tegangan pada kabel motor
menggunakan multimeter, yang mana ini juga memastikan apakan ada
tegangan yang masuk pada motor yang mencukupi sesuai dengan
spesifikasi motor tersebut. Yang mana tegangan yang masuk tidak
mencukupi sesuai dengan standarnya.
b. Pengecekan pada power suppy motor
Dengan mengukur input dan output tegangan pada power supply
menggunakan multimeter, yang hasilnya memang output power supply
kurang dari standarnya, yang mana dari sini dapat disimpulkan bahwa
kerusakan terdapat pada power supply motor.

4.6 Perbaikan
Perbaikan yang dilakukan dengan telah ditemukannya masalah pada alat
alat fluoroscopy yaitu dengan mengganti power supply motor dengan power
supply baru.
16

4.7 Uji Fungsi Dan Kalibrasi


Setelah perbaikan dilakukan, maka langkah selanjutnya yang dilakukan
yaitu dengan menguji fungsi alat, sebelum masuk ke uji fungsi untuk alat
fluoroscopy simen ini harus melakukan instal software terhadap komponen yang
baru dipasang dan melakukan seting pada komponen.
Setelah penginstalan selesai dilanjutkan dengan uji fungsi alat dengan
mencoba mengekpose alat dengan pentem atau objek yang tersedia. Untuk
kalibrasi sendiri tidak dapat dilakukan dikarenakan Rumah Sakit belum memiliki
alat kalibrator, jadi hanya uji fungsi yang dilakukan dengan melihat hasil rontgen
pada monitor dan hasil dari kaset rontgen.
BAB V
PENUTUP
2.1 Kesimpulan
Sinar X ditemukan oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman
bernama Wilhelm Conrad Rontgen pada tahun 1895, sewaktu melakukan
eksperimen dengan sinar katoda saat itu dia melihat timbulnya sinar
fluorosensi yang berasal Kristal barium platinosianida dalam tabung
Crookes – Hittorf yang dialiri listrik. Kemudian dia melanjutkan
penelitiannya dan menemukan sinar yang disebutnya sebagai sinar baru
atau sinar - X. Sinar X merupakan gelombang elektromagnetik dengan
panjang gelombang yang pendek yaitu 0,01 – 10 Ǻ sehingga
mengakibatkan sinar - X mampu menembus materi yang dilaluinya.
Fluoroscopy screen adalah suatu tabir yang apabila dikenai Sinar –
x akan berpancar sehingga mengakibatkan timbulnya bayangan tampak,
bayangan tampak tersebut dipertajam oleh image intensifier (penguat
gambar) sehingga bayangan yang dihasilkan tampak lebih jelas. Pada
image intensifier ini bayangan bisa dilihat pada ruangan terbuka tetapi
bayangan tersebut diteruskan melalui tenden optical sistem yaitu susunan
lensa, sehingga resolusi yang dihasilkan semakin tajam. Selanjutnya
bayangan tersebut ditanggap oleh tv kamera yang mana fungsinya adalah
mengubah bayangan menjadi sinyal – sinyal listrik yang masih lemah dan
akan diperkuat. Hasil dari pada tv sentral station akan di kirim ke tv
monitor sehingga menghasilkan bayangan.

2.2 Saran
Untuk mengoptimalakan kinerja dan umur pakai sebuah alat, maka
diperlukan perawatan yang rutin, berjangka dan selalu dipanaskan sebelum
digunakan maupun tidak digunakan, agar dapat terhindar dari jamur dan lain –
lainnya yang bias membuat kerusakan pada alat.
DAFTAR PUSTAKA

rsbm.baliprov.go.id, “Visi, Misi dan Motto Rumah Sakit Umum Bali Mandara”,
https://rsbm.baliprov.go.id/?page_id=143 , Diakses 31 Mei 2022.

rsbm.baliprov.go.id, “Sejarah Rumah Sakit Umum Bali Mandara”,


https://rsbm.baliprov.go.id/?page_id=97 , Diakses 31Mei 2022.

Susila, I Putu, Ferry Sujatno, Istofa dan Sukandar. 2010. “Perekayasaan Pesawat
Sinar-X Fluoroscopy” jurnal, Proseding Pertemuan Ilmiah Rekayasa
Perangkat Nuklir PRPN-BATAN.

Suyatno, Ferry. 2007. “Pereka Yasaan Sistem Pesawat Sinar-X Fluoroscopy


Untuk Mengurangi Resiko Radiasi Pada Operator” jurnal, Prosiding
Pertemuan IImiah Nasional Rekayasa Perangkat Nuklir Serpong, ISSN
1693-3346.

Tampubolon, Jhon Karianto. 2019. “Analisis Besaran Dosis Radiasi Fluoroscopy


Pemeriksaan Barium Enema Dengan Sangkaan Hirschprung Disease”
skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai