GANGGUAN NEUROLOGI
PENGAJAR
RENI PRIMA GUSTY,S.Kp,M.Kes
1. Mahasiswa memilih salah satu skrenario yang terdapat pada modul, sesuai dengan
kasus pada laporan pendahuluan yang telah dibuat oleh mahasiswa sebelumnya.
2. Mahasiswa membaca dan memahami kasus yang terdapat pada skenario.
3. Mahasiswa menjawab pertanyaan pemicu yang terdapat pada skenario untuk
menjelaskan asuhan keperawatan.
4. Jawaban dibuat sesuai tujuan pembelajaran dan capaian pembelajran yang diharapkan.
SKENARIO 1
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Stroke
Kasus
Seorang pasien Tn. N, laki-laki, 54 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan lemah
separuh badan sebelah kanan, tangan dan kaki kanan tidak bisa bergerak serta wajah miring ke
kanan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit darah tinggi, pernah stroke 2 tahunyang lalu,
dan tidak pernah rutin memeriksakan tekanan darahnya. Sebelum sakit pasien memiliki
kebiasaan merokok 1 pak per hari dan minum kopi 2 kali sehari serta lebih banyak berdiam di
kamar (jarang berolahraga). Pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/90 mmHg, N 78x/ menit,
S36ºC, RR 20x/ menit, TB 170 cm, BB 68 kg.
Pada dada ditemukan Tidak ada pernapasan cuping hidung, pernapasan regular dan
tidak cheynestokes, tidak mengorok, vocal fremitus sama antara kanan dan kiri, sonor,
Vesikuler dan tidak ada suara napas tambahan ronchi dan wheezing. Sistem persyarafan nervus
I: olfaktorius: pasien dapat mencium aoma wangi dari parfum, II: optikus: pasien dapat
menyebutkan jumlah jari dalam jarak 0,5 meter baik mata sebelah kanan maupun kir,namun
penglihatan kiri sering ganda, III: okulomotorius: reflek cahaya +/+, pupil anisokor 3/2 mm, IV:
trochlear: mata pasien dapat mengikuti arah jari perawat ke atas dan ke bawah, V: trigeminalis:
pasien dapat merasakan sentuhan di kulit wajah dan sekitar bibir serta masih dapat
menggerakkan rahang, VI: abdusen: mata pasien dapat mengikuti arah jari perawat ke samping
kanan dan kiri, VII: fasialis: pasien dapat tersenyum namun bibir miring ke kanan, VIII:
auditorius: pasien dapat mengulangi kata yang diucapkan perawat, IX: glosofaringeal: pasien
dapat menelan dan tidak tersedak saat minum. Selain itu pasien juga dapat merasakan rasa
manis pada the, X: vagus: pasien disartria (bicara pelo), XI: asesorius: pasien hanya dapat
mengangkat bahu dan lengan sebelah kiri, XII: lidah dan mulut miring ke kanan danbicara pelo.
Pada ekstremitas ditemukan parase ekstremitas kanan. Tangan kiri terpasang infus, tidak ada
plebitis dan kemerahan, fisik lemah akral hangat, turgor <2 detik, CRT <2 detik. Saat ini pasien
merasa lemah dan separuh badan kiri terasa berat untuk digerakkan dengan hasil kekuatan otot
3333
SKENARIO 2
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Meningitis
Kasus
Seorang laki-laki Tn M (34 tahun) datang dibawa oleh keluarganya ke UGD RS M
djamil dengan penurunan kesadaran sejak 3 hari yang lalu SMRS. Penurunan
kesadaran terjadi tiba-tiba, terjadi pertama kali pada hari sabtu pagi sewaktu pasien
bangun tidur, pasien terlihat lemas dan ingin tidur terus-menerus, pasien di panggil
oleh keluarganya tidak ada berespon untuk menjawab, tetapi pada malam minggu
pasien mulai ada respon jika dipanggil, makan atau minum pasien masih bisa jika di
suapi oleh istri pasien. Minggu pagi pasien terlihat masih sama dengan sebelumnya,
tetapi ia ketika ditanya nama anak dan keluarga pasien masih ingat. Senin pagi
pasien menggigil dan tiba-tiba kesadarannya mulai turun kembali. Pasien juga
disertai dengan demam sejak ± 3 hari, demam terjadi pada malam hari dan
menghilang jika pada pagi hari. Riwayat Kejang (-). memiliki riwayat demam tifoid
(+), Tekanan Darah : 140/80 mmHg, Nadi : 88 x/m, Frekuensi Nafas
: 28 x/m
Temperatur : 37,6˚c
Sejak 1 bulan yang lalu pasien mengeluhkan sakit pada kepalanya, sakit dirasakan hilang
timbul, sakit kepala terasa pada bagian tengkuk/kepala bagian belakang. Sakit kepala terasa
tertusuk-tusuk dan berat pada leher, pasien juga mengeluhkan adanya batuk-batuk sejak > 3
minggu, batuk berdahak. Dahak berwarna keputihan, pada akhir bulan januari pasien pernah
batuk berdarah, darah berwarna merah segar, disertai sesak disangkal oleh keluarga. Batuk-
batuk juga disertai dengan napsu makan yang munurun dan berat badan yang menurun juga.
- Hasil pemeriksaan fisik pernafasan vesikuler +/+, rhonki +/+, wheezing -/-, Kaku
Kuduk: (+), Tanda Kerniq: (+). Diagnosa - Meningitis Tuberculosa.
- Terapi nonformakologi:
Diit tinggi KH, Protein, rendah lemak
- Terapi farmakologi:
O2 2-3L/m
IVFD Assering/8 jam
Citicholin 2x250mg
Ranitidin 2x1
Ceftriaxone 1x2gr
Dexamentasone 3x1amp
NGT-kateter
Pemeriksaan Hasil Satuan
Hemoglobin 15 g/dL
Leukosit 16,9 /µL
Hematokrit 40.7 %
Trombosit 327 ribu/µL
Eritrosit 6.27 106/µL
LED 22 mm/jam
Kolesterol LDL 128 mg/dl
Kolesterol HDL 37 mg/dl
Kolesterol total 185 mg/dl
Trigliserida 98 mg/dl
Asam urat 1.8 mg/dl
SGOT 30 U/L
SGPT 41 U/L
Ureum darah 18.2 mg/dL
Kreatinin darah 0.82 mg/dL
Natrium 118.5 mEq/L
Kalium 3.84 mEq/L
Klorida 84.8 mEq/L
Widal
S. typhi H 1/320
S. paratyphi AH 1/40
S. paratyphi AO -
S. typhi O -
Foto thoraks PA
Skeletal dan jaringan lunak thoracal
dalam batas normal
Trachea di tengah
Sinus dan diagphragma normal
Pulmo : corakan bronkovaskular
bertambah dan infiltrat halus di ke dua
paru.
Kesan :
Susp. KP aktif
Kasus
Nyonya L, usia 45 tahun, Islam, sudah menikah, tidak bekerja, suku Jawa, tinggal di Teluk
Betung datang ke Rumah Sakit Abdul Moeloek pada tanggal 04 Maret 2019, diantar oleh
keluarganya dengan keluhan nyeri kepala sejak satu setengah tahun yang lalu. Nyeri kepala
dirasakan pada bagian depan ditepi dahi pada kedua sisi seperti berdenyut. Nyeri kepala
dirasakan hampir setiap hari dan dirasakan selama ±satu jam setiap harinya terutama pada pagi
hari. Nyeri kepala disertai muntah (+), muntah berupa makanan, dan cairan, keluhan adanya
demam disangkal.Selama ini pasien tidak pernah berobat kedokter dan hanya mengkonsumsi
obat warung.Sekitar ±enam bulan yang lalu nyeri kepala dirasakan semakin sering dan semakin
memberat, muntah (+) tanpa didahului adanya mual, kejang (-).Obat warung yang selama ini
dikonsumsi sudah tidak meredakan nyeri kepala yang dirasakan oleh pasien.Pasien lalu berobat
kedokter dan diberi obat.Pasien tidak rutin berobat dan mengkonsumsi obat yang diberikan
oleh dokter, karena pasien merasa nyeri kepala sudah berkurang.Sejak ±satu bulan sebelum
masuk rumah sakit (SMRS), pasien mengeluhkan pandangan mata kabur dan terasa gelap,
keluhan tersebut dirasakan pasien secara perlahan. Nyeri kepala bagian depan (+), hilang
timbul, dan tidak berkurang setiap harinya, keluhan lainnya yaitu muntah (+), demam (-), dan
kejang (-), lalu pasien berobat ke dokter mata dengan keluhan pandangan mata buram dan
terasa gelap yang dirasakan pasien secara perlahan dan dikatakan oleh dokter tidak ada
kelainan pada mata dan dianjurkan untuk CT-scan kepala karena nyeri kepala yang dirasakan
selama beberapa bulan ini, tetapi pasien menolak. Satu minggu SMRS pasien kembali
mengeluhkan pandangan mata buram, nyeri kepala yang semakin memberat pada bagian
depan ditepi dahi, dan muntah (+) berkurang.
Pasien juga merasakan lemah pada lengan dan kaki kanan.Keluhan tersebut dirasakan
secara tiba-tiba, sehingga pasien merasa sulit untuk memegang barang dan sedikit lemas saat
berjalan.Sehingga pasien kembali berobat kedokter dan disarankan untuk pemeriksaan lebih
lanjut (pemeriksaan CT-scan kepala).Sejak satu hari SMRS pasien mengeluhkan nyeri kepala.
Nyeri kepala bagian depan ditepi dahi pada kedua sisi, nyeri kepala timbul beberapa jam, dan
semakin memberat di pagi hari serta saat posisi tidur terlalu datar. Pandangan mata buram (+),
lengan dan tungkai kanan tersa kaku sehingga pasien sulit untuk melakukan aktivitas, muntah
satu kali, muntah tanpa didahului mual, dan muntah berupa makanan yang dimakan.
Pemeriksaan fisik pasien didapatkan kesadaran kompos mentis.Tekanan darah 120/80 mmHg,
frekuensi nadi 80x/menit, frekuensi pernafasan 20x/menit, suhu 37 o C. Status generalis paien
didapatkan kepala, mulut, leher, jantung, dan paru pasien dalam batas normal.Pada
pemeriksaan neurologis nervus kranialis didapatkan kelainan pada nervus II visus menurun
2/60bedsite - 3/60 bedsite, nervus VII sudut mulut tertarik ke kiri, kekuatan otot superior 2/5,
kekuatan otot inferior 2/5. Dari hasilmini mental status examniation (MMSE) diperoleh hasil
kemungkinan gangguan kognitif dengan jumlah skor 18.
Pada pemeriksaan patologis ditemukan refleks babinsky (+/-). Pasien menjalani
pemeriksaan CT-scan dan diperoleh kesan SOL dengan gambaran: tampak massa yang
menyebabkan pergeseran midline shift ke kanan, hipodens dengan batas tegas dan defek
fentrikel 3, 4 dengan disertai oedem fokal. Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang maka pada pasien ini dapat ditegakkan diagnosis klinis yaitu Sephalgia kronik (+)
hemiparese dekstra (+) parese N. II & N. VII UMN central.Diagnosis tropis adalah hemisfer
cerebri sinistra dan diagnosis etiologi adalah SOL ec tumor otak.