Ditujukan kepada:
dr. Imam Windutama, Sp.PD
dr. Reny Kusuma Barus
dr. Z. Budiyanti
Disusun oleh:
dr. Adelia Cynthia
Diajukan oleh:
dr. Febianti Rukmana
Menyetujui,
Dokter DPJP,
1
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 76 tahun
Tanggal lahir : 31 Desember 1942
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Sentiaki Baru RT 5 RW 8 Bulu Lor Semarang Utara
Masuk RS : 20 Juli 2019
No. CM : 130308
II. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 21 Januari
2019 pukul 20.00 di Ruang ICU RS Tk. III Bhakti Wira Tamtama Semarang.
Keluhan Utama
Sesak napas.
2
- Riwayat hipertensi (+) sejak ±7 tahun lalu, namun tidak rutin kontrol.
- Riwayat diabetes mellitus (+) sejak ± 2 tahun lalu, namun tidak rutin minum obat.
Obat yang biasa dikonsumsi : Glibenklamid, Metformin
- Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok (+) sejak ± 10 tahun yang lalu, tidak rutin, namun sudah tidak
merokok semenjak 3 bulan lalu.
Riwayat konsumsi obat-obatan, jamu-jamuan, dan alkohol disangkal
Tanda-tanda Vital
- Tekanan darah : 135/84 mmHg.
- Laju nadi : 96 kali/menit, teraba teratur, kuat, penuh.
- Laju napas : 40 kali/menit.
- Suhu aksila : 36,6°C.
Toraks
Paru-paru
- Inspeksi : tampak simetris statis dan dinamis, retraksi (+) subcostal +/+
3
- Palpasi : gerak napas teraba simetris.
- Perkusi : sonor pada kedua lapang paru. (REDUP DI THORAX KANAN JIKA
ADA EFUSI PLEURA )
- Auskultasi : vesikuler +/+, rhonchi +/+ basah kasar pada kedua lapangn paru,
wheezing -/-.
Jantung
- Inspeksi : ictus cordis tampak pada ICS VI linea aksilaris anterior sinistra.
- Palpasi : ictus cordis teraba, kuat angkat di ICS VI linea aksilaris anterior
sinistra
- Perkusi : batas atas di ICS II linea sternalis sinistra
batas kanan di ICS VI linea sternalis dekstra
batas kiri di ICS VI linea aksilaris anterior sinistra
Abdomen
- Inspeksi : tampak datar.
- Auskultasi : bising usus (+), 7x/menit.
- Perkusi : timpani pada seluruh regio.
- Palpasi : supel, nyeri tekan epigstrium (+), hepar dan lien tidak teraba.
4
1. Irama : Sinus
2. Frekuensi : 125x/menit (1500/12 Kotak Sedang)
3. Regularitas : Ireguler
4. Axis : lead I (+), aVF (-) LAD
5. Zona transisi : Tidak dapat ditentukan
6. Gel P : lebar 0.04 s, tinggi 0,1 mv
7. Interval PR : 0.16 s
8. Kompleks QRS : 0,12 s
9. Gel Q : Tidak ada Q patologis
11. ST segmen : ST elevasi di lead V1-V3, ST depresi di lead V5-V6
12. Gel. T : T inverted di V5-V6 (LV strain)
Kesan : LVH
5
Temuan :
Trakhea : tidak tampak deviasi
Cor : Apex ke laterokaudal . CTR >50%
Pulmo : Corakan bronkovaskular kasar
Tampak lesi lusen avaskuler pada hemithoraks kanan
Diafragma kanan setinggi costa 8 posterior
Sinus costophrenicus kanan tumpul kiri lancip
Kesan : Kardiomegali
Bronkopneumonia
Efusi Pleura Dextra
6
Hemoglobin 11,6 g/dL (L) Eritrosit 4,6 juta/mm3
Leukosit 6.700/mm3 MCV 70 Fl (L)
Hematokrit 33,6% MCH 24 pg (L)
Trombosit 243.000/mm3 MCHC 35g/dL
Fungsi hati
SGOT 22 mg/dL
SGPT 21 mg/dL
V. Resume
Pria, 76 tahun, datang dengan keluhan sesak napas sejak 30 menit SMRS, muncul
mendadak, terus-menerus, diperberat posisi tidur, membaik dengan posisi duduk
menggunakan 2-3 bantal atau posisi tengkurep di meja. Pasien sering terbangun tiba-
tiba pada malam hari karena sesaknya.
Lemas (+), bengkak di kedua kaki, batuk berdahak (+). Stroke 7 tahun yang lalu rawat
inap di RSUD Tugu Semarang. Riwayat DM (+), riwayat hipertensi (+) tidak
terkontrol.
Pemeriksaan Fisik
Pasien tampak sesak, kesadaran compos mentis, GCS E4M6V5, tekanan darah 135/84
mmHg, laju nadi 96 kali/menit, laju napas 40 kali/menit, suhu aksila 36,6°C.
Didapatkan napas cuping hidung (+), retraksi subcotal +/+, auskultasi paru rhonchi
+/+ basah kasar pada kedua lapang paru, jantung kesan kardiomegali, edema pada
kaki +/+.
Pemeriksaan Penunjang
Pada EKG didapatkan ??? , LVH foto toraks AP didapatkan kardiomegali, efusi
pleura dextra, serta bronkopneumonia. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
anemia derajat ringan, GDS :212 mg/dl
7
VI. Diagnosis
Dispnea e.c. CHF NYHA IV
DM Tipe 2
Bronkopneumonia
Efusi Pleura Dextra
VII. Penatalaksanaan
Rawat ICU
O2 nasal canul 3 lpm SpO2 dari 90% menjadi 98%.
Posisi duduk.
IVFD RS 8 tpm
Konsul Spesialis Penyakit Dalam:
- O2 nasal canul 3 lpm.
- Posisi ½ duduk.
- IVFD RS 8 tpm.
- Furosemide 5 mg/jam SP
- Inj. Ceftriaxone 2 x 1 gram i.v ( skin test)
- Inj. Ranitidin 2 x 2 ampul iv
- Sucralfat syrup 3 x 15 cc a.c (po)
- Miniaspi 1 x 80 mg p.o. (sore).
- ISDN 3 X 5 mg sublingual (po)
- Sliding scale insulin tiap 6 jam.
- Pasang D.C. kateter urin.
- Program: darah rutin, urin rutin, ureum, kreatinin,SGOT,SGPT, elektrolit, foto
toraks AP ( sudah dilakukan), diet lunak
VIII. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam.
IX. Follow Up
8
Tgl. S O A P
21 Sesak « , posisi KU: lemas, CM. CHF NYHA
Juli ½ duduk, TD: 134/84mmHg. IV - O2 nasal
DM tipe 2 canul 3 lpm.
2019 Batuk (+) HR: 96x/menit.
Bronkopneu - Posisi ½
berkurang. RR: 40x/menit. monia duduk.
Lemas (+). S: 36°C Efusi Pleura - IVFD RS 8
Dextra tpm.
Makan 3 x ½ GDS : 229 mg/dl
- Furosemide
porsi. 5 mg/jam
Minum ± 600 Paru: SP
- Inj.
mL/hari. - retraksi
Ceftriaxone
BAB (-). subcosta+/+ 2 x 1 gram
BAK via kateter. minimal i.v ( skin
- rhonchi +/+ test)
- Inj.
Ranitidin 2
Ekstremitas: x 2 ampul
- edema kaki +/+ iv
- Sucralfat
syrup 3 x 15
Kateter urin: cc a.c (po)
produksi (+), - Miniaspi 1
x 80 mg
kuning jernih
p.o. (sore).
- ISDN 3 X 5
mg
sublingual
(po)
- Sliding
scale insulin
tiap 6 jam.
- Pasang D.C.
kateter urin.
- Diet Lunak
- Program :
GDS/6 jam
Tgl. S O A P
22 Pasien KU: lemas, CM. CHF NYHA - O2 nasal
Juli mengeluh TD: 100/60mmHg. IV canul 3
DM tipe 2 lpm.
9
2019 sulit tidur, HR: 120x/menit. Bronkopneu - Posisi ½
Sesak « , RR: 26x/menit. monia duduk.
Efusi Pleura - IVFD RS 8
posisi ½ S: 36,5°C
Dextra tpm.
duduk, - Furosemide
Batuk Paru: vesikuler +/+. 5 mg/jam
SP
berkurang,
- Inj.
Lemas Ekstremitas: Ceftriaxone
berkurang, - edema pada kaki 2 x 1 gram
i.v ( skin
Makan 3 x 1 +/+
test)
porsi. Kateter urin: - Inj.
Minum ± 600 produksi (+), kuning Ranitidin 2
mL/hari. jernih. x 2 ampul
iv
BAB (-). - Sucralfat
BAK via syrup 3 x
kateter 15 cc a.c
(po)
- Miniaspi 1
x 80 mg
p.o. (sore).
- ISDN 3 X 5
mg
sublingual
(po)
- Sliding
scale
insulin tiap
6 jam.
- Alprazolam
1x0,5 mg
po
- Digoxin
2x1/2 tab
po
- Pasang
D.C. kateter
urin.
- Diet Lunak
- Program :
GDS/6 jam
10
- ACC pindah
bangsal
23 Sesak (-) lemas KU: tenang, CM. CHF NYHA Bangsal
Juli (-), posisi ½ TD: 120/80mmHg. IV Cempaka :
DM tipe 2
2019 duduk, batuk HR: 90x/menit. - IVFD RS 8 tpm.
Bronkopneu
berkurang RR: 26x/menit. monia - Posisi ½ duduk
Makan/minum S: 36,5°C Efusi Pleura - O2 nasal canul
11
makan dan S: 36,6°C Dextra mg po pc
minum GDS : 128 - Glimepirid 1x 2
cukup, BAB mg po
(+), BAK (+) Paru: retraksi -/-, - Sucralfat syrup
ronki +/+ 3x15 cc po a.c
- Digoxin 2x1/2
Ekstremitas: tablet po
edema pada kaki +/+ - ISDN 3X5 mg
minimal - Miniaspilet
1x80 mg po
- Acarbose 3x50
mg po p.c
-Edukasi kepada
pasien untuk rutin
kontrol ke Poli
dan meminum
obat secara rutin
- Edukasi untuk
mengurangi
konsumsi gula,
garam, dan
minyak secara
berlebih ,
memperbanyak
makan sayur dan
buah
- Edukasi kepada
pasien apabila
pasien mengeluh
sesak atau nyeri
dada di sebelah
kiri segera
minum obat dan
segera dilarikan
12
ke RS terdekat
13