Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Y


DENGAN POST SIGMOIDESTOMY
DI RUANG CENDANA 2 RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah


Tahap Profesi Ners

Oleh:
ARDIANTO
07/257819/EIK/667

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2009
ASUHAN KEPERAWATAN Tn. Y DENGAN
ILEUS OBSTRUKSI SUSPECT CANCER RECTUM POST SIGMOIDESTOMY
DI RUANG CENDANA 2 RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA

Nama mahasiswa : Ardianto


Tempat Praktik : Ruang Cendana 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
Waktu Praktik : 2 s.d 7 November 2009

A. Identitas diri klien


Nama :
Tn. Y Pendidikan : SLTA
Umur :
29 tahun Pekerjaan : Swasta
Jenis Kelamin :
Laki-laki Lama bekerja : 4 tahun
Alamat :
Prawirodirjan Nomor RM : 01 43 31 43
GM II/677 Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2009
Status Perkawinan : Belum Kawin Tanggal Pengkajian: 2 November 2009
Agama : Islam Sumber Informasi : Klien, keluarga, ners,
Suku : Jawa dan CM

B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS:
Tidak bisa BAB.

2. Riwayat penyakit sekarang:


Tiga hari sebelum masuk rumah sakit klien tidak bisa BAB, platus (+), BAK (+),
perut kembung (+), mual (+), muntah (-). 1 minggu sebelumnya klien periksakan
diri ke RS swasta dan dilakukan colon on loop, didiagnosis Ca. Rekti, klien
pulang.
Saat masuk rumah sakit klien tidak bisa BAB, platus (-), mual (-), muntah (-),
kembung (+), makan (+), minum (+), nyeri (+). Riwayat perubahan pola BAB
sejak 6 bulan yang lalu.

3. Riwayat Penyakit Dahulu:


Klien tidak ada menderita penyakit sebelumnya.

1
4. Diagnosa medic pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang
telah di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus
kelolaan.
Masalah atau Diagnosa medis pada saat MRS: Ileus Obstruktif ec. Ca. Recti.

5. Tindakan yang telah dilakukan di UGD:


a. Cek darah rutin, APTT/PTT
b. Pemasangan infus RL 20 tpm.
c. Injeksi Cefazolin 1 gr.
d. Injeksi Ranitidin 50 mg.

6. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
a. 25 Oktober 2009
Rencana operasi, dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasil:
AL : 15. 103/uL (4,8-10,8) tinggi.
AE : 3,9. 103/uL (4,7-6,1) rendah.
Hb : 10,4 g/dL (14-18) rendah.
Ht : 30,6 % (42-52) rendah.
3
PLT : 651. 10 /uL (150-450) tinggi.
PPT : 11,6 dt (15,32-17,48)
APTT : 35,3 dt (23,74-32,54)
Total Protein : 6,62 g/dL (6,4-8,3)
Albumin : 3,28 g/dL (3,5-5,5)
Golongan darah : O

b. 26 Oktober 2009
 Dilakukan laparatomy explorasi sigmoidestomy, biopsy recti, kolostomy,
ASA II E.
 Dirawat di ICU.
 Terpasang RL 500+colloid.
 Inj. ceftazidin 2x1 gram.
 Inj. Metronidazol 3x500 mg.
 Inj. Ranitidine 2x50 mg.
 Inj. Fentanil tetrasi.
 Inj. Kalnex 2x500 mg.

c. 27 Oktober 2009
 Dibawa ke Cendana 2.

2
 Terpasang RL 500+colloid.
 Inj. Ceftazidin 2x1 gram.
 Inj. Metronidazol 3x500 mg.
 Inj. Ranitidine 2x50 mg.
 Inj. Ketorolac 3x30 mg.

d. 28 Oktober 2009
 RL 500+colloid.
 Inj. Ceftazidin 2x1 gram.
 Inj. Metronidazol 3x500 mg.
 Inj. Ranitidine 2x50 mg.
 Inj. Ketorolac 3x30 mg.

e. 29 Oktober 2009
 Diet bertahap TKTP (bubur).
 RL:D 10% 20 tpm.
 Inj. ceftazidin 2x1 gram.
 Inj. Metronidazol 3x500 mg.
 Inj. Ranitidine 2x50 mg.
 Inj. Ketorolac 3x30 mg.
 Aff NGT.
 Tranfusi albamun 100 cc 20% 15 tpm.
 Hb 10 gr/dL.
 AL 19,5. 103/uL.
 PLT 588. 103/uL.

f. 30 Oktober 2009.
 Diet bertahap TKTP (bubur).
 RL:D 10% 20 tpm.
 Inj. ceftazidin 2x1 gram.
 Inj. Metronidazol 3x500 mg.
 Inj. Ranitidine 2x50 mg.
 Inj. Ketorolac 3x30 mg.
 Aff NGT.
 Mobilisasi duduk.

g. 2 November 2009.
 IVFD RL:D 5% 20 tpm.
 Ceftazidin 2x1 gram.
 Inj. Metronidazol 3x500 mg.
 Inj. Ranitidine 2x50 mg.
 Inj. Ketorolac 3x30 mg.

3
 Paracetamol tab 500 mg (k/p)
 Total Protein 4,73 mg/dL; Albumin 2 g/dL.

C. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit dan perawatan:
Klien mengatakan kondisinya saat ini merupakan cobaan terberat baginya.
Klien dan keluarga sudah mendapatkan informasi tentang penyakitnya dan
alasan dilakukan reseksi dan pembuatan stoma dan keluarga sudah mampu
melakukan perawatan stoma.

2. Pola nutrisi
Program diet rumah sakit: diet bertahap TKTP.
a. Intake makanan: klien mendapatkan diet bubur, frekwensi makan 3 kali
sehari, nafsu makan berkurang, hanya menghabiskan setengah dari porsi
yang disediakan, klien mengatakan kehilangan minat makan, mual (-),
muntah (-).
b. Intake cairan: peroral ± setengah botol air mineral (± 500) perhari, intake
perparenteral RL:D 5% 20 tpm.

3. Pola eliminasi
a. Buang air besar: melalui stoma buatan, konsistensi feses lunak, tidak ada
konstipasi, darah (-).
b. Buang air kecil: spontan, 3-4 kali perhari, warna kuning jernih, tidak ada
hematuri.

4. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di tempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi/ROM √
0: mandiri, 1: alat Bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
Oksigenasi: klien bernapas spontan.

4
5. Pola tidur dan istirahat.
Klien lebih banyak istirahat tidur, jam istirahat 7-8 jam ditambah istirahat siang.

6. Pola persepsi.
Penglihatan: baik, tidak menggunakan alat bantu.
Pendengaran: baik, tidak menggunakan alat bantu.
Pengecap: baik, sensasi rasa baik.
Kognitif: kesadaran compos mentis, orientasi baik.
Sensasi nyeri baik.

7. Pola persepsi diri (pandangan tentang sakitnya, kecemasan dan konsep diri)
Klien pasrah menerima kondisinya saat ini namun demikian ia merasa ini
merupakan cobaan terberat dalam hidupnya. Ia merasa malu dengan stoma
dan posisi pengeluaran kotoran yang tidak lazim baginya, apalagi ia bekerja di
dealer kendaraan bermotor dan belum berkeluarga.

8. Pola seksual dan reproduksi


Klien belum menikah.

9. Pola peran-hubungan
(Komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)
Hubungan dengan keluarga baik, selama sakit klien ditunggu orang tua dan
dikunjungi kerabatnya. Selama perawatan klien tidak menggunakan asuransi
kesehatan.

10. Pola manajemen koping-stress


Klien tampak murung, jarang bicara, lebih banyak berdiam diri.
.
11. System nilai dan keyakinan
Klien dan keluarga menganut agama islam dan selama sakit klien jarang
menjalankan aktivitas keagamaannya.

D. Pemeriksaan Fisik (cephalocaudal)


1. Keluhan yang dirasakan saat ini: lemas dan demam
2. Tanda vital: TD 120/80 mmHg, N 98 x/m, rr 24 x/m, suhu 37,8 ⁰C turun naik.
3. BB/TB: 47 kg/165 cm.
4. Kepala: mesochepal; mata: konjungtiva pucat, skelera tidak ikterik; mulut:
stomatitis (-).

5
5. Leher: tidak terdapat pembesaaran kelenjar getah bening, tidak terdapat
peningkatan JVP.
6. Thoraks:
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas, tidak terdapat ketinggalan
gerak, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : tactil fremitus kanan-kiri sama.
Perkusi : kanan-kiri sonor.
Auskultasi : vesicular semua lapang paru. BJ 1-2 murni.
7. Abdomen:
Inspeksi : bentuk soepel, terdapat insisi operasi vertical ± 10 cm,
terdapat stoma setinggi regio kiri bawah, kulit di bawah stoma
agak lembab.
Auskultasi : peristaltic (+) 15 x/m.
Palpasi : tidak teraba hepar, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : timpani (+).
8. Inguinalis: tidak ada pembesaran inguinalis.
9. Ekstremitas (kulit dan kekuatan)
Turgor kulit baik, kulit dingin, acral pucat, pengisian kapiler ± 3-4 detik,
terpasang IV line di lengan sebelah kiri, tidak ada edema, kekuatan keempat
ekstremitas baik.

6
E. Analisa Data
No Data Senjang Masalah Penyebab

1 DS: Ketidakseimbangan Intake tidak


2/11/09  Klien menyatakan kehilangan nutrisi: kurang dari adekuat; masalah
08.00 minat makan dan tidak ada kebutuhan tubuh. psikologis.
nafsu makan.

DO:
 Berat badan menurun dan
tidak ideal (BB/TB: 47 kg/165
cm).
 Hanya menghabiskan setengah
dari porsi diet.
 Konjungtiva pucat.
 Albumin 2,0 g/dL.

2 DS: Risiko kerusakan


2/11/09  Klien mengungkapkan kadang integritas kulit.
08.00 rembesan terasa ke kulit
perutnya.

DO:
 Terdapat stoma di region kiri
bawah.
 Kulit di bawah stoma agak
lembab.

7
No Data Senjang Masalah Penyebab

3 DS: Termoregulasi Trauma atau


2/11/09  Klien menyatakan tidak enak tidak efektif. penyakit.
08.00 badan, demam turun naik.

DO:
 Suhu tubuh saat pengkajian
37,8 ⁰C.
 Suhu berfluktuasi.
 Kulit dingin.
 Agak pucat.
 Pengisian kapiler 3-4 detik.

4 DS: Harga diri rendah Gangguan


2/11/09  Klien mengungkapkan penyakit situasional. gambaran diri.
08.00 yang sedang dialaminya
merupakan cobaan terberat
baginya.
 Klien mengungkapkan malu
dengan stoma dan posisi
pengeluaran kotoran yang
tidak lazim baginya.

DO:
 Klien tampak murung.
 Jarang bicara.
 Klien lebih banyak berdiam
diri.

5 DS: Risiko infeksi.


2/11/09  -
08.00
DO:
 Terpasang IV line.
 Insisi laparatomy ± 10 cm.

8
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intake tidak adekuat; masalah psikologis.
2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
5. Risiko infeksi.

G. Rencana Keperawatan

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


Intake tidak adekuat; masalah psikologis.
Tgl/jam NOC NIC

2/11/09  Nutritional Status: food and Nutrition Management:


08.00 Fluid Intake.
 Status nutrisi.  Kaji adanya alergi makanan.
 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Setelah 5x24 jam tindakan, klien menentukan jumlah kalori dan nutrisi
dapat: yang dibutuhkan pasien.
 Mampu mengidentifikasi  Anjurkan pasien untuk meningkatkan
kebutuhan nutrisi. intake Fe.
 Tidak terjadi penurunan berat  Anjurkan makan sedikit dan sering.
badan yang berarti.  Yakinkan diet yang dimakan
 Intake nutrisi adekuat. mengandung tinggi serat.
 Intake cairan adekuat.  Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi.
 Monitor albumin, total protein,
hemoglobin dan level hematokrit.

2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.


Tgl/jam NOC NIC

2/11/09 Termoregulasi Fever treatment


08.00
Setelah dilakuakan tindakan  Monitor temperature secara periodic.
3x24 jam, diharapkan:  Monitor kehilangan cairan yang tidak
 Nadi normal. diketahui.

9
 Temperature normal.  Monitor warna kulit dan temperature.
 Tidak terdapat dehidrasi.  Kelola pemberian antipiretik jika
 Tidak terjadi hipotermi. diperlukan.
 Tingkatkan intake cairan peroral.
 Berikan kompres hangat.

Temperature regulation

 Monitor tekanan darah, nadi dan


respirasi.
 Diskusikan dengan klien kehilangan
panas tubuh mungkin akibat
kehilangan cairan.

3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.


Tgl/jam NOC NIC

2/11/09 Self esteem Self esteem enhancement


08.00
Setelah dilakuakan tindakan  Kaji sumber stressor klien.
5x24 jam, diharapkan:  Monitor pernyataan kegusaran klien.
 Ungkapan penerimaan  Tentukan keyakinan klien tentang
terhadap diri. pendapat pribadinya.
 Komunikasi terbuka.  Besarkan hati klien dengan
 Menjaga kontak mata. mengidentifikasi sumber
 Menerima keterbatasan diri. kekuatannya.
 Tingkatkan kekuatan personal.
 Berikan reward atas keberhasilan
klien mencapai tujuan.

4. Risiko kerusakan integritas kulit.


Tgl/jam NOC NIC

2/11/09 Ostomy self care Skin surveillance:


08.00
Setelah 3x24 jam tindakan  Inspeksi kondisi stoma.

10
keperawatan, diharapkan:  Inspeksi kulit dan mukosa terhadap
 Mendemonstrasikan tanda kemerahan, cairan, edema.
perawatan sekitar stoma.
 Mendemonstrasikan teknik Ostomy care:
irigasi.
 Tidak ada komplikasi stoma.  Monitor insisi stoma.
 Produk tidak berbau.  Ajarkan klien melakukan perawatan
ostomi.
 Instruksikan klien memonitor
komplikasi.
 Bantu klien dalam perawatan ostomi.

5. Risiko infeksi.
Tgl/jam NOC NIC

2/11/09 Kontrol risiko: Kontrol infeksi:


08.00
Setelah dilakuakan tindakan  Pertahankan teknik aseptic dan APD.
3x24 jam, diharapkan:  Ganti letak IV atau kateter sesuai
 Bebas dari tanda dan gejala panduan umum.
infeksi.  Lakukan perawatan membrane
 Menunjukan kemampuan mukosa dan kulit.
mencegah infeksi.  Monitor tanda dan gejala infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas sistemik dan local.
normal.  Berikan antibiotic sesuai kolaborasi.
 Pertahanan primer utuh.
Perawatan luka:

 Monitor karakteristik luka.


 Lakukan dressing.
 Lakukan perawatan dengan teknik
steril.

11
H. Catatan Perkembangan

1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


Intake tidak adekuat; masalah psikologis.
Tgl/jam Implementasi Evaluasi

2/11/09 14.00
08.00  Mengkaji keluhan dan intake S:
nutrisi klien. Klien mengungkapkan tidak ada
 Mengelola pemberian selera makan.
ranitidin 50 mg/IV O:
Habis ½ porsi dari diet yang
12.00  Memotivasi klien untuk disediakan.
meningkatkan intake nutrisi A:
dari porsi yang diberikan. Intake nutrisi tidak adekuat.
P:
 17.00: Diet ekstra putih telur.
 20.00: injeksi ranitidine 50 mg.
 Diskusikan pentingnya nutrisi
untuk proses penyembuhan.

3/11/09 14.00
08.00  Mengelola pemberian S:
ranitidin 50 mg/IV. Klien mengungkapkan makan putih
telur 1-2 saja perhari.
10.00  Mendiskusikan dengan klien O:
dan keluarga pentingnya  Habis ½ porsi dari diet yang
nutrisi selama masa disediakan.
penyembuhan.  Keluarga menyediakan telur.
 Memotivasi klien A:
mengkonsumsi ekstra putih  Intake nutrisi tidak adekuat.
telur.  Pengetahuan tentang nutrisi
meningkat.
12.00  Memotivasi klien untuk P:
meningkatkan intake nutrisi  17.00: Diet ekstra putih telur.
dari porsi yang diberikan.  20.00: injeksi ranitidine 50 mg.
 Discharge planning.

12
Tgl/jam Implementasi Evaluasi

4/11/09 10.00
09.45  Mengkaji intake nutrisi klien S:
dan ekstra putih telur. Klien mengungkapkan makan putih
 Memotivasi klien untuk telur 2 butir saat sarapan pagi tadi.
meningkatkan intake nutrisi. O:
 Mendiskusikan dengan  Konjungtiva pucat.
keluarga untuk tetap menjaga A:
asupan nutrisi terutama yang Intake nutrisi meningkat.
mengandung protein dan zat P:
besi.  Klien rencana boleh pulang.
 18.00: ranitidine tablet 150 mg; B
com C 1 tab.

2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.


Tgl/jam Implementasi Evaluasi

2/11/09 14.00
11.00  Mengkaji fluktuasi perubahan S:
temperature klien. Klien mengungkapkan demamnya
 Mengkaji intake cairan klien. turun naik, kadang-kadang dingin.
 Memberikan ekstra O:
paracetamol 500 mg.  Kulit pucat.
 Suhu aksila 37,5 ⁰C.
12.00  Mengukur suhu dan HR klien.  Nadi 84 x/m
A:
Temperature amabang batas normal.
P:
 Tingkatkan intake cairan peroral.
 Pantau suhu per 6 jam.

3/11/09 14.00
12.00  Memonitor tanda vital. S:
 Mendiskusikan pentingnya  Klien mengungkapkan minum
intake cairan. jarang.

13
O:
 TD 120/70 mmHg
 N 84 x/m
 Respirasi 20 x/m
 Suhu 37 ⁰C.
A:
Termoregulasi efektif.
P:
Kontrol perubahan suhu tubuh.

4/11/09 10.00
08.00  Memonitor suhu tubuh klien. S:
 Memotivasi meningkatkan  Klien mengungkapkan tidak ada
hidrasi peroral. dingin atau demam dari tadi
malam.
O:
 N 84 x/m
 Respirasi 20 x/m
 Suhu 36,7 ⁰C.
A:
Termoregulasi efektif.
P:
Intervensi dihentikan.

3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.


Tgl/jam Implementasi Evaluasi

2/11/09 14.00
12.00  Mengkaji keluhan klien S:
terhadap perubahan bentuk Klien menyatakan malu dengan
tubuh. stomanya apalagi ia belum
berkeluarga.
O:
 Klien lebih banyak diam.
A:
HDR situasional: kontak mata tidak

14
dapat dipertahankan.
P:
 Diskusikan pengelolaan kantong.

3/11/09 14.00
11.00  Mendiskusikan dan S:
mendengarkan keluhan klien Klien mengungkapkan bisa menerima
dan keluarga tentang stoma kondisinya tapi berat.
dan penampilannya. O:
 Meyakinkankan klien untuk  Klien mau mengungkapkan
mampu menggunakan koping perasaannya.
yang benar. A:
HDR situasional belum teratasi
sepenuhnya.
P:
 Gali potensi dan libatkan dukungan
keluarga.

4/11/09 10.00
09.45  Mendiskusikan kembali S:
keluhan klien.  Klien mengungkapkan pasrah
 Merivew koping klien menerima keadaannya dan yakin
 Memberikan pujian. punya harapan.
O:
 Klien mulai mau beraktivitas di
lingkungan kamarnya.
A:
HDR situasional teratasi sebagian
P:
 Support keluarga.

15
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
Tgl/jam Implementasi Evaluasi

2/11/09 14.00
08.00  Memonitor keadaan kulit S:
sekitar stoma. Klien mengungkapkan tidak ada nyeri
 Melakukan perawatan stoma. pada stoma.
 Mengajarkan keluarga cara O:
perawatan stoma.  Tidak ada tanda peradangan.
 Sekitar stoma agak lembab.
A:
Tidak ada komplikasi stoma.
P:
 Jaga area sekitar stoma tetap
kering.
 Kosongkan kantong jika berisi
2/3nya.

3/11/09 14.00
08.00  Memonitor keadaan insisi S:
stoma.  Klien mengungkapkan tidak ada
 Melakukan perawatan stoma nyeri pada stoma.
dan luka insisi.  Keluarga menyatakan bisa
 Melibatkan keluarga melakukan perawatan stoma.
bersama-sama melakukan O:
perawatan stoma.  Tidak ada tanda peradangan.
 Sekitar stoma agak lembab.
A:
Keluarga mendemonstrasikan
perawatan stoma.
P:
 Irigasi kantong stoma.
 Discharge planning.

16
Tgl/jam Implementasi Evaluasi

4/11/09 10.00
08.00  Memonitor keadaan insisi S:
stoma dan bau produk. Keluarga menyatakan memahami
 Melakukan perawatan stoma. perawatan stoma.
 Mendiskusikan dengan O:
keluarga tentang perawatan  Tidak ada tanda peradangan.
luka di rumah dan rencana A:
control.  Tidak ada bau produk.
 Tidak ada tanda kerusakan kulit
sekitar stoma.
P:
 Motivasi untuk perawatan lanjut.

5. Risiko infeksi.
Tgl/jam Implementasi Evaluasi

2/11/09 14.00
08.00  Mengkaji area insersi S:
laparatomy. Tidak ada keluahan nyeri di area
 Melakukan perawatan area insersi.
insersi IV line. O:
 Mengelola pemberian  Tidak ada tanda peradangan.
ceftazidin 1 gram/IV. A:
Infeksi tidak terjadi.
P:
 20.00: injeksi ceftazidin 1 gram/IV.

3/11/09 14.00
08.00  Mengkaji area insersi. S:
 Melakukan perawatan area -
insersi IV line. O:
 Mengelola pemberian  Tidak ada tanda peradangan.
ceftazidin 1 gram/IV.

17
A:
10.00 Infuse di aff. Infeksi tidak terjadi.
P:
 18.00: Ganti obat oral ceftazidin
500 mg/oral.
 Tanggal 4/11/09: aff hacting
selang-seling dan perawatan luka.
 Discharge planning.

4/11/09 10.00
08.00  Mengkaji area insersi. S:
 Mengelola pemberian -
ceftazidin 500 mg/oral. O:
 Melakukan perawatan luka  Tidak ada tanda peradangan.
dan aff hacting selang-seling. A:
 Mendiskusikan dengan klien Infeksi tidak terjadi.
dan keluarga untuk control P:
ulang.  18.00: Ceftazidin 500 mg/oral.
 Klien boleh pulang, tanggal
9/11/09 kontrol ulang ke poli
bedah digestiv.

18

Anda mungkin juga menyukai