Oleh:
ARDIANTO
07/257819/EIK/667
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan utama saat masuk RS:
Tidak bisa BAB.
1
4. Diagnosa medic pada saat MRS, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang
telah di lakukan, mulai dari pasien MRS (UGD/Poli), sampai diambil kasus
kelolaan.
Masalah atau Diagnosa medis pada saat MRS: Ileus Obstruktif ec. Ca. Recti.
6. Catatan Penanganan Kasus (Dimulai saat pasien di rawat di ruang rawat sampai
pengambilan kasus kelolaan)
a. 25 Oktober 2009
Rencana operasi, dilakukan pemeriksaan laboratorium, hasil:
AL : 15. 103/uL (4,8-10,8) tinggi.
AE : 3,9. 103/uL (4,7-6,1) rendah.
Hb : 10,4 g/dL (14-18) rendah.
Ht : 30,6 % (42-52) rendah.
3
PLT : 651. 10 /uL (150-450) tinggi.
PPT : 11,6 dt (15,32-17,48)
APTT : 35,3 dt (23,74-32,54)
Total Protein : 6,62 g/dL (6,4-8,3)
Albumin : 3,28 g/dL (3,5-5,5)
Golongan darah : O
b. 26 Oktober 2009
Dilakukan laparatomy explorasi sigmoidestomy, biopsy recti, kolostomy,
ASA II E.
Dirawat di ICU.
Terpasang RL 500+colloid.
Inj. ceftazidin 2x1 gram.
Inj. Metronidazol 3x500 mg.
Inj. Ranitidine 2x50 mg.
Inj. Fentanil tetrasi.
Inj. Kalnex 2x500 mg.
c. 27 Oktober 2009
Dibawa ke Cendana 2.
2
Terpasang RL 500+colloid.
Inj. Ceftazidin 2x1 gram.
Inj. Metronidazol 3x500 mg.
Inj. Ranitidine 2x50 mg.
Inj. Ketorolac 3x30 mg.
d. 28 Oktober 2009
RL 500+colloid.
Inj. Ceftazidin 2x1 gram.
Inj. Metronidazol 3x500 mg.
Inj. Ranitidine 2x50 mg.
Inj. Ketorolac 3x30 mg.
e. 29 Oktober 2009
Diet bertahap TKTP (bubur).
RL:D 10% 20 tpm.
Inj. ceftazidin 2x1 gram.
Inj. Metronidazol 3x500 mg.
Inj. Ranitidine 2x50 mg.
Inj. Ketorolac 3x30 mg.
Aff NGT.
Tranfusi albamun 100 cc 20% 15 tpm.
Hb 10 gr/dL.
AL 19,5. 103/uL.
PLT 588. 103/uL.
f. 30 Oktober 2009.
Diet bertahap TKTP (bubur).
RL:D 10% 20 tpm.
Inj. ceftazidin 2x1 gram.
Inj. Metronidazol 3x500 mg.
Inj. Ranitidine 2x50 mg.
Inj. Ketorolac 3x30 mg.
Aff NGT.
Mobilisasi duduk.
g. 2 November 2009.
IVFD RL:D 5% 20 tpm.
Ceftazidin 2x1 gram.
Inj. Metronidazol 3x500 mg.
Inj. Ranitidine 2x50 mg.
Inj. Ketorolac 3x30 mg.
3
Paracetamol tab 500 mg (k/p)
Total Protein 4,73 mg/dL; Albumin 2 g/dL.
C. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Pengetahuan tentang penyakit dan perawatan:
Klien mengatakan kondisinya saat ini merupakan cobaan terberat baginya.
Klien dan keluarga sudah mendapatkan informasi tentang penyakitnya dan
alasan dilakukan reseksi dan pembuatan stoma dan keluarga sudah mampu
melakukan perawatan stoma.
2. Pola nutrisi
Program diet rumah sakit: diet bertahap TKTP.
a. Intake makanan: klien mendapatkan diet bubur, frekwensi makan 3 kali
sehari, nafsu makan berkurang, hanya menghabiskan setengah dari porsi
yang disediakan, klien mengatakan kehilangan minat makan, mual (-),
muntah (-).
b. Intake cairan: peroral ± setengah botol air mineral (± 500) perhari, intake
perparenteral RL:D 5% 20 tpm.
3. Pola eliminasi
a. Buang air besar: melalui stoma buatan, konsistensi feses lunak, tidak ada
konstipasi, darah (-).
b. Buang air kecil: spontan, 3-4 kali perhari, warna kuning jernih, tidak ada
hematuri.
4
5. Pola tidur dan istirahat.
Klien lebih banyak istirahat tidur, jam istirahat 7-8 jam ditambah istirahat siang.
6. Pola persepsi.
Penglihatan: baik, tidak menggunakan alat bantu.
Pendengaran: baik, tidak menggunakan alat bantu.
Pengecap: baik, sensasi rasa baik.
Kognitif: kesadaran compos mentis, orientasi baik.
Sensasi nyeri baik.
7. Pola persepsi diri (pandangan tentang sakitnya, kecemasan dan konsep diri)
Klien pasrah menerima kondisinya saat ini namun demikian ia merasa ini
merupakan cobaan terberat dalam hidupnya. Ia merasa malu dengan stoma
dan posisi pengeluaran kotoran yang tidak lazim baginya, apalagi ia bekerja di
dealer kendaraan bermotor dan belum berkeluarga.
9. Pola peran-hubungan
(Komunikasi, hubungan dengan orang lain, kemampuan keuangan)
Hubungan dengan keluarga baik, selama sakit klien ditunggu orang tua dan
dikunjungi kerabatnya. Selama perawatan klien tidak menggunakan asuransi
kesehatan.
5
5. Leher: tidak terdapat pembesaaran kelenjar getah bening, tidak terdapat
peningkatan JVP.
6. Thoraks:
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas, tidak terdapat ketinggalan
gerak, tidak ada retraksi dinding dada.
Palpasi : tactil fremitus kanan-kiri sama.
Perkusi : kanan-kiri sonor.
Auskultasi : vesicular semua lapang paru. BJ 1-2 murni.
7. Abdomen:
Inspeksi : bentuk soepel, terdapat insisi operasi vertical ± 10 cm,
terdapat stoma setinggi regio kiri bawah, kulit di bawah stoma
agak lembab.
Auskultasi : peristaltic (+) 15 x/m.
Palpasi : tidak teraba hepar, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi : timpani (+).
8. Inguinalis: tidak ada pembesaran inguinalis.
9. Ekstremitas (kulit dan kekuatan)
Turgor kulit baik, kulit dingin, acral pucat, pengisian kapiler ± 3-4 detik,
terpasang IV line di lengan sebelah kiri, tidak ada edema, kekuatan keempat
ekstremitas baik.
6
E. Analisa Data
No Data Senjang Masalah Penyebab
DO:
Berat badan menurun dan
tidak ideal (BB/TB: 47 kg/165
cm).
Hanya menghabiskan setengah
dari porsi diet.
Konjungtiva pucat.
Albumin 2,0 g/dL.
DO:
Terdapat stoma di region kiri
bawah.
Kulit di bawah stoma agak
lembab.
7
No Data Senjang Masalah Penyebab
DO:
Suhu tubuh saat pengkajian
37,8 ⁰C.
Suhu berfluktuasi.
Kulit dingin.
Agak pucat.
Pengisian kapiler 3-4 detik.
DO:
Klien tampak murung.
Jarang bicara.
Klien lebih banyak berdiam
diri.
8
F. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intake tidak adekuat; masalah psikologis.
2. Termoregulasi tidak efektif berhubungan dengan Trauma atau penyakit.
3. Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan gambaran diri.
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
5. Risiko infeksi.
G. Rencana Keperawatan
9
Temperature normal. Monitor warna kulit dan temperature.
Tidak terdapat dehidrasi. Kelola pemberian antipiretik jika
Tidak terjadi hipotermi. diperlukan.
Tingkatkan intake cairan peroral.
Berikan kompres hangat.
Temperature regulation
10
keperawatan, diharapkan: Inspeksi kulit dan mukosa terhadap
Mendemonstrasikan tanda kemerahan, cairan, edema.
perawatan sekitar stoma.
Mendemonstrasikan teknik Ostomy care:
irigasi.
Tidak ada komplikasi stoma. Monitor insisi stoma.
Produk tidak berbau. Ajarkan klien melakukan perawatan
ostomi.
Instruksikan klien memonitor
komplikasi.
Bantu klien dalam perawatan ostomi.
5. Risiko infeksi.
Tgl/jam NOC NIC
11
H. Catatan Perkembangan
2/11/09 14.00
08.00 Mengkaji keluhan dan intake S:
nutrisi klien. Klien mengungkapkan tidak ada
Mengelola pemberian selera makan.
ranitidin 50 mg/IV O:
Habis ½ porsi dari diet yang
12.00 Memotivasi klien untuk disediakan.
meningkatkan intake nutrisi A:
dari porsi yang diberikan. Intake nutrisi tidak adekuat.
P:
17.00: Diet ekstra putih telur.
20.00: injeksi ranitidine 50 mg.
Diskusikan pentingnya nutrisi
untuk proses penyembuhan.
3/11/09 14.00
08.00 Mengelola pemberian S:
ranitidin 50 mg/IV. Klien mengungkapkan makan putih
telur 1-2 saja perhari.
10.00 Mendiskusikan dengan klien O:
dan keluarga pentingnya Habis ½ porsi dari diet yang
nutrisi selama masa disediakan.
penyembuhan. Keluarga menyediakan telur.
Memotivasi klien A:
mengkonsumsi ekstra putih Intake nutrisi tidak adekuat.
telur. Pengetahuan tentang nutrisi
meningkat.
12.00 Memotivasi klien untuk P:
meningkatkan intake nutrisi 17.00: Diet ekstra putih telur.
dari porsi yang diberikan. 20.00: injeksi ranitidine 50 mg.
Discharge planning.
12
Tgl/jam Implementasi Evaluasi
4/11/09 10.00
09.45 Mengkaji intake nutrisi klien S:
dan ekstra putih telur. Klien mengungkapkan makan putih
Memotivasi klien untuk telur 2 butir saat sarapan pagi tadi.
meningkatkan intake nutrisi. O:
Mendiskusikan dengan Konjungtiva pucat.
keluarga untuk tetap menjaga A:
asupan nutrisi terutama yang Intake nutrisi meningkat.
mengandung protein dan zat P:
besi. Klien rencana boleh pulang.
18.00: ranitidine tablet 150 mg; B
com C 1 tab.
2/11/09 14.00
11.00 Mengkaji fluktuasi perubahan S:
temperature klien. Klien mengungkapkan demamnya
Mengkaji intake cairan klien. turun naik, kadang-kadang dingin.
Memberikan ekstra O:
paracetamol 500 mg. Kulit pucat.
Suhu aksila 37,5 ⁰C.
12.00 Mengukur suhu dan HR klien. Nadi 84 x/m
A:
Temperature amabang batas normal.
P:
Tingkatkan intake cairan peroral.
Pantau suhu per 6 jam.
3/11/09 14.00
12.00 Memonitor tanda vital. S:
Mendiskusikan pentingnya Klien mengungkapkan minum
intake cairan. jarang.
13
O:
TD 120/70 mmHg
N 84 x/m
Respirasi 20 x/m
Suhu 37 ⁰C.
A:
Termoregulasi efektif.
P:
Kontrol perubahan suhu tubuh.
4/11/09 10.00
08.00 Memonitor suhu tubuh klien. S:
Memotivasi meningkatkan Klien mengungkapkan tidak ada
hidrasi peroral. dingin atau demam dari tadi
malam.
O:
N 84 x/m
Respirasi 20 x/m
Suhu 36,7 ⁰C.
A:
Termoregulasi efektif.
P:
Intervensi dihentikan.
2/11/09 14.00
12.00 Mengkaji keluhan klien S:
terhadap perubahan bentuk Klien menyatakan malu dengan
tubuh. stomanya apalagi ia belum
berkeluarga.
O:
Klien lebih banyak diam.
A:
HDR situasional: kontak mata tidak
14
dapat dipertahankan.
P:
Diskusikan pengelolaan kantong.
3/11/09 14.00
11.00 Mendiskusikan dan S:
mendengarkan keluhan klien Klien mengungkapkan bisa menerima
dan keluarga tentang stoma kondisinya tapi berat.
dan penampilannya. O:
Meyakinkankan klien untuk Klien mau mengungkapkan
mampu menggunakan koping perasaannya.
yang benar. A:
HDR situasional belum teratasi
sepenuhnya.
P:
Gali potensi dan libatkan dukungan
keluarga.
4/11/09 10.00
09.45 Mendiskusikan kembali S:
keluhan klien. Klien mengungkapkan pasrah
Merivew koping klien menerima keadaannya dan yakin
Memberikan pujian. punya harapan.
O:
Klien mulai mau beraktivitas di
lingkungan kamarnya.
A:
HDR situasional teratasi sebagian
P:
Support keluarga.
15
4. Risiko kerusakan integritas kulit.
Tgl/jam Implementasi Evaluasi
2/11/09 14.00
08.00 Memonitor keadaan kulit S:
sekitar stoma. Klien mengungkapkan tidak ada nyeri
Melakukan perawatan stoma. pada stoma.
Mengajarkan keluarga cara O:
perawatan stoma. Tidak ada tanda peradangan.
Sekitar stoma agak lembab.
A:
Tidak ada komplikasi stoma.
P:
Jaga area sekitar stoma tetap
kering.
Kosongkan kantong jika berisi
2/3nya.
3/11/09 14.00
08.00 Memonitor keadaan insisi S:
stoma. Klien mengungkapkan tidak ada
Melakukan perawatan stoma nyeri pada stoma.
dan luka insisi. Keluarga menyatakan bisa
Melibatkan keluarga melakukan perawatan stoma.
bersama-sama melakukan O:
perawatan stoma. Tidak ada tanda peradangan.
Sekitar stoma agak lembab.
A:
Keluarga mendemonstrasikan
perawatan stoma.
P:
Irigasi kantong stoma.
Discharge planning.
16
Tgl/jam Implementasi Evaluasi
4/11/09 10.00
08.00 Memonitor keadaan insisi S:
stoma dan bau produk. Keluarga menyatakan memahami
Melakukan perawatan stoma. perawatan stoma.
Mendiskusikan dengan O:
keluarga tentang perawatan Tidak ada tanda peradangan.
luka di rumah dan rencana A:
control. Tidak ada bau produk.
Tidak ada tanda kerusakan kulit
sekitar stoma.
P:
Motivasi untuk perawatan lanjut.
5. Risiko infeksi.
Tgl/jam Implementasi Evaluasi
2/11/09 14.00
08.00 Mengkaji area insersi S:
laparatomy. Tidak ada keluahan nyeri di area
Melakukan perawatan area insersi.
insersi IV line. O:
Mengelola pemberian Tidak ada tanda peradangan.
ceftazidin 1 gram/IV. A:
Infeksi tidak terjadi.
P:
20.00: injeksi ceftazidin 1 gram/IV.
3/11/09 14.00
08.00 Mengkaji area insersi. S:
Melakukan perawatan area -
insersi IV line. O:
Mengelola pemberian Tidak ada tanda peradangan.
ceftazidin 1 gram/IV.
17
A:
10.00 Infuse di aff. Infeksi tidak terjadi.
P:
18.00: Ganti obat oral ceftazidin
500 mg/oral.
Tanggal 4/11/09: aff hacting
selang-seling dan perawatan luka.
Discharge planning.
4/11/09 10.00
08.00 Mengkaji area insersi. S:
Mengelola pemberian -
ceftazidin 500 mg/oral. O:
Melakukan perawatan luka Tidak ada tanda peradangan.
dan aff hacting selang-seling. A:
Mendiskusikan dengan klien Infeksi tidak terjadi.
dan keluarga untuk control P:
ulang. 18.00: Ceftazidin 500 mg/oral.
Klien boleh pulang, tanggal
9/11/09 kontrol ulang ke poli
bedah digestiv.
18