Anda di halaman 1dari 112

PANUM

PD18 GELOMBANG 1 - DAY 3

VENA PUNGSI
Perempuan lemes
Baru ini : Dx nya kemarin anemia hipokromik mikrositer macem2 hasilnya/dx tergantung
gambar yang ditunjukkin : baca aja lab kuliah PK. Terus baca bentuk eritrosit nya uang
bener megaloblastik atau thalassemia atau apala
Ini dulu : Lakuin prosedur vena pungsi sesuai ceklist

DERMATOLOGI
1. Pemeriksaan sensibilitas lesi yaitu suhu
2. Pemeriksaan raba nervus ulnaris
3. Pemeriksaan motorik nervus radialis
(kayaknya rata² emang morbus hansen di setiap station)

PEMERIKSAAN PARU
1. Pemeriksaan paru
2. Diagnosis dari hasil anamnesis (Laki-laki merokok 2 pak/hari batuk-batuk) dan dari
gambar radiologi (gambarnya pneumothoraks)
3. Tetus diminta interpretasi hasil pemeriksaan fisik dari diagnosis Pneumothorax
(mulai inspeksi, auskultasi, perkusi, palpasi)

BLS
1. Lakukan pemeriksaan
2. Apa diagnosis dari pasien → tergantung yang gaada apa : cardiopulmonary failure (?)
3. Apa tatalaksana yang dilakukan

PSIKIATRI
Pasien sulit memulai tidur dikarenakan pasien pergantian shift dari malam ke pagi lalu

kasus enab: Pasien mual, nyeri, gangguan tidur dikarenakan ada masalah pada pekerjaan (kenaikan
saham dst) → gangguan somatisasi (fluoxetine atau sertraline) cari dosis sama penulisan resep,
pengucapan nama obat juga harus benar

kasus hanip:
takut liat api, gkbisa bobok, ditanyain apa2 gkjawab lol → trnyata pernah kecelakaan kerja trs
kebakaran jd dia takut api

kasus upi: sangat sedih, kesulitan tidur karena tidak punya uang, merasa semakin bodoh ,
diceraikan istri
PENULISAN RESEP
Ingat, ikuti checklist mulai dari perkenalan diri informed consent, bilang diagnosis, obat, kie,
tanyakan lagi ke pasien udh paham atau belum dst

Tulis resep sesuai yang diminta dokternya (udah lengkap sama dosis dan berapa
kaliperhari) jangan lupa lengkap sampai KIE

Format resepnya harus lengkap dari kop sampe penutup

RADIOLOGI
1. A B C D E Field : ada massa nodul di sebelah kiri paru dan terdapat peningkatan
vaskularisasi G H I aman, pasien batuk berdarah Dx:TB sama tambahin dd yang
memungkinkan
2. Liat dari klinis pasien juga

PAP SMEAR
Prosedur PAP Smear sampai KIE (berapa kali periksa tiap usia berapa), ini gak repsol sis
tulung udh panik duluan ada pap smear bestie

PD18 GELOMBANG 1 - DAY 2

AKDR
Perempuan berusia 30 tahun ingin menggunakan KB dengan pemeriksaan fisik normal.
Tugas :
1. Lakukan anamnesis singkat
2. Lakukan pemeriksaan fisik pada genitalia
3. Lakukan pemasangan AKDR
4. KIE

THT
Seorang laki-laki berusia 25 tahun mengeluhkan penurunan pendengaran pada telinga
kanan, sebelumnya ada riwayat berenang.
(setelah kita otoskopi sama dokternya dikasih gambar kyk gendang telinganya burem
berwarna kehitaman)
Tugas :
1. Lakukan anamnesis
2. Pemeriksaan telinga
3. Lakukan tes garpu tala (rine dan swabah) dan interpretasinya
4. Sebutkan diagnosis telinga kanan → tuli konduksi et causa cerumen obturan
5. KIE

PEMERIKSAAN JANTUNG
Seorang perempuan berusia belasan tahun megeluh sesak nafas, mudah lelah, nyeri dada,
tidur menggunakan bantal ditumpuk 3, terdapat benkak pada kaki
(setelah kita pemfis dokter penguji menyebutkan hasil : peningkatan JVP, murmur mid
diastolik dengan punctum maksimum berada di apex, jantung membesar)
Tugas :
1. Lakukan pemeriksaan fisik dada (fokus pada jantung)
2. Sebutkan diagnosis dan diagnosis banding → gagal jantung

MATA
seorang perempuan berusia 30 an tahun merasa nyeri pada mata cekot-cekot,
mengeluhkan pandangan kabur, kemerahan, mual (+), muntah (+/- maap lupa). riwayat
hipertensi dan dm (+)

(ditunjukkan gambar skera full merah, lensa keruh, kelopak mata lebih turun dibandingkan mata yg
sehat) → kayanya glaukoma karna clue dosennya TIO meningkat

Tugas :
1. Lakukan anamnesis
2. Pemeriksaan visus naturalis
3. pemeriksaan segmen anterior mata
4. 3 diagnosis banding

PEMERIKSAAN ABDOMEN
Pria berusia 40 tahun mengeluhkan nyeri di perut kanan atas, lakukan pemeriksaan fisik
abdomen!

PEMERIKSAAN MAMMAE
Seorang wanita berusia 20an tahun, mengeluh benjolan pada payudara kanan sejak 1 tahun
dalu dan membesar secara cepat sejak 3 bulan terakhir, dengan pembesaran KGB aksila
disisi kanan, konglomerasi, fixed, dan ada ulkus yg lepas dari payudara. (dosennya bilang
ukurannya 4 cm dan ada borok)
Tugas :
1. lakukan anamnesis
2. lakukan pemeriksaan fisik payudara
3. sebutkan diagnosis → T4b, N2, Mx

NEUROLOGI
seorang laki laki datang ke IGD dengan kondisi tidak sadarkan diri.
(pas di anamnesis ceritanya ada kakak pasien dia bilang adiknya usia 45 th jatuh di kamar
mandi, gatau jatuhnya seperti apa, jatuh sejak 6 jam yang lalu, sudah ke puskesmas trus
dirujuk kesini, riwayat penyakit sekarang hipertensi, minum obat amlodipin, riwayat keluarga
ada yang stroke dan hipertensi)
1. lakukan heteroanamnesis
2. lakukan pemeriksaan kaku kuduk dan kernig
3. lakukan pemeriksaan babinski
4. sebutkan diagnosis banding
SIRKUMSISI
Seorang anak datang dengan bapaknya dan mengalami fimosis
Tugas :
1. Lakukan sirkumsisi!

PD18 GELOMBANG 1 - DAY 1

KATERISASI
seorang kakek 70 tahun mengalami kesulitan buang air kecil, perlu tenaga untuk buang air
kecil, sudah ke puskesmas dan didiagnosis dengan BPH,
1. lakukan pemasangan kateter

OWATI
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien perempuan umur 55 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan tiba-tiba merasa
kedua ekstremitas bawahnya merasa lemah sulit digerakkan, dan saat datang di IGD pasien
merasa sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, TD 120/70, HR 84x/menit,
pasien dibantu dengan alat bantu napas dengan saturasi 96-98%. Hasil pemeriksaan Lab :
GDA 110, K 1,2mmol/L. (Normal GDA <200 mg/dL, K 3,5-5,5 mmol/L).
TUGAS :
1. Apakah diagnosis dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Berdasarkan data pemeriksaan di atas, tolong praktekkan pembuatan dan pemasangan
infus pada kasus diatas melalui video yang direkam dan dikirimkan melalui fasilitas yang
disediakan oleh profesi.

APN
Ibu usia 29 tahun hamil, datang dengan keluhan mules, keluar cairan
1. lakukan pemeriksaan leopold
2. lakukan pemeriksaan dalam
3. KIE

PEMASANGAN INFUS
Anak laki dianter ibunya, Diare 5x per hari, mata cowong, turgor kembali lambat, anak
gelisah, muntah, berat 20kg,
1. lakukan pemasangan infus
2. sebutkan pemilihan cairan
3. dx

PEMBIDAIAN
seorang laki laki 19 tahun, mahasiswa, kecelakaan tunggal terjatuh dari sepeda motor
terbentur trotoar, mengeluh sakit pada lengan kiri bawah, meneluh sakit tidak didapati
perdarahan
1. lakukan anamnesis singkat kepada pasien secara cepat dan tepat
2. pemeriksaan fisik (mintain foto nanti dikasih)
3. tatalaksana awal non farmakologis
4. mintakan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan
5. deskripsikan hasil foto dan klasifikasinya

TEKNIK INJEKSI
seorang perempuan 20 tahun , berat badan turun 10 kg, sering kencing di malam hari, 2
bulan sebelumnya di diagnosis DM tipe 2, datang untuk penyuntikan insulin 10 unit
1. lakukan prosedur injeksi insulin pada pasien

EKG
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke UGD RS Universitas Brawijaya dengan
keluhan nyeri dada mendadak seperti ditindih benda berat disertai keringat dingin sejak dua
jam sebelum datang di rumah sakit. Pasien diketahui perokok aktif dan tekanan darah tinggi.
Pemeriksaan fisik: GCS E4M5V6; Tekanan darah 120/80 mmHg; Denyut nadi 60 kali per
menit; Laju pernapasan 20 kali per menit; Saturasi oksigen 97%. Pemeriksaan thoraks ,
abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan EKG telah dilakukan. (STEMI anterior)
TUGAS :
1. Interpretasikan hasil rekaman EKG
2. Sebutkan diagnosis pasien.

PD17 GELOMBANG 1

DERMATOLOGI
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien wanita, Ny. Lady 52 tahun, datang ke unit rawat jalan dengan keluhan gatal di
kedua lipatan bawah payudara. Gatal akan semakin terasa saat pasien berkeringat cukup
banyak dan sesudah mandi. Lesi nampak pada foto.
TUGAS :
Buat VIDEO untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan durasi maksimal 6 menit
dan unggahkan pada google classroom!
1. Lakukan pemeriksaan penunjang kasus pada foto pasien!
2. Sebutkan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang tersebut!
3. Rumuskan diagnosis kerja dan 1 (satu) diagnosis banding kasus ini!
PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik
Peserta ujian dapat menyebutkan tahapan prosedur secara lengkap dan sistematis a. Daerah
lesi yang telah dipilih dibersihkan dengan alkohol; b. Pengambilan bahan kerokan dari skuama
pada tepi lesi yang masih aktif (eritem); c. Kerokan kulit ditampung langsung keatas gelas obyek
dan dikumpulkan dibagian tengah tipis-tipis, kemudian tutup dengan gelas penutup; d. Teteskan
larutan KOH pada tepi gelas penutup sehingga memenuhi ruang antara gelas penutup dan gelas
obyek; e. Panaskan slide diatas api bunsen, hindari pemanasan; berlebihan yaitu jangan sampai
menguap karena dapat menimbulkan artefak; f. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai
dengan pembesaran 100 kali sampai 400 kali.
2. Menyebutkan interpretasi hasil untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis
pseudohifa dan budding yeast
3. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis KANDIDIASIS KUTIS / KANDIDIASIS
INTERTRIGINOSA secara lengkap DENGAN salah satu diagnosis banding dari :
1. Tinea corporis (korporis)
2. Dermatitis Kontak Iritan
3. Eritrasma
4. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

MATA
SKENARIO KLINIK:
Lakukan pemeriksaan Visus Naturalis secara lengkap pada pasien (salah satu mata) ,
direkam dan dikumpulkan di google classroom

RADIOLOGI
SKENARIO KLINIK:
seorang laki laki 24 tahun dg riwayat kesehatan baik, datang ke IGD RS dengan nyeri dada
kiri secara tiba tiba dan sesak. nyeri dirasakan bersifat tajam dan lebih berat pada inspirasi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya penur urunan suara nafas pada lapang paru kiri dan
hiperso sonor pada perkusi. pemeriksaan lab dalam batas normal. Pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri perut. dilakukan foto thorax untuk evaluasi. deskripsikan dan
sebutkan diagnosis
TUGAS :
Buatlah PPT dg narasi / video zoom recording yang berisi
1. Proyeksi apa?
2. deskripsi foto dengan menunjuk bagian yang sedang dijelaskan
3. diagnosis

EKG
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada menjalar ke
punggung sejak 2 jam sebelumnya.
TUGAS :
Buatlah video berisi
ㆍ Langkah-langkah membaca EKG
ㆍ Buatlah kesimpulan bacaan EKG trsebut

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG


SKENARIO KLINIK:
Seorang perempuan berusia 38 tahun datang ke IGD dengan keluhan sesak yang
memberat dalam 3 hari terakhir. sesak semakin memberat dalam posisi berbaring dan
berkurang dengan posisi duduk. Pasien didiagnosis kelainan jatung sejak berusia 14 tahun.
Pasien mendapat obat rutin dan injeksi antibiotik setiap bulan. Selama 1 bulan terakhir,
karena takut akan COVID-19 pasien tidak kontrol ke dokter dan tidak minum obat. Pasien
dalam keadaan sadar, tekanan darah 105/65 mmHg, Iaju pernapasan 28 x/menit, dan
denyut nadi 106 x/menit.
TUGAS :
Buatlah video berisi
ㆍ Langkah-langkah pemeriksaan fisik jantung dengan sistematis
ㆍ Jika dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan peningkatan JVP, ictus cordis berada di ICS VI -
anterior axillary line kiri, serta pansystolic murmur grade 3 3/6 dengan punctum maximum di apex
dengan penjalaran ke aksila kiri, sebutkan diagnosis pada pasien ini.

PD17 GELOMBANG 2

INJEKSI
SKENARIO KLINIK:
ㆍ Seorang pasien laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan batuk, sesak dan demam. Dokter
mendiagnosis pasien sebagai Pneumonia dan direncanakan pemberian obat Penisilin Injeksi. Anda
diminta untuk melakukan tes alergi terhadap penisilin
TUGAS :
ㆍ Lakukan prosedur tes alergi
ㆍ Lakukan interpretasi pada hasil tes alergi dan jelaskan KIE pada pasien
ㆍ Sebutkan prinsip seven rights dalam pemberian obat kepada penguji

PENILAIAN
1. Tatalaksana nonfarmakoterapi
Peserta ujian melakukan tindakan yang sesuai perintah atau masalah klinik pasien dengan
lengkap dan berurutan sesuai item tindakan berikut:
1. Petugas mencuci tangan (sesuai 6 langkah WHO)
2. Mengidentifikasi pasien (menanyakan nama lengkap dan tgl lahir/usia pasien)
3. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tindakan yang akan diberikan
4. Menggulung lengan baju pasien bila perlu
5. Jika Tes Alergi Antibiotika: mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc
dilarutkan dengan NaCl 0,9 atau aquadest menjadi 1 cc.
6. Mendesinfeksi kulit yang akan di suntik dengan menggunakan kapas alkohol pada daerah
volar lengan bawah dengan jarak sedikitnya 2 sentimeter dari lipat siku dan pergelangan
tangan kemudian diregangkan dengan tangan kiri petugas
7. Menyuntikan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung dengan cara lubang jarum
menghadap ke atas dan membuat sudut antara 15 - 30 derajat dengan permukaan kulit
8. Beri tanda pada area suntikan dan pastikan tanda tidak hilang sampai saat pembacaan
9. Tes Alergi Antibiotika: Menilai reaksi obat setelah 10-15 menit dari waktu penyuntikan,
hasil (+) bila terdapat tanda kemerahan pada daerah penusukan dengan diameter minimal 1
cm, bisa disertai rasa gatal/panas di daerah penusukan, hasil (-) bila tidak terdapat tanda
tersebut diatas.
10. Petugas mencuci tangan
11. Petugas membuang sampah medis dan non medis pada tempat masing-masing
12. Mencatat tindakan dan hasil skin test pada dokumen tindakan
2. Interpretasi data/kemampuan
Peserta menyebutkan diagnosis pasien: tes alergi positif prinsip komunikasi 1. mampu
membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah, terbuka, kontak
mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) 2. mampu memberikan
kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita 3. mampu untuk melibatkan
pasien dalam membuat keputusan klinik, pemeriksaan klinik. 4. mampu memberikan
penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
3. Tatalaksana Farmakoterapi
Peserta menyebutkan "Seven Rights"
1. Right patient
2. Right drug
3. Right dose
4. Right time
5. Right route
6. Right technique
7. Right documentation
4. Perilaku Profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4.
menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau
melakukan konsultasi bila diperlukan

PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN


SKENARIO KLINIK:
ㆍ Seorang pasien laki-laki 44 tahun datang ke UGD dengan keluhan perut membesar dan kaki
bengkak. Dari anamnesis didapatkan pasien memiliki ibu yang menderita penyakit hati/liver. Selama
ini hanya mengeluhkan perut sering terasa sebah dan kembung.
TUGAS :
ㆍ Lakukan pemeriksaan abdomen secara berurutan
PENILAIAN
1. Prosedur Klinis pemeriksaan fisik
Peserta ujian dapat melaksanakan prosedur klinis dengan lengkap dan urut meliputi
1. Inspeksi
2. Auskultasi
3. Perkusi seluruh lapang abdomen
4. Perkusi hepar
5. Perkusi lien
6. Shifting dullness
7. Palpasi hepar
8. Palpasi lien. Menggunakan teknik pemeriksaan yang benar dan sistematik/runut
2. Perilaku profesional

EKG
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke UGD RS Universitas Brawijaya dengan
keluhan nyeri dada mendadak seperti ditindih benda berat disertai keringat dingin sejak dua
jam sebelum datang di rumah sakit. Pasien diketahui menderita kencing manis sejak 5 tahun
yang lalu dan tekanan darah tinggi sejak 4 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik: GCS E4M5V6; Tekanan darah 120/80 mmHg; Denyut nadi 60 kali per
menit; Laju pernapasan 20 kali per menit; Saturasi oksigen 97%. Pemeriksaan thoraks ,
abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan EKG telah dilakukan.
TUGAS :
1. Interpretasikan hasil rekaman EKG
2. Sebutkan diagnosis pasien. Lakukan tatalaksana awal untuk kasus ini

PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik
Peserta ujian menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang dengan lengkap dan
menjelaskan kepada pasien dengan tepat
- Irama sinus
- QRS rate atau heart rate 90-100 kali per menit
- Terdapat elevasi segmen ST di lead II, III, aVF;
2. Menentukan diagnosis dan dia
Peserta ujian menetapkan diagnosis yang lengkap
- Infark miokard akut
- Dengan elevasi segmen ST (STEMI)
- Area dinding inferior jantung
3. Menentukan Pertolongan awal
Peserta ujian dapat memberikan pertolongan awal lengkap
- Pemberian oksigen - Pemberian aspilet 160-325mg dikunyah - Pemberian clopidogrel
loading dose (300 mg) - Pemberian preparat isosorbid dinitrat 5mg secara sub lingual -
Pemberian injeksi morfin jika pasien masih kesakitan
4. Perilaku Profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan langkah diatas secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai
prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan
merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

PEMERIKSAAN FISIK JANTUNG


SKENARIO KLINIK:
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke klinik tempat anda bekerja dengan keluhan
mudah lelah, kaki bengkak, tidur lebih nyaman dengan posisi setengah duduk. Tanda vital:
tekanan darah 100/60 mmHg; laju denyut nadi 90-100 kali per menit, tidak teratur. Laju
respirasi 24 kali per menit, saturasi oksigen 95%.
TUGAS :
Buatlah video berisi
ㆍ Langkah-langkah pemeriksaan fisik jantung thorak dan JVP dengan sistematis sebutkan diagnosis
pada pasien ini.
PENILAIAN
1. Pemeriksaan fisik
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik semua dari item diatas
1. Peserta melakukan inspeksi
2. Peserta melakukan palpasi dinding dada di daerah apeks, lower left steral border, upper
left sternal border dan upper right sternal border
3. Peserta melakukan perkusi batas jantung kiri dan kanan
4. Peserta melakukan auskultasi di daerah apeks, lower left sternal border, upper left sternal
border dan upper right sternal border, dan auskultasi suara paru
5. Peserta melakukan pengukuran jugular venous pressure dengan penggaris.
2. Diagnosa
Gagal Jantung (Heart Failure) et causa Mitral Stenosis, oedema paru
3. Perilaku profesional
meminta izin dan melakukan semua item diatas
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai
prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan
merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

BSS (JAHIT LUKA)


Perintah : Buat 3 jahitan simple interrupted.
PENILAIAN
1. Prosedur Klinik
melakukan prosedur
FARMAKOLOGI
Pasien An. IF, laki-laki, usia 3 tahun datang ke UGD RS diantar oleh orangtuanya dengan
keluhan panas tinggi. Sampai di UGD RS, pasien kejang 1 kali, lamanya + 2 menit, kejang
terjadi seluruh tubuh, mata mendelik ke atas. Dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien
mengalami diare. Buang air besar cair sebanyak 3 kali tanpa disertai lendir dan darah. Hasil
pemeriksaan fisik (setelah kejang berhenti): keadaan umum tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, denyut nadi 132x/menit reguler, isi dan tegangan cukup, heart
rate 120x/menit, respirasi rate 36x/menit tipe torakoabdomina, suhu 40,2oC (peraxila),
Status gizi baik berdasarkan BB/U, dengan berat badan saat ini 12 kg, panjang badan 85
cm. Mata, telinga dan hidung dalam batas normal. Tenggorokan pharing tidak hiperemis,
tonsil T1-T1, leher KGB tidak didapatkan pembesaran. Regio Thorax: cor dalam batas
normal. Pada auskultasi pulmo didapatkan suara nafas sikuler dikedua apex paru, suara
rhonki (-/-). Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal. Status neurologis :
Refleks fisiologis normal, rekfleks patologis (-), rangsang meningeal (-).
TUGAS :
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut
2. Unggah resep tersebut dalam bentuk.pdf
3. Buat video berisi tayangan resep yang telah dibuat dan komunikasi obat (resep) yang
diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta monitoring dan evaluasi.
4. Unggah video tersebut.
PENILAIAN
1. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 2.
Tepat dosis 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan
lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut: 1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat. 2.
Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat. 3. Mampu menjelaskan hal-hal yang
harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan kontrol
3. Perilaku profesional /3
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4.
menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau
melakukan konsultasi bila diperlukan

PPI
Mahasiswa ditugaskan untuk membuat rekaman video prosedur HAND-RUBBING
sesuai dengan standar WHO yang telah disampaikan pada kuliah dan tutorial PANUM.
PENILAIAN
1. Interpretasi

RADIOLOGI
SKENARIO KLINIK:
seorang laki laki 24 tahun dg riwayat kesehatan baik, datang ke IGD RS dengan nyeri dada
kiri secara tiba tiba dan sesak. nyeri dirasakan bersifat tajam dan lebih berat pada inspirasi.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya penurunan suara nafas pada lapang paru kiri dan
hipersonor pada perkusi. pemeriksaan lab dalam batas normal. dilakukan foto thorax untuk
evaluasi (terdapat di Iampiran). deskripsikan dan sebutkan diagnosis
TUGAS :
Buatlah PPT dg narasi / video zoom recording yang berisi
1. Proyeksi apa?
2. deskripsi foto dengan menunjuk bagian yang sedang dijelaskan
3. diagnosis

PENILAIAN
1. Proyeksi
Betul sempurna
2. Deskripsi
Deskripsi foto thorax
Peserta ujian melakukan / menyebutkan seluruh poin deskripsi dengan lengkap dan
deskripsi pada poin paru lengkap
3. Menentukan diagnosis
Diagnosa pasien
Menyebutkan dengan betul dan lengkap

PEMERIKSAAN FISIK PARU


Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang sendiri ke IGD dengan keluhan sesak memberat
sejak sejak 1 hari. Pasien sebelumnya mengeluhkan sesak hilang timbul sejak 1 tahun.
Sesak semakin memberat dengan aktivitas. Pasien mengeluhkan batuk sejak 1 tahun
terutama pagi hari dengan dahak warna putih. Pasien memiliki riwayat merokok 2pak/hari
selama 40 tahun. Pemeriksaan fisik didapatkan tampak sesak, posisi duduk agak
membungkuk dan gelisah, GCS 446 tekanan darah 80/60 mmHg, denyut nadi 120
kali/menit, frekuensi napas 36 kali/menit. Gambar radiologis terlampir
1. Lakukan pemeriksaan fisik pada manikin/guling/bantal serta intepretasikan hasilnya saat
anda melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan kasus diatas
2. Sebutkan kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut.

PENILAIAN
1. perkenalan diri
Mahasiswa memperkenalkan diri kepada pasien dan menjelaskan maksud dan tujuan
pemeriksaan
2. inspeksi
Mahasiswa melakukan semua hal inspeksi
3. palpasi
Mahasiswa melakukan palpasii dan menyebutkan hasilnya benar
Palpasi ekspansi dinding dada kanan tertinggal, Palpasi stem fremitus kanan menurun
4. perkusi
Mahasiswa melakukan perkusi dan menyebutkan hasilnya benar
Perkusi hemithoraks kanan hipersonor
5. auskultasi
Mahasiswa melakukan auskultasi dan menyebutkan hasilnya benar
suara napas hemithoraks kanan turun (vesikuler menurun)
6. diagnosis
Mahasiswa menyebutkan diagnosis dengan tepat:
BELUM ADA MOHON DICARI DULU

MATA
Lakukan teknik pemeriksaan Funduskopi Direk dan jelaskan interpretasi hasil yang Saudara
peroleh pada pemeriksaan tersebut. keterangan :
- Menggunakan simulasi alat (bukan alat pemeriksaan sesungguhnya)
- Jelaskan teknik yang Saudara lakukan selama melakukan pemeriksaan
PENILAIAN
1. Prosedur klinik
melakukan prosedur dengan tepat

PASIEN SAFETY
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien perempuan umur 55 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan tiba-tiba merasa
kedua ekstremitas bawahnya merasa lemah sulit digerakkan, dan saat datang di IGD pasien
merasa sesak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan GCS 456, TD 120/70, HR 84x/menit,
pasien dibantu dengan alat bantu napas dengan saturasi 96-98%. Hasil pemeriksaan Lab :
GDA 110, K 1,2mmol/L. (Normal GDA <200 mg/dL, K 3,5-5,5 mmol/L).
TUGAS :
1. Apakah diagnosis dan diagnosis banding pada kasus diatas?
2. Berdasarkan data pemeriksaan di atas, tolong praktekkan pembuatan dan pemasangan
infus pada kasus diatas melalui video yang direkam dan dikirimkan melalui fasilitas yang
disediakan oleh profesi.
PENILAIAN
1. Diagnosis
Peserta ujian dapat menetapkan satu diagnosis saja dengan lengkap, dengan disertai lebih
dari satu differential diagnosis
ㆍ Diagnosis Utama : Hipokalemi Berat, DD : Electrolyte Imbalance, Guillane Bare Syndrome,
Tetanus
2. Tata laksana farmakoterapi
1. Peserta mengawali kegiatan dengan handrub/handwash, lalu memakai handscoon
2. Peserta melakukan pencampuran larutan KCI sebanyak 20 meq didalam spuit 10 cc,
untuk dimasukkan ke dalam NaCl 0,9% 500 cc.
3. Cairan NaCl 0,9% yang telah tercampur dengan KCI 20 meq dihubungkan dengan infus
set dan abocath/venflon ukuran 18 yang dipasangkan di akses vena regio mediana cubiti.
4. Peserta mengakhiri kegiatan dengan handwash yang baik dan benar
3. KIE
Meminta izin secara lisan dan melakukan hal diatas ini secara lengkap
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri 2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai
prioritas 4. menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan
merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
SEMESTER 7
PD18

FORENSIK
Instruksi Peserta Ujian
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke IGD RS bersama penyidik kepolisian dengan
membawa surat permintaan visum et repertum. Pasien mengaku dipukul dengan tangan kosong
beberapa di wajah oleh pelaku. Setelah kejadian, tidak ada riwayat pingsan, mual-muntah,
gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Pasien belum berobat setelah kejadian dan
langsung lapor ke Polisi.
TUGAS:
Buatlah video berisi :
1. Lakukan Skrining Surat Permintaan Visum et Repertum (dengan menyampaikan secara
lisan proses skrining, peserta ujian menghadap kamera)
2. Lakukan proses Deskripsi Luka (dengan menyampaikan secara lisan deskripsi luka,
peserta ujian menghadap kamera).
3. Tuliskan Deskripsi Luka (tulis tangan pada kertas kosong, beri Nama dan Nim, lalu
foto/pdf kan tulisan tersebut, kemudian upload di classroom bersamaan dengan video)
PENILAIAN
1. Interpretasi data/kemampuan (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan skrining SPVR dengan tepat minimal sesuai poin berikut:
1. Institusi yang meminta SPVR
2. Tanggal SPVR
3. Perihal permintaan di SPVR
4. RS/Institusi Faskes yang diminta
5. Identitas Korban
6. Kronologis atau detail kasus
2. Penegakan diagnosis dan diagnosis (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan deskripsi luka dengan lengkap sesuai poin berikut :
1. Penentuan regio luka
2. Penentuan ordinat luka
3. Penentuan jenis luka
4. Penentuan sifat/ciri luka
5. Penentuan ukuran luka
3. Penegakan diagnosis dan diagnosis (NILAI 3)
Peserta ujian menuliskan deskripsi luka sesuai kaidah penulisan visum et repertum :
ㆍ Menggunakan Bahasa Indonesia yang baku (bukan bahasa medis) dan menggunakan huruf (bukan
angka)
4. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

GASTRO-PARASIT
SKENARIO KLINIK:
Anak Selly, usia 10 tahun, BB 25 kg diantar ibunya ke puskesmas. Ibunya mengeluh bahwa
anaknya sering tidak bisa tidur saat malam hari dan sering menggaruk - garuk pantatnya
selama 1 minggu ini. Anak jadi sering mengompol di malam hari. Anaknya tidak nafsu
makan. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan bentukan putih seperti parutan kelapa pada
bagian perianal. Dari hasil pemeriksaan darah ditemukan kadar eosinofil 25%. Berikut
adalah hasil pemeriksaan dari sampel perianal.

TUGAS :
Buat VIDEO untuk menjawab pertanyaan berikut dengan durasi maksimal 6 menit dan
unggahkan pada google classroom!
1. Lakukan prosedur pemeriksaan adhesive tape pada pasien dengan barang
seadanya namun representatif!
2. Interpretasikan ciri morfologis hasil pemeriksaan !
3. Sebutkan BENTUK/STADIUM dan SPESIES (binomial nomenclatur) penyebabnya !
4. Tuliskan resep yang sesuai untuk pasien tersebut dan UNGGAH berupa PDF/ JPG
pada google classroom!
5. Lakukan edukasi kepada pasien!

PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan tes/prosedur Graham's Scotch Adhesive Tape Swab dari langkah
berikut dengan LENGKAP:
1. Memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, meminta ijin pada pasien untuk
melakukan pemeriksaan
3. Mencuci tangan, mengenakan alat perlindungan diri seperti handscoen dan masker
4. Memberi label nama penderita dan tanggal pengambilan dengan kertas label dan
ditempelkan pada slide
5. Lekatkan pita perekat pada sisi yang sama dengan kertas label, potong pita perekat
sepanjang kaca benda
6. Letakkan spatula kayu di atas kaca benda dan pita perekat, spatula kayu didorong
sampai + 2 - 3 cm dari ujung kaca benda, dan tutupi ujung spatula kayu dengan pita
perekat sehingga sisi rekat berada di luar (gambar 1)
7. Kaca benda dengan spatula kayu dengan ujung tertutup pita perekat dengan sisi
rekat berada di luar dipegang sekaligus (gambar 2)
8. Persiapkan pasien, ujung spatula kayu yang telah ditutupi oleh pita perekat (sisi rekat
di luar) di tempelkan pada perianal secara lembut (gambar 3)
9. Setelah itu, spatula kayu dilepas dan pita perekat ditempelkan ke kaca benda
(gambar 4)
10. Slide dapat langsung diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
11. Buang kaca benda yang telah diamati ke dalam larutan lisol, handscun dan masker
ke dalam tempat sampah medis, dan mencuci tangan kembali
2. Menentukan interpretasi hasil (NILAI 3)
Peserta ujian dapat melakukan interpretasi hasil pemeriksaan dengan LENGKAP
Interpretasi hasil pemeriksaan:
1. Bentuk oval, planoconvex
2. Dinding tebal
3. Warna transparan
4. Berisi larva
3. Menentukan bentuk dan spesies (NILAI 3)
Peserta ujian dapat menyebutkan bentuk dan spesies penyebab dengan LENGKAP
Bentuk/stadium: Telur
Spesies: Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis
4. Tatalaksana farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian dapat menjawab dengan tepat 3 komponen:
1. memilih obat,
2. menentukan dosis dan
3. cara pemberian,
Salah satu dari pilihan berikut:
1. R/ Pyrantel pamoat 250 mg tab No I, S single dose/ S 1 dd tab l
2. R/ Pyrantel pamoat 125 mg/5 ml syr No I, S 1 dd cth Il
3. R/ Mebendazole 100 mg tab No I, S single dose/ S 1 dd tab I
4. R/ Mebendazole 100 mg/ 5 ml syr No I, S 1 dd cth I
5. R/ Albendazole 400 mg tab No I, S single dose/ S 1 dd tab l
6. R/ Albendazole 200 mg/ 5 ml syr No I, S 1 dd cth II
5. Komunikasi dan edukasi pasien (NILAI 3)
Memberikan edukasi kepada pasien dengan LENGKAP dari poin berikut:
1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan untuk seluruh anggota keluarga
2. Menjaga kebersihan dengan mencuci pakaian, sprei, dan selimut yang baru saja
digunakan, menjaga kuku tetap pendek dan bersih; serta mencuci tangan sebelum
makan.
6. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

GASTRO-FARMAKO
SKENARIO KLINIK:
Anak perempuan, 2 tahun (An.A; 12kg; JI. Mangga 2 Malang) datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan buang air besar (BAB) cair >3x/hari, warna kuning kehijauan
disertai lendir (+), darah (-) sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai demam tinggi mendadak
dan penurunan nafsu makan. Mual dan muntah disangkal. Riwayat pemeliharaan prenatal
dan postnatal baik, riwayat imunisasi lengkap, riwayat tumbuh kembang baik. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum (KU) sedang, anak tampak aktif, tidak tampak
dehidrasi, kesan gizi baik. Tanda viral, tensi 90/60 mmHg, HR=100x/ menit, RR=28x/ menit,
Tax=37,8oC. Pemerikasaan mata, mulut, leher, dada dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen didaptkan peningkatan bising usus. Pasien didiagnosa Diare akut
tanpa dehidrasi
TUGAS:
Buatlah video berisi :
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut!
2. Unggah resep tersebut dalam bentuk.pdf
3. Buat video berisi tayangan resep yang telah dibuat dan komunikasi obat (resep)
yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta monitoring dan
evaluasi.
4. Unggah video.
PENILAIAN
1. Tatalaksana farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien (NILAI 3)
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh
prinsip berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan
kontrol
3. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
PD17 + CBT

FORENSIK
Instruksi Peserta Ujian
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berusia 30 tahun datang ke IGD RS tempat anda bekerja dengan
membawa surat permintaan visum et repertum. Pasien mengaku dipukul dengan tangan
kosong sebanyak 1 kali di wajah oleh teman kerjanya. Setelah kejadian, tidak ada riwayat
pingsan, mual-muntah, gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran. Pasien belum
berobat setelah kejadian dan langsung lapor ke Polisi.
TUGAS:
Buatlah video dengan durasi 6 menit yang berisi :
1. Lakukan Skrining Surat Permintaan Visum et Repertum
2. Lakukan Deskripsi Luka (dengan menyampaikan secara lisan deskripsi tersebut,
peserta ujian menghadap kamera).
3. Tuliskan Deskripsi Luka (tulis tangan pada kertas kosong, beri Nama dan Nim, lalu
foto/pdf kan tulisan tersebut, kemudian upload di classroom bersamaan dengan
video)

PENILAIAN
1. Interpretasi data/kemampuan (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan skrining SPVR dengan tepat minimal sesuai poin berikut:
1. Institusi yang meminta SPVR
2. Tanggal SPVR
3. Perihal permintaan di SPVR
4. RS/Institusi Faskes yang diminta
5. Identitas Korban
6. Kronologis atau detail kasus
2. Penegakan diagnosis dan diagnosis (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan deskripsi luka dengan lengkap sesuai poin berikut :
1. Penentuan regio luka
2. Penentuan ordinat luka
3. Penentuan jenis luka
4. Penentuan sifat/ciri luka
5. Penentuan ukuran luka
3. Penegakan diagnosis dan diagnosis (NILAI 3)
Peserta ujian menuliskan deskripsi luka sesuai kaidah penulisan visum et repertum :
ㆍ Menggunakan Bahasa Indonesia yang baku (bukan bahasa medis) dan menggunakan huruf (bukan
angka)
4. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
GASTRO-PARASIT
SKENARIO KLINIK:
Anak Selly, usia 10 tahun, BB 25 kg diantar ibunya ke puskesmas. Ibunya mengeluh bahwa
anaknya sering tidak bisa tidur saat malam hari dan sering menggaruk - garuk pantatnya
selama 1 minggu ini. Anak jadi sering mengompol di malam hari. Anaknya tidak nafsu
makan. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan bentukan putih seperti parutan kelapa pada
bagian perianal. Dari hasil pemeriksaan darah ditemukan kadar eosinofil 25%. Berikut
adalah hasil pemeriksaan dari sampel perianal.

TUGAS :
Buat VIDEO untuk menjawab pertanyaan berikut dengan durasi maksimal 6 menit dan
unggahkan pada google classroom!
6. Lakukan prosedur pemeriksaan adhesive tape pada pasien dengan barang
seadanya namun representatif!
7. Interpretasikan ciri morfologis hasil pemeriksaan !
8. Sebutkan BENTUK/STADIUM dan SPESIES (binomial nomenclatur) penyebabnya !
9. Tuliskan resep yang sesuai untuk pasien tersebut dan UNGGAH berupa PDF/ JPG
pada google classroom!
10. Lakukan edukasi kepada pasien!

PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan tes/prosedur Graham's Scotch Adhesive Tape Swab dari langkah
berikut dengan LENGKAP:
12. Memperkenalkan diri
13. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, meminta ijin pada pasien untuk
melakukan pemeriksaan
14. Mencuci tangan, mengenakan alat perlindungan diri seperti handscoen dan masker
15. Memberi label nama penderita dan tanggal pengambilan dengan kertas label dan
ditempelkan pada slide
16. Lekatkan pita perekat pada sisi yang sama dengan kertas label, potong pita perekat
sepanjang kaca benda
17. Letakkan spatula kayu di atas kaca benda dan pita perekat, spatula kayu didorong
sampai + 2 - 3 cm dari ujung kaca benda, dan tutupi ujung spatula kayu dengan pita
perekat sehingga sisi rekat berada di luar (gambar 1)
18. Kaca benda dengan spatula kayu dengan ujung tertutup pita perekat dengan sisi
rekat berada di luar dipegang sekaligus (gambar 2)
19. Persiapkan pasien, ujung spatula kayu yang telah ditutupi oleh pita perekat (sisi rekat
di luar) di tempelkan pada perianal secara lembut (gambar 3)
20. Setelah itu, spatula kayu dilepas dan pita perekat ditempelkan ke kaca benda
(gambar 4)
21. Slide dapat langsung diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah
22. Buang kaca benda yang telah diamati ke dalam larutan lisol, handscun dan masker
ke dalam tempat sampah medis, dan mencuci tangan kembali
2. Menentukan interpretasi hasil (NILAI 3)
Peserta ujian dapat melakukan interpretasi hasil pemeriksaan dengan LENGKAP
Interpretasi hasil pemeriksaan:
5. Bentuk oval, planoconvex
6. Dinding tebal
7. Warna transparan
8. Berisi larva
3. Menentukan bentuk dan spesies (NILAI 3)
Peserta ujian dapat menyebutkan bentuk dan spesies penyebab dengan LENGKAP
Bentuk/stadium: Telur
Spesies: Enterobius vermicularis / Oxyuris vermicularis
4. Tatalaksana farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian dapat menjawab dengan tepat 3 komponen:
4. memilih obat,
5. menentukan dosis dan
6. cara pemberian,
Salah satu dari pilihan berikut:
7. R/ Pyrantel pamoat 250 mg tab No I, S single dose/ S 1 dd tab l
8. R/ Pyrantel pamoat 125 mg/5 ml syr No I, S 1 dd cth Il
9. R/ Mebendazole 100 mg tab No I, S single dose/ S 1 dd tab I
10. R/ Mebendazole 100 mg/ 5 ml syr No I, S 1 dd cth I
11. R/ Albendazole 400 mg tab No I, S single dose/ S 1 dd tab l
12. R/ Albendazole 200 mg/ 5 ml syr No I, S 1 dd cth II
5. Komunikasi dan edukasi pasien (NILAI 3)
Memberikan edukasi kepada pasien dengan LENGKAP dari poin berikut:
3. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan untuk seluruh anggota keluarga
4. Menjaga kebersihan dengan mencuci pakaian, sprei, dan selimut yang baru saja
digunakan, menjaga kuku tetap pendek dan bersih; serta mencuci tangan sebelum
makan.
6. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
6. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
7. memperhatikan kenyamanan pasien
8. melakukan tindakan sesuai prioritas
9. menunjukan rasa hormat kepada pasien
10. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
GASTRO-FARMAKO
SKENARIO KLINIK:
Anak perempuan, 2 tahun (An.A; 12kg; JI. Mangga 2 Malang) datang bersama ibunya ke
puskesmas dengan keluhan buang air besar (BAB) cair >3x/hari, warna kuning kehijauan
disertai lendir (+), darah (-) sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai demam tinggi mendadak
dan penurunan nafsu makan. Mual dan muntah disangkal. Riwayat pemeliharaan prenatal
dan postnatal baik, riwayat imunisasi lengkap, riwayat tumbuh kembang baik. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum (KU) sedang, anak tampak aktif, tidak tampak
dehidrasi, kesan gizi baik. Tanda viral, tensi 90/60 mmHg, HR=100x/ menit, RR=28x/ menit,
Tax=37,8oC. Pemerikasaan mata, mulut, leher, dada dalam batas normal. Pada
pemeriksaan abdomen didaptkan peningkatan bising usus. Pasien didiagnosa Diare akut
tanpa dehidrasi
TUGAS:
Buatlah video dengan durasi 6 menit yang berisi:
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut! (Tunjukkan resep ke kamera pada
video yang Anda unggah)
2. Komunikasikan obat (resep) yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan
perhatian, serta monitoring dan evaluasi.
PENILAIAN
1. Tatalaksana farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien (NILAI 3)
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh
prinsip berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan
kontrol
3. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
SEMESTER 6
PD19

RESPI

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

RESPI

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

RESPI

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

KARDIO

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

KARDIO

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

RADIOLOGI

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BLS

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik
PEMERIKSAAN FISIK
PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

PD18

RESPI - PEMERIKSAAN FISIK PARU


Skenario klinik :
Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang sendiri ke IGD dengan keluhan batuk darah
selama 3 hari. Setiap batuk keluar darah berwarna merah sebanyak 1 sendok. Pasien
sebelumnya mengeluhkan batuk hilang timbul sejak 6 bulan. Pasien juga mengalami
keluhan demam sumer-sumer, mudah berkeringat terutama pada malam hari, kehilangan
nafsu makan serta berat badannya turun 6 kg selama 3 bulan terakhir. Pasien merokok
2pak/hari selama 15 tahun. Pemeriksaan fisik didapatkan tampak sesak, posisi duduk agak
membungkuk, GCS 456 tekanan darah 90/60 mmHg, denyut nadi 100 kali/menit, frekuensi
napas 20 kali/menit.
Foto rontgen didapatkan sebagai berikut :

Tugas:
BUATLAH VIDEO dan UNGGAH sesuai instruksi di bawah ini : (DURASI VIDEO
MAKSIMAL 6 MENIT)
1. Lakukan pemeriksaan fisik paru pada manikin/boneka/guling/bantal serta
intepretasikan hasilnya saat anda melakukan pemeriksaan fisik berdasarkan kasus
diatas
2. Sebutkan kemungkinan diagnosis pada pasien tersebut.

PENILAIAN
1. Profesionalisme (NILAI 3)
Mahasiswa melakukan minimal 3 hal di bawah ini:
1. Mahasiswa memperkenalkan diri
2. Mahasiswa memeriksa pasien dalam posisi duduk
3. Mahasiswa berdiri di sebelah kanan pasien
4. Mahasiswa menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan
2. Inspeksi (NILAI 3)
Mahasiswa melakukan min 3 hal inspeksi tersebut dibawah ini:
1. Menginspeksi bentuk dinding dada
2. Menginspeksi ada tidaknya retraksi ICS
3. Menginspeksi pergerakan dinding dada
4. Menginspeksi dinding dada pasien sisi anterior dan posterior
3. Interpretasi Hasil Pemeriksaan Inspeksi (NILAI 3)
Mahasiswa melaporkan minimal 3 hasil inspeksi HASIL:
1. Bentuk dinding dada simetris normal
2. Tidak tampak / tampak retraksi ICS
3. Pergerakan dinding dada simetris normal
4. Palpasi (NILAI 3)
Mahasiswa melakukan hanya 1 hal palpasi di bawah ini:
1. Mahasiswa melakukan pemeriksaan ekspansi dinding dada
2. Mahasiswa melakukan pemeriksaan stem fremitus
3. Palpasi dilakukan pada sisi anterior dan posterior
5. Interpretasi Hasil Palpasi (NILAI 3)
Mahasiswa melaporkan semua hasil palpasi:
1. Ekspansi dinding dada simetris menurun
2. Stem fremitus bag atas kanan dan kiri meningkat
6. Perkusi (NILAI 3)
Mahasiswa melakukan perkusi di bawah ini secara lengkap:
1. Perkusi dilakukan pada area atas, tengah, bawah dinding dada kanan dan kiri
2. Perkusi dilakukan di sisi anterior dan posterior
7. Interpretasi Hasil Perkusi (NILAI 3)
Mahasiswa melaporkan semua interpretasi hasil Perkusi:
1. Perkusi pada bagian kanan atas sedikit redup
2. Perkusi pada bagian atas kiri redup
3. Perkusi pada lapang tengah dan bawah paru kanan dan kiri sonor
8. Auskultasi (NILAI 3)
Mahasiswa melakukan minimal 3 hal Auskultasi di bawah ini:
1. Auskultasi dilakukan dengan menggunakan diafragma stetoskop
2. Auskultasi dilakukan pada area atas, tengah, bawah dinding dada kanan kiri
3. Auskultasi dilakukan pada sisi anterior dan posterior
9. Interpretasi Hasil Auskultasi (NILAI 3)
Mahasiswa melaporkan minimal 3 interpretasi hasil auskultasi di bawah ini:
1. Suara napas pada apeks paru kanan : bronkial, intensitas meningkat
2. Suara napas pada bagian paru kiri atas : bronkovesikuler/bronkial, intensitas
meningkat
3. Suara napas pada lapang tengah dan bawah paru kanan kiri: vesikuler
10. Diagnosis (NILAI 3)
Mahasiswa menyebutkan diagnosis dengan tepat:
TUBERKULOSIS PARU TERKONFIRMASI KLINIS Atau
TUBERKULOSIS PARU FAR ADVANCED LESSION
RESPI - REHABILITASI MEDIK
SKENARIO KLINIK:
Seorang Laki – laki, 34 tahun, datang ke klinik rawat jalan dengan keluhan sesak nafas,
panas badan dan batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu dan sekarang sudah masuk
rumah sakit sejak 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik auskultasi didapat ronkhi pada
bagian apek paru sebelah kanan.

BUATLAH VIDEO dan UNGGAH VIDEO, sesuai perintah berikut : (DURASI VIDEO
MAKSIMAL 6 MENIT)
Lakukan tatalaksana non farmakologi
1. Ajari dan Jelaskan ke Pasien bagaimana cara Breathing Exercise
2. Peragakan ke manekin/boneka cara Postural Drainage
3. Peragakan ke manekin/boneka cara Teknik Manual
4. Ajari dan jelaskan ke Pasien bagaimana cara Latihan Batuk
5. Dalam masa pandemi COVID-19 saat ini, kemudian dilakukan pemeriksaan pulse
oximetry didapatkan SpO2 88%, bagaimanakah memposisikan pasien yang dapat
membantu meningkatan ratio perfusi/ventilasi (V/Q) agar tingkat saturasi oksigen
pasien meningkat? (sampaikan jawaban anda dengan menyampaikannya dalam
video)
PENILAIAN
1. Tatalaksana Non-Farmakologi (NILAI 3)
Peserta ujian menerapkan sesuai seluruh prinsip point 1 – 11 berikut ini :
1. Mencuci tangan
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pemeriksaan PURSED LIP
BREATHING EXERCISE
3. Memposisikan pasien semifowler / setengah duduk, confortable menghadap
kedepan
4. Menginstruksikan pasien inspirasi ( menghirup udara ) melalui hidung, mulut tertutup,
gerakan dada kedepan dan terangkat
5. Kemudian menginstruksikan pasien menghembuskan udara pelan-pelan melalui
mulut dengan bibir mencucu POSTURAL DRAINAGE
6. Memposisikan pasien semifowler / setengah duduk
7. Melakukan teknik clapping daerah apeks depan dan belakang COUGH CONTROL
8. Instruksikan napas pelan dengan menggunakan diagphragma
9. Pasien menahan napas 2 detik
10. Pasien melakukan batuk 2 kali berturut dengan mulut sedikit terbuka
11. Berhenti sebentar kemudian tarik napas pelan dan Menyebutkan posisi yang benar:
PRONE POSITION
2. Perilaku Profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
RESPI - FARMAKOTERAPI 1
SKENARIO KLINIK:
Nn Ida, usia 25 tahun
(alamat: Jl. Apel No. 1 Malang), datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan
utama sesak napas sejak kemarin malam (1 hari yang
lalu). Pasien memiliki riwayat asma sejak kecil dan kambuh terakhir sekitar 6
bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut
nadi 100 x/menit, frekuensi napas 24 x/menit, temperatur aksiler 36.5 C. Pemeriksaan toraks
didapatkan suara tambahan wheezing pada lapang paru kanan dan kiri
disertai ekspirasi memanjang. Pasien menginginkan obat pelega yang memiliki onset cepat
dan bisa dibawa kemana-mana. Dokter mendiagnosis sebagai asma intermitten dan
memberikan beta-2 agonis.
TUGAS:
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut!
2. Unggah resep tersebut dalam bentuk.pdf
3. Buat video berisi tayangan resep yang telah dibuat dan komunikasi obat (resep)
yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta monitoring dan
evaluasi.
4. Unggah video. (DURASI VIDEO MAKSIMAL 6 MENIT)
PENILAIAN
1. Tatalaksana Farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien (NILAI 3)
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan
kontrol.
3. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

KARDIO - FARMAKOTERAPI 2
SKENARIO KLINIK:
Ibu Ani, berusia 45 tahun (Jl. Salak 44 Malang), datang ke Puskesms dengan keluhan
utama sakit kepala selama 3 hari. Pasien jarang berolahraga dan makan tanpa batasan.
Pasien biasanya mengonsumsi obat antidiabetik oral dan antihipertensi saat merasa tidak
sehat. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus yang didiagnosis 3 tahun lalu dan hipertensi
2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan
fisik : TD 170/100 mmHg, HR 90 / mnt reguler, RR 16 / mnt. Pemeriksaan toraks,
abdomen dan ekstremitas dalam batas normal. Pemeriksaan laboratorium: kadar
glukosa darah: puasa 200 mg / dL dan post-prandial 360 mg / dL, tes fungsi hati
dan ginjal normal.
TUGAS:
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut!
2. Unggah resep tersebut dalam bentuk.pdf
3. Buat video berisi tayangan resep yang telah dibuat dan komunikasi obat (resep)
yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta monitoring dan
evaluasi.
4. Unggah video. (DURASI VIDEO MAKSIMAL 6 MENIT)
PENILAIAN
1. Tatalaksana Farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien (NILAI 3)
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan
kontrol.
3. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

KARDIO - KARDIOLOGI EKG


SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke UGD RS Universitas Brawijaya dengan
keluhan nyeri dada mendadak seperti ditindih benda berat disertai keringat dingin sejak dua
jam sebelum datang di rumah sakit. Pasien diketahui menderita kencing manis sejak 5 tahun
yang lalu dan tekanan darah tinggi sejak 4 tahun yang lalu. Pemeriksaan EKG telah
dilakukan. (TERLAMPIR)
TUGAS :
BUATLAH PPT dengan narasi / Video, sesuai perintah berikut : (durasi maksimal 6 menit)
1. Interpretasikan hasil rekaman EKG (dengan menunjuk bagian yang sedang
dijelaskan)
2. Sebutkan diagnosis pasien
3. Lakukan tatalaksana awal untuk kasus ini
PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik atau interpretasi data untuk menunjang diagnosis
banding/diagnosis (NILAI 3)
Peserta ujian menginterpretasi hasil pemeriksaan penunjang dengan lengkap dan
menjelaskan kepada pasien dengan tepat:
1. Irama sinus
2. QRS rate atau heart rate 75kali per menit
3. Terdapat elevasi segmen ST di lead V1-V5
2. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding (NILAI 3)
Peserta ujian menetapkan diagnosis yang lengkap:
1. Infark miokard akut
2. Dengan elevasi segmen ST (STEMI)
3. Area dinding anteriorr jantung
3. Menentukan pertolongan awal (NILAI 3)
Peserta ujian dapat memberikan pertolongan awal 1-2 poin dari yang berikut ini :
1. Pemberian oksigen
2. Pemberian aspilet 160-325 mg dikunyah
3. Pemberian clopidogrel loading dose
4. Pemberian preparat isosorbid dinitrat 5mg secara sub lingual
5. Pemberian injeksi morfin jika pasien masih kesakitan
4. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
RADIOLOGI
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki laki usia 45 tahun dengan riwayat sesak ketika beraktivitas; datang ke IGD RS
dengan keluhan nyeri pada bahu kiri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas, kemudian
dilakukan foto thorax.

TUGAS : Buatlah 1 PPT bernarasi yang berisi : (durasi maksimal 6 menit)


1. deskripsi foto (dengan menunjuk bagian yang sedang dijelaskan, dalam PPT
bernarasi)
2. Mengukur Cardio-Thoracic Ratio (peragakan dan jelaskan cara mengukurnya, dalam
PPT bernarasi)
3. Diagnosis Banding (sampaikan diagnosis banding dalam PPT bernarasi)
PENILAIAN
1. Diskripsi (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan / menyebutkan seluruh poin deskripsi dengan lengkap dan
deskripsi pada poin jantung lengkap
1. Soft tissue normal
2. Trakhea ditengah
3. Tulang : dislokasi GH joint sinistra
4. Paru : vaskular lapang atas meningkat, tidak tampak infiltrat atau massa
5. Jantung : CTR 75%; membesar kekanan dan kiri dg pinggang jantung melurus
6. Sinus costophrenicus kanan tajam , kiri tertutup jantung
7. Hemidiafragma kanan normal ; dan kiri tertutup jantung
2. Diagnosis (NILAI 3)
Peserta mampu menyebutkan diagnosis
1. Kardiomegali
2. Kongestif pulmonum
3. Dislokasi GH joint sinistra

BLS
SKENARIO KLINIK:
Anda bekerja di Rumah Sakit, dan Anda melihat seorang laki-laki dewasa tiba-tiba terjatuh
dan tidak sadarkan diri di lorong poliklinik. Anda memeriksa lingkungan aman dan kemudian
mendekati pasien.
TUGAS : BUATLAH VIDEO dengan durasi maksimal 6 menit, sesuai dengan perintah
berikut :
1. Lakukan pemeriksaan pada pasien (gunakan manekin/boneka/guling sebagai
pasiennya)
2. Sebutkan diagnosis pasien (sampaikan diagnosis anda dengan menghadap ke
kamera perekam)
3. Lakukan tatalaksana non farmakoterapi untuk kasus ini (gunakan
manekin/boneka/guling sebagai pasiennya)
PENILAIAN
1. Pemeriksaan Fisik (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik 3 dari:
1. Peserta menepuk kedua bahu pasien sambil berteriak ‘Apakah Anda baik-baik saja?’
2. Peserta meminta tolong untuk memanggil ambulans/mengaktifkan EMS/code blue
dan mengambil AED
3. Peserta memeriksa nadi karotis dan pernapasan pasien secara bersamaan selama
5-10 detik.
2. Diagnosa (NILAI 3)
Peserta menyebutkan diagnosis henti jantung-paru (cardio-respiratory arrest) ATAU
melakukan RJP (CPR)
3. Terapi nonfarmakologis (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan dengan benar 10 dari:
1. Peserta melakukan high-quality CPR sebanyak 5 siklus, dengan ketentuan:
a. Meletakkan tangan pada separuh bawah sternum
b. Kecepatan kompresi 100-120/menit
c. Kedalaman kompresi 5 cm
d. Complete chest recoil
e. Meminimalkan interupsi dengan memberikan 2 ventilasi (hembusan napas)
dengan pocket mask kurang dari 10 detik
2. Peserta melakukan defibrilasi dengan menggunakan AED (AED diberikan pengujin
pada siklus ke 5):
a. Peserta menyalakan AED
b. Peserta menempelkan pads pada dada pasien dan menghubungkan kabel
pads ke AED secara benar
c. Peserta tidak menyentuh korban pada saat AED menganalisa ritme jantung
pasien
d. Peserta menekan tombol shock (tombol merah) sesaat setelah AED
memerintahkan
e. Peserta segera melanjutkan kembali CPR
4. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

KARDIO PEMERIKSAAN FISIK


SKENARIO KLINIK:
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke klinik tempat anda bekerja dengan keluhan
mudah lelah, kaki bengkak, tidur lebih nyaman dengan posisi setengah duduk. Tanda vital:
tekanan darah 100/60 mmHg; laju denyut nadi 90-100 kali per menit, tidak teratur. Laju
respirasi 24 kali per menit, saturasi oksigen 95%. Anda diminta untuk melakukan
pemeriksaan fisik thoraks (jantung)
TUGAS : BUATLAH Video dengan durasi maksimal 6 menit, sesuai perintah berikut :
1. Lakukan pemeriksaan pada pasien (Thoraks jantung) dan JVP (gunakan
manekin/boneka sebagai pasiennya)
2. Sebutkan diagnosis pasien
PENILAIAN
1. Pemeriksaan Fisik (NILAI 3)
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik semua dari yang berikut ini:
1. Peserta melakukan inspeksi
2. Peserta melakukan palpasi dinding dada di daerah apeks, lower left steral border,
upper left sternal border dan upper right sternal border
3. Peserta melakukan perkusi batas jantung kiri dan kanan
4. Peserta melakukan auskultasi di daerah apeks, lower left sternal border, upper left
sternal border dan upper right sternal border, dan auskultasi suara paru
5. Peserta melakukan pengukuran jugular venous pressure dengan penggaris.
6. Peserta melakukan auskultasi suara paru
2. Diagnosa (NILAI 3)
Peserta menyebutkan diagnosis lengkap dari yang berikut ini :
Gagal Jantung (Heart Failure) et causa Mitral Stenosis, oedema paru
3. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
PD17

BLS

SKENARIO KLINIK:
Anda bekerja di Rumah Sakit, dan Anda melihat seorang laki-laki dewasa tiba-tiba terjatuh
dan tidak sadarkan diri di lorong poliklinik. Anda memeriksa lingkungan aman dan kemudian
mendekati pasien.

TUGAS :
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI !
1. Lakukan pemeriksaan pada pasien (boneka/bantal panjang digunakan sebagai pasien)
2. Sebutkan diagnosis pasien (sampaikan dalam video dan pastikan suara jelas terdengar)
3. Lakukan tatalaksana nonfarmakoterapi untuk kasus ini (boneka/bantal panjang digunakan
sebagai pasien dan Sikat 2 unit sebagai alat AED)

FARMAKO KARDIO

SKENARIO KLINIK:
Ibu Ani, berusia 45 tahun (Jl. Salak 44 Malang), datang ke Puskesmas dengan keluhan
utama sakit kepala selama 3 hari. Pasien jarang berolahraga dan makan tanpa batasan.
Pasien biasanya mengonsumsi obat antidiabetik oral dan antihipertensi saat merasa tidak
sehat. Pasien memiliki riwayat diabetes mellitus yang didiagnosis 3 tahun lalu dan hipertensi
2 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik : TD 170/100 mmHg, HR 90 / mnt reguler, RR 16 / mnt. Pemeriksaan
toraks, abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan laboratorium: kadar glukosa darah: puasa 200 mg / dL dan post-prandial 360
mg / dL, tes fungsi hati dan ginjal normal.

TUGAS:
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI !
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut ! (Tunjukkan Resep ke kamera video, foto
Resep tersebut, dan lampirkan)
2. Komunikasikan obat (resep) yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian,
serta monitoring dan evaluasi ! (sampaikan secara lengkap dalam video tersebut)

EKG

SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke UGD RS Universitas Brawijaya dengan
keluhan nyeri dada mendadak seperti ditindih benda berat disertai keringat dingin sejak dua
jam sebelum datang di rumah sakit.
Pasien diketahui menderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu dan tekanan darah tinggi
sejak 4 tahun yang lalu.
Pemeriksaan fisik: GCS E4M5V6; Tekanan darah 120/80 mmHg; Denyut nadi 60 kali per
menit; Laju pernapasan 20 kali per menit; Saturasi oksigen 97%. Pemeriksaan thoraks ,
abdomen dan ekstremitas dalam batas normal.
Pemeriksaan EKG telah dilakukan.

TUGAS :
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI !
1. Interpretasikan dan sebutkan hasil rekaman EKG (gambaran EKG ada di lampiran
bawah)
2. Sebutkan diagnosis pasien
3. Lakukan tatalaksana awal untuk kasus ini (sampaikan secara lisan dengan lengkap)

PEMFIS KARDIO

SKENARIO KLINIK:
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke klinik tempat anda bekerja dengan keluhan
mudah lelah, kaki bengkak, tidur lebih nyaman dengan posisi setengah duduk. Tanda vital:
tekanan darah 100/60 mmHg; laju denyut nadi 90-100 kali per menit, tidak teratur. Laju
respirasi 24 kali per menit, saturasi oksigen 95%. Anda diminta untuk melakukan
pemeriksaan fisik thoraks (jantung)

TUGAS :
BUATLAH VIDEO DENGAN DURASI MAKSIMAL 6 MENIT, BERISI :
1. Pemeriksaan Thoraks jantung dan JVP pada Boneka/Bantal panjang (guling)
2. Sebutkan diagnosis pasien

REHAB MEDIK

SKENARIO KLINIK:
Seorang Laki laki, berusia 34 tahun, datang ke klinik rawat jalan dengan keluhan sesak
nafas, panas badan dan batuk berdahak sejak 1 minggu yang lalu dan sekarang sudah
masuk rumah sakit 2 hari yang lalu. Pada pemeriksaan fisik auskultasi didapat ronkhi pada
bagian apek paru sebelah kanan.

TUGAS
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI
Lakukan tatalaksana non farmakologi (gunakan Boneka/Bantal panjang sebagai pasien)
a. Breathing Exercise (Tunjukkan bagaimana caranya kepada pasien)
b. Postural Drainage (lakukan prosedurnya pada pasien dan ucapkan langkah-
langkahnya saat melakukan prosedur tersebut)
c. Teknik Manual (lakukan prosedurnya pada pasien dan ucapkan langkah-langkahnya
saat melakukan prosedur tersebut)
d. Latihan Batuk (Tunjukkan bagaimana caranya kepada pasien)

CXR
SKENARIO KLINIK
seorang laki laki berusia 45 tahun dengan riwayat sesak ketika beraktivitas; datang ke IGD
RS dengan keluhan nyeri pada bahu kiri setelah mengalami kecelakaan lalu lintas.
kemudian dilakukan foto thorax.
(Foto Thorax di Lampiran)
TUGAS
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI !
1. Deskripsikan foto thorax dengan menunjuk bagian yang sedang dijelaskan (arahkan
gambar foto thorax yang ada di Handphone/Tablet/Laptop ke kamera video,
deskripsikan sambil anda tunjuk bagian foto yang sedang anda jelaskan !)
2. Mengukur Cardio - Thoracic Ratio (gunakan penggaris untuk mengukur dan
videokan proses mengukurnya, serta sampaikan hasil pengukuran anda setelah itu!)
3. Diagnosis Banding (sampaikan diagnosis banding anda dalam video)
PEMFIS RESPI

SKENARIO KLINIK.
Laki2 berumur 60 tahun datang ke poli umum dengan keluhan sesak yang semakin
memberat dalam 5 tahun, terkadang disertai batuk dengan dahak putih. Pasien seorang
perokok berat.

Tugas
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI !
1. Lakukan pemeriksaan fisik dada (Gunakan dada boneka/bantal panjang sebagai
dada pasien)
2. Sampaikan diagnosis pasien pada kasus tersebut, setelah anda melihat data klinis
(hasil pemeriksaan fisik thoraks terlampir)

HASIL PEMERIKSAAN FISIK TORAKS


Inspeksi: Barrel chest. Statis dan dinamis : simetris.
Palpasi: ekspansi dinding dada : simetris, menurun
● Stem Fremitus : menurun
Perkusi : hipersonor pada seluruh area paru
Auskultasi di area tengah paru:
● ekspirasi memanjang, Suara napas bronkovesikuler, Intensitas suara menurun.
Hasil foto thoraks:
● hiperinflasi, hyperlucent, diafragma mendatar dan menurun
● Gambaran jantung "tear drop"

FARMAKO RESPI

SKENARIO KLINIK.
Nn Ida, usia 25 tahun (alamat: Jl. Apel No. 1 Malang), datang ke tempat praktek dokter
dengan keluhan utama sesak nafas sejak kemarin malam (1 hari yang lalu). Pasien memiliki
riwayat asma sejak kecil dan kambuh terakhir sekitar 6 bulan yang lalu. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 100x/menit frekuensi napas
24x/menit, temperatur aksiler 36.5 C. Pemeriksaan toraks didapatkan suara tambahan
wheezing pada lapang paru kanan dan kiri disertai ekspirasi memanjang. Pasien
menginginkan obat pelega yang memiliki onset cepat dan bisa kemana-mana. Dokter
mendiagnosis sebagai asma intermiten dan memberikan beta-2 agonis.

TUGAS
BUATLAH VIDEO PENUGASAN SKILL SESUAI PERINTAH DI BAWAH INI !
1. Tuliskan resep lengkap (Tuliskan resep di kertas HVs, tunjukkan dalam video, foto
resep tersebut ! dan lampirkan !)
2. Komunikasikan obat (resep) yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan
perhatian, serta monitoring dan evaluasi ! (Tunjukkan komunikasi anda dengan
menghadap ke kamera video)
3. Jelaskan cara pemakaiannya ! (Jelaskan cara pemakaiannya dengan menghadap ke
kamera video)
PD15
1. Pemeriksaan Fisik Paru.
● Inspeksi; D =S
● Palpasi; D=S, stem fremitus meningkat
● Perkusi; Dullness di lobus atas dextra
● Auskultasi ; menumpuk di paru kanan atas
● CXR : fibroinfiltrat dengan kavitas di paru kanan atas
● Diagnosis ? TB Pulmonum (lesi di paru kanan atas dextra)
2. Rehab Medik Paru (sputum di paru kanan atas - apex)
● Breathing Exercise
● Postural Drainage & Teknik manual
● Cough exercise
3. Farmakologi Respirasi ; resepkan obat beta-2 agonis yang bisa dibawa kemana-
mana
● Resep salbutamol;
○ R/ Salbutamol inh 100 mcg/puff no.I
○ S 3 dd 1 prn sesax max 8 puff
● KIE
● Cara penggunaan inhaler (exhale - inhale - hold - hembuskan - kumur)
4. Chest Xray; pasien wanita mengeluh sesak, tidur harus diganjal dengan bantal -
orthopneu
● Laporkan CXR (identitas - nama, usia, tanggal & tempat pengambilan foto, jenis
foto PA/AP)
● Interpretasikan CXR (soft tissue, bone, diafragma, costophrenicus D/S, pulmo,
cor, aorta, trakea)
● Hitung CTR (menentukan cardiomegaly atau engga)
● Hasil: CTR>50%, corakan vaskular meningkat, ada kalsifikasi di aorta -- DX:
Cardiomegaly
5. Anastesi (Airway - Breathing); pasien trauma karena jatuh dengan GCS 123 dan
nafas 4-6x/menit
● Airway (triple maneuver airway, OPA)
● Breathing (ventilasi 1ribu-5ribu)
6. Anamnesis; pasien dengan keluhan sesak - kemungkinan diagnosis: Asma
7. BLS
● Lakukan pemeriksaan fisik
● Lakukan tatalaksana non farmakologis (BLS)
● Diagnosis : cardiac arrest
● Kapan RJP selesai ? ROSC, penolong kelelahan, bantuan datang
● High quality CPR? minimal interruption, recoil sempurna, 100-120x/menit,
kedalaman 5-6cm, ventilasi tidak berlebihan
8. EKG
● Interpretasi (Rate, Rythm, Axis, Interval, Ruang, Koroner)
● Dx : STEMI Anterior
● Tatalaksana awal; MONACO (Morfin 1-5mg, O2 4-6 liter/menit, Nitrogliserin
sublingual; boleh diulang 3-5x atau ISDN, Aspirin 160-320 mg, Clopidogrel 300-
600 mg)

PD14
1. BLS
a. X tiba tiba tidak sadarkan diri di depan koridor
b. Cek kesadaran
c. Diagnosisnya?
d. Tata laksana non farmakologi?
2. EKG
a. Interpretasikan : sinus ritme, 40 bpm, acute anterior miocard infract
b. Diagnosisnya : STEMI anterior
c. Penanganan awalnya : MONACO
d. Morfin : 2.5 – 5 mg // Oksigen : 2-4 L/m // Nitrat : ISDN 5-10mg sublingual
max 3 kali atau nitrogliserin infus dosis mulai 5mcg/m (titrasi) // Aspirin : dosis
awal 160-320mg 1 x 160mg // Copidogrel : dosis awal 300-600 mg 1 x 75
mg
3. PEMERIKSAAN DADA
a. Inspeksi : normal
b. Palpasi : stem fremitus meningkat pada lobus medius dextra
c. Perkusi : dullness pada lobus medius dextra
d. Auskultasi : suara bonkial pada lobus medius dextra
e. CXR : infiltrat dikasih tau dokternya
f. Diagnosis : pneumoni
4. Rehabilitasi pulmo
a. Breathing exercise
b. Postural drainage
c. Teknik manual
d. Cough exercise
5. farmako
a. Berikan obat B2 agonis short acting yang bisa dibawa kemana-mana
b. Tulis resep + KIE + cara pemakaian
c. R/ salbutamol 100mcg/puff MDI No. I
d. S puff 1, prn sesak max 8 puff
6. RADIOLOGI
a. Interpretasikan : visceral line di hemitoraks dekstra, clear zone di hemitoraks
dextra, tidak ada pendesakan mediastinum
b. Diagnosis : Simple pneumotoraks
c. Diagnosis banding : tension pneumotoraks stage awal
7. AIRWAY - ALS
a. Mengetahui patensi jalan napas? Look listen and feel
b. Lakukan triple airway manoeuver! head tilt chin lift jaw thrust
c. Diagnosis : obstruksi parsial jalan napas atas ( snoring)
d. Penyebab : lidah jatuh ke belakang
e. Manajemen airway ? OPA, karena GCS 123
f. Berikan ventilasi! Pake BVM (C-E shape) 1000, 2000,3000, 4000, push!
8. ANAMNESIS PARU
a. Pasien sesek lakukan anamnesis saja

PD13
1. Farmako: hipertensi dan asma exacerbation acute
a. Salbutamol 200 mikrogram fl no.
b. 3 dd 1 puff
c. Captopril tab 25 mg no vii
d. 1 dd 1 ac
e. Efek samping batuk kering, hipotensi
f. Kalo pake inhaler nanti jelasin cara pakainya biar efektif kaya dikocok dulu
terus ekspirasi maksimal, sedot, terus tahan nafas bntr.jgn lupa kumur
2. Bls : 4C (check kesadaran, call for help, carotis, compression)
a. Mencegah hiperventilasi dan memberi kesembatan jantung recoil sempurna.
Kedalaman kompresi 4-5 cm dari meraba proc xypoideus sampai sternal
3. Rehab medik : breathing exercise, manual drainage, dan cough excercise. ini nnti
pasienny beneran org
4. BTA : zielh nielsen, Iakukan penegcekan, nama bakteri, gmbaran khs bakteri, kelas
berapa dari lapang pandangnya
5. Pemeriksaan thorax jantung : inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, jvp. Diagnosis
stenosis mitral,ini pelajarin pemeriksaan satuny juga ya soalny tahun sblmku
pemeriksaan satuny
6. Radiology : soft tissue, pleura, ics, tulang, diafragma, pulmo, mediastinum, hilus,
trakea, arteri, vena. Jantung dilihat pinggang jantung kanan kiri, pakai rumus CTR,
aorta. Diagnosis cardiomegaly.
7. Anamnesis asma
8. Ekg. Menilai adanya st elevasi pada v3- v5
a. Diagnosis acs anterior atau MI
b. Pemeriksaan tambahan pakai marker yaitu tropinin I T dan apa
c. gtu, baca ssuai ctaetanku aja soalny ad gambar hasil ekgny
d. Ilangsung trs kita disuruh mengidentifikasi.

SEMESTER 5
PD18 & 19 + CBT (SAMA)

PSIKIATRI
TUGAS:
Setelah masuk Breakout Room, Peserta ujian akan bertemu dengan Pasien Standar.
Lakukan perintah di bawah ini dan Peserta ujian harus merekam sendiri selama di dalam
Breakout Room melalui fitur "record zoom"
Perintah sebagai berikut :
1. Lakukan wawancara psikiatri!
2. Lakukan pemeriksaan status mental yang relevan!
3. Sampaikan diagnosis & 2 diagnosis banding pasien!
4. Sebutkan terapi yang dapat diberikan pada pasien!

NEURO - PEMERIKSAAN NERVUS VII


SKENARIO KLINIK:
Seorang wanita, usia 30 tahun , datang dengan wajah merot ke kanan dan mata sebelah kiri
sejak pagi ini sulit menutup. Kelemahan sesisi tubuh tidak ada, defisit neurologis yang lain
tidak ada, RPD: -
TUGAS:
Buatlah 1 video yang berisi,
1. Lakukan pemeriksaan nervus VII pada pasien ini (gunakan boneka/bantal/guling
sebagai manekin/alat peraga, lakukan pemeriksaan dengan menghadap kamera)
2. Tentukan diagnosis dan 2 diagnosis banding pada pasien ini (sampaikan jawaban
dengan menghadap kamera)
catatan : Durasi video maksimal 6 menit
PENILAIAN
1. Pemeriksaan n.VII (NILAI 3)
mahasiswa melakukan pemeriksaan N.VII dengan benar
Kandidat melakukan 7-8 point berikut ini:
1. kandidat cuci tangan
2. melakukan inspeksi wajah, melihat adanya lagophtalmus dan asimetri wajah
3. meminta pasien menutup mata sekuatnya, melihat adanya blls sign
4. meminta untuk menggerakkan otot-otot wajah
5. menanyakan gangguan rasa lidah manis asam asin
6. melakukan pemeriksaan stetoskop loudness balance test
7. menanyakan adanya gangguan rasa manis, asam dan asin
8. kandidat melaporkan cara membedakan lesi UMN dan LMN
2. Diagnosis dan Diagnosis Banding (NILAI 3)
Peserta ujian menyebutkan diagnosis utama dan 2 diagnosis banding
Diagnosis: Bells Palsy
Diagnosis Banding
1. Ramsay Hunt sindrome
2. Tumor cerebelumpontine
3. CVA di Pons
4. Abses serebri di Pons
3. Perilaku Profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

NEURO-FARMAKO
SKENARIO KLINIK:
Perempuan 23 tahun (Ny. A; jl. Mangga 2 malang) datang ke puskesmas dengan keluhan
dengan keluhan nyeri kepala sebelah kanan yang dirasakan sejak 2 minggu terakhir. Nyeri
kepala dirasakan seperti berdenyut dan disertai mual. Nyeri kepala dirasakan terus menerus
selama 3 hari ini, tidak disertai muntah, takut melihat cahaya ataupun takut mendengar
suara. Rasa nyeri semakin terasa berat bila pasien beraktivitas dan sedikit berkurang bila
pasien berbaring atau beristirahat. Pasien mengaku tidak ada tanda-tanda khusus sebelum
serangan nyeri datang. Pasien tidak mengonsumsi obat apapun untuk meredakan nyerinya.
Riwayat trauma, riwayat penurunan berat badan dalam waktu singkat, dan riwayat hipertensi
disangkal. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital dalam batas normal, pemeriksaan neurologis
normal. Pasien didiagnosa migren tanpa aura.
TUGAS:
Buatlah video berisi :
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut pada kertas kosong! (Tunjukkan resep
ke kamera pada video yang Anda unggah)
2. Unggah/upload resep tersebut bersamaan dengan video
3. Komunikasikan obat (resep) yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan
perhatian, serta monitoring dan evaluasi.
CATATAN : Durasi Video Maksimal 6 menit
PENILAIAN
1. Tatalaksana Farmakoterapi (NILAI 3)
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar
2. Komunikasi dan atau Edukasi Pasien (NILAI 3)
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan
kontrol.
3. Perilaku Profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

PD17
NEURO
Kasus: demam, sakit kepala,pasien tua. Disuruh anamnesis, tes kaku kuduk dan kernig test.
Diagnosis. DDx. KIE. Pemeriksaan penunjang ( jangan lupa dilakukan pada kedua kaki ya
meskipun 1 kaki uda positive)
Saat istirahat duduk2 santai2, pasien merot, tua 65th, alis atas masih baik. Suruh
anamnesis, cek nervus 7 dan 12. Tes babinsky. Diagnosis. Diagnosis banding. Pemeriksaan
penunjang. Lesi sebelah mana. Tipe UMN/LMN. ( stroke apa? Hemmorage / iskemi )
Riwayat tekanan darah tinggi 170/110 tidak terkontrol

NEUROTRAUMA
Pasien trauma lakukan inspeksi palpasi kepala.
DCAP BLS TIC tanda fraktur basis cranii, penekanan tekanan intracranial

DOCTORING
Epistaksis. Sebelah kanan. Udah diteken vestibulum nasi masih berdarah. Pasang tampon.
KIE.

MATA
Pasien sakit mata. Kelopak edem. Injeksi fornix ke limbus. Ada crusting at the eye edge.
Mata ga fotopsia / hiperlakrimasi. Suruh. Pemeriksaan segmen anterior, diagnosis,
diagnosis banding, KIE( ada gambar persis slide, dx: blepharitis )
Pasien kasus mata miopi dan presbiopi.
Tentukan pupilary distance
Tulis resep kacamata
KIE
(Umur 45 thn)

PSIKI
Pasien depresi
Lakukan pemeriksaan status mental( bukan anamnesis)
Treatment dan KIE

FARMAKO
Pasien infeksi mata. Tulis resep obat. KIE. Jangan lupa saat KIE handuk untuk mengelap
mata tidak boleh dipakai berulang kali. Mending tissue sekali buang.

OSCE SMT 5 2019

1. kasus orang keluar kotoran, dsb.


a. lakukan pemeriksaan segmen anterior
b. sebutkan hasil pemeriksaan sesuai gambar yang didapat dari penguji (conjunctiva
hiperemi, sekret mukopurulen)
c. dx dan ddx
d. kie pasien

2. kasus orang sakit tenggorokan, sulit menelan


a. lakukan anamnesis
b. lakukan pemeriksaan tenggorokan
c. sebutkan hasil pemeriksaan sesuai gambar (ada bercak putih di tonsil, tonsil edema,
hyperemia, sebutkan derajat pembengkakan tonsil)

3. neurotrauma --> kasus orang kecelakaan


a. lakukan primary survey mulai scene size up sampai rts kepala
b. lakukan secondary survey
----> kenali alat-alat initial management, dilakukan ya ga cuma ngomong

4. kasus wajah merot ke kanan tidak ada kerutan dahi


a. anamnesis
b. lakukan pemeriksaan n7 dan sebutkan hasil sesuai gambar
c. dx (bell’s palsy), ddx (ramsay hunt syndrome, stroke, tumor CPA)

5. istirahat

6. pemasangan tampon anterior. udah dijepit masih keluar darah


--> bedakan kasa pita dan sportjess!
7. kasus orang depresi 1 bulan, ada keinginan bunuh diri
a. pemeriksaan status mental pasien
b. diagnosis, diagnosis banding
c. obatnya apa + dosis
d. kie pasien

8. farmako kasus omsa dan rhinofaringitis


a. tulis resep
b. KIE

9. kasus orang penurunan kesadaran


a. anamnesis ke keluarga
b. pemeriksaan kaku kuduk dan kernig, dan hasil
c. diagnosis, diagnosis banding

10. istirahat

OSCE CAMPURAN

NEUROTRAUMA
Hemoragic dan neurogenic hipotensi
Hemoragic :
- Akral basah dingin pucat
Neurogenic
- Normal
- Vasodilatasi
Hemoragic sama neurogenic muncul → lebih terlihat neurogenic nya
Assesment : BTLS primary dan secondary sruvei
Unconcious (ga sadar) → di cubit jari kaki, cek motor cek sensasi
Spinal injury clue :
- Mekanisme of injury
- Jatuh
- Menyelam
- Ledakan
- Tusukan
- Complain dari pasien
- Tingling, rasa terbakar, loss of movement, kelemahan
- Lakukan pemeriksaan lebih lanjut juga : ngompol/engga (priapism), leak of flacid muscle
SMR : Spinal Motion Restriction
- Hipoksia threatening
- spinal motion resistant
- Indikasi :
- Kecepetan tinggi
- Jatuh dari 3x ketinggian pasien
- Pedang
- Nyelem
- Olahraga
FARMAKO
Jangan lupa tulis resepnya
NEURO

1. Dx : TENSION TYPE HEADACHE

Ddx : encephalitis, meningitis, migraine headache, cluster headache, temporal


arteritis

Ana, 30 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan sakit kepala sejak 2 bulan
lalu. Sakit kepala seperti diikat, intensitas sedang, lokasi bilateral, dan tidak
diperparah oleh aktivitas fisik. Sakit kepala terjadi hampir setiap hari, masing-masing
berlangsung lebih dari 1 jam. Tidak ada mual atau muntah. Dia tidak dapat tidur
nyenyak sejak suaminya meninggal 2 bulan lalu. Dari pemeriksaan fisik, otot
temporal dan leher mengalami kontraksi. Dokter memberikan obat dalam bentuk
kapsul.

- Obat :

a. Advis

- Meningkatkan intensitas istirahat


- Tidak memikirkan masalah secara berlebihan
- Pergi konseling ke psikologi
- Olahraga, yoga, deep breathing, sleep hygiene
- memijat/memberi kompres kepala yang nyeri

b. P-Drug

R/ Paracetamol500 mg

Diazepam 2 mg

Amitriptilin 10 mg

m.f.l.a pulv da in caps dtd No. XV (lima belas)

S 3 dd cap I prn sakit kepala

- KIE :
- kapsul campuran 3 obat
- Paracetamol → sakit kepala
- Diazepam → menurunkan teknan otot
- amitriptilin → anti depressant
- instruksi : diminum 3x sehari sebelum/sesudah makan saat
pusing/nyeri kepala
- efek samping :
- diazepam : muscle weakness, bradikardi, ataxia
- amitriptilin : kejang, eritema

2. Dx : ABSENCE SEIZURE

Dd : ADHD, kejang demam, kejang psikogenic non epileptik, status epileptikus


Andi, 8 tahun (24 kg), didampingi ibunya datang ke dokter dengan keluhan utama
ketidakmampuan belajar. Dia sering mengalami penyimpangan kesadaran singkat
dengan kelopak mata berkedip yang terjadi setiap 5-10 menit. Pemeriksaan EEG
mengungkapkan lonjakan singkat 3-Hz dan pelepasan gelombang yang muncul
serentak di semua prospek. Ibunya meminta obat dalam bentuk sirup.
- Obat :
a. Advis → mengamankan pasien saat kejang, menenangjan pasien,
menyarankan pasien utk istirahat, olahraga tp jangan sendiri, makan tinggi
serat, diet keto
b. P-Drug → R/ asam valproat 250mg/5 ml syrup Fl No.I
S 3 dd ½ cth
- KIE : asam valproat utk kontrol serangan kejang, diminum 3x1 sebanyak ½
sendok takar sekali minum. Jangan diubah takarannya dan harus selalu
diminum. Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, halusinasi, menambah
BB, toksik untuk hepar
- MONEV : evaluasi tiap 1 minggu apakah pasien udah bebas kejang, untuk
penghentian obat turunkan dosis perlahn, periksa liver function. Rujuk ke
sp.saraf setelah pertolongan pertama.

3. Dx : KEJANG DEMAM

Dd : Aseptic Meningitis, epilepsi dan kejang, kejang generalized tonic-clonic

Ali, 18 bulan (10 kg), dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan utama kejang 15
menit yang lalu. Kejang berupa kejang tonic-clonic yang berlangsung kurang dari 10
menit. Dia mengalami demam dan pilek. Ia pernah mengalami kejang serupa pada
usia 12 bulan. Dari pemeriksaan fisik, kejang sudah berhenti, suhu axilla 39,2C, dan
ingusan. Ibunya meminta obat dalam bentuk bubuk.
- Obat :
a. Advis → kompres hangat saat demam, kurangi aktivitas fisik, kalo ada
seizure baringkan miring, buka bajunya, jangan masukin apapun ke mulut
b. P-Drug → R/ Paracetamol tab 100 mg
Diazepam tab 2 mg
Mfla pulv dtd no. X (sepuluh)
S 3 dd pulv 1 TTD
- KIE : ini obat puyer berisi paracetamol (utk nurunin demam) dan diazepam
(utk mengatasi kejang). Obat diminum 3x1 bila demam. Efek samping :
pusing, sembelit, rasa kantuk

MATA
1. Dx : KONJUNGTIVITIS BAKTERIAL ← Angkatan 17 Soal nya Ini

Ddx : dry eye, episcleritis, iritis, uveitis, blepharitis, keratitis bakterial, skleritis

Andri berusia 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama mata merah
bilateral dan pembengkakan pada kedua kelopak mata. Mata terasa pedas dan
perlahan menjadi semakin merah dan terasa berpasir selama 2 hari berikutnya.
Kemarin pasien terbangun dengan kedua mata terasa lengket dan harus menyeka
lap hangat untuk membuka matanya. Dari pemeriksaan fisik, tampak kelopak mata
edema, konjungtiva hyperemia (conjunctival injection +), dan debris
mukopurulen pada fornix inferior kedua mata dan tepi palpebral inferior dan
superior.
- Obat :
a. Advis → menjaga kebersihan mata, tidak mengucek berlebihan, irigasi mata,
kompres air dingin, hindari penggunaan lensa kontak mata
b. P-Drug → Cendo Xitrol (tapi ini merk dagang, jd harus diganti namanya)
R/ Dexamethasone/Neomycin/Polymyxin B 0,1%/3,5 mg/10.000 IU
eye drop 5 ml fl. No. I
S 6 dd gtt I ODS s/d gejala hilang
c. Referal → -

- KIE :
a. Informasi → obat Cendo Xitrol ini merupakan gabungan dari bahan-bahan
obat steroid (Dexamethasone), → untuk mengobati infeksi bakteri,
b. Instruksi → ditetes 1x pada mata kanan dan kiri 6x sehari (4 jam sekali),
Diberikan 7 hari. Cuci tangan sebelum memberi obat mata, bersihkan kotoran
mata dengan lap hangat perlahan
c. Perhatian → obat ini bikin mata kabur tp gapapa, jangan
mengemudi/mengoperasikan barang berat setelah pake obat ini, hati-hati pada
penyakit ginjal, MG, parkinson, gangguan saraf otot, ibu hamil menyusui.
Jangan pake soflen sampe infeksi sembuh,

2. Dx : KERATITIS AKUT BAKTERIAL

Ddx : blepharitis, corneal ucler, endophtalmitis bacterial

Susi berusia 28 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan utama mata merah
sebelah kiri diserta penurunan penglihatan. Pasien mengatakan mata terasa nyeri
kurang lebih 2 hari yang lalu. Pasien juga mengatakan pandangannya terasa silau
sehingga selalu mengeluarkan air mata ketika membuka mata. Pasien biasa
memakai lensa kontak karena tuntutan pekerjaan. Dari pemeriksaan mata kiri, visus
OS (occuli sinistra) menurun 5/20, hyperemia (pericorneal injection +), dan debris
mukopurulen minimal.

- Obat :
a. Advis → lepas lensa kontk sebelum tidur, tetes soflen sesuai aturan, cuci
tangan sebelum memasang atau melepas soflen, jaga kebersihan mata
b. P-Drug → R/ Tobramicin 0,3% eyedrop 5 ml fl. No. I
c. S 2 dd gtt I os ue
- KIE : obat tetes tobramycin untuk membunuh bakteri, obat diteteskan 2x
sehari 1 tetes di mata yg sakit, bersihkan mata sebelum ditetes, jangan lupa
cuci tangan. Kurangi penggunaan soflen. Efek samping obat : iritasi, gatal,
sensasi panas, alergi

THT
1. Dx : OTITIS MEDIA SUPURATIF AKUT DENGAN RHINOFARINGITIS ←
Angkatan 17 Soal nya Ini

Ddx : cholesteatoma, otitis externa, faringitis viral akut, nyeri sendi


temporomandibular

Yuli, 3 tahun (15 kg), dibawa oleh ibunya ke klinik Brawijaya dengan keluhan utama
sakit telinga sejak 2 hari yang lalu. Pasien juga menderita hidung tersumbat,
sakit tenggorokan, dan batuk dengan lendir kuning-hijau sejak 4 hari yang lalu.
Pasien tidak memiliki riwayat medis yang signifikan. Dari pemeriksaan fisik, pasien
menangis, suhu aksila adalah 38,2°C. Ada lendir hijau tebal di hidung,
tenggorokan sedikit merah, dan membran timpani yang menonjol. Ibunya
meminta obat dalam bentuk puyer.

- Obat :
a. Advis → istirahat cukup, jaga kebersihan telinga (jangan pake cotton bud,
bersihin telinga ke THT aja), makan makanan yg ga mengiritasi tenggorokan
b. P-Drug → R/ amoxicilin 600mg mfla pulv dtd No. XV

S 3 dd 1 pulv pc (habiskan)

R/ paracetamol 180 mg mfla pulv dtd no. XV

S 3 dd 1 pulv pc prn demam

R/ Bromhexin 2 mg mfla pulv dtd no. XV

S 3 dd 1 pulv pc prn batuk & pilek

- KIE : paracetamol (meredakan demam: diminum 3x1 kalo ada demam),


amoxicilin (mengobati infeksi: diminum 3x1 habiskan), bromhexin (obat batuk:
diminum 3x1 kalo batuk pilek aja).

2. Dx : ACUTE OTITIS EXTERNA


Ddx : chondritis, sinus cavernous thrombosus, abses intracranial, osteoma

Seorang perempuan usia 15 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan sakit pada
telinga kiri. Sakit dirasakan sejak 3 hari ini. Pasien memiliki kebiasaan membersihkan
telinga dengan cottton bud. Pasien juga merasakan sedikit demam dan sedikit
gangguan pendengaran pada telinga kiri. Pemeriksaan fisik menunjukkan tekanan
darah 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, laju pernapasan 18x/menit, temperatur aksiler
37.5 C. Pemeriksaan telinga menunjukkan meatus acusticus externus (MAE) sinistra
menyempit dan didapatkan edema pada MAE, nyeri tekan tragus sinistra (+).

- Obat :

a. Advis → menjaga kebersihan telinga (tp jangan pake cotton bud)

b. P-Drug → R/ otopain ear drops 8 ml fl No. I

S 3 dd 4 gtt as ue

- KIE : otopain (utk antiinfeksi, anti inflamasi, anti nyeri telinga→ ditetes 3x sehari,
masing-masing 4 tetes). Posisi saat meneteskan kepala dimiringkan ke kanan dg
posisi tidur (telinga yg sakit menghadap ke atas). Jangan ditetes berlebih karna
bisa bikin mual, muntah dan iritasi.

NEURO

1. Dx : TENSION TYPE HEADACHE


Ddx : encephalitis, meningitis, migraine headache, cluster headache, temporal
arteritis

Ana, 30 tahun, datang ke praktek dokter dengan keluhan sakit kepala sejak 2 bulan
lalu. Sakit kepala seperti diikat, intensitas sedang, lokasi bilateral, dan tidak
diperparah oleh aktivitas fisik. Sakit kepala terjadi hampir setiap hari, masing-masing
berlangsung lebih dari 1 jam. Tidak ada mual atau muntah. Dia tidak dapat tidur
nyenyak sejak suaminya meninggal 2 bulan lalu. Dari pemeriksaan fisik, otot
temporal dan leher mengalami kontraksi. Dokter memberikan obat dalam bentuk
kapsul.

- Obat :

a. Advis

- Meningkatkan intensitas istirahat


- Tidak memikirkan masalah secara berlebihan
- Pergi konseling ke psikologi
- Olahraga, yoga, deep breathing, sleep hygiene
- memijat/memberi kompres kepala yang nyeri

b. P-Drug

R/ Paracetamol500 mg

Diazepam 2 mg

Amitriptilin 10 mg

m.f.l.a pulv da in caps dtd No. XV (lima belas)

S 3 dd cap I prn sakit kepala

- KIE :
- kapsul campuran 3 obat
- Paracetamol → sakit kepala
- Diazepam → menurunkan teknan otot
- amitriptilin → anti depressant
- instruksi : diminum 3x sehari sebelum/sesudah makan saat
pusing/nyeri kepala
- efek samping :
- diazepam : muscle weakness, bradikardi, ataxia
- amitriptilin : kejang, eritema

2. Dx : ABSENCE SEIZURE

Dd : ADHD, kejang demam, kejang psikogenic non epileptik, status epileptikus

Andi, 8 tahun (24 kg), didampingi ibunya datang ke dokter dengan keluhan utama
ketidakmampuan belajar. Dia sering mengalami penyimpangan kesadaran singkat
dengan kelopak mata berkedip yang terjadi setiap 5-10 menit. Pemeriksaan EEG
mengungkapkan lonjakan singkat 3-Hz dan pelepasan gelombang yang muncul
serentak di semua prospek. Ibunya meminta obat dalam bentuk sirup.
- Obat :
c. Advis → mengamankan pasien saat kejang, menenangjan pasien,
menyarankan pasien utk istirahat, olahraga tp jangan sendiri, makan tinggi
serat, diet keto
d. P-Drug → R/ asam valproat 250mg/5 ml syrup Fl No.I
S 3 dd ½ cth
- KIE : asam valproat utk kontrol serangan kejang, diminum 3x1 sebanyak ½
sendok takar sekali minum. Jangan diubah takarannya dan harus selalu
diminum. Efek samping: mual, muntah, sakit kepala, halusinasi, menambah
BB, toksik untuk hepar
- MONEV : evaluasi tiap 1 minggu apakah pasien udah bebas kejang, untuk
penghentian obat turunkan dosis perlahn, periksa liver function. Rujuk ke
sp.saraf setelah pertolongan pertama.

3. Dx : KEJANG DEMAM

Dd : Aseptic Meningitis, epilepsi dan kejang, kejang generalized tonic-clonic

Ali, 18 bulan (10 kg), dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan utama kejang 15
menit yang lalu. Kejang berupa kejang tonic-clonic yang berlangsung kurang dari 10
menit. Dia mengalami demam dan pilek. Ia pernah mengalami kejang serupa pada
usia 12 bulan. Dari pemeriksaan fisik, kejang sudah berhenti, suhu axilla 39,2C, dan
ingusan. Ibunya meminta obat dalam bentuk bubuk.
- Obat :
c. Advis → kompres hangat saat demam, kurangi aktivitas fisik, kalo ada
seizure baringkan miring, buka bajunya, jangan masukin apapun ke mulut
d. P-Drug → R/ Paracetamol tab 100 mg
Diazepam tab 2 mg
Mfla pulv dtd no. X (sepuluh)
S 3 dd pulv 1 TTD
- KIE : ini obat puyer berisi paracetamol (utk nurunin demam) dan diazepam
(utk mengatasi kejang). Obat diminum 3x1 bila demam. Efek samping :
pusing, sembelit, rasa kantuk

PSIKI
1. Dx : Insomnia

Dd : Depresi, Obstruksive Sleep Apnea (OSA), Gangguan ritmis sirkadian, Limb


Movement Disorder Periodic

Kartini, 65 tahun, datang ke dokter dengan keluhan utama tidak bisa tidur nyenyak
selama 1 bulan dan bertambah parah 2 minggu terakhir. Ia mengalami kesulitan
memulai tidur dan sering terbangun tengah malam. Ketika dia terbangun, dia
mengalami kesulitan untuk kembali tidur. Dia sering merasa sangat lelah di siang
hari. Dia sudah pensiun dari pekerjaannya dan sibuk mengurus cucu-cucunya.
Pemeriksaan fisiknya normal.

- Obat :
a. Advis → Mengatur pola tidur malam, Menghindari kafein dan alkohol, Tidak
tidur siang, membuat kondisi kamar nyaman, olahraga teratur, makan
makanan bergizi, sleep hygiene (ruangan, lampu)
b. P-Drug orang tua → R/ Temazepam 5 mg tab no. V (lima)
S 1 dd 1 tab hs prn tidk bisa tidur TTD

c. P-Drug orang dewasa < 60 tahun

R/Zolpidem 10 mg tab No. X (sepuluh)

S 1 dd 1 tab hs

- KIE : obat temazepam untuk atasi gangguan tidur, diminum 1x1 sebelum
tidur sebaiknya hanya diminum ketika tidak bisa tidur saja. Efek samping:
mual, muntah, alergi, pusing. Apabila saat bangun pagi merasa pusing/masih
mengantuk coba olahraga ringan. Usahakan bangun dan tidur di jam yang
sama (reguler).
- KIE : < 60 tahun → Zolpidem untuk merelaksasikan tubuh sehingga mengatasi
insomnia dengan diminum 1x1 sebelum tidur, perhatikan kontraindikasi zolpidem
yaitu : masalah fungsi hati dengan efek samping mual, muntah, alergi, pusing, dan
minum sesuai dosis dan ketika kesulitan tidur

2. Dx : Drug Induced Parkinsonism


Dd : alzheimer, chorea, lewy body dementia, dopamine-responsive dystania

Tn. Ali, 35 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan utama spasme otot leher,
rahang, dan ekstremitas atas sejak kurang lebih 1 hari lalu. Pasien juga mengatakan
ia kesulitan untuk memulai gerakan. Pasien didiagnosis dengan skizofrenia dan
mengkonsumsi haloperidol untuk menghilangkan gejala psikiatriknya. Pemeriksaan
fisik menunjukkan tanda vital normal dan perbaikan gejala positif (halusinasi); tetapi
pemeriksaan neurologis menunjukkan tanda parkinsonisme.

- Obat :
a. Advis→ hentikan haloperidol, membentuk lingkungan
b. P-Drug → R/ Risperidone 2 mg tab no. X
S 1 dd 1 tab

R/ Trihexifenidil 5 mg tab No. XXI

S 3 dd 1 prn spasme TTD


- KIE : risperidone adalah obat skizofrenia, diminum 1x1 sebelum tidur, obat
haloperidol yg sebelumnya tidak perlu dilanjutkan karena gejala parkinson
dan kaku otot muncul karna obat itu dan ini diganti dengan risperidone.
Trihexifenidil diminum 3x1 ketika ada kaku otot.
Efek samping: mual, sakit kepala, ngantuk.
Silahkan bapak konsultasi ke psikiter apabila obat habis dan keluhan masih
ada.

MONEV :
- jika ada reaksi alergi - hentikan penggunaan obat dan kembali ke dokter
- Jika tidak ada perbaikan/obat habis - kembali ke dokter
- Jika efek samping dirasa mengganggu - hentikan penggunaan obat dan kembali ke
dokter
- Jika terjadi ketergantungan (khusus : ) - rujuk
PEMERIKSAAN NEURO
NERVUS
Penyakit : Pemeriksaan nervus 7 , nervus 12 , GCS, kaku kuduk, sensoris umum, reflek
patologis babinski dan lasse
1. Dx : _______ (Meningeal Sign dan Kernig Test)
Kasus: Riwayat tanda tanda infeksi, TRIAS MENINGITIS (cephalgia, demam, kaku
kuduk). Tanda-tanda SAH (kayanya struk)
(jangan lupa dilakukan pada kedua kaki ya meskipun 1 kaki uda positive)
2. Dx : _________ (Pemeriksaan N. VII dan N.XII)
Saat istirahat duduk2 santai2, pasien merot, tua 65th, alis atas masih baik. Suruh
anamnesis, cek nervus 7 dan 12. Tes babinsky. Diagnosis. Diagnosis banding.
Pemeriksaan penunjang. Lesi sebelah mana. Tipe UMN/LMN. ( stroke apa?
Hemmorage / iskemi )
Riwayat tekanan darah tinggi 170/110 tidak terkontrol

3. Pemeriksaan Sensoris Umum

Dilakukan saat :

4. Pemeriksaan Reflek Patologis Babinski dan Lasseque

Dilakukan saat :

SEMESTER 4
PD20

HEMATO

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

HEMATO

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

KTI

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

KIE
PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

PATIENT SAFETY

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

PATIENT SAFETY

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

FARMAKO

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

PHCDM
PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

PD19

HEMATO
SKENARIO KLINIK:
Tn. Yudha, laki-laki usia 20 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan timbul benjolan di leher
sebelah kanan.

TUGAS UNTUK MAHASISWA


Buatlah video dengan durasi 6-8 menit (bersama dengan pasien standard/probandus orang di
sekitar tempat tinggal/menggunakan boneka) yang berisi:
1. Anamnesis dengan pasien (yang diperankan oleh pasien standar) seperti tersebut di atas
2. Prosedur pemeriksaan fisis benjolan pada pasien (yang diperankan oleh pasien standar)
seperti tersebut di atas
PENILAIAN
1. Kemampuan Anamnesis
DAFTAR TILIK ANAMNESIS
1. Menyapa pasien & mempersilahkannya duduk dengan pengaturan yang nyaman
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menanyakan identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan, status keluarga
4. Menjelaskan tujuan wawancara
5. Menanyakan keluhan utama pasien
6. Menggali keluhan riwayat penyakit saat ini (history of present illness)
7. Mengidentifikasi keluhan secara lengkap, dengan menanyakan tentang:
− Onset (saat kejadian)
− Location (tempat kejadian)
− Duration (lama berlangsung)
− Character (sifat)
− Agravating/Alleviating factors
− Radiation
− Timing
8. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan masa lalu:
− Permasalahan medis kronis
− Pernah mondok di RS
− Riwayat pembedahan
− Riwayat trauma
− Penyakit sewaktu masa kecil
− Pemeriksaan kesehatan rutin
− Riwayat tumor, kanker, radiasi atau kemoterapi
9. Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan, jamu-jamu, asupan makanan:
− Nama obat
− Tujuan
− Dosis
− Rute pemberian
− Frekuensi
− Efek samping
− Kebiasaan makan
10. Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan social pasien:
− Status pernikahan
− Pekerjaan
− Akomodasi
− Binatang peliharaan
− Kebiasaan merokok, jumlah batang per hari, lama kebiasaan
− Apakah keluhan tersebut berpengaruh terhadap kehidupannya ?
11. Menanyakan beberapa keluhan sistemik yang mungkin dirasakan pasien:
− Sistem saraf pusat: pusing, berkunang-kunang, flushing, vertigo, tinitus
− Sistem muskuloskeletal: mudah letih, lemah, lesu, nyeri atau kaku sendi
− Sistem kardiopulmoner: nafas pendek, berdebar-debar (palpitasi), pembengkakan tungkai, batuk kronis,
batuk darah
− Sistem pencernaan: nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, pernah kecacingan, hemorrhoid, berak
hitam seperti petis
− Sistem genitourinaria: sulit miksi, hematuria, lama dan banyaknya menstruasi, priapismus
− Sistem limfatik: pembesaran kelenjar, tumor
12. Menggali penyakit yang diderita oleh keluarga pasien (kalau perlu membuat genogram)
13. Merangkum hasil wawancara
14. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
15. Menutup pertemuan
2. Kemampuan Pemeriksaan Fisik
TIDAK melakukan atau melakukan 11- 16 dari 20 langkah pemeriksaan fisis (lihat daftar tilik
pada lampiran).
3. Komunikasi dan Edukasi Pasien
Peserta melakukan 5 hal berikut ini secara LENGKAP:
• Menyapa pasien
• Memperkenalkan diri kepada pasien
• Menjelaskan tujuan anamnesis
• Merangkum anamnesis dan menyampaikan kepada pasien
• Memberi kesempatan pasien untuk bertanya atau menyampaikan keluhan
4. Perilaku Profesional
Peserta melakukan secara LENGKAP hal-hal berikut ini:
• menyampaikan penjelasan dengan hati-hati & teliti sehingga tidak menyinggung perasaan
orangtua pasien
• memperhatikan kenyamanan pasien
• menunjukkan rasa hormat kepada pasien

HEMATO 2
SKENARIO KLINIK:
Seorang Wanita, berusia 32 tahun, datang ke Puskesmas. Sebelumnya pasien
mengeluhkan lemas badan yang berulang sejak 2 minggu terakhir. Pasien juga
mengeluhkan sakit kepala dan sulit untuk berknsentrasi akhir-akhir ini. Berdasarkan
pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan : 162 cm, berat badan : 58 kg, tekanan darah
120/80 mmHg, nadi 92 x/menit, napas 24 x/menit, suhu axilla 36,5oC. Pada pemeriksaan
konjungtiva didapatkan anemis, pemeriksaan lain yang didapatkan pada area ekstremitas
juga didapatkan tampak anemis
Dokter memperkirakan pasien menderita anemia dan melakukan pemeriksaan hapusan
darah untuk menegakkan diagnosis.
TUGAS :
- Deskripsikan dan simpulkan morfologi eritrosit pada gambar hapusan darah
- Sebutkan diagnosis kerja dan diagnosis banding pasien berdasarkan hasil anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan!
- Sebutkan terapi farmakologi anemia yang tepat beserta dosis, lama pemberian dan
monitoringnya
Tugas ditulis tangan di kertas HVS/Folio bergaris kemudian discan dan diupload ke dalam
assignment ini!
PENILAIAN
1. Deskripsi morfologis
Peserta menyebutkan secara lengkap deskipsi dan kesimpulan dari hapusan darah tepi :
1. Gambaran eritrosit lebih kecil dibanding dengan limfosit
2. Kepucatan Sentral / sentral pallor > 1/3 ukuran eritrosit Kesimpulan : eritrosit hipokrom,
mikrositer
2. Diagnosis Kerja dan Diagnosis Banding
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis kerja anemia hipokrom mikrositer DAN lebih dari
1 diagnosis banding :
1. Anemia defisiensi FE
2. Thalasemia
3. Anemia Sideroblastik
4. Anemia Penyakit Kronik
3. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis kerja anemia hipokrom mikrositer DAN lebih dari
1 diagnosis banding :
1. Anemia defisiensi FE
2. Thalasemia
3. Anemia Sideroblastik
4. Anemia Penyakit Kronik

KIE DM
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki, 56 tahun melakukan kunjungan rutin ke Puskesmas. Pasien didiagnosis
DM tipe 2 sejak 3 bulan yang lalu. Saat ini tidak ada keluhan yang berarti tetapi hasil
pemeriksaan menunjukkan HbA1c 8,8%, GD puasa 196 mg/dL, dan GD 2 jam setelah
makan 230 mg/dL. Pasien sudah mendapatkan terapi oral anti diabetes, namun belum
mendapatkan informasi yang jelas tentang pengaturan pola asupan makanan/diet
sehubungan dengan diabetes mellitusnya
TUGAS :
Buatlah video dengan durasi 6-8 menit (bersama dengan teman sekelompok) yang berisi:
- Pembuatan video history taking dengan berpedoman dari ceklist, video dibuat
berpasangan dengan video call (via zoom atau yang lain) yang direkam sehingga ada
temannya; bergantian menjadi dokter dan pasien.
- Edukasi tentang perilaku hidup sehat untuk pasien diabetes yang merupakan tatalaksana
non-farmakologis untuk pasien diabetes melllitus tipe 2.
- Edukasi mengenai konsumsi obat-obatannya
- Edukasi mengenai pemantauan kadar gula darahnya
Ketentuan pembagian kelompok: Mahasiswa membuat video berpasangan dengan
ketentuan kelompoknya adalah absen kelompok ganjil dan genap di bawahnya. Untuk
mahasiswa yang kelompoknya ganjil, maka 3 mahasiswa terakhir membuat kelompok
sendiri dan bergantian melakukan video wawancara.
PENILAIAN
1. Tatalaksana nonfarmakoterapi
Peserta ujian melakukan tindakan yang sesuai dengan lengkap Mengikuti pola makan sehat
Tepat jenis : karbohidrat (hindari konsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat
sederhana yang berlebihan seperti gula pasir, gula jawa dan madu). Anjuran untuk
konsumsi karbohidrat kompleks dan tinggi serat (nasi merah, roti gandum). Tepat jumlah :
tidak perlu takut makan yang penting jumlah sesuai dengan rekomendasi. Tepat jadwal :
sebaiknya konsumsi makanan tepat waktu (ketepatan makan diperlukan agar sesuai dengan
obat yang dikonsumsi). Aktifitas dan latihan jasmani Kurangi aktifitas yang bersifat sedentary
(menonton TV, duduk di depan komputer). Perbanyak aktifitas fisik (jalan, naik turun tangga,
berkebun, mencuci mobil, dll) Latihan jasmani yang dilakukan secara teratur, target
sebanyak 3-5 kali perminggu (30-45 menit setiap kalinya) dengan total 150 menit dalam
seminggu. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran tubuh juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin. Menggunakan obat diabetes secara aman
dan teratur Obat harus diminum sesuai anjuran dokter agar glukosa darah terkontrol
Melakukan pemantauan glukosa darah Cek HbA1c minimal setiap 8-12 minggu (kadar
HbA1c pasien masih belum mencapai target yakni <7%) Cek GD puasa dan 2 jam setelah
makan sesuai indikasi (target GDP 80-130 mg/dL, GD 2jam PP 80-180 mf/dL)
2. Komunikasi dan atau Edukasi Pasien
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut: mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah,
terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon) mampu
memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita mampu untuk
melibatkan pasien dalam proses transfer informasi mampu memberikan penyuluhan yang isinya
sesuai dengan masalah pasien
3. Perilaku Profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: memperhatikan
kenyamanan pasien menunjukkan rasa empati menunjukan rasa hormat kepada pasien
mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan
KTI – Interpretasi data dan Analisis hapusan darah tepi
SKENARIO KLINIK:
Nn. Elita, seorang wanita berusia 27 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan demam
yang naik-turun sejak empat hari yang lalu. Demam kadang tinggi, kemudian diikuti
menggigil dan berkeringat. Nn. Elita sudah meminum paracetamol, namun keluhan tidak
mereda. Nn. Elita mengaku baru berlibur di Papua dan kembali ke Malang sepuluh hari yang
lalu. Tidak terdapat riwayat kejang atau keluhan yang lain.
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 90 x/menit,
napas 20 x/menit, suhu axilla 38.5oC.
Sebagai dokter yang bertugas di puskesmas tersebut, Anda melakukan pemeriksaan
hapusan darah tepi dan menemukan hasil sebagai berikut:
TUGAS :
- Deskripsikan secara singkat metode pembuatan hapusan darah tepi.
- Deskripsikan dengan lengkap gambar hapusan darah di atas. Sebutkan spesies dan
stadium parasit penyebab yang tampak pada hapusan darah
- Sebutkan diagnosis kerja pada pasien tersebut.
- Bila berat badan Nn. Elita adalah 45 kg, tuliskan terapi farmakologi yang tepat beserta
dosis dan lama pemberian masing-masing regimen.
Tugas ditulis tangan di kertas HVS/Folio bergaris kemudian discan dan diupload ke dalam
assignment ini!
PENILAIAN
1. Deskripsi
Peserta menyebutkan langkah pembuatan hapusan darah tepi dengan lengkap dan tepat.
2. Deskripsi ciri – ciri morfologis, spesies dan stadium parasit pada hapusan darah
Peserta secara tepat menyebutkan morfologis hapusan darah dengan lengkap dan tepat
Peserta menyebutkan spesies dan stadium parasit dengan lengkap dan tepat
3. Diagnosis kerja
Peserta secara tepat dan lengkap menyebutkan diagnosis kerja pada pasien tersebut
4. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta menyebutkan tatalaksana farmakoterapi pada kasus tersebut secara tepat dan
lengkap.

Patient Safety - Torniquet


SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki berusia 22 tahun datang ke klinik saudara dengan keluhan demam tinggi
selama 4 hari disertai keluhan lain yaitu nyeri kepala, lemah badan, muntah-muntah dan
nyeri ulu hati. BAB normal, BAK terakhir pagi sebelum periksa. Adik pasien yang masih
berusia 10 tahun juga mengalami demam tinggi sudah sejak 3 hari terakhir.

TUGAS :
Buatlah video dengan durasi 6-8 menit (bersama dengan pasien
standard/probandus orang di sekitar tempat tinggal/menggunakan boneka) yang
berisi:
- Lakukan pemeriksaan uji tourniquet terhadap pasien ini !
- Sebutkan hasil interpretasi hasil pemeriksaan uji tourniquet kepada penguji (Picture 1)!
- Sebutkan Diagnosis dan Diagnosis banding pasien ini dan sampaikan kepada penguji !

PENILAIAN
1. Pemeriksaan Fisik
Peserta ujian melakukan semua langkah dibawah dengan benar Melakukan pemeriksaan uji
tourniquet dengan benar Menginterpretasikan hasil pemeriksaan uji tourniquet dengan benar
Melakukan cuci tangan dengan benar
2. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding
Peserta ujian dapat menyebutkan diagnosis Dengue Fever DAN Menyebutkan salah lebih dari 2
Diagnosis Banding dibawah ini : Chikungunya infeksi Arboviral lain Zika virus
3. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
memperhatikan kenyamanan pasien melakukan tindakan sesuai prioritas menunjukan rasa
hormat kepada pasien mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila
diperlukan
FARMAKO ENDOKRIN
SKENARIO KLINIK:
Ibu Ani, usia 50 tahun (alamat: Jl. Apel No. 1 Malang), datang ke tempat praktek dokter
dengan keluhan utama sering merasa lelah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh
sering kencing, sering merasa haus, banyak makan, tetapi berat badan menurun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan BMI: 28 kg/m2, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80
x/menit, frekuensi napas 20 x/menit. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan glukosa darah puasa 152 mg/dl dan glukosa darah 2
jam postprandial 225 mg/dL, kadar Hb A1c 7.3% .
TUGAS:
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut untuk 1 bulan!
Unggah resep tersebut dalam bentuk.pdf
2. Buat video berisi tayangan resep yang telah dibuat dan komunikasi obat (resep) yang
diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta monitoring dan evaluasi.
Unggah video melalui assignment ini

PENILAIAN
1. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut: Tepat indikasi Tepat
dosis Tepat sediaan Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan
benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut: Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat. Mampu menjelaskan hal-hal yang
harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan kontrol.
3. Perilaku profesional
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut: Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat. Mampu menjelaskan hal-hal yang
harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan kontrol.

PATIENT SAFETY
SKENARIO KLINIK:
Ny. X usia 82 tahun datang dibawa keluarganya ke IGD karena keluhan badan lemas dan
mengantuk sejak 3 hari ini. Pasien bicara kadang tidak nyambung dan sering mual
muntah.Penurunan nafsu makan dalam 2 bulan terakhir. Pasien memiliki Riwayat CVA 7
tahun lalu hanya minum obat piracetam dan aspilet.
Pemeriksaan fisik menunjukkan GCS 345, tekanan darah 170/90, nadi 90 kali/menit,
saturasi oksigen 97%, tidak ada lateralisasi.
Pemeriksaan laboratorium awal menunjukkan hasil Hb 10.5 g/dl, lekosit 7000/uL, trombosit
217.000 u/L, GDS 186 mg/dl, Creatinin 1.6 mg/dL, Natrium 105 mEq, Kalium 3.4 mEq,
Clorida 89 mEq.
TUGAS:
Jawablah pertanyaan berikut
1. Apakah masalah atau diagnosis/diagnosis banding kasus diatas?
2. Apa tatalaksana yang anda rencanakan pada pasien ini?
3. Apakah indikasi pemberian cairan koreksi pada pasien ini?
4. Bagaimana tata cara pemberian cairan koreksi yang dibutuhkan?
5. Apakah komplikasi yang bisa terjadi jika tatalaksana tidak tepat?
6. Bila berat badan Ny.X adalah 50 kg, hitunglah kebutuhan cairan koreksi yang tepat
beserta durasi pemberian koreksi pada pasien
Tugas ditulis tangan di kertas HVS/Folio bergaris kemudian discan dan diupload ke dalam
assignment ini!
PENILAIAN
1. Diagnosis dan diagnosis banding
Peserta menyebutkan masalah atau diagnosis/ diagnosis banding kasus secara benar dan
lengkap: - Penurunan Kesadaran - Hipertensi St 2 - Hiponatremia Berat
2. Tatalaksana yang direncanakan pada pasien
Peserta menyebutkan tatalaksana yang direncanakan pada pasien ini secara benar dan
lengkap Resusitasi dan Koreksi gangguan elektrolit
3. Tata cara pemberian cairan koreksi
Peserta menyebutkan tata cara pemberian cairan koreksi yang dibutuhkan secara benar dan
lengkap - Diberikan cairan infus Normal Saline 3% dengan tetesan pelan dan target terapi
untuk meningkatkan kadar natrium adalah 10% atau sekitar 10 mEq/L - Jangan berikan
koreksi natrium > 1-1.5 mEq/L/jam - Jangan meningkatkan kadar natrium > 8-12 mEq/hari
4. Komplikasi
Peserta menyebutkan komplikasi yang bisa terjadi jika tatalaksana tidak tepat secara benar
dan lengkap - Efek samping Nacl 3% jika diberikan terlalu cepat terjadi myelisis pontin
5. Perhitungan kebutuhan cairan koreksi
Peserta menyebutkan perhitungan kebutuhan cairan koreksi secara benar dan lengkap Bila
berat badan Ny.X adalah 50 kg, hitunglah kebutuhan cairan koreksi yang tepat beserta
durasi pemberian koreksi pada pasien Hitung Defisit Natrium = 0,6 x BB (kg) X (140 – Na
serum)🡪 Pria = 0,5 x BB (kg) X (140 – Na serum)🡪 Wanita Pasien Ny, X, BB 50 kg, Na=105
meq = 0,5 x 50 (kg) X (140 – 105) = 875 Meq Durasi koreksi = 2 x (140 – 105) [jam] = 2x 35
= 70 jam

PHCDM
SKENARIO KLINIK:
BNPB menyatakan bahwa gempa berkekuatan 7,4 Mw diikuti dengan tsunami yang melanda
pantai barat Pulau Sulawesi, Indonesia, bagian utara pada tanggal 10 April 2021, pukul 18.02
WITA. Pusat gempa berada di 26 km utara Donggala dan 80 km barat laut kota Palu dengan
kedalaman 10 km. Guncangan gempa bumi dirasakan di Kabupaten Donggala, Kota Palu,
Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Sigi, Kabupaten Poso, Kabupaten Tolitoli, Kabupaten
Mamuju bahkan hingga Kota Samarinda, Kota Balikpapan, dan Kota Makassar. Gempa memicu
tsunami hingga ketinggian 5 meter di Kota Palu. Kejadian Gempa Bumi tersebut telah
ditetapkan menjadi bencana nasional. Tercatat sejulah 4.436 korban luka berat, 83.123 korban
luka ringan, 1.373 korban hilang, dan 173.552 jiwa mengungsi.
Pada tanggal 8 Mei 2021, EMT Type 2 UB berangkat dari Malang untuk menuju Palu
menggantikan EMT Type 2 dari Unhas. Tanggal 9 Mei 2021, EMT UB ikut membantu melakukan
assessment ulang di Kelurahan Petobo, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dan juga
ditugaskan oleh Dinkes Palu di RS Anutapura yang memiliki kapasitas Tempat Tidur 50 Bed.
Petugas Farmasi menginformasikan ke EMT UB bahwa vaksin Rabies menipis karena kejadiian
pasieen digigit Anjing sedang tinggi di lokasi penyintas. Dinkes meminta EMT Type 2 UB untuk
melaporkan kegiatannya setiap hari pada pukul 17.00 WITA
Berdasarkan analisis peta kawasan terdampak bencana, disebutkan kelurahan Petobo Kota
Palu adalah daerah yang terdampak cukup parah. Saat mengisikan Rapid Assestment, EMT UB
menemui adanya penjarahan terhadap beberapa toko sembako di sekitar lokasi penyintas.
Beberapa ibu tampak memberikan susu formula kepada bayinya dengan alasan merasa risih jika
harus memberikan ASI ke bayinya karena badannya berkeringat. Ibu ibu tersebut
memberitahukan bahwa warga terpaksa mandi 2 hari sekali karena debit air yang kecil hanya
cukup untuk memasak makanan. Ketua pengungsian setempat juga menginformasikan adanya
upaya pelecehan terhadap gadis remaja di lokasi kamar mandi darurat.

Dijumpai beberapa warga yang bertahan di Petobo dan tinggal di hunian darurat di sekitar
rumahnya. Adapun 5 warga yang ditemui TIM EMT UB adalah adalah sebagai berikut :Wanita,
18 tahun. Pasien pergi ke pos kesehatan dari lokasi pengungsian karena terluka di bagian
kepala dan tangan akibat percobaan perkosaan. Sadar, nafas spontan. Luka robek di dahi, luka
memar di kedua tangan. Menangis histeris. Triage hijau. Diagnosa : vulnus laceratum di
dahiLaki-laki, 35 tahun. Pasien dibawa ke pos kesehatan oleh 2 orang pengungsi dengan
keluhan luka di lengan kanan dan dada kanan karena terkena pisau saat berkelahi. Sadar,
nafas cepat dan dangkal. Triage merah. Diagnosa : Vulnus Laceratum, Open
PneumothoraxLaki-laki umur 25 tahun, datang ke pos kesehatan dengan digotong oleh 2 orang
temannya. Pasien terjatuh saat berlari, setelah dikejar anjing, luka robek pada tangan sebelah
kiri akibat gigitan anjing, pasien sadar, cemas, meringis karena menahan sakit. Terdapat luka
bekas gigitan anjing pada tangan kiri. Diagnosa : Vulnus Laceratum ec Gigitan AnjingWanita, 22
tahun. Pasien dibawa ke pos kesehatan oleh suaminya karena muntah-muntah terus sejak 1
minggu lalu. Nafas spontan, sadar, hamil 8 minggu. Muntah-muntah. Lemas, kulit badan dingin,
kedua kaki bengkak, nadi cepat. Triase merah. Diagnosa : Hiperemesis gravidarumLaki-Laki,
66 tahun. Pasien dibawa ke pos kesehatan dari lokasi pengungsian oleh anak laki-lakinya
karena kesadaran menurun. Memiliki riwayat DM sejak 3 tahun lalu. Kesadaran menurun, ujung
jari teraba dingin, Nafas cepat dan dalam. Triage merah. Diagnosa DM, Hipoglikemik Shock

TUGAS:Sebagai petugas yang bertindak sebagai Data Manager EMT, kirimkan File Excel
Minimum Data SET EMT.xls dengan cara upload melalui Google ClassSebagai petugas yang
bertindak sebagai Data Manager EMT, kirimkan Hasil Data Manager dalam format csv file
dengan cara upload melalui Google Class
PENILAIAN
1. Kemampuan Prosedural Input Minimun Data Set bagian Team Information
Kemampuan Prosedural Input Minimun Data Set bagian Team Information 1. Who :
Menyebutkan nama MDS Manager dan Organization name / Team Name 2. Who :
Menyebutkan Type EMT 🡪 centang pada Type 2 3. When : estimated dated : 8/05/2021 dan
Date activity 09/05/2021 pukul 17.00 4. Where : Menyebutkan location : Sulawesi Tengah,
Palu. Village Petobo 5. Where : Menyebutkan location : Facility name : RS Anutapura ; Total
bed capacity : 50 ; Geo-tag : Dikosongi
Mahasiswa mengisikan seluruh tindakan dengan urut dan atau sistematis
2. Kemampuan Prosedural Input Minimun Data Set bagian Needs and Risk
Kemampuan Prosedural Input Minimun Data Set bagian Needs and Risk Mahasiswa
mengisikan 53. Protection issues 🡪 Adanya upaya pelecehan dan perkosaan dan Adanya
penjarahan terhadap beberapa toko sembako di sekitar lokasi penyintas Mahasiswa
mengisikan 60. Food Insecurity 🡪 warga kekurangan bahan pangan Mahasiswa mengisikan
56. WASH 🡪 warga terpaksa mandi 2 hari sekali karena kekurangan air bersih Mahasiswa
mengisikan 62. Supply 🡪 persediaan vaksin Rabies menipis
Mahasiswa mengisikan seluruh tindakan dengan urut dan sistematis.
3. Penegakan diagnosis-diagnosis banding
Penegakan diagnosis-diagnosis banding (kriteria diagnosis, diagnosis banding, prosedur
sesuai dengan tabel WHO EMT Minimun Data Set dengan butir 1-50 (pada lampiran)
Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 1 dengan coding 18 / 2 / 26 / 32 /
37 / 45 / 48 / 49 Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 2 dengan coding
35 / 1 / 5 / 7 / 30 / 40 / 46 / 50 Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 3
dengan coding 25 / 1 / 8 / 32 / 37 / 45 Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS
pasien 4 dengan coding 22 / 3 / 24 / 27 / 40 / 46 Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT
MDS pasien 5 dengan coding 66 / 1 / pilih salah satu 19-22 / 24 / 40 / 46
Mahasiswa mengisikan seluruh tindakan dengan urut dan sistematis.
4. Perilaku profesional
Mahasiswa mengirimkan File Excel Minimum Data SET EMT.xls Mahasiswa mengirimkan
File Hasil Data Manager dalam format csv
Mahasiswa mengirimkan seluruh File

PD18

HEMATO
SKENARIO KLINIK:
Pasien laki-laki/perempuan usia 20 tahun, datang ke Poliklinik dengan keluhan timbul
benjolan di leher sebelah kanan.
TUGAS UNTUK MAHASISWA
Buatlah video berisi:
1. Anamnesis dengan pasien (yang diperankan oleh pasien standar) seperti tersebut di
atas dalam waktu 3 menit (video dibuat berpasangan sesuai urutan absen ganjil
dengan absen genap di bawahnya, mahasiswa bergantian menjadi dokter dan
pasien sesuai instruksi pasien standar, video dibuat maksimal 3 menit dan tidak
diperkenankan untuk diedit)
2. Prosedur pemeriksaan fisik benjolan pada manekin/boneka/bantal seperti tersebut di
atas dalam waktu 3 menit (tugas yang dikumpulkan nantinya adalah 2 video, 1 video
anamnesis dalam waktu 3 menit, 1 video pemeriksaan fisik dalam waktu 3 menit)
INSTRUKSI UNTUK PASIEN STANDAR
1. PS berperan sebagai pasien tersebut di atas
2. PS menjalankan peran pasien dan menjawab pertanyaan dokter/mahasiswa sebagai
berikut:
a. Menjawab sapaan dari dokter: selamat pagi/siang/sore
b. Identitas PS: Yudha, umur 20 tahun, karyawan swasta, belum menikah,
alamat: Jl. Mawar 9 Malang
c. Keluhan utama: benjolan di leher kanan
d. Riwayat penyakit sekarang: benjolan di leher kanan timbul sejak 4 hari yang
lalu, ukuran diameter 1,5 cm, batasnya tegas, permukaan rata dan teraba
kenyal, kadang-kadang terasa nyeri dan nyeri hilang bila minum obat
Paracetamol.
e. Riwayat penyakit dahulu: tidak ada riwayat sakit berat atau opname di RS,
hanya kadang-kadang batuk pilek
f. Riwayat minum obat-obatan: hanya minum Paracetamol bila nyeri
g. Kehidupan pribadi: tinggal di rumah kos, tidak merokok, jarang rekreasi
h. Keluhan/penyakit penyerta lainnya: titdak ada
i. Riwayat penyakit dalam keluarga: tidak ada riwayat penyakit berat seperti
kencing manis, TBC, tekanan darah tinggi dll.
j. Pasien adalah anak kedua dari 3 bersaudara
3. PS hanya menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh dokter/mahasiswa
4. PS menjawab TIDAK/TIDAK TAHU apabila ada pertanyaan selain pertanyaan
tersebut di atas
PENILAIAN
1. Kemampuan anamnesis (NILAI 3)
Melakukan 12 dari 15 LANGKAH anamnesis secara LENGKAP dan URUT.
Peserta melakukan 15 langkah anamnesis:
1. Menyapa pasien & mempersilahkannya duduk dengan pengaturan yang nyaman
2. Memperkenalkan diri kepada pasien
3. Menanyakan identitas pasien: nama, usia, tempat tinggal, pekerjaan, status keluarga
4. Menjelaskan tujuan wawancara
5. Menanyakan keluhan utama pasien
6. Menggali keluhan riwayat penyakit saat ini (history of present illness)
7. Mengidentifikasi keluhan secara lengkap, dengan menanyakan tentang:
a. Onset (saat kejadian)
b. Location (tempat kejadian)
c. Duration (lama berlangsung)
d. Character (sifat)
e. Agravating/Alleviating factors
f. Radiation
g. Timing
8. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan masa lalu:
a. Permasalahan medis kronis
b. Pernah mondok di RS
c. Riwayat pembedahan
d. Riwayat trauma
e. Penyakit sewaktu masa kecil
f. Pemeriksaan kesehatan rutin
g. Riwayat tumor, kanker, radiasi atau kemoterapi
9. Mengidentifikasi pemakaian obat-obatan, jamu-jamu, asupan makanan:
a. Nama obat
b. Tujuan
c. Dosis
d. Rute pemberian
10. Mengidentifikasi kehidupan pribadi dan social pasien:
a. Status pernikahan
b. Pekerjaan
c. Akomodasi
d. Binatang peliharaan
e. Kebiasaan merokok, jumlah batang per hari, lama kebiasaan
f. Apakah keluhan tersebut berpengaruh terhadap kehidupannya ?
11. Menanyakan beberapa keluhan sistemik yang mungkin dirasakan pasien:
a. Sistem saraf pusat: pusing, berkunang-kunang, flushing, vertigo, tinitus
b. Sistem muskuloskeletal: mudah letih, lemah, lesu, nyeri atau kaku sendi
c. Sistem kardiopulmoner: nafas pendek, berdebar-debar (palpitasi),
pembengkakan tungkai, batuk kronis, batuk darah
d. Sistem pencernaan: nafsu makan, mual, muntah, nyeri perut, pernah
kecacingan, hemorrhoid, berak hitam seperti petis
e. Sistem genitourinaria: sulit miksi, hematuria, lama dan banyaknya
menstruasi, priapismus
f. Sistem limfatik: pembesaran kelenjar, tumor
12. Menggali penyakit yang diderita oleh keluarga pasien (kalau perlu membuat
genogram)
13. Merangkum hasil wawancara
14. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan apa yang belum jelas
15. Menutup pertemuan
2. Kemampuan pemeriksaan fisik (NILAI 3)
Melakukan 11- 16 dari 20 langkah pemeriksaan fisis.
Peserta melakukan 20 langkah pemeriksaan fisik benjolan:
PERSIAPAN
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan kepada pasien tujuan dan prosedur
pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Menjelaskan kepada pasien untuk mengikuti perintah yang akan diberikan
3. Mencuci tangan sebelum pemeriksaan & menempatkan diri di sebelah kanan pasien
PEMERIKSAAN BENJOLAN / TUMOR Menentukan lokasi tumor sesuai regio anatomis
4. Menentukan Lokasi Tumor Kepala Sesuai Regio anatomi
5. Menentukan Lokasi Tumor Leher Sesuai Trigonum Coli Inspeksi
6. Melihat warna kulit pada benjolan (normal, kemerahan, kebiruan, pucat)
7. Melihat keadaan kulit diatas benjolan (luka, krusta, venektasi, punctat)
8. Melihat sekitar tumor adakah benjolan lain sekitar tumor Auskultasi
9. Mendengarkan dengan stetoskop apakah didapatkan bruit pada tumor Palpasi
10. Meraba dan menentukan jumlah dan ukuran tumor
11. Meraba apakah tumor berbatas tegas atau tidak
12. Meraba apakah tumor lebih panas dari jaringan sekitarnya
13. Meraba konsistensi tumor : keras, kenyal, lunak, padat, kistik
14. Meraba apakah tumor mobil atau melekat pada kulit atau melekat dasar
15. Menekan tumor apakah compressible Pemeriksaan tambahan untuk tumor di daerah
leher
16. Meraba apakah tumor bergerak saat menjulurkan lidah
17. Meraba apakah tumor bergerak saat menelan Pemeriksaan tambahan mencari
benjolan kelenjar getah bening
18. Mencari benjolan didaerah ketiak dan dideskripsikan
19. Mencari benjolan didaerah supra / infra clavicula dan mamaria interna
20. Mencari benjolan lain di leher
3. Perilaku profesional (NILAI 3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan poin tersebut secara lengkap
Peserta ujian meminta izin secara lisan dan melakukan poin berikut:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien

HEMATO 2
SKENARIO KLINIK:
Seorang wanita 27 tahun, datang ke puskesmas tempat saudara bekerja dengan keluhan
badan mudah lelah dan dikatakan terlihat pucat akhir – akhir ini
TUGAS : Buatlah video dengan durasi maksimal 6 menit berisi
1. Demonstrasi langkah – langkah pembuatan hapusan darah tepi
2. Deskripsikan hasil pemeriksaan darah tepi yang dihasilkan Gambar 1 (Pembesaran,
Eritrosit)
3. Sebutkan differensial diagnosis kelaina eritrosit dari hasil pemeriksaan hapusan
darah tepi
PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik data untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis,
dan melaporkan
Peserta ujian melakukan tes/prosedur yang lengkap
Peserta ujian melakukan tes/prosedur sesuai masalah klinik pasien, dari daftar berikut
1. Tempatkan slide/objek glass di sebuah permukaan yang datar, meneteskan
sebanyak 2-3 mm.
2. Pegang slide kedua (spreader geser) di tangan kanan dengan ibu jari dan jari
telunjuk, tempatkan slide spreader di depan tetesan darah, dan tarik slide kembali
sampai menyentuh tetesan, biarkan darah bergerak mengikuti prinsip kapiler.
3. Dorong slide penyebar, geser ke depan di sekitar sudut ° 30-40, menggunakan
gerakan yang cepat.
4. Biarkan film darah ke udara kering sepenuhnya sebelum pewarnaan. (Jangan ditiup)
5. Fixasi sediaan dengan metanol absolut diamkan 5-10 menit, kmudian buang sisa
metanol
6. Tetesi dengan campuran giemsa dan buffer 1:5 selama 15 – 20 menit
7. Bilas sediaan dengan air mengalir kemudian keringkan
8. Melaporkan hasil evaluasi Pada pembesaran objektif 10x yaitu interpretasi kualitas
hapusan darah
9. Melaporkan hasil evaluasi Pada pembesaran objektif 40x yaitu interpretasi kesan
leukosit dan trombosit
10. Melaporkan hasil evaluasi pada pembesaran objektif 100x yaitu Interpretasi sel
darah merah
2. Deskripsi pembesaran mikroskop dan eritrosit
Peserta ujian dapat menetapkan deskripsi pembesaran mikroskop dan gambaran eritrosit
dari gambar
Pembesaran 100x DAN Eritosit Hipokrom Mikrositer
3. Diagnosis dan Diagnosis banding
Peserta ujian menyebutkan diagnosis dan diagnosis banding
Peserta ujian dapat menyebutkan Diagnosis Anemia Defisiensi Besi dan secara lengkap dari
differensial diagnosis
1. Thalasemia
2. Anemia sideroblastik
Anemia penyakit Kronis
KIE DM
SKENARIO KLINIK:
Seorang laki-laki, 46 tahun melakukan kunjungan rutin ke Puskesmas. Pasien didiagnosis
DM tipe 2 sejak 3 bulan yang lalu. Saat ini tidak ada keluhan yang berarti tetapi hasil
pemeriksaan menunjukkan HbA1c 7,8%, GD puasa 136 mg/dL, dan GD 2 jam setelah
makan 198 mg/dL. Pasien sudah mendapatkan terapi oral anti diabetes, namun belum
mendapatkan informasi yang jelas tentang pola gaya hidup yang dianjurkan.
TUGAS : Buatlah video dengan durasi maksimal 6 menit yang berisi
1. Pembuatan video history taking dengan berpedoman dari ceklist
2. Edukasi tentang perilaku hidup sehat untuk pasien diabetes yang merupakan
tatalaksana non-farmakologis untuk pasien diabetes melllitus tipe 2.
3. Edukasi mengenai konsumsi obat-obatannya
4. Edukasi mengenai pemantauan kadar gula darahnya
(video dibuat berpasangan sesuai urutan absen ganjil dengan absen genap di bawahnya,
mahasiswa bergantian menjadi dokter dan pasien sesuai instruksi pasien standar, video
dibuat maksimal 6 menit dan tidak diperkenankan untuk diedit)
INSTRUKSI PASIEN STANDAR

Nama Sesuai pasien standar


Usia 46 tahun
Jenis kelamin Sesuai pasien standar
Pekerjaan Petugas administrasi kantor pemeri
Status pernikahan Menikah
Pendidikan terakhir Sarjana Ekonomi
Riwayat Penyakit Sekarang Diabetes melitus sejak 3 bulan yan
metformin 500 mg dua kali sehari
obat lupa diminum.
Pasien tampak obesitas.
Riwayat penyakit keluarga Ibu pasien menderita Diabetes meli
Riwayat pribadi (relevan) Jarang berolahraga, kadang-kada
seminggu sekali. Sesekali merokok
Aktifitas pekerjaan di kantor banyak
Pertanyaan wajib oleh PS Menunjukkan hasil pemeriksaan
“Bagaimana hasil pemeriksaan dara
“Bagaimana pola hidup sehat yang
seperti saya Dok ?”
“Apakah harus olahraga ?”
“Makanan apa yang boleh saya ma
Peran yang wajib ditunjukkan Menerima informasi yang disampaik
PENILAIAN
1. Tatalaksana nonfarmakoterapi
Peserta ujian melakukan tindakan yang sesuai dengan lengkap
1. Mengikuti pola makan sehat
a. Tepat jenis : karbohidrat (hindari konsumsi makanan dengan kandungan
karbohidrat sederhana yang berlebihan seperti gula pasir, gula jawa dan
madu). Anjuran untuk konsumsi karbohidrat kompleks dan tinggi serat (nasi
merah, roti gandum).
b. Tepat jumlah : tidak perlu takut makan yang penting jumlah sesuai dengan
rekomendasi.
c. Tepat jadwal : sebaiknya konsumsi makanan tepat waktu (ketepatan makan
diperlukan agar sesuai dengan obat yang dikonsumsi).
2. Aktifitas dan latihan jasmani
a. Kurangi aktifitas yang bersifat sedentary (menonton TV, duduk di depan
komputer). Perbanyak aktifitas fisik (jalan, naik turun tangga, berkebun,
mencuci mobil, dll)
b. Latihan jasmani yang dilakukan secara teratur, target sebanyak 3-5 kali
perminggu (30-45 menit setiap kalinya) dengan total 150 menit dalam
seminggu.
c. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran tubuh juga dapat
menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitifitas insulin.
3. Menggunakan obat diabetes secara aman dan teratur
a. Obat harus diminum sesuai anjuran dokter agar glukosa darah terkontrol
4. Melakukan pemantauan glukosa darah
a. Cek HbA1c minimal setiap 8-12 minggu (kadar HbA1c pasien masih belum
mencapai target yakni <7%)
b. Cek GD puasa dan 2 jam setelah makan sesuai indikasi (target GDP 80-130
mg/dL, GD 2jam PP 80-180 mf/dL)
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
komunikasi efektif berikut:
1. mampu membina hubungan baik dengan pasien secara verbal non verbal (ramah,
terbuka, kontak mata, salam, empati dan hubungan komunikasi dua arah, respon)
2. mampu memberikan kesempatan pasien untuk bercerita dan mengarahkan cerita
3. mampu untuk melibatkan pasien dalam proses transfer informasi
4. mampu memberikan penyuluhan yang isinya sesuai dengan masalah pasien
3. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan poin tersebut secara lengkap
Peserta ujian meminta izin secara lisan dan melakukan poin berikut:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien

FARMAKO ENDOKRIN
SKENARIO KLINIK:
Ibu Ani, usia 50 tahun (alamat: Jl. Apel No. 1 Malang), datang ke tempat praktek dokter
dengan keluhan utama sering merasa lelah sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengeluh
sering kencing, sering merasa haus, banyak makan, tetapi berat badan menurun. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan BMI: 28 kg/m2, tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 80
x/menit, frekuensi napas 20 x/menit. Pemeriksaan lain dalam batas normal. Dari
pemeriksaan laboratorium didapatkan glukosa darah puasa 210 mg/dl dan glukosa darah 2
jam postprandial 325 mg/dL.
TUGAS: Buatlah video dengan durasi maksimal 6 menit berisi :
1. Tuliskan resep lengkap untuk 7 hari pengobatan.
2. Komunikasikan obat (resep) yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan
perhatian, serta monitoring dan evaluasi.
PENILAIAN
1. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien
Peserta ujian melakukan 3 prinsip komunikasi obat.
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan
kontrol.
3. Perilaku profesional
Peserta ujian meminta izin secara lisan dan melakukan poin berikut:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

KONSELING HIV
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien berumur 35 tahun datang ke klinik saudara dengan keluhan keringat malam,
sumer-sumer sejak 1 bulan, berat badan menurun 10 kg sejak 2 bulan yang lalu. Pasien
juga mengeluh sulit menelan karena terdapat bercak putih-putih di rongga mulut dan
tenggorokan. Pasien merupakan mantan pengguna narkoba dan diketahui sebagai seorang
homoseksual.
TUGAS : Buatlah video dengan durasi maksimal 6 menit berisi :
1. Prosedur konseling pra test HIV terhadap pasien ini
2. Interpretasi hasil pemeriksaan determinan pasien (terlampir)
3. Prosedur konseling paska test HIV terhadap pasien ini
(video dibuat berpasangan sesuai urutan absen ganjil dengan absen genap di bawahnya,
mahasiswa bergantian menjadi dokter dan pasien sesuai narasi pasien dalam soal, video
dibuat maksimal 6 menit dan tidak diperkenankan untuk diedit)
Hasil Laboratorium Patologi Klinik :
No. Registrasi : 20200515
Nama Pasien : X
Jenis Kelamin : Laki-laki/Perempuan
Usia : 35 tahun
Alamat : Jl. Kenanga 15 Malang
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Normal
Imunoserologi
Anti HIV
Reactive Non Reactive
● Rapid Test 1
Reactive Non Reactive
● Rapid Test 2 Reactive Non Reactive

● Rapid Test 3

Autorisasi Hasil,

PENILAIAN
1. Komunikasi dan edukasi pasien
Peserta ujian mampu melakukan komunikasi dengan baik :
1. menyapa pasien, menyebut nama, senyum
2. memperkenalkan diri
3. menanyakan identitas pasien
4. menjelaskan tujuan konseling
5. menyampaikan prinsip dasar konseling HIV
Peserta ujian dapat melakukan konseling pra test HIV :
1. Alasan kunjungan, informasi dasar HIV dan klarifikasi tentang fakta dan mitos
tentang HIV.
2. membantu pasien memahami faktor risiko.
3. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan HIV
4. Meminta informed consent sebelum dilakukan tes HIV
5. Menjelaskan pentingnya menyingkap status untuk kepentingan pencegahan,
pengobatan dan perawatan.
Peserta ujian dapat melakukan interpretasi hasil pemeriksaan determinan HIV
Peserta ujian dapat melakukan konseling paska test HIV secara urut
1. Membacakan hasil tes
2. Menjelaskan makna hasil tes
3. Memberikan informasi selanjutnya
4. Mendiskusikan strategi untuk menurunkan penularan HIV dan rencanakan
pengobatan
5. Merujuk pasien ke fasilitas layanan kesehatan dan layanan lainnya
2. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap
Peserta ujian meminta izin secara lisan dan melakukan poin berikut:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

KTI – Interpretasi data dan Analisis hapusan darah tepi


SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien, laki - laki berusia 30 tahun, datang ke Puskesmas. Sebelumnya pasien
mengeluhkan episode demam, menggigil, dan berkeringat sejak 6 hari yang lalu. Pasien
baru saja pulang dari perjalanan ke Pulau Komodo di NTT. Tidak terdapat riwayat kejang
atau keluhan yang lain. Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 90 x/menit, napas 20 x/menit, suhu axilla 38,5oC, dan berat badan pasien 50
kg. Dokter memperkirakan pasien menderita malaria dan telah melakukan pemeriksaan
hapusan darah tebal tipis untuk menegakkan diagnosis.
TUGAS :
1. Deskripsikan ciri – ciri morfologis parasit yang tampak pada hapusan darah!
2. Sebutkan stadium dan spesies parasit penyebab yang tampak pada hapusan darah!
3. Sebutkan diagnosis kerja pasien berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik,
dan pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan!
4. Sebutkan terapi farmakologi yang tepat beserta dosis dan lama pemberian yang
sesuai dengan berat badan pasien!
Isilah jawaban pada lembar jawaban yang tersedia di bawah, waktu pengerjaan soal ini
adalah 60 menit.
PENILAIAN
1. Deskripsi ciri – ciri morfologis
Peserta secara tepat menyebutkan deskripsi ciri-ciri morfologis parasit pada 3-4 dari 4 foto
hapusan darah
2. Stadium dan spesies
Peserta secara tepat menyebutkan stadium dan spesies parasit pada 3-4 dari 4 foto
hapusan darah
3. Diagnosis kerja
Peserta secara tepat dan lengkap menyebutkan diagnosis kerja pada 3-4 dari 4 foto
hapusan darah
4. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta secara tepat dan lengkap menyebutkan tatalaksana farmakoterapi pada 3-4 dari 4
foto hapusan darah

Patient Safety
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien perempuan umur 45 tahun dibawa ke IGD dengan penurunan kesadaran
yang terjadi secara bertahap sejak 1 hari yang lalu. Sebelumnya pasien diketahui tiba-tiba
merasa lemah seluruh badannya, dan saat datang di IGD pasien tidak bisa bernapas
spontan. Pemeriksaan fisik didapatkan GCS 224, TD 110/70, HR 110x/menit, pasien dibantu
dengan alat bantu napas dengan saturasi 100%. Hasil pemeriksaan Lab: GDA=110,
K=1,3mmol/L. (Normal GDA <200 mg/dL, K 3,5-5,5 mmol/L).
TUGAS : Buatlah Video dengan durasi maksimal 6 menit berisi
1. Berdasarkan data pemeriksaan di atas, apa diagnosis utama dan diagnosis banding
pasien tersebut ?
2. Lakukan prosedur koreksi hipokalemi pada pasien diatas.
Alat dan bahan yang dibutuhkan :
lihat lampiran kebutuhan alat dan bahan
PENILAIAN
1. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding berdasarkan skenario kasus.
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis utama, dengan disertai satu diagnosis banding
Diagnosis Utama : Hipokalemi Berat
Diagnosis Banding : Electrolyte Imbalance, Guillane Barre Syndrome, Tetanus
2. Melakukan tatalaksana farmakoterapi
Peserta ujian dapat melakukan semua prosedur tatalaksana farmakoterapi untuk koreksi
hipokalemi secara lengkap dan berurutan.
1. Peserta mengawali kegiatan dengan handrub/handwash, lalu memakai handscoon
2. Peserta melakukan pencampuran larutan KCl sebanyak 20 meq didalam spuit 10 cc,
untuk dimasukkan ke dalam NaCl 0,9% 500 cc.
3. Peserta melakukan pencampuran dengan membolak balik flacon NS minimal 3 kali
4. Cairan NaCl 0,9% yang telah tercampur dengan KCl 20 meq dihubungkan dengan
infus set dan abocath/venflon ukuran 18 yang dipasangkan di akses vena regio
mediana cubiti.
5. Peserta mengakhiri kegiatan dengan handwash yang baik dan benar
3. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak
membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

PHCDM
SKENARIO KLINIK:
BNPB menyatakan bahwa Erupsi Gunung Agung telah menjadi bencana nasional.
Berdasarkan analisis peta kawasan rawan bencana, terdapat 12 desa di dalam radius 6
kilometer dari puncak kawah. Dari 12 desa tersebut terdapat 7 desa yang ada penduduknya
dan 5 desa yang tidak ada penduduknya di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.
Salah satu desa (desa Sumbersari) yang harus dikosongkan ada beberapa warga yang
terlambat untuk mengungsi. adapun 4 warga yang ditemui adalah sebagai berikut :
1. Laki-laki, 18 tahun, Korban terkena awan panas dan terjatuh saat berlari, kepala
terbentur batu, Sadar, Nafas spontan, luka robek di kepala, luka bakar di tangan
kanan, patang tulang paha kanan. Nyeri di punggung (LBP).
a. Triase : kuning. Diagnosa : Luka Bakar Grade 1, 10%, Cedera kepala ringan,
vulnus laceratum, Fraktur Os Femur Dextra, Susp Fraktur Vertebrae
2. Laki-laki, 80 tahun, Dari lokasi pengungsian dibawa ke pos kesehatan dengan
riwayat penyakit gagal jantung sejak 6 bulan yang lalu. Semenjak tinggal di lokasi
pengungsian, gejala sesak nafas bertambah parah. Sesak nafas, kesadaran
menurun, kedua kaki dan tangan bengkak, dibawa ke pos kesehatan menggunakan
ambulans, dengan terpasang kanul oksigen di hidung.
a. Triage Merah. Diagnosa : Decompensantio Cordis
3. Laki-laki umur 25 tahun, datang ke pos kesehatan dengan digotong oleh 2 orang
temannya. Pasien terjatuh saat berlari, setelah dikejar anjing, luka robek pada
tangan sebelah kiri akibat gigitan anjing, pasien sadar, cemas, meringis karena
menahan sakit. Terdapat luka bekas gigitan anjing pada tangan kiri.
a. Diagnosa : Vulnus Laceratum ec Gigitan Anjing
4. Wanita, 22 tahun. Pasien dibawa ke pos kesehatan oleh suaminya karena muntah-
muntah terus sejak 1 minggu lalu. Nafas spontan, sadar, hamil 8 minggu. Muntah-
muntah. Lemas, kulit badan dingin, kedua kaki bengkak, nadi cepat.
a. Triase Kuning. Diagnosa : Hiperemesis gravidarum
Pada tanggal 31 Mei 2020, EMT Type 1 Mobile FKUB berangkat dari Malang untuk
menuju Pulau Bali. Pada tanggal 2 Juni 2020, EMT FKUB telah tiba di desa sumbersari,
kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, dan ditugaskan oleh Dinkes Karangasem di Klinik
Desa Sumbersari. Dinkes meminta EMT FKUB untuk melaporkan kegiatannya setiap hari
pada pukul 17.00 WITA
Saat mengisikan Rapid Assestment, EMT FKUB menemui adanya penjarahan
terhadap beberapa toko makanan di sekitar lokasi dan adanya penghadangan terhadap
mobil box yang membawa beras. Debu erupsi Gunung Agung masih sangat tebal di atap
rumah rumah penduduk. Sarana dan prasarana rawat luka yang dibawa tim, hanya terbatas
untuk 10 pasien hingga 7 hari kedepan.
TUGAS: Melalui file Minimum Data Set EMT, buatlah laporan sesuai dengan
skenario kasus yang diberikan
1. Sebagai petugas yang bertindak sebagai Data Manager EMT, kirimkan File Excel
Minimum Data SET EMT.xls dengan cara upload melalui Google Class
2. Sebagai petugas yang bertindak sebagai Data Manager EMT, kirimkan Hasil Data
Manager dalam format csv file dengan cara upload melalui Google Class
Gunakan Lampiran Kriteria WHO EMT MDS untuk membantu kriteria input data
PENILAIAN
1. Kemampuan Prosedural Input Minimun Data Set bagian Team Information
Mahasiswa mengisikan seluruh tindakan dengan urut dan atau sistematis.
1. Who : Menyebutkan nama MDS Manager dan Organization name / Team Name
2. Who : Menyebutkan Type EMT centang pada Type 1 mobile
3. When : estimated dated : 31/05/2020 dan Date activity 02/06/2020 pukul 17.00
4. Where : Menyebutkan location : Bali, Karangasem. Village sumbersari
5. Where : Menyebutkan location : Facility name : Klinik Desa Sumbersari
2. Kemampuan Prosedural Input Minimun Data Set bagian Needs and Risk
Mahasiswa mengisikan seluruh tindakan dengan urut dan sistematis.
1. Mahasiswa mengisikan 53. Protection issues -> penjarahan logistic terhadap toko….
2. Mahasiswa mengisikan 60. Food Insecurity -> warga kekurangan bahan pangan
3. Mahasiswa mengisikan 59. Shelter / Non food items -> debu vulkanik masih tebal….
4. Mahasiswa mengisikan 62. Supply -> alkes rawat luka terbatas
3. Penegakan diagnosis-diagnosis banding
Mahasiswa mengisikan seluruh tindakan dengan urut dan sistematis.
Penegakan diagnosis-diagnosis banding (kriteria diagnosis, diagnosis banding, prosedur
sesuai dengan tabel WHO EMT Minimun Data Set dengan butir 1-50 (pada lampiran)
1. Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 1 dengan coding 18 / 1 / 4 / 5
/ 6 / 39 / 44
2. Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 2 dengan coding 80 / 1 / 24 /
pilih salah satu 19-22 / 39 / 46 / 48
3. Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 3 dengan coding 25 / 1 / 8 /
32 / 37 / 46
4. Mahasiswa mengisikan coding WHO EMT MDS pasien 4 dengan coding 22 / 3 / 24 /
39 / 46
4. Perilaku profesional
Mahasiswa mengirimkan seluruh File
Perilaku profesional
1. Mahasiswa mengirimkan File Excel Minimum Data SET EMT.xls
2. Mahasiswa mengirimkan File Hasil Data Manager dalam format csv

PD17

PEMERIKSAAN LEHER
- pemeriksaan penunjang? Fnab, DL, usg, xray

TORNIQUET
- diagnosis kerja, diagnosis banding

KONSELING HIV
- datang dg keluhan hiv (mukosa mulut putih putih). dirujuk ke poli konseling

EDUKASI DM
- px DM sudah minum obat oad tapi belom diberikan edukasi.

RESEP DM + KIE
- BMI 28. kolestrol normal, dm. diberi obat apa: Aku metformin 500mg tab 3dd 1 tab selama
7 hari

MALARIA VIVAX
- buat hapusan darah
- diagnosis banding
- diagnosis
- obat

ANAMNESIS IDA + RESEP


lab: eritrosit mikrositik dan hipokrom

OWATI
- diagnosis
- diagnosis banding
- pemberian owati
SEMESTER 3
PD20

RADIOLOGI

PENILAIAN
1. Deskripsi (4)
Peserta ujian melakukan interpretasi pemeriksaan penunjang secara lengkap : 1. Jenis
Foto : wrist / pergelangan tangan sinistra ; posisi AP dan lateral 2. Deskripsi : • tampak
diskontinuitas transverse komplit pada 1/3 distal / metafisis os radius dg angulasi dorsal
(/posterior) • tidak tampak keterlibatan permukaan sendi • trabekulasi tulang normal • Celah
sendi normal • soft tissue swelling (+)
2. Diagnosis (3)
Peserta ujian dapat menyebutkan diagnosis: fraktur transversa 1/3 distal radius sinistra, dg
angulasi dorsal (Colles fracture).
3. Perilaku Profesional (3)
Peserta mampu menyampaikan deskripsi dan diagnosis dengan berurutan dan lengkap.
4. Global Performance (3)
Superior

DERMATOVENEROLOGI
Skenario Klinik:
Seorang anak laki-laki usia 8 tahun datang diantar oleh ibunya ke poliklinik kulit dan kelamin
dengan keluhan muncul plenting-plenting seluruh tubuh sejak 1 hari. Menurut ibunya, sejak
2 hari sebelum datang ke poliklinik, anak demam tapi tidak tinggi, nafsu makan berkurang.
Oleh Ibu sudah diberi obat parasetamol sirup, namun belum dioles apapun pada plenting-
plentingnya.

Tugas:
1. Buatlah video sesuai tugas yang akan diberikan.
2. Deskripsikan gambaran ruam kulit pada foto pasien!
3. Tentukan (sampaikan pada penguji) dan sampaikan pada penguji interpretasi hasil
pemeriksaan penunjang tersebut!
4. Rumuskan diagnosis kerja dan 1 (satu) diagnosis banding kasus ini!
5. Tuliskan resep untuk terapi sistemik yang disarankan bagi pasien ini.
6. Unggah video dan resep dalam format pdf (pastikan orientasi potrait).
PENILAIAN
1. Pemeriksaan Fisik (3)
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik general dan pemeriksaan sesuai masalah klinik
pasien meliputi 4 poin dari : 1. Menentukan lokasi seluruh tubuh 2. Distribusi : universal /
general 3. Ruam kulit: makula, vesikel, bula, krusta 4. dasar kulit eritem disekitar vesikel /
bula.
2. Prosedur Klinis dan Interpretasi Data Pemeriksaan Penunjang (3)
Peserta ujian mengusulkan tes/prosedur pemeriksaan pewarnaan Giemsa atau Tzank Test
dan intepretasi hasil (multinucleated giant cell) DENGAN sempurna.
3. Menentukan Diagnosis dan DD (3)
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis VARICELLA secara lengkap DENGAN salah
satu diagnosis banding dari : 1. Herpes Zoster disseminata 2. Dermatitis Kontak Iritan 3.
Eritema multiforme
4. Tatalaksana Farmakoterapi (3)
Peserta ujian dapat menuliskan resep terapi sistemik untuk Varicella secara lengkap 7 point
berikut: 1. menuliskan nama dokter, tanggal, bulan dan tahun penulisan resep 2. Menuliskan
jenis obat: asiklovir atau valasiklovir 3. Menuliskan jenis sediaan tablet 4. Menuliskan dosis
sediaan: Asiklovir 200mg atau 400mg, atau Valasiklovir 500mg 5. Menuliskan jumlah obat
sesuai dengan terapi herpes zoster Asiklovir minimal 50 tablet (sediaan 500mg), atau
minimal 100 tablet (untuk sediaan 200mg) Valasiklovir minimal 30 tablet 6. Menuliskan cara
penggunaan obat dengan benar Asiklovir : S5 dd tab 2 (sediaan 400mg) S 5dd tab 4
(sediaan 200mg) Valasiklovir S3ddtab 2 7. Menuliskan nama, umur dan alamat pasien
5. Berperilaku Profesional (3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4.
menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau
melakukan konsultasi bila diperlukan

PATIENT SAFETY
Skenario Klinik:
Anda disuruh menjadi asisten dari PPDS/residen untuk melakukan tindakan pemasangan
nasogastric tube (NGT) pada pasien di ruangan isolasi dengan riwayat infeksi paru karena
TB. Lakukan persiapan-persiapan apa yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan
tersebut yang berkaitan dengan proteksi terhadap diri anda sendiri dan keselamatan pasien!
Instruksi Peserta:
LAKUKAN secara lengkap urut-urutan praktek Standard Precaution yang direkomendasikan.
PENILAIAN
1. Perilaku Profesional (3)
Peserta ujian dapat melakukan semua prosedur perilaku profesional untuk pemakaian dan
pelepasan APD secara lengkap dan berurutan sebelum melakukan pemasangan
nasogastric tube (NGT) .
1. Peserta mengawali kegiatan dengan handwashing.
2. Peserta mengenakan apron/gaun pelindung lengan panjang ((cukup diucapkan dengan
lisan).
3. Peserta memakai masker N95 :
A. peserta memegang masker N95 bagian luar dengan salah satu cup terletak di salah satu
telapak tangan, sedangkan bagian yang menutupi hidung berada di bagian jari-jari tangan
anda. Biarkan tali pengikat masker mejuntai di bawah tangan anda.
B. Posisikan N95 dari arah bawah dagu anda dan sisi bagian hidung ada di bagian atas..
C. Tarik dan kalungkan tali pengikat masker bagian atas, posisikan tali agak tinggidi
belakang kepala anda diatas telinga.
D. Tarik dan kalungkan tali masker ke belakang kepala, posisikan di area leher dibawah
telinga.
E. Posisikan masker senyaman mungkin, tekan dan sesuaikan bagian hidung masker
dengan bagian pangkal hidung menggunakan dua jari dari masing-masing tangan secara
bersamaan untuk membentuk bagian hidung anda.
F. Lakukan pengecekan kebocoran masker.
4. Peserta mengenakan kacamata/googles/face shield.
5. Peserta mengenakan sarung tangan/handscoon. (Setelah selesai tindakan pemasangan
NGT)
6. Peserta melepas handscoon/sarung tangan.
7. Peserta gaun pelindung/apron (cukup diucapkan lisan).
8. Peserta melepas kacamata/googles/face shield.
9. Peserta melepas masker N95.
A. Jangan menyentuh bagian depan masker karena telah terkontaminasi
B. Lepaskan tali masker bagian bawah
C. Lepaskan tali masker bagian atas dan lepaskan masker tanpa menyentuh bagian depan
masker
D. Masukkan masker N95 ke dalam kantong infeksius dan buang ke dalam sampah medis
10. Peserta melakukan handwashing.

FARMAKOLOGI
SKENARIO KLINIK:
Anak perempuan, 9 th, 30kg (An. A; Jl. Mangga 2 Malang) datang ke puskesmas dengan
keluhan bercak-bercak di daerah sekitar rongga mulut sejak 2 hari yang lalu. Lesi awal
berupa papul eritematosa yang secara cepat lalu berkembang menjadi vesikel atau pustul
yang kemudian pecah membentuk krusta kuning madu (honey colour) dikelilingi eritema.
Pasien didiagnosa impetigo.
INSTRUKSI:
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut!
2. Unggah resep tersebut dalam bentuk.pdf
3. Buat video berisi tayangan resep yang telah dibuat dan komunikasi obat (resep) yang
diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta monitoring dan evaluasi.
4. Unggah video.
PENILAIAN
1. Tatalaksana Farmakoterapi (3)
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut: 1. Tepat indikasi 2.
Tepat dosis 3. Tepat sediaan 4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan
lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan Edukasi (3)
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut: 1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat. 2.
Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat. 3. Mampu menjelaskan hal-hal yang
harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan kontrol.
3. Perilaku Profesional (3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4.
menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau
melakukan konsultasi bila diperlukan

DERMATOVENEROLOGI
Skenario Klinik:
Laki-laki Tn. Budi, berusia 50 tahun, alamat Malang datang ke puskesmas saudara dengan
keluhan gatal di lipatan paha, terutama saat berkeringat atau beraktivitas.
Tugas:
1. Buatlah video sesuai tugas yang akan diberikan.
2. Deskripsikan gambaran ruam kulit pada foto pasien!
3. Tentukan (sampaikan pada penguji) dan lakukan pemeriksaan penunjang kasus pada foto
pasien serta sampaikan pada penguji interpretasi hasil pemeriksaan penunjang tersebut!
4. Rumuskan diagnosis kerja dan 1 (satu) diagnosis banding kasus ini!
5. Unggah video.
PENILAIAN
1. Pemeriksaan Fisik (3)
Peserta ujian melakukan pemeriksaan fisik general dan pemeriksaan sesuai masalah klinik
pasien meliputi 4 poin dari : 1. . Menentukan lokasi lesi 2. Makula / plakat eritem, batas
tegas 3. Tepi lesi aktif 4. Central healing
2. Prosedur Klinis dan Interpretasi Data Pemeriksaan Penunjang (3)
Peserta ujian mengusulkan tes/prosedur pemeriksaan KOH / Kalium Hidroksida dengan
melakukan prosedur pemeriksaan dan intepretasi hasil (hifa panjang bersepta) DENGAN
sempurna.
3. Menentukan Diagnosis dan Diagnosis Banding (3)
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis TINEA CRURIS secara lengkap DENGAN salah
satu diagnosis banding dari : 1. Kandidiasis cutis 2. Dermatitis Kontak Iritan 3. Eritrasma
4. Perilaku Profesional (3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4.
menunjukan rasa hormat kepada pasien 5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau
melakukan konsultasi bila diperlukan

MUSKULOSKELETAL
SKENARIO KLINIK:
Laki-laki 27 tahun, mengeluh nyeri pada lutut kanannya sejak 6 bulan lalu. Nyeri dirasakan
saat berjalan dan menumpu serta bengkak yang hilang saat beristirahat dan timbul saat
berolahraga. Pasien juga merasakan lututnya tidak stabil dan goyang terutama saat turun
tangga. Riwayat cedera 6 bulan lalu saat berolahraga.
TUGAS:
Buatlah video berisi:
1. Prosedur Pemeriksaan PATELLAR TAP TEST
2. Prosedur Pemeriksaan ANTERIOR DRAWER TEST
3. Prosedur Pemeriksaan APLEY GRIND TEST
PENILAIAN
1. Patellar Tap Test (3)
Mahasiswa melakukan seluruh Prosedur PATELLAR TAP TEST (lutut kanan) DENGAN
BENAR 1. Mencuci tangan dan memperkenalkan diri 2. Menggunakan alat perlindungan diri
seperti sarung tangan dan masker 3. Meminta izin untuk melakukan pemeriksaan 4. Pasien
terlentang dengan posisi lutut ekstensi 5. Tangan kiri memberikan tekanan pada sisi
proksimal lutut kearah bawah (Mengalirkan cairan dari suprapatelar pouch ke bawah patella)
6. Tangan yang sama (tangan kiri) menekan lateral & medial recess dari lutut 7. Tangan
kanan menekan patella ke bawah dengan seluruh jari mengatup 8. Bila Positif , pemeriksa
merasakan patella terdorong menumbuk femur dibawahnya 9. Pemeriksa melakukan pada
lutut kontralateral untuk membandingkan (tidak perlu dilakukan cukup dinyatakan
2. Anterior Drawer Test (3)
Mahasiswa melakukan SELURUH POIN Prosedur ANTERIOR DRAWER TEST (lutut
kanan) DENGAN BENAR 1. Mencuci tangan dan memperkenalkan diri 2. Menggunakan alat
perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker 3. Meminta izin untuk melakukan
pemeriksaan 4. Pasien terlentang dengan posisi lutut fleksi 90 derajat 5. Pemeriksa
menahan kaki pasien dengan sedikit menduduki telapak kaki pasien 6. Pemeriksa menaruh
kedua tangan pada proksimal tibia 7. Kedua ibu jari (kanan & kiri) diletakkan pada
tuberositas tibia dibawah patellar tendon 8. Keempat jari (kanan & kiri) memegang disisi
posterior bawah lutut 9. Pemeriksa memberi dorongan kearah anterior 10. Pemeriksa
merasakan pergeseran yang terasa saat mendorong kearah anterior 11. Pemeriksa
melakukan pada lutut kontralateral untuk membandingkan (tidak perlu dilakukan cukup di
nyatakan)
3. Apley Grind Test (3)
Mahasiswa melakukan SELURUH POIN Prosedur APLEY GRIND TEST (lutut kanan)
DENGAN BENAR 1. Mencuci tangan dan memperkenalkan diri 2. Menggunakan alat
perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker 3. Meminta izin untuk melakukan
pemeriksaan 4. Pasien posisi telungkup dengan lutut fleksi 90 derajat 5. Tangan kanan
pemeriksa memegang tibia dan fibula pada proksimal pergelangan kaki 6. Tangan kiri
pemeriksa memegang tumit dan pergelangan kaki 7. Pemeriksa merotasi tibia fibula lateral
medial dengan kedua tangan (bukan merotasi ankle) 8. Pemeriksa memberikan distraksi
dan kompresi sambil melakukan rotasi tibia 9. Pemeriksa menanyakan apakah ada nyeri
pada lutut saat kompresi, dan nyeri di rasakan sisi lateral atau medial

PD19

PATIENT SAFETY
SKENARIO KLINIK :
Anda disuruh menjadi asisten dari PPDS/residen untuk melakukan tindakan pemasangan
nasogastric tube (NGT) pada pasien di ruangan isolasi dengan Riwayat infeksi paru karena TB.
Lakukan persiapan-persiapan apa yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan tersebut
yang berkaitan dengan proteksi terhadap diri anda sendiri dan keselamatan pasien!

INSTRUKSI PESERTA:
Buat VIDEO untuk menjawab pertanyaan berikut dengan durasi maksimal 6 menit dan
unggahkan pada google classroom!
1. LAKUKAN secara lengkap urut-urutan praktek Standart Precaution yang direkomendasikan
PENILAIAN
1. Global Rating Scale

INTEGUMEN
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien wanita, Ny. Lady 52 tahun, datang ke unit rawat jalan dengan keluhan gatal di
kedua lipatan bawah payudara. Gatal akan semakin terasa saat pasien berkeringat cukup
banyak dan sesudah mandi. Lesi nampak pada foto.
TUGAS :
Buat VIDEO untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan durasi maksimal 6 menit
dan unggahkan pada google classroom!
1. Lakukan pemeriksaan penunjang kasus pada foto pasien!
2. Sebutkan interpretasi hasil pemeriksaan penunjang tersebut!
3. Rumuskan diagnosis kerja dan 1 (satu) diagnosis banding kasus ini!
PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik
Peserta ujian dapat menyebutkan tahapan prosedur secara lengkap dan sistematis a. Daerah
lesi yang telah dipilih dibersihkan dengan alkohol; b. Pengambilan bahan kerokan dari skuama
pada tepi lesi yang masih aktif (eritem); c. Kerokan kulit ditampung langsung keatas gelas obyek
dan dikumpulkan dibagian tengah tipis-tipis, kemudian tutup dengan gelas penutup; d. Teteskan
larutan KOH pada tepi gelas penutup sehingga memenuhi ruang antara gelas penutup dan gelas
obyek; e. Panaskan slide diatas api bunsen, hindari pemanasan; berlebihan yaitu jangan sampai
menguap karena dapat menimbulkan artefak; f. Periksa dibawah mikroskop, identifikasi dimulai
dengan pembesaran 100 kali sampai 400 kali.
2. Menyebutkan interpretasi hasil untuk menunjang diagnosis banding/diagnosis
pseudohifa dan budding yeast
3. Menentukan diagnosis dan diagnosis banding
Peserta ujian dapat menetapkan diagnosis KANDIDIASIS KUTIS / KANDIDIASIS
INTERTRIGINOSA secara lengkap DENGAN salah satu diagnosis banding dari :
1. Tinea corporis (korporis)
2. Dermatitis Kontak Iritan
3. Eritrasma
4. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

MUSKULOSKELETAL
SKENARIO KLINIK:
Seorang anak 14 tahun datang ke IGD dengan keluhan nyeri hebat pada kedua paha setelah
mengalami kecelakaan saat naik motor. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien sadar penuh,
TD 120/80 mmHg, Nadi 100x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, TB 145cm BB 50 kg
pemendekan tungkai kanan dan kiri, bengkak, dan deformitas berat. Pemeriksaan neurovascular
distal dalam batas normal. Dokter menyarankan untuk dilakukan X ray dengan hasil sesuai
radiograf yang tersedia.
TUGAS:
Sampaikan melalui rekaman video,
1. Jenis foto dan deskripsi hasil pemeriksaan radiologi pasien tersebut.
2. Diagnosis pasien tersebut dengan lengkap

PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik

FARMAKOLOGI INTEGUMEN
SKENARIO KLINIK:
Laki-laki 31 tahun (Tn. A;Jl. Mangga 2 Malang) datang ke puskesmas dengan keluhan bercak-
bercak putih di daerah wajah. Bercak kadang terasa gatal. Pada pemeriksaan status dermatologi
didapatkan macula hipopigmentasi multiple, berbatas tegas, di wajah, leher dan lengan dengan
ukuran 1x2 cm disertai skuama halus. Pada pemeriksaan dengan lampu wood terlihat
fluoresensi berwarna kuning keemasan. Pemerikasaan kerokan kulit dan KOH 20% didapatkan
hifa pendek dengan spora bergerombol. Pasien didiagnosa Pitiriasis Versikolor
TUGAS:
Buatlah video berisi :
1. Tuliskan resep lengkap untuk pasien tersebut! (Tunjukkan resep ke kamera pada video yang
Anda unggah)
2. Komunikasikan obat (resep) yang diberikan meliputi informasi, instruksi, dan perhatian, serta
monitoring dan evaluasi

PENILAIAN
1. Tatalaksana farmakoterapi
Peserta ujian memilih obat dengan tepat sesuai seluruh prinsip berikut:
1. Tepat indikasi
2. Tepat dosis
3. Tepat sediaan
4. Tepat cara pemberian DAN Menuliskan resep dengan lengkap dan benar.
2. Komunikasi dan atau edukasi pasien
Peserta ujian menunjukkan kemampuan berkomunikasi dengan menerapkan seluruh prinsip
berikut:
1. Mampu memberikan informasi obat yang meliputi efek dan efek samping obat.
2. Mampu menjelaskan dosis obat dan cara minum obat.
3. Mampu menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan pasien (warning) dan kapan kontrol.
3. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien
5. mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

PD18

FORENSIK

PD17

DERMATOLOGI
Ada kasus tentang seorang anak yang muncul plenting2 di badannya. anak tersebut juga
demam dan tidak napsu makan. demamnya kalau ga salah udah 3 hari. udah minum
parasetamol tapi ga turun2.
- interpretasi gambar dan jelaskan tentang lesi nya
- diagnosis kerja dan diagnosis banding 1
- resepkan obat dan kie pasien
(diagnosis : Varicella zoster)

MUSKULO
Ada laki2 kecelakaan. terus ada fraktur terbuka di humerus kanan 1/3 tengah. frakturnya
kominutif.
- lakukan shoulder test pada bahu yang sehat
- sebutkan jenis frakturnya + gradenya
- KIE pasien dan keluarga pasien

DOCTORING
Ada 4 pasien dengan kasus dan ttv masing2. 4 pasien tsb datang ke igd dengan waktu yang
bersamaan.
- tentukan triage bedasarkan ESI dari tiap pasien dan alasannya
- bagaimana cara menangani pasien yang patah tulang terbuka
- bagaimana resusitasi pada pasien yang trauma dan yang luka bakar

DERMATOLOGI-FARMAKO
ada kasus anak usia 7 tahun BB 20 Kg dateng ke puskesmas gara2 gatel di sela2 jari,
bawah perut, ketiak, dan di daerah genital. gatalnya meningkat saat malam hari. anak nya
suka garuk2 terus.
- resepkan obat topikal
- KIE ke pasien
(diagnosis : scabies)
DERMATOLOGI
ada gambar regio inframamae yang kemerahan. ada lesi satelit jadi diagnosisnya
candidiasis intertriginosa.
- interpretasi lesi
- lakukan pemeriksaan penunjang (sebutin langkah2nya)
- diagnosis kerja dan diagnosis banding
- terus dikasih gambar hasil di mikroskop gitu trs disuruh nyebutin itu gambar apa dan
nunjuk struktur yang khasnya

MUSKULO
Ada pasien yang lututnya sakit setelah bermain futsal.
- Lakukan pemeriksaan drawer test, vagus-valrus test, patellar tap test
- jika pasien dipulangkan, tuliskan resep untuk pasien dan kie

PATIENT SAFETY
ceritanya mau masuk ke ruag bersalin. disuruh pakai dan lepas APD sekaligus jelaskan ke
penguji apa saja yang perlu dijelaskan

RADIOLOGI
Ada kasus seorang wanita intinya dia patah tulang. wanita tersebut juga mengalami
penurunan berat badan yang drastis dan ada riwayat batuk berdarah.
- interpretasi foto polos yang telah disediakan
- kesimpulan dari foto polos tsb
(padahal foto yang dioscekan radiologi tulang normal tapi banyak yang berspekulasi fraktur
setelah membaca kasus :( - dosen radiologi)

PD16

DERMATOLOGI
1. Ada kasus yg mengarah ke herpes zoster
a. Deskripsi lesi
b. Pemeriksaan penunjang (Tzank test) dan interpretasinya (Multinucleated Giant Cell)
c. Diagnosis dan diagnosis banding

MUSKULO
2. Kasus panjang buanget, ttg orang habis jatuh terus fraktur humerus
a. Pemeriksaan shoulder (Fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi)
b. Diagnosis dan gradingnya
c. Komunikasikan ke pasien dan keluarga

DERMATOLOGI
3. Ada kasus yg mengarah ke candidiasis
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan penunjang (KOH) dan interpretasi (Pseudohifa dan Budding yeast)
c. Diagnosis dan diagnosis banding
PATIENT SAFETY
4. Patient Safety pakai APD lengkap

DERMATOLOGI
5. Ada gambar tinea cruris
a. Deskripsi gambar
b. Pemeriksaan penunjang (KOH) dan interptetasi (Hifa bersepta)
c. Diagnosis dan Diagnosis Banding

RADIOLOGI
6. Ada kasus panjang mengarah ke oa dan sudah ada hasil xray
a. Interpretasi hasil xray
b. Diagnosis
c. KIE

DERMATOLOGI-FARMAKO
7. Farmakoterapi herpes zoster

MUSKULO
8. Ada pasien nyeri di lutut setelah main futsal
a. Patelar tap test, anterior dan posterior drawer test, varus dan valgus test
b. Resep dan KIE

PD15

DERMATOLOGI
1. KULIT : Herpes Zoster
Ada kasus disuruh
A. Interpretasi lesi
B. Menegakan diagnosis
C. 1 diagnosis banding

MUSKULO
2. MUSCULO : Fracture
Ada x-ray dan kasus
A. lakukan pengujian arteri radialis, arteri ulnaris, nervus medianus, nervus ulnaris, nervus
radialis
B. Diagnosis berdasarkan X-ray

DERMATOLOGI
3. INTEGUMEN : Candidiasis
Ada kasus sedikit dan foto genital kemerahan ada papul pus
A. Suruh anamnesis penuh
B . Minta pemeriksaan penunjang dan hasilnya ( tidak perlu melakukan pemeriksaan
pwnunjangnya ) lakukan interpretasinya
C. Diagnosis kerja dan 1 diagnosis banding

MUSKULO-FARMAKO
4. FARMAKO - Musculo
Ada kasus lengkap merujuk pada Osteoarthritis. Tulis resep dan KIE analgesik dan
antiinflamasi

DERMATOLOGI
6. INTEGUMEN: Tinea Cruris
Ada kasus lengkap tanpa anamnesis dan foto genital eritem tanpa papul
Disuruh
A. Deskripsikan lesi
B. Pemeriksaan penunjang dan melakukannya ( pemeriksaan KOH) lalu interpretasikan
C. Diagnosis kerja dan 1 diagnosis banding

MUSKULO
7. MUSCULO : Osteoarthritis
Ada kasus
A. Baca dan interpretasi gambar x ray tibiofemoral joint
B. Diagnosis
C. KIE kepada pasien

DERMATOLOGI-FARMAKO
8. FARMAKO: Integumen
Kasus merujuk ke Herpes Zoster ada pus nya. ( kasih acyclovir, nsaid untuk nyeri,
erythromisin untuk infeksi sekunder)
A. Nulis resep
B. KIE pasien

MUSKULO
9. MUSCULO: Knee test dan Bandages
Ada kasus dislok pada knee sinistra
A. Lakukan pattelar tap test, Anterior drawer test, posterior drawer test, varus(mcl)
test,valgus test(lcl)
B. Lakukan bandages pada knee kiri
SEMESTER 2
PD21

BMS 4A

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BMS 4B

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BMS 5

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BMS 6

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BCE

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BCE

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

CTP

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik
BAHASA INGGRIS
PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

PD20

BMS 4A

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BMS 4B (Fecal Direct Smear)


SKENARIO KLINIK:
Doni, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
nyeri perut, diserta kembung dan diare, namun tanpa disertai demam. Keluhan tersebut
sudah terjadi sejak 1 minggu terakhir. Nafsu makan anak turun dan berat badannya sedikit
mengalami penurunan.
Dokter mencurigai Doni mengalami infeksi parasite usus dan meminta ibu pasien untuk
membawa sampel feses anaknya untuk dilakukan pemeriksaan.
TUGAS :
1. Lakukan prosedur pemeriksaan feses : interpretasi makroskopis dan prosedur DIRECT
SMEAR!
2. Sebutkan/sampaikan spesies parasit yang teridentifikasi dari hasil pemeriksaan (gambar
1 dan 2) dan diagnosis penyakit tersebut!
3. Sebutkan/sampaikan tatalaksana farmakologis yang tepat untuk pasien tersebut!
PENILAIAN
1. Pemeriksaan feses dengan direct smear (3)
a. Mencuci tangan b. Menggunakan alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker
c. Melakukan pengamatan feces secara makroskopis (warna, keadaan, darah dan lendir)
dinilai di poin kompetensi 2 d. Menyiapkan 2 kaca obyek e. Memberi label pada kaca obyek
(nama pasien, tanggal dan waktu pengambilan sampel) f. Obyek glass pertama, pada
bagian sisi kanan ditetesi dengan satu tetes eosin 1 %, pada bagian sisi kiri ditetesi dengan
satu tetes PZ g. Obyek glass kedua, pada bagian sisi kanan ditetesi dengan satu tetes lugol,
pada bagian sisi kiri ditetesi dengan satu tetes PZ h. Mengambil bagian feces secara merata
dengan ujung lidi, dioleskan atau diletakkan pada obyek glass yang telah ditetesi reagen
tersebut dan diaduk rata, kemudian ditutup dengan cover glass (menggunakan gunakan lidi
yang berbeda untuk reagen yang berbeda). i. Melakukan pengamatan dengan mikroskop
obyektif 10x, dilanjutkan dengan obyektif 40x. j. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan
2. Interpretasi makroskopis (3)
• Warna : coklat, kuning dan lain-lain • Konsistensi : lembek, keras, cair • Lendir : negatif /
positif • Darah : negatif / positif
3. Interpretasi mikroskopis (3)
Peserta mampu menyebutkan seluruh jawaban dengan benar
Tropozoit Giardia lamblia, nama penyakit: Giardiasis
Telur Hookworm, nama penyakit: infeksi cacing tambang/hookworm infection
BMS 5 (FNAB)
Perempuan 26 tahun mengeluh ada benjolan di pergelangan tangan kanan sejak 1 tahun
terakhir. Benjolan berukuran diameter 2,5 cm, terasa nyeri, awalnya berukuran kecil namun
bertambah besar dan mengganggu pergerakan tangan. Pasien pergi ke dokter untuk
dilakukan pemeriksaan. Oleh dokter dilakukan tindakan FNAB untuk proses diagnostik.
TUGAS :
1. Buatlah video (durasi tidak lebih dari 6 menit) berisi rekaman anda melakukan prosedur
lengkap pemeriksaan FNAB tanpa aspirasi pada benjolan pasien (spesimen yang telah
disediakan).
2. Pastikan orientasi video yang diupload tidak terbalik, karena video tidak dapat di-rotate.
PENILAIAN
1. Melakukan tes/prosedur klinik- Persiapan (3)
1. Jelaskan secara singkat prosedur apa yang akan dilakukan dan tujuan dilakukan FNAB 2.
Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi 3. Tanda tangan inform consent 4. Mencuci
tangan dan memakai sarung tangan 5. Meraba lesi untuk menentukan lokasi pengambilan
sampel 6. Melakukan desinfeksi lesi dengan kapas alkohol 70% secara sirkuler
2. Mengambil sampel jaringan (3)
1. Fiksasi massa menggunakan dua jari dari tangan yang non-dominan 2. Menusukkan
jarum ke lesi target 3. Menggerakkan jarum naik turun 5-6 kali atau hingga tampak aspirat di
pangkal jarum 4. Mencabut jarum dari lesi target
3. Membuat smear FNAB
1. Mengisi spuit dengan udara 10 cc lalu memasangnya pada jarum 2. Menempelkan ujung
jarum pada sisi slide agak ke tepi 3. Menyemprotkan sampel ke permukaan slide hingga
berupa tetesan berdiameter 2-3 mm 4. Mengambil slide lain yang bersih untuk menekan
sampel sambil digeser dengan cepat dan agak ditekan sehingga hapusan tersebar rata di
sisi slide (star-burst pattern) 5. Memasukkan slide dalam larutan fiksasi alhohol 95% atau
mengeringkan dengan hairdryer
4. Perilaku profesional
Melakukan tindakan secara professional dengan mengutamakan prinsip keselamatan pasien
secara lengkap: 1. Beri salam ke pasien dengan penuh perhatian, buat pasien merasa
nyaman dan pastikan nama, tanggal lahir, dan data medis. 2. yakinkan pasien untuk tidak
takut menjalani prosedur 3. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti
sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri 4. memperhatikan kenyamanan
pasien 5. melakukan tindakan sesuai prioritas 6. menunjukan rasa hormat kepada pasien

BMS 6

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BCE

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik
BCE
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien laki-laki/perempuan, 66 tahun, datang ke klinik dokter keluarga dengan
keluhan muntah darah sejak 1 hari yang lalu
TUGAS :
Buatlah video history taking lengkap pada pasien tersebut dengan memperhatikan prinsip
komunikasi efektif!
(video dibuat berpasangan sesuai urutan absen ganjil dengan absen genap di bawahnya,
mahasiswa bergantian menjadi dokter dan pasien sesuai instruksi pasien standar, video
dibuat maksimal 6 menit dan tidak diperkenankan untuk diedit)
PENILAIAN
1. Anamnesis (3)
● Membangun hubungan awal yang baik (rapport building) ● Bertanya Riwayat Penyakit
Sekarang ● Bertanya Riwayat Penyakit Dahulu ● Bertanya Riwayat Obat-obatan ● Bertanya
Riwayat Sosial/Pribadi ● Bertanya Riwayat Keluarga ● Bertanya Keluhan sistemik ●
Melakukan respon empati
2. Perilaku Profesional (3)
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara lengkap: 1. melakukan setiap
tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien 3. melakukan tindakan sesuai prioritas 4.
menunjukan rasa hormat kepada pasien.

CTP

PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik

BAHASA INGGRIS
This test aims to assess how well you understand an English medical article and how fluent
you are in delivering the information elaborated in the text orally in English.
Directions:
Step 1: Understanding an English Medical Academic Text
Comprehend (understand) the text. You may take notes if necessary.
Step 2: Speaking in English (Reporting in English)
A. Record a video of yours approximately 3 to 5-minute long.
B. Without reading the text, explain the points you get from the text in the video in English
with your own words.
PENILAIAN
1. Comprehension (3)
Student: covers mostly or all main ideas/details of the sections (Sections A, B, C, D,E,F).
demonstrates the majority or full understanding of the text.
2. Fluency (3)
Student: explains the main ideas or details fluently with only rare repetition or self-correction.
3. Vocab and Grammar (3)
Student: Indicates good flexibility in vocabulary and grammar; Good clarity of pronunciation.
PD19

BMS 4A
SKENARIO KLINIK
Laki-laki 55 tahun datang pada Anda dengan keluhan batuk yang tidak kunjung sembuh selama
dua bulan terakhir disertai penurunan berat badan dan berkeringat di malam hari. Anda
memutuskan untuk melakukan pewarnaan tahan asam pada sampel sputum pasien.
TUGAS:
Buatlah video berisi :
1. Nama prosedur pewarnaan tahan asam yang menggunakan pemanasan (disebutkan saat
akan melakukan peragaan)
2. Peragakan prosedur pewarnaan tahan asam (beserta sebutkan nama seluruh pewarna /
reagen dengan lengkap) secara profesional dengan standard precaution !
3. Sebutkan di dalam video, bahwa Anda akan melakukan pengamatan di bawah mikroskop pada
perbesaran total……. Kali, dengan sebelumnya memberikan..... untuk mengurangi pembiasan
cahaya.
4. Gambarkan bakteri tahan asam yang ditemukan dalam spesimen! (tunjukkan ke kamera)
5. Sebutkan nama genus dan spesies bakteri tahan asam yang paling mungkin menjadi agen
penyebab manifestasi klinis di atas!
PENILAIAN
1. nama prosedur pewarnaan tahan asam
Peserta ujian menyebutkan nama prosedur: Ziehl Neelsen
2. Prosedur pewarnaan Ziehl Neelsen
Peserta ujian MEMPERAGAKAN SELURUH PROSEDUR DI BAWAH INI DENGAN URUT DAN
DENGAN WAKTU YANG BENAR:
1) Object glass dibersihkan dulu, dilewatkan di atas api, kemudian digambar sebuah lingkaran
oval di atas permukaan object glass
2) Sputum diletakkan secukupnya dengan menggunakan ose, diratakan di atas lingkaran di
object glass, dibiarkan kering dengan udara, kemudian difiksasi, dilewatkan di atas api bunsen
selama 3-4 kali.
3) Object glass diletakkan di bak pengecatan
4) Sediaan digenangi dengan karbol fuchsin dan dipanaskan selama 5 menit, jangan sampai
kering atau mendidih, lalu sisa karbol fuchsin dibuang dan dibilas dengan air.
5) Sediaan digenangi dengan alkohol asam selama 5 – 10 detik, lalu sisa alkohol asam dibuang
dan dibilas dengan air.
6) Sediaan digenangi dengan methylene blue selama 30 detik, lalu sisa methylene blue dibuang
dan dibilas dengan air.safranin dibuang dan dibilas dengan air. Sediaan dikeringkan dengan
mengelap kelebihan air dengan tissue
3. Prosedur pengamatan di mikroskop
Peserta ujian menyampaikan SEMUA JAWABAN DENGAN BENAR Perbesaran total 1000 x dan
Minyak Immersi saat mengamati bakteri
4. Interpretasi hasil pengamatan
Peserta ujian MENYAMPAIKAN INTERPRETASI DENGAN BENAR : Bakteri tahan asam adalah
seperti bakteri B.
5. Contoh bakteri tahan asam
Peserta ujian menjawab dengan benar: Mycobacterium tuberculosis (italic) atau Mycobacterium
tuberculosis (underline)
6. Perilaku profesional
Peserta ujian MENYAMPAIKAN ATAU MEMPERAGAKAN CUCI TANGAN DAN PENGGUNAAN
ALAT PELINDUNG DIRI: SARUNG TANGAN DAN MASKER

BCE
SKENARIO KLINIK:
Seorang pasien laki-laki/perempuan, 45 tahun, datang ke klinik dokter keluarga dengan keluhan
nyeri lutut kanan sejak 1 minggu yang lalu
TUGAS :
Buatlah video history taking lengkap pada pasien tersebut dengan memperhatikan prinsip
komunikasi efektif!
(video dibuat berpasangan sesuai urutan absen ganjil dengan absen genap di bawahnya,
mahasiswa bergantian menjadi dokter dan pasien sesuai instruksi pasien standar, video dibuat
maksimal 6 menit dan tidak diperkenankan untuk diedit)
INSTRUKSI PASIEN STANDAR
Nama Sesuai pasien standar

Usia 50 tahun

Jenis kelamin Sesuai pasien standar

Pekerjaan Operator mesin pabrik rokok

Status pernikahan Menikah, 2 orang anak

Pendidikan terakhir SMA

Riwayat Penyakit Sekarang

· Keluhan Utama Nyeri lutut

· Sejak kapan/onset 1 minggu yang lalu saat jogging

· Lokasi Lutut sebelah kanan

· Durasi/frekuensi Hilang timbul, nyeri muncul beberapa kali sehari

· Karakteristik Nyeri nyut-nyutan dan terasa keram kadang-kadang

· Progresi Nyeri terasa memberat 1 hari ini setelah ikut kerja bakti di desa

· Skala nyeri (bila perlu) 7/10

· Yang memperparah Naik tangga, perubahan posisi dari duduk atau jongkok ke berdiri

· Yang mengurangi Dikompres dingin atau hangat, diolesi counterpain

· Usaha yang dilakukan Berobat ke mantri

· Obat dipakai saat ini Piroksikam, sejak 3 hari ini

Riwayat penyakit dahulu

· penyakit relevan Pernah periksa kolesterol di kantor dan menurut dokter kantor
kolesterol pasien tinggi, riwayat darah tinggi waktu cek up di
kantor, tapi tidak rutin minum obat

· tindakan bedah/terapi -
lain

Riwayat penyakit keluarga Ayah meninggal karena serangan jantung saat berusia 45 tahun

Riwayat minum obat Piroxicam dapat dari mantri dekat rumah


Riwayat Sosial/Pribadi
(relevan)

· Alkohol -

· Makanan Suka makanan berlemak dan gorengan

· Narkoba -

· Seksual -

· Alergi obat -

Pertanyaan wajib oleh PS Apakah penyakit saya bisa sembuh dok?


Apa olahraga/kegiatan yang boleh/tidak boleh saya lakukan?
Apakah ada pantangan makanan?

Peran yang wajib Pasien menyampaikan ke dokter bahwa ia merasa terganggu


ditunjukkan aktivitasnya karena sakitnya ini, dan takut tidak bisa bekerja lagi

PENILAIAN
1. Anamnesis
Peserta ujian melakukan poin-poin dibawah ini :
• Membangun hubungan awal yang baik (rapport building)
• Bertanya Riwayat Penyakit Sekarang
• Bertanya Riwayat Penyakit Dahulu
• Bertanya Riwayat Obat-obatan
• Bertanya Riwayat Sosial/Pribadi
• Bertanya Riwayat Keluarga
• Bertanya Keluhan sistemik
• Melakukan respon empati
2. Perilaku profesional
Peserta ujian meminta izin secara lisan dan melakukan poin berikut:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien

BMS 4B
SKENARIO KLINIK:
Doni, seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan nyeri
perut, diserta kembung dan diare, namun tanpa disertai demam. Keluhan tersebut sudah terjadi
sejak 1 minggu terakhir. Nafsu makan anak turun dan berat badannya sedikit mengalami
penurunan.
Dokter mencurigai Doni mengalami infeksi parasit usus dan meminta ibu pasien untuk
membawa sampel feses anaknya untuk dilakukan pemeriksaan.
TUGAS :
Buatlah video berisi
1. Prosedur pemeriksaan feses : interpretasi MAKROSKOPIS dan prosedur DIRECT SMEAR!
2. Sebutkan spesies parasit yang teridentifikasi dari hasil pemeriksaan (gambar 1 dan 2) dan
diagnosis penyakit tersebut jika ditemukan parasit pada gambar 1 dan jika ditemukan parasit
pada gambar 2!!
3. Sebutkan tatalaksana farmakologis yang tepat untuk pasien jika ditemukan parasit pada
gambar 1 dan jika ditemukan parasit pada gambar 2!

PENILAIAN
1. Prosedur direct smear
a. Mencuci tangan
b. Menggunakan alat perlindungan diri seperti sarung tangan dan masker
c. Melakukan pengamatan feces secara makroskopis (warna, keadaan, darah dan lendir) 🡪 dinilai
di poin kompetensi 2
d. Menyiapkan 2 kaca obyek
e. Memberi label pada kaca obyek (nama pasien, tanggal dan waktu pengambilan sampel)
f. Obyek glass pertama, pada bagian sisi kanan ditetesi dengan satu tetes eosin 1 %, pada bagian
sisi kiri ditetesi dengan satu tetes PZ
g. Obyek glass kedua, pada bagian sisi kanan ditetesi dengan satu tetes lugol, pada bagian sisi
kiri ditetesi dengan satu tetes PZ
h. Mengambil bagian feces secara merata dengan ujung lidi, dioleskan atau diletakkan pada
obyek glass yang telah ditetesi reagen tersebut dan diaduk rata, kemudian ditutup dengan cover
glass (menggunakan gunakan lidi yang berbeda untuk reagen yang berbeda).
i. Melakukan pengamatan dengan mikroskop obyektif 10x, dilanjutkan dengan obyektif 40x.
j. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan
2. Interpretasi makroskopis
Peserta ujian dapat menyebutkan interpretasi hasil pemeriksaan direct smear secara
makroskopis dengan lengkap
● Warna : coklat, kuning dan lain-lain
● Konsistensi : lembek, keras, cair
● Lendir : negatif / positif
● Darah : negatif / positif
3. Interpretasi mikroskopis
1. Tropozoit Giardia lamblia, nama penyakit: Giardiasis
2. Telur Hookworm, nama penyakit: infeksi cacing tambang/ hookworm infection
4. Tatalaksana farmakologis
- Giardiasis: Metronidazole
- Infeksi hookworm: Albendazole/ Mebendazole/ Ivermectin
5. Perilaku profesional
MENYAMPAIKAN ATAU MEMPERAGAKAN CUCI TANGAN DAN PENGGUNAAN ALAT
PELINDUNG DIRI: SARUNG TANGAN DAN MASKER

BAHASA INGGRIS
This test aims to assess how well you understand an English medical article and how fluent you
are in delivering the information elaborated in the text orally.
Directions:
1. Read the text carefully
2. Record a video of yours approximately 3 to 5-minute long
3. Without reading, explain the points you get from the text in the video.
Important notes:
1. Make sure you speak clearly and sound quality of the video good or clearly audible to normal
hearing
2. Adding unnecessary visual effects will have no effects whatsoever on your score. Make it clear
and simple.
3. In this test, you are required to explain the points orally; thus any indications of reading behind
the screen will inflict reduction of score. You may look at your notes but not reading from it the
whole time.
4. Hints: explain the main idea of each paragraph, and its necessary supporting details.
Aspects of Assessment:
1. Coverage of information
2. Fluency
3. Accuracy of grammar and vocabulary
4. Pronunciation
PENILAIAN
1. Accessing and evaluating information and knowledge
Student: covers mostly or all main ideas/details of the sections (Sections A, B, C, D,E,F).
demonstrates the majority or full understanding of the text
2. Disseminating information and knowledge to health professionals
Student: explains the main ideas or details FLUENTLY with only RARE REPETITION or self-
correction.
3. Effective communication: Accuracy of Information
Student: Indicates good flexibility in vocabulary and grammar; Good clarity of pronunciation.

BMS 5 – FNAB Tumor Superfisial


SKENARIO KLINIK:
Laki-laki 35 tahun mengeluh ada benjolan di punggung tangan kanan sejak 2 tahun terakhir.
Benjolan tidak nyeri, awalnya berukuran kecil namun bertambah besar dan mengganggu
secara estetika. Pasien pergi ke dokter untuk dilakukan pemeriksaan.
TUGAS :
Buatlah video berisi prosedur pemeriksaan FNAB tanpa aspirasi pada pasien tersebut
PENILAIAN
1. persiapan
Peserta ujian melakukan tes/prosedur yang lengkap dan benar
1. Jelaskan secara singkat tujuan, manfaat dilakukan FNAB,jelaskan prosedur apa yang akan
dilakukan
2. Jelaskan komplikasi yang mungkin terjadi
3. Tanda tangan inform consent
4. Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
5. Meraba lesi untuk menentukan lokasi pengambilan sampel
6. Melakukan desinfeksi lesi dengan kapas alkohol 70% secara sirkuler
2. Mengambil sampel jaringan
Peserta ujian melakukan tes/prosedur yang lengkap dan benar
1. Fiksasi tumor dengan tangan non dominan dengan dua jari
2. Menusukkan jarum ke lesi target
3. Menggerakkan jarum maju mundur 5 sampai 6 kali
4. Mencabut jarum dari lesi target
3. Membuat smear FNAB
Peserta ujian melakukan tes/prosedur yang lengkap dan benar
1. Mengisi spuit dengan udara 10 cc lalu memasangnya kembali pada jarum
2. Menempelkan ujung jarum pada sisi slide agak ke tepi
3. Menyemprotkan sampel ke permukaan slide hingga berupa tetesan berdiameter 2-3 mm
4. Mengambil slide lain yang bersih untuk menekan sampel sambil digeser dengan cepat dan
agak ditekan sehingga hapusan tersebar rata di sisi slide (star-burst pattern)
5. Memasukkan slide dalam larutan fiksasi alhohol 95%
4. Perilaku profesional
Melakukan tindakan secara professional dengan mengutamakan prinsip keselamatan pasien
secara lengkap:
1. Beri salam ke pasien dengan penuh perhatian, buat pasien merasa nyaman dan pastikan
nama, tanggal lahir, dan data medis.
2. yakinkan pasien untuk tidak takut menjalani prosedur
3. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
4. memperhatikan kenyamanan pasien
5. melakukan tindakan sesuai prioritas
6. menunjukan rasa hormat kepada pasien

BMS 6 – Penulisan Resep dan Komunikasi Obat


SKENARIO KLINIK:
Amoxicillin dry syrup, dosis : 10-15 mg/kgBB/dosis, diberikan 3 kali sehari, aturan
tambahan : diberikan setelah makan dan dihabiskan. Pasien : An. Budi, 7 tahun, BB : 18 kg,
Jl. Mangga 2 Malang.
TUGAS :
Buatlah video berisi :
1. Tulislah resep resep lengkap selama 5 hari pengobatan ! (tunjukkan ke kamera)
2. Komunikasikan informasi resep obat yang telah anda berikan (instruksi pemakaian obat) !
PENILAIAN
1. Kelengkapan susunan penulisan resep
1. Tepat susunan identitas dokter : nama dokter, alamat praktek, no SIP, no telepon
2. Tempat dan tanggal pembuatan resep
3. Tepat susunan penulisan resep obat : recipe (R/), nama obat, kekuatan dosis, bentuk
sediaan, jumlah pemberian/numero, signatura/aturan pakai, garis penutup &
paraf/TTD
4. Tepat susunan identitas pasien : nama pasien, umur pasien, BB, alamat
dosis/kekuatan dosis
2. Kebenaran perhitungan dosis
Peserta ujian menghitung kebutuhan dosis obat secara benar dan lengkap dari kriteria di
bawah ini :
1. Kekuatan dosis amoksisilin : 125 mg/5 ml atau 250 mg/5ml
2. Jumlah pemberian/numero : No. II 3. Signatura : S/ 3 dd cth 11/2 pc habiskan Atau
S/ 3 dd cth 1 pc habiskan
3. Penjelasan instruksi pemakaian resep obat
Peserta ujian melakukan penjelasan obat (instruksi pemakaian obat), secara lengkap

BCE
Skenario klinik:
Seorang ibu membawa bayi laki-laki usia 2 bulan ke klinik tumbuh kembang untuk kontrol dan
imunisasi.
Instruksi Peserta:
Lakukan pengukuran antropometri pada bayi tersebut, meliputi: berat badan, panjang badan,
lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada, serta sampaikan hasil pengukuran pada
penguji!
PENILAIAN
1. Prosedur pengukuran antropometri
Peserta ujian melakukan seluruh poin prosedur pengukuran antropometri anak sebagai berikut:
1. Pengukuran panjang badan
2. Pengukuran berat badan
3. Pengukuran lingkar lengan atas
4. Pengukuran lingkar kepala
5. Pengukuran lingkar dada dengan TEKNIK YANG BENAR
2. Perilaku profesional
Meminta izin secara lisan dan melakukan di bawah ini secara LENGKAP:
1. melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien dan diri sendiri
2. memperhatikan kenyamanan pasien
3. melakukan tindakan sesuai prioritas
4. menunjukan rasa hormat kepada pasien

CTP
Skenario klinik:
Seorang perempuan berusia 65 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan pucat dan mudah
lelah.
Keluhan utama: pucat
Riwayat Penyakit Sekarang (History of present illness):
Pucat diketahui sejak 1 bln yang lalu. Badan terasa lemah, lesu, dan cepat lelah bila melakukan
aktivitas yang cukup berat. Kepala sering terasa pusing dan berputar-putar (seperti mau jatuh)
apabila akan berdiri dari posisi duduk.
Keluhan lain terkait keluhan utama: Nafsu makan turun, kadang terasa nyeri di lidah.
Riwayat Penyakit Keluarga (Family History):
Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti ini.
Pemeriksaan fisik: Anemis, tidak ada pembesaran kelenjar/organ, lain-lain normal
Tugas:
Lakukan pengambilan darah vena dengan vacutainer pada boneka/guling!
PENILAIAN
1. Melakukan Prosedur Klinik
Kandidat melakukan pengambilan darah vena dan memenuhi seluruh kaidah-kaidah berikut ini:
• Teknik benar
• Lengkap
• Sistematis/runut
2. Perilaku profesional
Peserta meminta ijin secara lisan dan menerapkan seluruh poin berikut :
1. Melakukan setiap tindakan dengan berhati-hati dan teliti sehingga tidak membahayakan
pasien & diri sendiri
2. Memperhatikan kenyamanan pasien & orangtua pasien
3. Melakukan tindakan sesuai prioritas
4. Menunjukkan rasa hormat kepada pasien & orangtua pasien
5. Mengetahui keterbatasan dengan merujuk atau melakukan konsultasi bila diperlukan

PD18

FORENSIK

Anda mungkin juga menyukai