Anda di halaman 1dari 32

UJIAN MASUK CALON PPDS-I

ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK-BEDAH


KEPALA LEHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN/
RS Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG
PERIODE SEPTEMBER 2012
KAMIS, 14 JUNI 2012
WAKTU: 09.00-12.00

PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG BENAR!

1. Faktor –faktor yang berkaitan dengan patofisiologi hidung dan sinus paranasal adalah:
A. Patensi hidung, fungsi silia dan kualitas sekret
B. Kualitas sekret, fungsi sinus paranasal dan fungsi area olfactoria
C. Patensi hidung, fungsi silia dan fungsi area olfactoria
D. Fungsi silia, bakteri, jamur
E. Area respiratoria, area olfactoria, dan fungsi silia

2. CT scan untuk persiapan Bedah Sinus Endoskopik Fungsional yang baik adalah :
A. Terutama potongan axial
B. Dilakukan sebelum pengobatan dilakukan
C. Dibuat soft tissue setting
D. Menggunakan kontras
E. Terutama potongan coroner

3. Yang merupakan Faktor Mayor dalam Rhinosinusitis Task Force adalah:


A. Headche
B. Facial pain/presure
C. Fever
D. Cough
E. Dental pain

4. Fungal rinosinusitis dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu:


A. Granulomatous invasive fungal sinusitis dan sinus fungal ball
B. Allergic fungal rinosinusitis dan chronic invasive fungal sinusitis
C. Acute fulminant invasive fungal sinusitis dan allergic fungal rinosinusitis
D. Chronic invasive fungal sinusitis dan Granulomatous invasive fungal sinusitis
E. Invasive dan non-invasive fungal sinusitis

5. Trauma n.optikus pada tindakan FESS sering terjadi pada:


A. Sel onodi
B. Sel haller
C. Agger nasi
D. Segmen vertical lamina basalis
E. Superior aspek sinus etmoid posterior

1
6. Ozaena.
A. Insiden pada dewasa muda, laki dan perempuan sama kemungkinannya
B. Terdapat krusta terutama di daerah konka media
C. Krusta umumnya gampang dibersihkan dan tidak menyebabkan perdarahan
D. Pengobatan cukup dengan dilakukan irigasi hidung dengan larutan saline
E. Pada stadium lanjut, penderita datang dengan keluhan hidung

7. Rinosinusitis paranasalis pada anak.


A. Sinusitis maksilaris dentogen cukup banyak terjadi, karena insiden karies pada anak
cukup tinggi
B. Gejala sinusitis pada anak biasanya sangat jelas, seperti gejala sinusitis pada
umumnya
C. Faktor predisposisinya adalah adenoid hipertrofi saja
D. Gejala batuk yang lama sering menyebabkan penderita mencari pengobatan
E. Sering dikacaukan dengan rhinitis alergi, jenis sekretnya juga sama

8. Fungsi dari sinus Paranasal adalah :


A. Resonansi suara, menurunkan tekanan intranasal, penghidu, meringankan volume
tulang tengkorak
B. Sistem drainase, melembabkan udara pernafasan, penghidu, resonansi suara
C. Pertahanan hidung, resonansi suara, sistem penghidu, meringakan volume tulang
tengkorak
D. Keseimbangan, resonansi suara, kelembaban, sistem drainase
E. Sistem drainage, penghidu, keseimbangan

9. Penyebab tersering gangguan penghidu permanen adalah :


A. Trauma kepala
B. Infeksi saluran nafas bagian atas
C. Penggunaan clorfeniramin maleat dalam jangka panjang
D. Tumor cavum nasi dan sinus paranasalis
E. Encephalitis

10. One of surgical treatment for post sinus surgery immediate blindness is :
A. Medial canthotomy
B. Lateral external approach by Lynch
C. Nasoendoscopic decompression
D. Internal carotid artery ligation
E. Embolization external carotid artery

11. Pernyataan yang benar mengenai rhinitis medikamentosa adalah:


A. Tidak terjadi kerusakan mukosa
B. Terjadi penekanan penekanan reseptor alfa adrenergik rongga hidung
C. Akibat penggunaan berlebihan dekongestan oral
D. Disebabkan oleh vasokonstriksi refrakter pembuluh darah mukosa
E. Akibat terjadi efek tachysyntaksis pada penderita

2
12. Struktur dibawah ini yang membentuk kompleks ostiomeatal adalah :
A. Meatus media, prosesus unsinatus, sel Haller, infundibulum ethmoid , ostium sinus
paranasalis anterior dan bullae ethmoid
B. Prosesus unsinatus, infundibulum ethmoid, sel Onodi dan sel Haller
C. Meatus media, prosesus unsinatus, ostium sinus paranasalis anterior dan resesus
sphenoidalis
D. Meatus media, prosesus unsinatus, infundibulum ethmoid, bullae ethmoid dan ostium
sinus paranasalis anterior
E. Meatus media, prosesus unsinatus, sel Haller dan sel Onodi

13. Complication of rhinosinusitis most often found in children is :


A. Subperiosteal abcess
B. Oroanthral fistula
C. Frontal lobe abcess
D. Cavernous sinus thrombosis
E. Eyelid edema

14. One of the risk factors for obstructive sleep apneu is :


A. Macrognathia
B. Hyperthyroidism
C. Sarcoidosis
D. Macroglossia
E. Smoking cessation

15. Pernyataan dibawah ini yang benar mengenai atresia koana adalah :
A. Lebih banyak didapatkan pada perempuan
B. Lebih sering didapatkan bilateral
C. Tipe membran lebih sering didapatkan
D. Koreksi atresia koana dilakukan sesegera mungkin
E. Assessment awal dilakukan dengan menggunakan kateter

16. Struktur dibawah ini yang membentuk kompleks ostiomeatal adalah :


A. Meatus media, prosesus unsinatus, sel Haller, infundibulum ethmoid , ostium sinus
paranasalis anterior dan bullae ethmoid
B. Prosesus unsinatus, infundibulum ethmoid, sel Onodi dan sel Haller
C. Meatus media, prosesus unsinatus, ostium sinus paranasalis anterior dan resesus
sphenoidalis
D. Meatus media, prosesus unsinatus, infundibulum ethmoid, bullae ethmoid dan ostium
sinus paranasalis anterior
E. Meatus media, prosesus unsinatus, sel Haller dan sel Onodi

17. Which statement listed below is true regarding acute invasive fungal sinusitis :
A. Happens in immunocompetent patients
B. Patients are moderately ill without systemic symptoms
C. Does not require biopsy to be diagnosed.
D. Sinusitis with marked tissue necrosis and duration more than 4 weeks
E. On anterior rhinoscopy, there’s anesthetic eschars and necrotic ulcers of turbinates,
septum and palate.

3
18. Asal perdarahan pada epistaksis posterior dapat berasal dari :
A. Pleksus Woodruff
B. Pleksus Kiesselbach
C. Arteri labialis superior
D. Arteri angularis
E. Arteri palatina mayor

19. Pleksus Woodruff merupakan anastomosis dari arteri berikut ini :


A. Arteri labialis superior dan arteri palatina mayor
B. Arteri labialis superior, arteri palatina mayor dan arteri nasalis posterior
C. Arteri sphenopalatina dan arteri faringealis posterior
D. Arteri ethmoidalis anterior, arteri ethmoidalis posterior dan arteri labialis
E. Arteri nasolabialis dan arteri nasalis posterior

20. What is the treatment for subcutaneous emphysema after FESS ?


A. Multiple incision
B. Observation and reassurance usually resolves in 7 – 10 days
C. A short corse of steroids
D. Broad spectrum systemic antibiotic
E. Analgetics only

21. The treatment of choice in uncomplicated acute suppurative rhinosinusitis is :


A. Analgesics, antihistamines and early surgical intervention
B. Early surgical intervention and appropriate antibiotics
C. Appropriate antibiotics for 24 hours followed by surgical intervention
D. Appropriate antibiotics, decongestant and analgesics
E. Anti histamines, corticosteroids and humidification

22. Pernyataan yang benar tentang Nasal valve:


A. merupakan area yang menurunkan hambatan aliran udara
B. dibentuk oleh komponen internal hidung
C. komponen internal dibentuk oleh medial septum, bagian bawah kartilago lateral atas
dan bagian anterior konka inferior
D. berjarak 2 cm dari nares
E. bagian terluas adalah komponen internal

23. Obstruksi nasi dapat disebabkan:


A. faktor struktural rinosinusitis
B. adanya proses inflamasi mukosa pada rhinitis alergi
C. faktor struktural polip nasi
D. proses inflamasi pada benda asing rongga hidung
E. faktor struktural tumor rongga hidung

24. Yang bukan merupakan faktor penyebab terjadinya konka hipertrofi:


A. rhinitis alergi
B. rhinitis vasomotor
C. rhinitis ozaena
D. penggunasalahan obat dekongestan
E. pemakaian obat hipertensi
25. Terapi tanpa pembedahan konka hipertrofi akibat rhinitis alergi adalah:
4
A. Kortikosteroid lokal dan sistemik
B. Kortikosteroid dan kaustik
C. Hindari alergen, kortikosterioid dan antihistamin
D. Hindari alergen, kortikosteroid, dan dekongestan
E. Hindari alergen, kortikosteroid, antihistamin, dekongestan dan kaustik

26. Pernyataan yang paling benar tentang partial turbinectomy adalah:


A. memotong bagian anterior konka inferior
B. lebih sering menimbulkan komplikasi krusta dibanding total turbinectomy
C. prosedur ini efektif untuk jangka panjang
D. dilaporkan timbulnya rhinitis atrofi
E. lebih tidak disukai dibanding total turbinectomy

27. Non resection turbinectomy:


A. kerusakan mukosa tidak dapat dihindari
B. menimbulkan jaringan ikat sub mukosa
C. komplikasi sangat tinggi
D. dapat dilakukan dgn metode microdebrider
E. efektifitas jangka panjang baik

28. Yang tidak sesuai dengan prinsip dasar tindakan septoplasty adalah :
A. Merupakan tindakan operasi yang sering dilakukan oleh ahli tht-kl dengan tujuan
memperbaiki fungsi dengan cara menghilangkan sumbatan hidung.
B. Melakukan koreksi septum terutama didaerah area Cottle 2 -5
C. Merupakan elemen dasar operasi rekonstruksi dengan tujuan memperbaiki fungsi
hidung
D. Seluruh septum hidung akan dilakukan reseksi dengan meninggalkan defek kartilago
septum dan perpendicular etmoid.
E. Tindakan ini dapat bersamaan dengan tindakan estetika dengan memperbaiki bentuk
hidung luar yang disebut rinoplasti

29. Tahapan pada operasi septoplasti :


A. Approach dengan insisi caudal septum berupa insisi hemitransfiksi, mobilisasi,
reseksi, reposisi, rekonstruksi dan fiksasi
B. Approach dengan insisi caudal septum berupa hemitransfiksi, mobilisasi, reseksi,
reposisi, rekonstruksi .
C. Approach dengan insisi caudal septum berupa hemitransfiksi, reseksi, reposisi,
rekonstruksi dan fiksasi
D. Approach dengan insisi Kilian , mobilisasi, reseksi.
E. Approach dengan insisi caudal septum berupa transfiksi, mobilisasi, reseksi.

30. Seorang laki - laki 35 tahun datang dengan pilek kronik selama 6 bulan, ingus kental,
belum pernah berobat ke dokter THT. Penderita membawa x foto Water yang
menunjukkan perselubungan kedua sinus maksila. Setelah anamnesis lengkap dan
pemeriksaan THT, pemeriksaan tambahan yang perlu dilakukan adalah :
A. CT-scan
B. MRI
C. Naso-endoskopi
D. Antroskopi
E. Biakan dan tes kepekaan kuman sekret hidung

5
31. Faktor predisposisi OMA yang berhubungan dengan unsur genetika adalah:
A. Pertahanan tubuh terganggu,
B. Sumbatan tuba auditiva,
C. Alergi,
D. Infeksi saluran napas atas,
E. Anatomi tuba.

32. Tulang pendengaran yang paling sering erosi oleh kolesteatoma adalah :
A. prosesus longus inkus
B. crura stapes
C. prosesus longus maleus
D. kapitulum maleus
E. basis stapes

33. Berikut ini yang termasuk komplikasi lanjut pada Mastoidektomi adalah :
A. Perdarahan
B. Parese nervus facial
C. Stenosis kanalis eksterna
D. Herniasi otak
E. Kebocoran cairan serebrospinal

34. Komplikasi yang paling sering akibat kolesteatoma adalah :


A. Ekstradural abses
B. labirintitis
C. hearing loss
D. erosi kanalis semisirkularis horizontal
E. abses otak

35. Gambaran klinis kolesteatoma kanal stadium II telinga kiri dapat berupa
A. Serumen obsturan
B. Masa kolesteatoma, membrana timpani utuh, erosi canal
C. Masa kolesteatoma, membrana timpani perforasi
D. Membrana timpani adhesive, serumen obsturan
E. Paresis N VII, masa kolesteatoma, membrana timpani utuh

36. Atresia kongenital pada telinga luar disebabkan kelainan heriditer:


A. Infeksi toxoplasmosis,
B. Radiasi pada ibu hamil,
C. Pemberian aminopterin ibu hamil trimester 1,
D. Zat kimia merkury pada ibu hamil.
E. Down syndrome

37. Sindroma Teacher Collins adalah kelainan kongenital berupa:


A. microtia,
B. tulang pendengar utuh tanpa gangguan
C. Makrognatia
D. palatum kendor kebawah
E. Diformitas molar bawah

6
38. Otitis Eksterna Nekrotikans sering juga disebut OE maligna, karena;
A. Prakondisi keganasan liang telinga luar
B. Pada era praantibiotik sering diakibatkan karena keganasan dasar
tengkorak
C. Infeksi dapat menyebar melalui celah Santorini dan mengenai dasar
tengkorak
D.Pada era praantibiotika sering mengakibatkan kematian akibat
penyebaran ke dasar tengkorak
E.Semua pasien dengan OE maligna meninggal

39. Penutupan ostium tuba eustachius secara fisiologis, oleh karena ;


A. Kontraksi muskulus levator palatina
B. Kontraksi muskulus veli palatina
C. Kontraksi muskulus pterigoid interna
D. Kontraksi muskulus salfingofaringeus
E. Gerak pasif

40. Pada operasi timpanoplasti, jika akan melakukan timpanotomi posterior sebagai landmark
adalah
A. Butress anterior-chorda timpani- dan n. fasialis
B. Butress posterior-chorda timpani dan n. fasialis
C. Chorda timpani-fossa inkudis dan n. fasialis
D. N. fasialis-butress anterior dan chorda timpani
E. Chorda timpani-fossa inkudis dan buttress posterior

41. Pada pemeriksaan patch test sebelum operasi timpanoplasti didapatkan hasil terdapat
perbaikan gap hantaran tulang dan hantaran udara. Maka jenis timpanoplasti yang
dianjurkan adalah:
A. Timpanoplasti tipe 0
B. Timpanoplasti tipe 1
C. Timpanoplasti tipe 2
D. Timpanoplasti tipe 3
E. Timpanoplasti tipe 4

42. Calon pasien ideal untuk dilakukan canal-wall-up mastoidektomi adalah :


A. Pasien dengan pneumatisasi mastoid yang baik dan kolesteatoma yang luas
B. Pasien dengan pneumatisasi mastoid yang sklerotik dan kolesteatoma terbatas di
posterior mesotimpanum dan antrum
C. Pasien dengan kolesteatoma yang terbatas di posterior mesotimpanum
D. Pasien dengan kolesteatoma luas namun dapat dengan mudah di bersihkan saat
mastoidektomi
E. Pasien dengan kolesteatoma terbatas di posterior mesotimpanum dan antrum dan
pneumatisasi mastoid baik

43. Pemasangan graft yang diharapkan hasilnya paling baik pada OMSK dengan perforasi
sub total adalah :
A. Onlay
B. Underlay
C. Inlay
D. Onlay-Inlay
7
E. Onlay-underlay

44. Penderita O.M.S.K disertai adanya kolesteatoma dengan tes pendengaran yang masih
baik dilakukan operasi :
A. Mastodektomi simple
B. Atiko-antrotomi
C. Timpano mastodektomi
D. Mastoidektomi radikal
E. Mastoidektomi radikal modifikasi

45. Septum Koerner’s adalah;


A. membagi epitimpanum menjadi bagian anterior dan posterior
B. membagi selule mastoid menjadi bagian medial dan lateral
C. membagi ápex petrosus menjadi bagian anterior dan posterior
D. bifurkasi sakus endolimfatik
E. landmark penting untuk vascular strip dalam kanalis akustikus

46.Seorang dewasa muda dengan otore kronik, dengan kurang pendengaran pada telinga
kanan. Pada tes fistula positif, diagnosis yang dipikirkan adalah OMSK :
A. Tipe benigna
B. Dengan fistula antero-labirinter
C. Tipe tubo-timpanik
D. Dengan fistula retro-aurikuler
E. Dengan komplikasi intrakranial

47. Komplikasi intratemporal otitis media supuratif kronis :


A. Trombosis sinus sigmoid
B. Non suppurative encephalitis
C. Otitis hydrocephalus
D. Petrositis
E. Abses otak

48. ”dropping ear” aurikula dapat terbentuk setelah othematom akibat dari;
A. Kehilangan kerangka tulang rawan daun telinga
B. Pembentukan jaringan fibrous
C. Pembentukan tulang rawan baru
D. Pembentukan jaringan parut yang berulang
E. Penumpukan darah dibawah perikondrium

49.Seorang anak umur 8 tahun menderita abses subperiosteal, OMA, dan akut mastoiditis.
Setelah dilakukan aspirasi dari abses, pemberian antibiotika secara intra vena dan
miringotomi terlihat resolusi yang cepat dari supurasi telinga bagian tengah,
berkurangnya pembekakan retroaurikuler, demam dan rasa nyeri dirasa berkurang. Maka
tindakan selanjutnya adalah;
A. Lanjutkan antibiotika intravena selama 10 hari, dilanjutkan dengan antibiotika oral
selama satu minggu dan kontrol setelah satu bulan
B. Lanjutkan antibiotika intravena selama 10 hari, kemudian rawat jalan, kontrol setelah
satu minggu
C. Dilakukan operasi bila pada pemeriksaan rontgen foto mastoid terlihat bayangan
udara (radiolusen)

8
D. Langsung operasi tanpa melihat gambaran rontgen os mastoid
E. Operasi dilakukan bila pemeriksaan CT scan tidak normal

50. Mastoidektomi Bondy dilakukan dengan cara;


A. Membuang skutum dan dinding posterior liang telinga dengan preservasi osikel dan
rongga telinga tengah
B. Membuang skutum, liang telinga posterior, kaput maleus dan inkus
C. Menbuang skutum, liang telinga posterior, eliminasi osikel dan rongga telinga tengah
D. Membuang skutum saja
E. Preservasi dinding posterior liang telinga dan melakukan timpanotomi posterior

51. Posisi Sinus lateral berada di :


A. Bagian cranial os petrosus
B. Bagian kaudal os petrosus
C. Bagian posterior os petrosus
D. Daerah yang sulit diketahui
E. Lokasi yang selalu berbeda di os petrosus

52. Untuk memudahkan menemukan antrum mastoid maka digunakan pedoman sebagai
berikut
A. Linea temporalis dan daerah zigomatik
B. Sinus lateralis
C. Tip mastoid
D. Segitiga Mc Ewen
E. Sinus sigmoid

53. Solid angle atau sudut padat adalah :


A. Sudut sinodura yang sangat sempit
B. Lokasi kanalis semisirkularis
C. Daerah dimana terdapat prosesus breves inkus
D. Saraf fasialis berjalan mendekati area tersebut
E. Ad antrum mastoid

54.Keadaan patologis yang tidak mempengaruhi meningkatnya angka kejadian Otitis Media,
adalah;
A. Palatozisis
B. Down syndrome
C. Mukopolisakaridosis
D. Klippel-Feil syndrome
E. Immotile cilia syndrome

55. Seorang laki-laki berumur 25 tahun dikonsulkan dari bangsal rawat inap bagian saraf
dengan sakit kepala hebat, otorea kanan dan demam. Pada pemeriksaan otologik, tampak
membran timpani perforasi, telinga tengah berisi kolesteatom. Perkiraan komplikasi
OMSK apakah yang paling mungkin diderita pasien ini?
A. Meningitis
B.Tromboflebitis
C. Abses otak
D. Hidrosefalus otikus
E. Labirinitis

9
56. One of auricular malformations can occur in presence of branchial-oto-renal syndrome:
A. Preauricular pit,
B. Preauricular tags,
C. Preauricular fistule,
D. Microtia,
E. Preauricular absces.

57. In a child with acute otitis media, the following complication may be noted. Which
complication would most likely prompt emergent diagnosis and treatment
A. Facial paralysis
B. Tympanosclerosis
C. Infectious eczematoid dermatitis
D. Adhesive otitis media
E. Chronic Tympanic Membrane perforation

58. The medical treatment proven to be the most effective for acute otitis media is
A. Mucolytics
B. Antimicrobials
C. Steroids
D. Antihistamines
E. Decongestants

59.Four principles form the basis of treatment for all stages of infection of the external ear,
which is the cornerstone of therapy? :
A.Thorough cleaning
B. Antibiotic therapy
C. Control of inflammation and pain
D. Recommendations to prevent infection.
E. Surgery therapy

60. The main goal of Radical mastoidectomy for C.O.M with cholesteatoma is
A. Hearing improvement
B. Hearing preservation
C. Dry Ear
D. Preservation of the posterior canal wall
E. Recontruction of ossicular chain

61. The muscle that is the main abductor of the vocal cord is the:
A. Lateral cricoarytenoid
B. Cricothyroid
C. Interarytenoid
D. Posticus
E. Thyroaritenoid

62. Penyakit/ kelainan pada balita yang tersering menimbulkan obstruksi laring adalah:
A. Benda asing

10
B. Tumor
C. Radang akut
D. Trauma
E. Congenital

63. Pembesaran kelenjar limfe leher tipe Bullneck dijumpai pada:


A. Tonsilitis akut
B. Tonsillitis TBC
C. Tonsillitis difteri
D. Tonsillitis karena mononucleosis
E. Tonsillitis kronik

64. Seorang pemuda 18 tahun mengeluh nyeri tenggorok hebat selama 4 hari, tidak dapat
menelan makanan bahkan menelan ludahpun sulit. Sebelum sakit penderita tertelan duri
ikan tongkol. Penderita Merasa sulit menarik napas. Pederita tidak parau dan tidak ada
trismus. Terdengar stridor inspirasi samar-samar.Dugaan diagnosis adalah:
A. Abses retrofaring
B. Benda asing tonsil
C. Faringitis akut
D. Epiglotitis akut
E. Tumor jinak tonsil

65. Pada kasus diatas (soal no 64) gejala khas lain yang mungkin timbul adalah:
A. Kejang
B. Sesak napas
C. Ptyalismus
D. Limfadenitis koli
E. Pseudo membran pada faring

66. The most common origin of deep neck infections is :


A. odontogenic sources
B. foreign bodies
C. spread of superficial infections
D. surgical wound infections
E. congenital deformities

67. Anterior displacement of the muscular process of the arytenoids has the following effect
on the vocal fold :
A. adduction
B. abduction
C. shortening
D. decrease in tension
E. inferior displacement

68. Sialografi merupakan pilihan prosedur dalam memperlihatkan anatomi system duktus
glandula salivarius, kontraindikasi pencitraan ini adalah:
A. Sialedenitis rekuren

11
B. Sialedenitis non spesifik
C. Sialedenitis akut
D. Sjorgen’s syndrome
E. Miculicz’s syndrome

69. Sialografi jarang digunakan pada pencitraan pada glandula sub lingualis karena:
A. Duktus glandula sub lingualis kecil, banyak dan terbuka di dasar mulut.
B. Duktus glandula sublingualis hanya satu dan langsung terbuka di dasar mulut.
C. Banyak variasi anatomis pada duktus glandula sub lingualis
D. Kasus sialedenitis jarang dijumpai
E. Sialedenitis mudah didiagnosis

70. Infeksi oportunistik oleh jamur spesies kandida pada daerah orofaring dapat terjadi karena
faktor dari hospes yaitu:
A. Virulensi kandida
B. Produk toksin kandida albican ( micotoksin )
C. Pembentukan pseudohifa
D. Pemberian kemoradioterapi
E. Pemakaian antibiotic yang tidak adekuat

71. Faktor yang paling sering menyebabkan abses leher dalam adalah sebagai berikut
A. Infeksi tonsil
B. Infeksi gigi
C. Karsinoma lidah
D. Benda asing tenggorok
E. Trauma dinding faring

72. Indikasi tonsilektomi yang paling kuat untuk keadaan di bawah ini adalah :
A. Pasca difteri
B. Pasca abses peritonsil
C. Tonsilitis akut berulang
D. Tonsil hipertropi dengan Snoring dan OSAS
E. Limfoma maligna

73. Infeksi tonsil dapat menyebabkan mediastinitis melalui :


A. Abses retrofaring meluas ke bawah
B. Penjalaran infeksi secara hematogen
C. Aspirasi dari abses peritonsil yang pecah
D. Emboli paru
E. Sarung karotis

74. Hasil terbanyak biakan kuman dari pus abses leher dalam adalah :
A. Pseudomonas aeruginosa.
B. Kombinasi banyak kuman (multiple)
C. Kuman gram negative
D. Kuman gram positif
E. Kuman aerobe

12
75. Seorang pemuda 25 tahun semalam menonton sepak bola dan bertugas sebagai pemandu
sorak supporter. Waktu pulang kehujanan, dan baru tidur setelah pukul 24.00. Paginya
penderita batuk dan suaranya parau bahkan kadang tidak keluar suara.
Kelainan yang terjadi apada pemuda diatas kemungkinan besar adalah:
A. Parese adductor pita suara
B. Inflamasi pita suara
C. Sumbatan secret di rima glottis
D. Udem jarangan ikat sub glottis
E. Nodul pita suara

76. Pada kasus diatas (no 75) penatalaksanaan yang benar adalah:
A. Kortikosteroid oral
B. Kortikosteroid parenteral
C. Istirahat bicara
D. Antibiotic
E. Antitusif

77. Pernyataan di bawah ini yang benar tentang N.laringeus superior:


A. Merupakan cabang N. IX
B. Cabang motorisnya adalah N. Laringeus internus
C. Cabang motoris mempersyarafi otot krikoaritenoid posterior
D. Cabang motoris juga mempersyarafi otot konstriktor faring inferior.
E. Cabang sensoris mempersyarafi mukosa laring inferior

78. The following therapy is not part of initial treatment for acute suppurative sialadenitis, :
A. Improved oral hygiene
B. Repeated massage of the gland
C. Aspiration
D. Adequate hydration
E. Intravenous antibiotics

79. Kelainan esofagus yang menunjukan esofagogram berupa “ BIRD BEAK” adalah:
A. Diverticulum
B. Fistel trakeo-esofagus
C. Stenosis esofagus
D. Akalasia
E. Kista

80. Laki-laki buruh bangunan, usia 45 tahun mengeluh suara parau progresif selama 3 bulan,
tak ada gangguan menelan. Dugaan diagnosis adalah :
A. Laringitis kronik
B. Karsinoma laring
C. Nodul vokal
D. Reflux laringo-faringo-esofageal
E. TBC laring

81. Untuk Kasus di atas (no.80) pemeriksaan selanjutnya adalah :


A. X- Foto dada

13
B. Laringoskopi tidak langsung
C. Endoskopi dengan serat optik
D. Pemeriksaan kadar asam lambung esofagus
E. Pemeriksaan sputum

82. Gejala khas yang menyertai infeksi mononukleosis infeksiosa adalah :


A. Splenomegali
B. Ulkus pada palatum mole
C. Detritus tebal pada tonsil
D. Pembesaran kelenjar getah bening leher
E. Suhu sub febris

83. Otot di bawah ini adalah otot abduksi pita suara :


A. krikotiroid
B. vokalis
C. tiroaritenoid
D. krikoaritenoid lateral
E. krikoaritenoid posterior

84. Penyebab paling sering terjadinya paralisis pita suara pada orang dewasa
A. Trauma bedah
B. Keganasan
C. Idiopatik
D. Infeksi
E. Gangguan neurologis

85. Which condition bellow that is not complication of laringeal trauma?


A. Laringeal stenosis
B. Pneumo mediastinum
C. Recurent nerve paralysis
D. Laryngismus stridulus
E. Vocal fold damage

86. Pada sialadenitis kronis, tindakan yang kurang invasive adalah::


A. Dilatasi ductus
B. Ligasi duktus
C. Penggunaan sialogogues
D. Pengangkatan kelenjar
E. Tympanic neurectomy

87. The following statement is true about false vocal folds: (A)
A. Allow the phenomenon of phonation
B. Move with the arytenoid cartilage
C. Are located in the subglottal area
D. Contain no muscle fibers
E. Move faster when the subglottal pressure increases

88. The disadvantage of CO2 laser:


A. Difficult cutting precision
14
B. Post operative pain
C. Expensive equipment
D. More common tissue bleeding
E. Prolonged wound healing process

89. A, 20 year old sailor has a persistent sorc throat and is found to have a pharyngitis will
enlarged tonsils and cervical adenoplasty. Gram strain of lharyngeal secretions shows
gram-negative diplococci. These findings support a diagnosis of
A. Gonococcal pharyngitis
B. Streptococcal pharyngitis
C. Bacteroides pharyngitis
D. Staphylococcuc pharyngitis
E. Haemophillus pharyngitis

90. Ludwig’s Angina


A. Involues only the sublingual space
B. Results in anterior protrusion of the tongue
C. Board like firmness of the floor of the mouth
D. Rately causer airway compromise
E. Necessitales indentification and drainage of the abscess cavity

91. Bentuk keganasan terbanyak pada tonsil palatina


A. Non Hodgkin Limfoma
B. Hodgkin Limfoma
C. Karsinoma Sel Skuamosa
D. Karsinoma Mukoepidermoid
E. Hemangiopericytoma

92. Adenoma pleomorfik paling sering ditemukan pada :


A. Kelenjar sub mandibula
B. Kelenjar sub lingual
C. Kelenjar parotis
D. Kelenjar ludah minor pada palatum durum
E. Kelenjar ludah minor pada palatum mole

93. Derajat angioinvasi karsinoma tiroid penting untuk menilai agresivitas dari :
A. Karsinoma papilari
B. Karsinoma anaplastik
C. Karsinoma medulare
D. Karsinoma sel Hurthle
E. Karsinoma folikuler

94. Komplikasi tersering setelah terapi ablasi tiroid dengan J131, adalah :
A. Leukemia
B. Krisis tiroid
C. Hipoparatiroid
D. Neoplasma tiroid
E. Hipotiroid

15
95. Berikut adalah pernyataan yang benar untuk karsinoma nasofariang (KNF):
A. Tidak ada perbedaan angka kejadian anatara wanita dan pria
B. Histopatologi paling banyak adalah WHO tipe I
C. Faktor etiologi paling dominan adalah EBV
D. Pasien seringkali datang dengan pembesaran kelenjar limfe leher
E. FNAB merupakan gold standard untuk diagnostik
96. Faktor risiko terjadinya rekurenasi pada stoma atau parastoma pasca laringektomi
karsinoma laring, adalah:
A. Perluasan tumor ke subglotis
B. Invasi tumor ke kartilago tiroid
C. Pita suara yang terfiksir
D. Sumbatan jalan nafas
E. Metastasis tumor ke kelenjar limfa yugular atas

97. Efek toksis cisplastin yang paling sering, adalah :


A. Hipepurisermia
B. Tuli neurosensoris pada frekuensi bicara
C. Efek mukokutan
D. Mual dan muntah
E. Hipotensi postural simptomatis

98. Efek samping obat kemoterapi golongan vinka alkaloid :


A. Fibrosis paru
B. Kardiotoksik
C. Neuropati perifer
D. Nefrotoksik
E. Handfoot syndrome

99. Tipe flap yang digunakan untuk post mastoidektomi dikarenakan abses mastoid :
A. Advancement flap
B. Flap interpolasi
C. Flap transposisi
D. Rhomboid flap
E. Deltopectoral flap

100. Hal di bawah ini sesuai dengan apoptosis


A. Berhubungan dengan ekspresi BCl-2
B. pengaruh radiasi
C. pertumbuhan tumor yang bersifat proliferatif
D. kematiansel tumor yang terprogram
E. efeks amping kemoterapi

101. Trismus pada penderita dengan tumor tonsil Diakibatkan oleh karena infiltrasi tumor ke
A. m. pterygoideus
B. m. temporalis
C. osmandibula
D. os maxilla
E. temporomandibular joint

16
102. Seorang anak laki-laki 23tahun datang dengan keluhan benjolan didahi sejak 5 tahun
yang lalu dan tidaknyeri. Pada perabaan terasa keras. Padap emeriksaan Ct-scan
terdapat abnormailtas pembentukan tulang pada daerah fronto-ethmoidsehingga
menekan n. optikus. Diagnosis yang mungkin pada penderita tersebut adalah:
A. Osteoma
B. Ossifying fibroma
C. Inverted papiloma
D. Fibrous displasia
E. Angiofibroma

103. Seorang penderita berusia 56 tahun, sudah terdiagnosis sebagai KNF, dengan hasil Ct-
scan tampak massa di nasofarings yang meluas ke ruang parafarings. Benjolan di leher
berukuran 4x3x3cm unilateral. Rontgen thorax, USG dan bone survey dalam batas
normal. TNM pada penderita ini adalah:
A. T1N1M0
B. T1N2M0
C. T2N1M0
D. T2N2M0
E. T3N2M1

104. Dilatasi kelenjar saliva minor di dasar mulut akibat akumulasi mucus disebut:
A. Ranula
B. Sialolithiasis
C. Pleomorfik adenoma
D. Sjorgen’ssyndrom
E. Sialodenosis

105. Penderita laki-laki 30 tahun datang dengan benjolan di daerah parotis kanansejak 5
tahun yang lambat membesar, tidak nyeri, tidak didapatkan paresis fasialis. Jenis tumor
yang mungkin untuk penderita ini adalah:
A. Adenocarcinoma
B. Pleomorfik adenoma
C. Muco-epidermoid carcinoma
D. Cylindroma
E. Whartin’s tumor

106. Yang termasuk dalam gejala awal KNF adalah:


A. Gangguanmenelan
B. Tinnitus
C. Mata strabismus
D. Benjolan leher
E. Epistaksis

107. Pernyataan di bawah ini benar mengenai Angiofibroma nasofaring juvemilis (ANJ)
A. Bedah endoskopi dapat dilakukan pada setiap stadium
B. Bedah endoskopi tidak lebih unggul dalam segi kosmetik pasca bedah
C. Kemoterapi dan Radioterapi tidak mendapat dalam terapi ANJ
D. Pembedahan masih menjadi terapi utama
E. Terapi hormonal perlu diberikan pra bedah untuk mengecilkan tumor

17
108. Hal di bawah ini benar mengenai teleangiektasis di bidang kepala dan leher
A. Bukan merupakan penyakit heriditer
B. Secara klinis menimbulkan masalah pada usia muda
C. Epistaksis merupakan hallmark teleangiektasis kepala dan leher
D. Lesi jarang muncul di daerah wajah
E. Terapi laser merupkan terapi pilihan karena efektif dan disukai
109. Pernyataan di bawah ini mengenai berbagai tumor di kepala dan leher
A. Carotid body tumor merupakan benjolan yang nyeri tekan
B. Higroma kistika umumnya tumbuh soliter
C. Sarkoma Kaposi merupakan penyakit autoimun
D. Tumor glomus jugulare jarang tumbuh di telinga tengah
E. Hemangioma kavernosa multiple merupakan lesi sindroma Osler-Weber-Rendu

110. Manifestasi klinis KNF seperti di bawah:


A. Epistaksis terjadi karena erosi arteri karotis
B. Parestesi pipi terjadi karena perluasan tumor ke foramen spinosum
C. Nyeri kepala hebat terjadi karena obstruksi ostium sinus frontal
D. Ptosis disebabkan infiltrasi tumor ke salah satu cabang N. okulomotor
E. Ekstensi paranasofaring menyebabkan tinnitus nada tinggi

111. Imaging untuk KNF:


A. Imaging terutama diperlukan dalam perencanaan kemoterapi
B. CT scan mampu mendeteksi infiltrasi tumor ke sumsum tulang
C. MRI lebih sensitive dalam mendeteksi metastasis ke nodus leher dalam
D. MRI lebih baik dalam mendeteksi erosi tulang
E. CT tak dapat mendeteksi infiltrasi ke jaringan lunak paranasofaring.

112. Terapi KNF:


A. Radioterapi bukan lagi terapi utama karena dapat merusak organ vital
B. Secara umum dosis radioterapi untuk tumor primer adalah 40-50 Gy
C. Kemoterapi perlu dikombinasi dengan radioterapi mulai stadium awal
D. Kemoradioterapi konkuren sangat bermanfaat untuk stadium lanjut
E. Survival rate meningkat dengan penambahan adjuvant kemoterapi setelah konkuren
kemoterapi

113. Pernyataan di bawah ini tidak sesuai dengan kemoterapi konkomitan adalah:
A. Memberikan kemoterapi untuk pengobatan sistemik dan radioterapi untuk
pengobatan lokal
B. Meningkatan efek radiasi pada tumor lokal
C. Dapat meningkatkan gejala toksik akut
D. Secara teknis lebih rumit dan perlu pengawasan keta
E. Menurunkan efek samping radiasi

114. Pernyataan berikut yang sesuai dengan terapi KNF dengan metastasis jauh:
A. Terapi utama adalah pemberian sisplatin

18
B. Tujuan utama terapi adalah paliatif
C. Kemoterapi kombinasi intensif memberikan respon uang lebih baik tanpa
peningkatan toksisitas
D. Reseksi pada metastasis paru tidak memperpanjang control tumor
E. Pemberian kombinasi kemoterapi dan radiasi pada metastasis kelenjar getah bening
mediastinum tidak memberikan manfaat.

115. Karsinoma rongga mulut:


A. Banyak hubungannya dengan merokok
B. Lebih dari 90% bejenis karsinoma sel skuamosa
C. Menyerang semua jenis kelamin
D. Antar etnis angka kejadian tak berbeda
E. Di AS pada saat diagnosis usia rata-rata 40 tahun

116. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan tujuan pemberian kemoterapi pada
karsinoma kepala dan leher adalah:
A. Terapi adjuvant bagi terapi bedah atau radioterapi
B. Mencegah morbiditas
C. Meningkatkan sensitivitas tumor terhadap radioterapi
D. Terapi metastasis jauh
E. Meningkatkan cure rate

117. Voice restoration yang banyak dilakukan segera pasca laringektomi total adalah dengan
metode:
A. Bicara esophagus
B. Shunt and valve
C. Duckbill Voice prosthesis
D. Tracheoesophageal prosthesis
E. Laring elektronik

118. Terapi karsinoma sinus maksila T4 N0 M0 adalah:


A. Kemoterapi
B. Radioterapi
C. Reseksi radikal diikuti kemoterapi
D. Reseksi radikal
E. Radiasi diikuti reseksi

119. Komplikasi pasca laringektomi total yang terjadi segera adalah:


A. Pneumonia
B. Empiema paru
C. Perdarahan
D. Fistel faringokutan
E. Emfisema kutis

120. Pengobatan utama tumor ganas sinonasal adalah


A. Radiasi
B. Kemoterapi
C. Operasi
D. Kemo-radiasi
E. Operasi + radiasi

19
121. Gold Standard examination for Gastroesophageal reflux disease is :
A. Intraesophageal acid infusion test .
B. Esophagoscopy
C. 24 hours ambulatory esophageal pH monitoring" examination
D. Barium upper gastrointestinal tract radiography
E. None

122. Gejala mana yang tidak sesuai dengan fistula tracheo esofageal
A. Batuk
B. Parau
C. Pneumonia berulang
D. Disfagia
E. Sputum purulen

123. Penyebab tersering dari perforasi esofagus


A. Boerhaave’s syndrome
B. Iatrogenic
C. Foreign body (benda asing)
D. Trauma
E. Esofagitas korosif

124. Hal yang tidak berhubungan dengan mekanisme terjadi GERD


A. Sfringter esofagus bawah yang inkompeten
B. Pengosongan lambung
C. Faktor heriditer
D. Klearan esofagus
E. Potensi material yang di muntahkan

125. Gejala di bawah ini yang sesuai untuk LPR adalah:


A. Serangan terjadi waktu malam
B. Suara parau
C. Sesak napas
D. Disfagi
E. Nyeri dada

126. Benda asing esofagus yang paling sering ditemukan pada anak
A. Tulang ikan
B. Daging
C. Mainan
D. Uang logam
E. Tulang ayam

127. The main advantage of flexible bronchoscopy over rigid bronchoscopy is:
A. Abilitity to visualize more distal bronchial segments
B. Better airway control
C. Ability to remove foreign bodies
D. Better optics
E. Expense of equipment

20
128. Keluhan sesak yang terjadi beberapa saat setelah kacang masuk ke jalan napas,
disebabkan oleh :
A. Iritasi mukosa
B. Edem mukosa
C. Sifat higroskopik kacang
D. Penumpukan lendir
E. Infeksi sekunder

129. Hal yang benar tentang flexible fiberoptic bronchoscope:


A. Hanya dapat dimasukkan melalui hidung.
B. Tidak dapat dimasukkan melalui tabung endotrakeal
C. Perlu anestesi umum.
D. visualisasi memegang dan menarik benda asing lebih terbatas.
E. Prosedur mudah sehingga tidak perlu latihan dengan manekin.

130. Pernyataan di bawah ini benar mengenai trakeotomi:


A. Tidak perlu ditunda untuk kemungkinan intubasi dulu.
B. Tidak mengakibatkan komplikasi segera
C. Meskipun darurat tidak tidak menyebabkan komplikasi infeksi
D. Jangka panjang tidak menyebabkan kerusakan laring
E. Mempermudah pengisapan secret

131. Pernyataan berikut yang benar mengenai LPR adalah:


A. Dominan gejala pada nyeri substernal
B. Pada umumnya tidak terjadi perubahan ph laring
C. Dismotilitas esophagus
D. Inflamasi laring disertai throat clearing
E. Tidak membaik dengan obat obatan yang biasa dipakai untuk GERD

132. Seorang anak perempuan umur 3 tahun, dibawa ibunya ke poli THT dengan riwayat
anak tiba-tiba batuk sampai wajahnya biru waktu sedang diberi makan. Ibunya
menduga anaknya tersedak dan mencoba memukul punggung anaknya. Anak menangis
dan muka biru menghilang, suara tetap serak dan sesak.
Apakah diagnosis kerja pada penderita ini
A. aspirasi pnemoni
B. batuk rejan
C. benda asing di laring
D. benda asing di trakea
E. benda asing di bronkus

133. Komplikasi yang sering terjadi pada benda asing bronkus adalah:
A. Pneumomediastinum
B. Fistel bronko-esofageal
C. Pneumotorak
D. Atelektasis
E. Henti jantung

134. Pernyataan di bawah ini yang benar untuk benda asing esophagus:
A. Pada anak paling sering adalah tulang ikan

21
B. Pada orang dewasa kebanyakan karena faktor kejiwaan
C. Uang logam dapat bertahan beberapa minggu tanpa gejala.
D. Gigi palsu tertelan karena tidak dilepas waktu tidur
E. Pada wanita berjilbab benda asing jarum pentul sering terjadi

135. About the upper GI tract foreign body:


A. History is not helpful in diagnosis
B. Foreign body in the oropharynx can be visualized but not easily removed.
C. Indirect laryngoscopy is not essential.
D. In children, tracheal compression and stridor suggest a large foreign body at the
upper esophagus
E. Complete obstructions rarely occur in the old ages.

136. Kelainan dibawah ini termasuk target kegiatan PGPKT THT Komunitas:
A. Tuli mendadak
B. Penyakit Otitis eksterna
C. Tuli akibat bising
D. Tuli akibat obat ototoksik
E. Otosklerosis

137. Tahapan awal dalam pemetaan menentukan penyebab ketulian pada pekerja industri
dengan kebisingan:
A. Pemeriksaan audiometri pekerja industri
B. Mapping titik-titik sumber bising dilokasi industri
C. Lokasi/ divisi pekerja di industri tempat bekerja
D. Status pendengaran saat masuk sebagai pekerja
E. Status pendengaran saat diukur audiometric

138. Manajemen terpenting terhadap ketulian pekerja industri dengan kebisingan:


A. Keluar/ pensiun dini sebagai pekerja
B. Menghindari sumber bising
C. Menggunakan alat pelindung diri helmet + ear plug
D. Menggunakan alat pelindung diri helmet + earmuff
E. Menggunakan alat pelindung diri earmuff + earplug

139. Ciri-ciri awal presbiakusis murni:


A. Proses aging, audiogram: nilai ambang AC & BC berimpit, meningkat nada rendah
B. Proses aging, audiogram: nilai ambang AC & BC berimpit, meningkat nada tinggi
C. Proses aging, audiogram: nilai ambang AC & BC meningkat, nada rendah bisa ada
gap < 15dB
D. Proses aging, audiogram: nilai ambang AC & BC meningkat, nada tinggi bisa ada
gap < 15dB
E. Setiap penurunan tajam pendengaran pada usia lanjut

140. Salah satu faktor kausa Sosioakusis adalah:


A. Proses degenerasi saja
B. Proses aging saja
C. Adanya penyakit metabolik hipertiroid
D. Adanya penyakit sindroma metabolik
E. Adanya penyakit metabolik hipotiroid

22
141. Hal dibawah ini merupakan kegagalan pemakaian/ pemasangan alat bantu dengar
(ABD):
A. Hasil pemeriksaan menunjukkan frekuensi spesifik
B. Karakteristik ABD sesuai konfigurasi audiometri
C. Karakteristik ABD terbatas
D. Karakteristik ABD tak terbatas
E. Ada data hasil pemeriksaan OAE

142. Skrining pendengaran ulang pada anak usia sekolah dilakukan pada saat anak berada di
kelas :
A. Kelas 1
B. Kelas 3
C. Kelas 4
D. Kelas 5
E. Kelas 6

143. Hal dibawah ini merupakan karakteristik OAE:


A. Merupakan pemeriksaan mekanik auris interna
B. Invasif dan sulit dilakukan
C. Membutuhkan waktu lama
D. Tidak harus dilakukan dalam ruang kedap suara
E. Tidak efisien untuk deteksi ketulian

144. ABD mempunyai karakteristik sebagai berikut:


A. Hanya bisa untuk rehabilitasi penurunan pendengaran
B. Berperan dalam menambah frekuendi suara yang masuk telinga
C. Diindikasikan untuk bayi dengan gangguan pendengaran permanen > 40 dB
D. Tidak diindikasikan untuk bayi dengan gangguan pendengaran permanen > 40 dB
E. Tidak diindikasikan untuk bayi dengan gangguan pendengaran permanen unilateral

145. Pemasangan ABD pada anak dengan tuli sejak lahir sesuai dengan alur skrining
pendengaran bayi baru lahir adalah:
A. Setelah anak berusia 4 tahun
B. Pada anak usia prasekolah umum
C. Sejak lahir
D. Mulai usia 3 tahun
E. Mulai usia 6 bulan

146. Munculnya hygene hypothesis didasari pada konsep bahwa alergi terjadi karena :
A. Dominasi TH1 terhadap TH2.
B. Dominasi TH2 terhadap TH1
C. Selama kehamilan TH2 dominan dibanding TH1.
D. TH1 penting pada imunitas seluler.
E. TH2 penting pada imunitas humoral.

147. Tanda dan gejala klinis reaksi cepat, pada penderita hypersensitivitas tipe I, terutama
disebabkan oleh :
A. Pelepasan IgE oleh sel B.

23
B. Melekatnya IgE pada dinding sel mast.
C. Pelepasan preformed mediator oleh sel mast.
D. Pelepasan newly mediator oleh sel mast.
E. Pelepasan mediator oleh sel basophil.

148. Cytokines yang berperanan penting pada switching kearah produksi IgE, adalah :
A. IL-2
B. IL-3 dan IL-5
C. IL-4 dan IL-13
D. IL-5 dan IL-12
E. IL-10

149. Allergen yang paling sering berperan pada patogenesis rhinitis allergi di Indonesia,
adalah :
A. House dust mite.
B. Human dander.
C. Cat dander.
D. Pollen
E. Mold.

150. Obat yang mengandung anticholinergis bermanfaat terutama pada kasus rinitis allergi
dengan gejala yang menonjol :
A. Hidung tersumbat.
B. Hidung meler.
C. Hidung gatal.
D. Bersin-bersin.
E. Mata gatal.

151. Obat antihistamin yang mampu mengurangi ekspresi ICAM-1, memberi keuntungan
terhadap perbaikan tanda dan gejala alergi melalui :
A. Penurunan presentasi allergen oleh APC.
B. Penurunan peroduksi IgE.
C. Penurunan kepekaan reseptor IgE.
D. Peningkatan stabilisasi dinding del mast.
E. Penurunan mobilisasi sel-sel immune ke target organ.

152. Pada ibu hamil tidak boleh memulai imunoterapi atau menaikan dosis imunoterapi, hal
ini disebabkan :
A. Meningkatkan kepekaan allergen pada ibu hamil.
B. Meningkatkan kepekaan allergen pada janin.
C. Tidak memberikan efek terapuitik.
D. Kadar Ig G4 yang tinggi membahayakan kehamilan.
E. Apabila terjadi komplikasi dapat membahayakan kehamilan.

153. Reaksi vasovagal yang terjadi pada saat Skin Prick Test ditandai dengan gejala sebagai
berikut :
A. Dizziness, pucat, takikardi
B. Dizziness, pucat, hipotensi dan bradikardi

24
C. Hipertensi, takikardi, bronkospasme
D. Urtikaria, angioedem, bradikardi
E. Hipotensi, bronkospasme, bradikardi

154. Dalam imunoterapi spesifik (allergen specific immunotherapy), peran sel T regulator
menekan respons Th1 dan Th2 terjadi melalui:
A. Produksi sitokin IL-4, IL-5 dan IL-13
B. Produksi IL-10 dan TGF-β
C. Supresi produksi imunoglobulin E (IgE)
D. Aktivasi sel-sel pro-inflamasi
E. Produksi IL-1 dan IL-10

155. Pasien anak laki-laki usia 13 tahun mengeluh sering bersin berulang dan meler sejak 3
tahun yang lalu. Gejala umumnya timbul di pagi hari. Hidung dirasakan tersumbat pada
malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Sejak 1 tahun terakhir pasien sering batuk-batuk
dan sesak disertai mengi, sehingga pernah dibawa oleh orang tua ke gawat darurat.
Kombinasi terapi yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
A. Kortikosteroid intranasal dan H1-antihistamin
B. H1-antihistamin dan kortikosteroid inhaler
C. Kortikosteroid intranasal, kortikosteroid inhaler dan antagonis reseptor leukotrien
D. H1-antihistamin, antagonis reseptor leukotrien, dan kortikosteroid inhaler
E. Kortikosteroid intranasal dan antikolinergik inhaler

156. Sel-sel yang tersebut dibawah ini yang berperan dalam innate immunity adalah:
A. Neutrofil, monosit, mast sel, eosinofil, basofil dan sel dendritik
B. Neutrofil, monosit, mast sel, limfosit B, eosinofil, basofil dan sel dendritik
C. Neutrofil, monosit, mast sel, eosinofil, limfosit T, basofil dan sel dendritik
D. Limfosit B, eosinofil, basofil dan sel dendritik
E. Eosinofil, limfosit T, limfosit B, basofil dan sel dendritik

157. Newly Formed Mediators adalah:


A. Arachidonic acid, histamine, heparine
B. Histamine, heparin, tryptase dan beta-glucosamidase, eosinophil and neutrophil
chemotactic factors
C. Kininogenase
D. Leukotrienes D4 and E4, Prostaglandine dan tromboksan, Platelet activating factor
E. tryptase dan beta-glucosamidase

158. Tes alergi yg memiliki sensitifitas dan spesifisitas paling baik adalah
A. Provokatif test
B. Sitologi test
C. Scratch test
D. Intradermal test
E. Radioallergensorbent test

159. What are the relative contraindications to immunotherapy ?


A. Persistent mild allergic rhinitis
B. Perennial symptoms
C. Symptoms initiated by IgE antibodies

25
D. Patients with intermittent asthma
E. Pregnancy, HIV, Autoimmune disease, use of beta blockers

160. What is a late-phase allergic response ?


A. Mast cells then degenerate and release chemical mediators like histamine.
B. Mediators released from mast cells cause infiltration of eosinophils and neutrophils
to the exposure site.
C. Initial sensitization to an allergen results in cross-linking of Ig E antibodies on mast
cells upon subsequent exposure.
D. Histamine stimulates dilatation of the blood vessels in the nose,mucous glands to
produce mucin, and keakage of plasma from capillaries and venules.
E. Resulting symptoms include sneezing, itching, rhinorrhea, and nasal congestion.

161. What is the oral challenge test ?


A. Testing method for inhalant seasonal allergy
B. Does not require of allergen elimination
C. Gold standard for detection of cyclic food allergies
D. Easy to perform in children
E. It is an objective method to diagnose food allergy

162. What effect does daily use of fluticasone have on nasal mucous ?
A. Decreases the number of eosinophils in the mucous.
B. Decreases the number of netrophils in the mucous.
C. Decreases the number of basophils in the mucous.
D. Decreases the number of mast cells in the mucous.
E. Decreases the number of Th2 lymphosits in the mucous

163. Klasifikasi rhinitis alergi menurut ARIA adalah:


A. Intermiten bila gejala kurang dari 4 hari per minggu dan lebih dari 4 minggu
B. Persisten bila gejala kurang dari 4 hari per minggu dan kurang dari 4 minggu
C. Intermiten bila gejala kurang dari 4 hari per minggu dan kurang dari 4 minggu
D. Persisten bila gejala kurang dari 4 hari per minggu atau lebih dari 4 minggu
E. Intermiten bila gejala kurang dari 4 hari per minggu atau kurang dari 4 minggu

164. Penatalaksanaan paling tepat untuk alergi bulu anjing adalah :


A. Avoidance
B. Terfenadin
C. Cromolyne
D. Beclometazone
E. Prednisone

165. Pemeriksaan gold standard untuk mendiagnosis alergi makanan tipe siklik adalah:
A. Prick test
B. Patch test
C. Immunoglobulin E specific
D. Intra cutaneous progressive dilution food test
E. Double blind placebo control food challenge

166. Pengukuran intensitas suara secara fisik (dB SPL) menggunakan dasar tekanan sebesar :
2.10-4 dyne/ cm2 ; pada frekwensi :

26
A. 250 Hz
B. 500 Hz
C. 1000 Hz
D. 2000 Hz
E. 4000 Hz
167.Canalis auditorius eksternus memberikan efek resonansi sebesar 15 dB – 20 dB pada
rentang frekwensi :
A. 500 Hz – 1000 Hz.
B. 1000 Hz – 2000 Hz
C. 2000 Hz – 3000 Hz
D. 3000 Hz – 4000 Hz
E. 2000 Hz – 5000 Hz

168. Pada pemeriksaan audiometri tutur diperoleh hasil : Nilai Diskriminasi Tutur (NDT) :
naik tidak mencapai 100% kemudian menurun, ini menunjukkan pasien menderita :
A. Tuli hantaran
B. Tuli sensori neural
C. Tuli sensori
D. Tuli neural
E. Tuli campuran.

169. Tympanogram menunjukkan puncak ada di sebelah kiri nilai nol, hal ini secara spesifik
menunjukkan :
A. Compliance rendah
B. Compliance tinggi
C. Tekanan udara telinga tengah rendah
D. Tekanan udara telinga tengah tinggi
E. Bukan salah satu di atas.

170.Tympanogram garis puncak sangat tinggi, hal ini secara spesifik menunjukkan :
A. Compliance rendah
B. Compliance tinggi
C. Tekanan udara telinga tengah rendah
D. Tekanan udara telinga tengah tinggi
E. Rangkaian tulang pendengaran putus

171. Pemeriksaan audiometri segera menjadi normal kembali setelah Menier’s disesase
secara klinis membaik, hal ini bisa terjadi karena tuli pada penderirta Menier’s disease
disebabkan oleh :
A. Kenaikan kadar Na+ yang berlebihan di endolymphe.
B. Terganggunya pompa kalium.
C. Perubahan kepekatan endolymphe
D. Kerusakan membrana basilaris sehingga tidak mampu bergetar
E. Kerusakan strereocilia

172. Seorang laki-laki umur 50 th, merasa telinga kiri berdenging sejak 2 th yang lalu, terus
menerus, semakin berat, sejak 1 tahun yang lalu merasa pendengaran berkurang. Pada
pemeriksaan otoskopi : dalam batas normal, pemeriksaan penunjang : audiogram telinga
kiri tuli sensorineural, pemeriksaan impedance dalam batas normal, pemeriksaan OAE :
telinga kanan dan kiri : pass, diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah :

27
A. Gangguan vascularisasi stria vaskularis.
B. Ototoksis.
C. Otosclerosis.
D. Acustic neuroma.
E. Gangguan pada batang otak..

173. Seorang laki-laki umur 50 th, merasa telinga kiri berdenging sejak 2 th yang lalu, terus
menerus, semakin berat, sejak 1 tahun yang lalu merasa pendengaran berkurang. Hasil
pemeriksaan ABR menunjukkan : inter peak latency gelombang I – III telinga kiri
dibandingkan telinga kanan didapat 6 ms lebih lama, diagnosis paling mungkin pada
kasus ini adalah :
A. Gangguan vascularisasi stria vaskularis.
B. Ototoksis.
C. Otosclerosis.
D. Acustic neuroma.
E. Gangguan pada batang otak.

174. Syarat masking pada hantaran tulang adalah:


A. Selisih hantaran udara telinga yang diperiksa dengan hantaran tulang telinga yang
tidak diperiksa
B. Selisih hantaran udara telinga yang diperiksa dengan hantaran udara telinga yang
tidak diperiksa
C. Selisih hantaran tulang telinga yang diperiksa dengan hantaran tulang telinga yang
tidak diperiksa
D. Adanya air-bone gap pada telinga yang diperiksa
E. Adanya air-bone gap pada telinga yang tidak diperiksa

175. Syarat masking pada hantaran udara adalah :


A. Selisih hantaran udara telinga yang diperiksa dengan hantaran tulang telinga yang
tidak diperiksa
B. Selisih hantaran udara telinga yang diperiksa dengan hantaran udara telinga yang
tidak diperiksa
C. Selisih hantaran tulang telinga yang diperiksa dengan hantaran tulang telinga yang
tidak diperiksa
D. Adanya air-bone gap pada telinga yang diperiksa
E. Adanya air-bone gap pada telinga yang tidak diperiksa

176. Pemeriksaan akustik imitans yang lengkap terdiri dari :


A. Timpanometri dan refleks akustik
B. Timpanommetri , refleks akusti dan fungsi tuba
C. Timpanometri, refleks akustik, fungsi tuba dan reflek decay
D. Timpanometri dan fungsi tuba
E. Timpanoetri, refleks akustik, fungsi tuba dan fungsi tensor timpani

177. Gambaran audiogram stadium awal pada Meniere’s desease adalah :


A. Tuli sensorineural nada rendah
B. Tuli sensorineural nada tinggi
C. Tuli konduktif nada rendah
D. Tuli konduktif nada tinggi

28
E. Tuli campur

178. Arah nistagmus vestibuler yang terjadi pada BPPV ditentukan oleh :
A. Masa laten nistagmus
B. Fase lambat nistagmus
C. Fase cepat nistagmus
D. Fatiq nistagmus
E. Lama nistagmus

179. Tes keseimbangan yang dapat menentukan adanya hipofungsi kanal vestibuler bilateral :
A. Head shaking tes
B. Head impulse/thrust tes
C. Romberg tes
D. Stepping tes
E. Visual dynamic acuity tes

180. Prinsip dasar pada pemeriksaan Elektro-nistagmografi memakai refleks:


A. vestibulo-spinal
B. vestibulo-okuler
C. vestibulo-kolik
D. somato-okuler
E. somato-spinal

181. Tes Schirmer pada pemeriksan n fasialis menilai fungsi :


A. Korda timpani
B. N fasialis yang mensarafi m stapedius
C. N petrosus superior mayor
D. N fasialis supragenikulatum
E. N fasialis infra stilomastoideum

182. Tes gustatometri pada pemeriksaan n fasialis menilai fungsi sensorik dari :
A. Duapertiga lidah bagian depan
B. Sepertiga lidah bagian depan
C. Duapertiga lidah bagian belakang
D. Sepertiga lidah bagian belakang
E. Duapertiga tepi lidah

183. Seorang wanita 30 tahun mengalami kelumpuhan nervus fasialis selama 1 tahun.
Sementara didiagnosis dengan Bell’s palsy dan mendapat terapi kortikosteroid, tetapi
tidak tercatat adanya perbaikan. Pada pemeriksaan ulangan diketemukan perbaikan
tidak terjadi pada daerah muka tetapi tidak ada tanda kelumpuhan pada bagian kepala-
leher yang lain. Dugaan sdr;
A. Belum cukup waktu untuk proses regenerasi
B. Infeksi Herpes zoster
C. Fraktur tulang temporal yang tidak terdeteksi akibat KDRT
D. Penyakit Lyme
E. Kemungkinan suatu neoplasma

29
184. Seorang laki-laki 35 tahun mengeluh sering sakit kepala karena kesulitan mendengar
percakapan. Audiogram nada murni menemukan derajat kesulitan kanan 58 dB dan kiri
55 dB. Walaupun penderita tidak dapat mengingat kapan mulai terjadinya ketulian,
namun nilai diskriminasi tutur kanan 95% dan kiri 100%. Kemungkinan penyakit
adalah ;
A. Presbyakusis prekoks
B. Efek ototoksik analgetik
C. Otosklerosis
D. Penyakit metabolic
E. Kerusakan pusat bicara di otak

185. Pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan tuli mendadak, adalah ;
A. Umumnya terjadi bilatral
B. Merupakan ketulian konduktif
C. Penyebabnya mudah diketahui
D. Selalu disertai gejala vertigo
E. Jenis ketuliannya adalah tuli saraf koklea

186. The optokinetic system;


A. Allows us to look around rapidly
B. Allows us to keep our visual field in focus while we are moving
C. Recordings are not affected by fatigue
D. Recordings are very useful in specifically locating the site of the lesion
E. Recordings cannot be distorted by labyrinthine disease

187. Monosyllabic speech recognition materials are usually used;


A. To measure the sensitivity for speech
B. To distinguish between different types of middle ear disorders
C. To determined the patient’s ability to recognize words at suprathreshold levels
D. To verify the pure-tone threshold levels average from the frequencies of 0.5,1.5, and
2.0 kHz
E. All the above

188. The major classifications of hearing loss identifiable from tone-air and bone-conduction
test are;
A. Conductive and sensorineural
B. Hair cell and eighth nerve
C. Peripheral and central
D. Middle ear and inner ear
E. Central only

189. The primary goal of neurophysiological monitoring of the system during otologic surgery
is;
A. To predict postoperative hearing function
B. To forewarn the surgeon of possible injury to the ear
C. To evaluate brainstem function
D. To map the surgical field electrophysiologically
E. To assist the inexperienced surgeon with difficult cases

30
190. The best examination for the diagnosis of an acoustic neurinoma is
A. OAE
B. ABR
C. CT Scan with contrast
D. MRI with gadolinium contrast
E. Arteriography
191. Repair palatum dengan Z plasty dikenal sebagai teknik :
A. Furlow
B. Waldirr Killner
C. Von langenbeck
D. Rotation
E. Moure

192. Repair palatum dengan membuat insisi sepanjang tepi median ginggiva dan alveolar
ridge disebut :
A. Furlow
B. Waldir killner
C. Von langenbeck
D. Moure
E. Weber ferguson

193. Garis fraktur pada maksila yang melibatkan garis horizontal pada dasar maksila sampai
bagian bawah apertura piriformis adalah :
A. Fraktur maksila Le fort I
B. Fraktur maksila Le Fort II
C. Fraktur maksila Le Fort III
D. Fraktur multiple maksila
E. Fraktur comminuted maksila

194. Urutan langkah yang benar pada penanganan fraktur midface adalah :
A. Mobilisasi-pemasangan arch bar-reduksi-MMF-pemasangan plate
B. Pemasangan arch bar-mobilisasi-reduksi-MMF-pemasangan plat
C. Reduksi-pemasangan arch bar-mobilisasi-MMF-pemasangan plate
D. MMF-pemasangan arch bar-reduksi-mobilisasi-pemasnagn plate
E. MMF-mobilisasi-reduksi-pemasangan plate-pemasangan arch bar B

195. Dalam melakukan tindakan rekonstruksi terhadap penderita fraktur Le Fort II, tindakan
yang pertama kali dilakukan adalah :
A. Pemasangan plate
B. Reduksi
C. Mobilisasi
D. Pemasangan arch bar
E. Pemasangan MMF

196. Pada faktur le fort II urutan terdapat beberapa plate yang dipasang pada garis fraktur.
Plate pertama yang dipasang adalah pada bagian :
A. Nasomaxillary
B. Pterigomaxillary
C. Zygomaticomaxillary
31
D. Infraorbital rim and nasal bones
E. Vertical mandibular

197. Penatalaksanaan penderita dengan Fraktur Le Fort I sebagai berikut:


A. Fiksasi interdental dan intermaksila 4 – 6 minggu
B. Fiksasi sutura zigomatikus dan rim orbita
C. Reduksi terbuka fiksasi intermaksila
D. Fiksasi eksterna dengan traksi lateral dan anterior
E. Pemasangan splint pada displacement gigi dan maloklusi

198. Pemeriksaaan radiografi canggih yang diperlukan untuk membantu diagnosis pada
Fraktur maksila :
A. MRI potongan axial dan coronal
B. MRI potongan axial dan sagital
C. CT scan axial dan coronal
D. CT scan axial dan sagital
E. CT scan coronal dan sagital

199. Kebocoran cairan serebrospinal melalui sel atap etmoid dan lamina kribiformis didapat
pada kondisi dibawah ini :
A. Fraktur os nasalis
B. Fraktur Le Fort I
C. Fraktur Le Fort II
D. Fraktur Le Fort III
E. Fraktur zigoma

200. Diagnostik penunjang radiologis yang paling diperlukan untuk menegakkan diagnosis
fraktur tulang kerangka hidung :
A. Proyeksi anterior tulang hidung
B. Proyeksi lateral tulang hidung
C. Proyeksi oblique kepala
D. Proyeksi occipitomental kepala
E. Proyeksi anteroposterior kepala

32

Anda mungkin juga menyukai