Anda di halaman 1dari 4

PETUNJUK PENYELESAIAN KASUS

Masing-masing kelompok menyelesaikan satu kasus. Kasus dapat dikembangkan sendiri,


sehingga penyelesaian kasus yang sama antar kelompok berbeda. Penyelesaian kasus dalam
power point di print dan dikumpulkan pada saat perkuliahan berlangsung.

Buat dalam bentuk Power point untuk dipresentasikan dan didiskusikan berdasarkan kasus yang
diperoleh meliputi :
a. Definisi
b. Patofisiologi
c. Sasaran, tujuan dan strategi terapi
d. Algoritme terapi
e. Penyelesaian Kasus dapat menggunakan metode SOAP tiap problem medik.

1. Pemeriksaan (fisik, laboratorium) terkait diagnosis yang harus dilakukan beserta


nilai untuk masing-masing parameter yang diperiksa (ditambahkan).
2. Alternatif terapi apa saja yang bisa diberikan
3. Terapi yang direkomendasikan, dengan mempertimbangkan ketepatan indikasi, obat,
pasien, dosis dan ESO)
4. Monitoring efek dan efek samping
5. Informasi yang harus diberikan kepada pasien

1. KASUS PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN

Kasus 1

Ny CN 62 tahun berkunjung ke poliklinik penyakit dalam untuk kontrol rutin. Ny CN


mengeluhkan sekitar 1 jam sesudah makan merasakan nyeri seperti terbakar di dada bagian
tengah dan kadang-kadang merasakan makanan yang dimakan tidak bisa turun, seperti tidak
tertelan. Ny CN mempunyai riwayat GERD sejak 5 tahun yang lalu, pada akhir-akhir ini terjadi
peningkatan frekuensi terjadinya nyeri dada setelah makan. Ny CN rutin menggunakan antasida
dan H2-receptor antagonist untuk mengatasi nyerinya. Ny CN juga mengeluhkan sering bangun
tidur di malam hari karena merasa tidak nyaman pada epigastric.
Diagnosa : Gastroesophageal Reflux Disease

Kasus 2

Ny CN 42 tahun berkunjung ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan nyeri


epigastrik selama lebih dari 1 bulan dan semakin memburuk pada 10 hari terakhir. Nyerinya
tidak menyebar dan terjadi pada epigastrik sebelah kanan. Nyeri terjadi tiap hari, intensitasnya
tidak teratur, dan meningkat pada malam hari dan diantara makan. Ny CN sudah menggunakan
antasida tetapi tidak dapat mengatasi nyeri yang dirasakan. Ny CN juga mengalami konstipasi
satu minggu yang lalu, 4 hari yang lalu fecesnya berwarna hitam. Ny CN tidak ada riwayat
pendarahan lambung dan mempunyai riwayat diabetes melitus sejak 6 tahun.

Diagnosa : Ulkus peptic, anemia mikrositik, dan hipertensi.

2. KASUS PENYAKIT SISTEM SYARAF

Kasus 3

Ny CP 78 tahun berkunjung ke rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri yang


menetap pada pinggang dan kaki sebelah kiri. Ny CP mempunyai riwayat ‘lower back pain’
sejak kecelakaan 10 tahun yang lalu, Ny CP kemudian menjalani operasi (laminectomy) untuk
mengatasi nyeri setelah kecelakaan. Ny CP juga mempunyai riwayat diabetes mellitus tipe 2
sejak 8 tahun yang lalu yang diterapi dengan humulin 70/30 sebanyak 10 unit pagi hari dan 20
unit malam hari. Pada saat ini kadar HbA1c Ny CP 9,1%.

Diagnosa : lower back pain kronis sedang sampai berat dan diabetes mellitus yang tidak
terkontrol.

Kasus 4

Ny CP 36 tahun berkunjung ke klinik neurologi untuk melakukan kontrol terhadap


migraine yang sudah diderita selama 3 tahun terakhir. Ny CP mengalami serangan migraine 2
kali sebulan, namun saat ini terjadi peningkatan serangan menjadi 4 sampai 5 kali sebulan,
karena Ny CP baru saja dipecat dari pekerjaan lamanya dan sedang menjalani pekerjaan barunya.
Migraine biasanya terjadi pada pagi hari dan tidak terkait dengan menstruasi. Nyeri kepala yg
dirasakan berkembang cepat (dalam 1 jam), berdenyut-denyut, pada unilateral dengan sifatnya
temporal dan didahului dengan aura. Sering disertai fotophobia dan mual, pada nyeri yang hebat
disertai dengan muntah. Ny CP juga mempunyai riwayat hipertensi yang sudah diderita sejak 3
tahun yang lalu.

Diagnosa : peningkatan frekuensi serangan migraine dan hipertensi

3. KASUS PENYAKIT SALURAN PERNAFASANKasus 2

Kasus 5

Nn RK 20 tahun, berkunjung ke poliklinik dengan keluhan terjadi peningkatan nafas pendek,


mengi (wheezing), toleransi terhadap aktivitas rendah sejak 4 hari yang lalu. Pada saat ini Nn RK
mulai memonitor kemampuan respirasinya dua kali sehari dan menggunakan albuterol nebuliser.
Namun demikian Nn RK merasakan tidak ada perbaikan pada pernafasannya. Nn RK juga
mengalami gangguan tidur, yaitu dalam satu minggu paling tidak terbangun 2 kali karena sesak
nafas, dan merasakan sesak di dada pada pagi hari. Nn Rk sudah menderita asthma selama 12
tahun dan mempunyai riwayat perennial allergic rhinitis.

Vital sign : Tekanan darah = 148/88 mmHg, P=105, RR=28, Suhu=38,2oC

Peak Flow 130L/min (baseline 340L/min).

Diagnosis : serangan asthma sedang sampai berat yang dipicu oleh infeksi pernapasan atas oleh
virus dan perennial allergic rhinitis.

4. KASUS PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN

Kasus 6

Tn BB berkunjung ke poliklinik dengan keluhan 1 bulan ini mengalami batuk menetap yang
menjadi produktif dalam 2 minggu terakhir. Tn BB juga mengeluh rasa tidak enak badan, panas,
berkeringat pada malam hari dan mengalami penurunan berat badan 9,1 kg dalam 2 bulan
terakhir ini. Tn BB juga mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu yang dikontrol
dengan hydrochlorothiazide 15 mg per oral 1 kali sehari, dan riwayat kejang, yang dikontrol
dengan fenitoin 300 mg per oral pada malam hari.

Diagnosis : Tuberculosis Pulmoner Aktif

Anda mungkin juga menyukai