Episodik BERULANG
Variabilitas
Nokturnal
BATUK FEV1
dan/atau
MENGI Reversibilitas
Rever FEV1 pre-pasca
sibel bronkodilator
PENCETUS
Alur Diagnosis Asma
Alur Diagnosis Asma
Klasifikasi
Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-kunjungan
awal dan dibuat berdasarkan anamnesis :
SERANGAN BERAT
- GELISAH +
! RR/HR !!
Keamanan Biaya
Jenis alat inhalasi sesuai usia
Umur Alat inhalasi
<5 tahun ▪ Nebulizer dengan masker
▪ metered dose inhaler (MDI) dengan spacer:
aerochamber, pocketchamber, babyhaler
5−8 tahun ▪ Nebulizer dengan mouth piece
▪ MDI dengan spacer
▪ Dry powder inhaler (DPI): autohaler, cyclohaler, diskhaler,
easyhaler, spinhaler, turbuhaler
>8 tahun ▪ nebulizer dengan mouth piece
▪ MDI dengan atau tanpa spacer
▪ DPI : autohaler, cyclohaler, diskhaler, easyhaler, spinhaler,
turbuhaler
Pemakaian spacer
Zar HJ, Asmus MJ, Weinberg EG. A 500-ml plastic bottle: An effective spacer for children with asthma. Pediatr Aleergy Immunol
2002;13:217-22.
Zar HJ, Streun S, Levin M, Weinberg EG, and Swingler GH. Randomised controlled trial of the efficacy of a metered dose inhaler
Obat asma
PNAA 2016
PNAA; 2016.
STEROID SISTEMIK (??)
Resolusi lebih cepat
Mengurangi perawatan
STEROID
SISTEMIK Mencegah relaps
Mengurangi morbiditas
1st launching in
PITIKA Manado
Sep 2019
Asma serangan ringan-sedang
Rekomendasi 1
• Pasien dengan serangan asma ringan-sedang → inhalasi β2 agonist kerja
pendek (short-acting β2 agonist/ SABA).
• Anak > 5 tahun, selain β2 agonist juga diberikan kortikosteroid sistemik
ATAU kortikosteroid inhalasi dosis tinggi sebagai pereda.
• Anak < 5 tahun, jika menunjukkan perbaikan klinis setelah terapi inhalasi
SABA, kortikosteroid tidak perlu diberikan.
Rekomendasi 2
• Pemberian obat pereda inhalasi menggunakan pMDI+spacer sama
efektifnya dengan pemberian melalui nebuliser.
• Kortikosteroid ampul harus diberikan dengan nebuliser jet, tidak boleh
dengan nebuliser ultrasonik.
• Cara inhalasi dengan DPI tidak sebaik nebuliser atau pMDI+spacer.
Asma serangan berat
Rekomendasi 3
• Anak serangan asma berat → inhalasi kombinasi SABA dan antikolinergik
ditambah dengan kortikosteroid sistemik intravena sebagai pereda.
• Jika setelah terapi tidak ada perbaikan, selanjutnya DITAMBAH dengan
kortikosteroid inhalasi dosis tinggi.
Rekomendasi 4
• Anak serangan asma berat dengan ancaman henti napas → inhalasi
kombinasi SABA dan antikolinergik DITAMBAH kortikosteroid sistemik
intravena DAN kortikosteroid inhalasi dosis tinggi sebagai obat pereda.
Rekomendasi 5
• Terapi inhalasi pada asma serangan berat dan ancaman henti napas
diberikan dengan menggunakan nebuliser.
Terapi nebulasi eksaserbasi
pada asma anak PNAA 2019
REKOMENDASI UKK (2019)
SABA + Kortikosteroid Oral ATAU
SERANGAN SABA + ICS Dosis Tinggi
RINGAN-
SEDANG
Dosis 1-2 mg/inhalasi"frekuensi 2x
CONTROLLER RELIEVER
Adakah buktinya?
Antihistamin
• Tidak mempunyai efek yang bermakna, bahkan dapat
memperburuk keadaan
Adrenalin
• Diberikan sebagai terapi tambahan pada asma yang
berhubungan dengan anafilaksis dan angioedema
• Tidak diindikasikan untuk serangan asma lainnya. Namun bila
di fasyankes tidak tersedia alat inhalasi, bisa diberikan injeksi
adrenalin untuk serangan asma
Ipratropium bromida
• Kombinasi β2 agonis kerja cepat dan
ipratropium bromide (antikolinergik) pada
serangan asma sedang-berat → menurunkan
risiko rawat inap dan memperbaiki PEF dan
FEV1
• Tidak direkomendasikan diberikan secara
rutin untuk serangan asma ringan
Kortikosteroid sistemik
• Direkomendasikan untuk diberikan pada semua jenis
serangan, kecuali serangan sangat ringan (Evidence A)
• Jika memungkinkan, kortikosteoid oral diberikan dalam 1 jam
pertama.
• Cara pemberian:
– Pemberian per oral sama efektifnya dengan pemberian
secara intravena.
– Memerlukan waktu sekitar 4 jam untuk memberikan
perbaikan klinis.
– Pemberian secara intravena direkomendasikan bila pasien
tidak bisa menelan obat
• Dosis: kortikosteroid oral 1–2 mg/kg, maksimum sampai 40
mg/hari
• Lama pemberian: 3-5 hari.
Aminofilin intravena
• Tidak direkomendasikan diberikan secara rutin
• Pertimbangkan pada anak dengan serangan asma berat atau
dengan ancaman henti napas yang tidak berespon terhadap dosis
maksimal inhalasi β2 agonis dan kortikosteroid sistemik
• Penambahan aminofilin pada terapi awal (inhalasi B2 agonis dan
kortikosteroid) meningkatkan fungsi paru dalam 6 jam pertama
• Rentang keamaan sempit dan efek samping yang sering (mual,
muntah, takikardi dan agitasi). Toksisitas yang berat dapat
menyebabkan aritmia, hipotensi, dan kejang
• Dosis yang direkomendasikan:
– Loading 5-7 mg/kg diberikan dalam 20 menit dengan monitor EKG,
dilanjutkan dengan pemberian secara drip 0,5 - 1 mg/kg/jam.
– Rumatan 0,5 mg - 1 mg/kg/jam meningkatkan kadar aminofilin serum
2 mcg/mL. Untuk efek terapi maksimal, target kadar amonifilin serum
10-20 mcg/mL
Tujuan Tata Laksana Jangka Panjang
• Mencapai kendali asma → potensi tumbuh
kembang anak secara optimal
– Aktivitas pasien berjalan normal, termasuk bermain
dan berolahraga
– Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari
– Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada
serangan
– Efek samping obat dapat dicegah untuk tidak atau
sesedikit mungkin terjadi, terutama yang
memengaruhi tumbuh kembang anak
• Apabila tujuan ini belum tercapai maka
tatalaksananya perlu dievaluasi kembali
The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from:
www.ginasthma.org
Derajat kendali asma
49