Pendidikan tambahan:
• Fellowship on pediatric pulmonology, Beatrix Children Hospital,
Groningen
1
TATA LAKSANA
ASMA PADA ANAK
….. update
Roni Naning
Divisi Respirologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUGM /RSUP Dr Sardjito
Yogyakarta
Definisi Asma (PNAA 2015)
• Asma adalah penyakit saluran respiratori
dengan dasar inflamasi kronik yang
mengakibatkan obstruksi dan hiperreaktivitas
saluran respiratori dengan derajat bervariasi
• Gejala asma adalah batuk, mengi, sesak
napas, dada tertekan yang timbul secara
kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau
dinihari, dan biasanya timbul jika ada
pencetus.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
Klasifikasi
Berdasarkan kekerapan timbulnya gejala
• Asma intermiten
• Asma persisten ringan
• Asma persisten sedang
• Asma persisten berat
Klasifikasi
Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-
kunjungan awal dan dibuat berdasarkan
anamnesis :
Kekerapan Uraian kekerapan gejala asma
Intermiten <6x/tahun atau jarak antar gejala ≥6 minggu
Persisten
>1x/bulan, <1x/minggu
ringan
Persisten
>1x/minggu, namun tidak setiap hari
sedang
Persisten
Gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat
Klasifikasi
Keterangan untuk membuat klasifikasi kekerapan:
1.Klasifikasi berdasarkan kekerapan gejala dibuat setelah
dibuat diagnosis kerja asma dan dilakukan tatalaksana umum
(penghindaran pencetus) selama 6 minggu
2.Jika sudah yakin diagnosis asma dan klasifikasi sejak
kunjungan awal, tatalaksana dapat dilakukan sesuai
klasifikasi
3.Klasifikasi kekerapan ditujukan sebagai acuan awal
penetapan jenjang tatalaksana jangka panjang
4.Jika ada keraguan dalam menentukan klasifikasi kekerapan,
masukkan ke dalam klasifikasi lebih berat.
Klasifikasi
Kesetaraan klasifikasi PNAA 2004 dengan PNAA 2015
adalah:
PNAA 2004 PNAA 2015
Episodik Jarang Intermiten
Episodik Sering Persisten Ringan
Persisten Sedang
Persisten
Persisten Berat
Klasifikasi
Berdasarkan derajat beratnya serangan
• Asma serangan ringan-sedang
• Asma serangan berat
• Serangan asma dengan ancaman henti
napas
Dalam pedoman ini, klasifikasi derajat kendali dipakai untuk menilai keberhasilan
tatalaksana yang tengah dijalankan dan untuk penentuan naik jenjang (step-up),
pemeliharaan (maintenance) atau
turun jenjang (step-down) tatalaksana yang akan diberikan.
Derajat kendali asma
A. Penilaian Klinis (Dalam 6-8 minggu)
Terkendali dengan/tanpa Terkendali
obat pengendali Tidak
Manifestasi Klinis sebagian
terkendali
(Bila semua kriteria terpenuhi) (Min. satu)
Gejala Siang Hari Tidak pernah (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu
Tiga atau lebih
Aktivitas Terbatas Tidak ada Ada kriteria -
Gejala Malam Hari Tidak ada Ada terkendali
sebagian*†
Pemakaian Pereda Tidak ada (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu
The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from:
Garis besar tatalaksana asma
• Penghindaran pencetus,
termasuk pengelolaan lingkungan
• Tatalaksana medikamentosa
• KIE (komunikasi, informasi,
edukasi)
• Rencana aksi (action plan)
Obat pada asma
Bronkodilator
Anti inflamasi
Obat asma
Obat pereda (reliever) Obat pengendali (controller)
Inhalasi
Obat Lokal Tidak didistribusi sistemik
Langsung ke sistem
pernapasan
Efek cepat
Dosis sangat kecil, ES sangat
kecil
Terapi Inhalasi
Mesh • Turbuhaler
Jet Neb Spacer (+) Spacer (-
Neb • Discus
)
UltraSoni • Swinghaler
c Neb extension dv holding ch
OBAT SECARA INHALASI (HIRUPAN)
Pemakaian spacer
• Mengurangi deposisi obat dalam mulut (orofaring)
• Jumlah obat yang akan tertelan berkurang
sehingga mengurangi efek sistemik
• Sebaliknya, deposisi obat dalam saluran respiratori
bawah lebih baik sehingga didapatkan efek
terapeutik yang baik
• Spacer dapat dibuat menggunakan gelas plastik
atau botol plastik dengan volume 500 ml yang
sama efektifnya dengan spacer konvensional
Jenis alat inhalasi sesuai usia
Umur Alat inhalasi
Nebulizer dengan masker
Manfaat:
• Mengurangi gejala asma
• Meningkatkan kualitas hidup
• Meningkatkan fungsi paru
• Mengurangi risiko eksaserbasi asma
• Mengurangi angka rawat inap karena asma
• Mengurangi angka kematian karena asma
kebocoran
Sel Mast
Glukokortikoid
jumlah
Otot polos saluran napas
Makrofag
b2-receptors
Cytokin
Kelenjar
Sel dendrit
jumlah Sekresi
mukus
Tatalaksana serangan asma
Pasien risiko tinggi
• Serangan asma yang • Kunjungan ke UGD atau
mengancam nyawa perawatan rumah sakit
• Intubasi karena serangan (RS) karena asma dalam
asma setahun terakhir
• Pneumotoraks dan/atau • Tidak teratur berobat
pneumomediastinum sesuai rencana terapi
• Serangan asma • Berkurangnya persepsi
berlangsung dalam waktu tentang sesak napas
yang lama • Penyakit psikiatrik atau
• Penggunaan steroid masalah psikososial.
sistemik (saat ini atau • Alergi makanan
baru berhenti)
Tata laksana asma serangan ringan sedang
• Segera berikan beta 2 agonis kerja cepat
(salbutamol) secara nebulisasi atau MDI
dengan spaser 4-10 semprot. Ulang 2 kali
selang waktu 20 menit,pemberian ketiga
tambahkan ipratropium bromid.
• Berikan steroid sistemik oral berupa prednison
atau prednisolon 1-2 mg/kgbb/hari, maksimal
40 mg selama 3-5 hari.
• Jika dalam 12 jam klinis tetap baik, maka
pasien dipulangkan dan dibekali obat.
Tata laksana asma serangan berat
• Pasien dirawat diruang rawat sehari atau
bangsal rawat inap
• Berikan oksigen 2-4 l/menit nasal kanul
• Pasang jalur parenteral
• Steroid iv (dosis lihat tabel)
• Beta 2 agonis kerja cepat (salbutamol)
ditambah ipratropium bromid tiap 1-2 jam
Bila dalam 4-6 kali pemberian terjadi
perbaikan klinis pemberian diperlebar setiap
4-6 jam
…..tata laksana asma serangan berat
Bila tidak tersedia obat-obatan lain, ADRENALIN untuk asma yang berhubungan dengan anafilaksis
dan angioedema, dosis 10 ug/kg (0,01 ml/kg adrenalin 1:1.000), maksimal 500 ug (0,5 ml)
Tata laksana serangan asma di fasyankes & RS/UGD (1)
Rencana Aksi Asma (RAA) (1)