Anda di halaman 1dari 20

PORTOFOLIO KASUS

MEDIKOLEGAL
Disusun oleh:
dr. Ilya Rosdiana
Dokter Internsip RS Pelabuhan Kota
Cirebon
 
Pendamping:
dr. Winta Mandasari
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
RUMAH SAKIT PELABUHAN
KOTA CIREBON
2019
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Identitas
Nama : Tn. R
Umur : 58 tahun
No. RM : 20192169XX
Tanggal (kasus) : 14 Desember 2019
Tanggal Presentasi : 18 Desember 2019
Anamnesis
Pasien datang ke IGD RS Pelabuhan meminta untuk
divisum. Pasien adalah seorang wiraswasta. Pasien
mengatakan sekitar jam 11.00 WIB, saat pasien sedang di
warungnya duduk dan minum, tiba-tiba dipukul oleh satu
orang.

Pasien mengeluh nyeri pada hidung (+) dan mengalir


darah, nyeri pada bibir (+)
• Riwayat pengobatan: • Riwayat keluarga:
Os sudah berobat ke puskesmas Riwayat keluarga
tetapi os mengatakan tidak bias dengan HT (-), riwayat
dijahit di puskesmas keluarga dengan kejang
• Riwayat kesehatan/ penyakit: (-), riwayat keluarga DM
(-)
HT (+), DM (-)
• Riwayat pekerjaan
Wiraswasta
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis E3M6V5
Pasien Tampak Sakit Sedang
BB : 61 kg
TB : 1 cm

• Tanda-tanda vital
TD : 150/90 mmHg
Suhu : 36°C
Nadi : 85x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
SpO2 : 99%
Pemeriksaan Fisik  Inspeksi :Pergerakan dada simetris saat
statis dan dinamis
 Mata tidak cekung, konjungtiva tidak  Palpasi : Vokal fremitus normal ka=ki
anemis, sklera tidak ikterik.  Perkusi : sonor
 Pupil bulat isokor Ø 3 mm/3 mm,  Auskultasi : VBS ka=ki, ronki -/-,
reflex cahaya +/+ wheezing -/-
.

Kepala Pulmo

12
34
Muka
 Luka robek a/r nasal, terdapat
darah disekitarnya (+), nyeri
tekan (+), Ø P : 1,5 cm, L : 1 cm
kedalaman : 0,5 cm.
 Perdarahan pada bibir (+)

.
Pemeriksaan Fisik
Cor
 Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Punctum maximum teraba
 Perkusi :
o Batas jantung kanan : linea sternalis dextra
o Batas jantung kiri : linea midclavicularis sinistra
o Batas atas : ICS III sinistra
 Auskultasi : Bunyi jantung 1 2 reguler, murmur(-), gallop (-) 

Abdomen
 Inspeksi : Datar, luka lecet, memar, dan tanda –
tanda bekas operasi tidak ada.
 Auskultasi : BU (+) normal
 Perkusi : Timpani
 Palpasi : Soepel, Hepar & Lien tidak teraba,
nyeri tekan (-)
Ekstremitas
Akral Hangat , Crt < 2 detik
Tatalaksana di IGD
Diagnosis : Trauma tumpul , Vulnus Laseratum et nasal,
susp. Fracture os nasal.

Hecting

Cefixime 2x 100 mg
Abdomen Ketorolac tab 3 x 1
Asam traneksamat 2 x 250 mg

Pasien menolak Ro. os nasal

Prognosis : Bonam
Visum et Repertum
Format Visum et Repertum

• Pembukaan PRO JUSTITIA


• Pendahuluan Identitas
• Pemberitaan Hasil pemeriksaan
(objektif)
• Kesimpulan Pendapat pemeriksa
(subjektif, ilmiah)
• Penutup sumpah, ilmiah,
tandatangan, cap dsb
Penalaran Klinis
• Bedasarkan Lembaran Negara tahun 1973 No.350
pasal 1 dan pasal 2, menyatakan bahwa
o Visum et Repertum adalah suatu keterangan tertulis yang
dibuat oleh dokter atas sumpah atau janji tentang apa yang
dilihat pada benda yang diperiksanya yang mempunyai
daya bukti dalam perkara-perkara pidana.
• Menurut KUHAP pasal 184 ayat 1, alat bukti yang sah
berupa :
o Keterangan Saksi
o Keterangan Ahli
o Surat
o Petunjuk
o Keterangan terdakwa
Peranan VeR
Visum et repertum adalah salah satu alat bukti yang sah
sebagaiman tertulis dalam  pasal 184 KUHP, visum et
Text Here repertum turut berperan dalam :
Easy to change a) Proses pembuktian suatu perkara pidana terhadap
colors.
kesehatan dan jiwa manusia, dimana visum et

Ea
s . ng e

Te
re
He

sy olors
repertum menguraikan segala sesuatu tentang

xt
co cha

He
to
c
xt

lor

pemeriksaan hasil medik yang terdapat di bagian


to
Te

ch

re
sy

a ng
.
Ea

 pemberitaan yang dianggap sebagai pengganti

e
barang bukti
e
ng

b) Visum et repertum secara utuh telah menjembatani


to rs.
a
ch
re

o
Ea col
He

ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dapat


y
xt

membaca visum et repertum


Te

colors.

c) Visum et repertum juga memuat keterangan atau


Easy to change
Text Here
pendapat dokter mengenai hal pemeriksaan medik
tersebut tertuang di dalam kesimpulan
Visum Hidup
Visum mempunyai dua jenis yaitu Visum Jenazah yang dilakukan
pada orang yang sudah meninggal, dan Visum Hidup yang
diberikan untuk korban luka-luka karena kekerasan, keracunan,
perkosaan,  psikiatri dan lain-lain pada orang yang masih hidup.
 Bedasarkan waktu pemberiannya visum hidup dibedakan atas :
a) Visum Seketika adalah visum yang dibuat seketika oleh karena korban tidak
memerlukan tindakan khusus atau perawatan dengan perkataan lain korban mengalami
luka - luka ringan
b) Visum Sementara adalah visum yang dibuat untuk sementara berhubung korban
memerlukan tindakan khusus atau perawatan. Dalam hal ini dokter membuat visum
tentang apa yang dijumpai pada waktu itu agar penyidik dapat melakukan penyidikan
walaupun visum akhir menyusul kemudian
c) Visum Lanjutan adalah visum yang dibuat setelah berakhir masa perawatan dari
korban oleh dokter yang merawatnya yang sebelumnya telah dibuat visum sementara
untuk awal penyidikan. Visum tersebut dapat lebih dari satu visum tergantung dari dokter
atau rumah sakit yang merawat korban.
Visum et repertum orang hidup dapat terdiri dari luka :

• Luka yang paling banyak terjadi • Kemudian luka akibat kekerasan


adalah luka mekanis, biasanya fisis diantaranya adalah
luka ini bisa karena  Luka akibat suhu tinggi atau
 Luka benda tumpul   luka bakar  
 Luka benda tajam  Luka akibat listrik.
 Luka tembakan senjata api • Luka akibat zat kimia terdiri dari
 Luka akibat asam kuat  
 Akibat basa kuat
Pengertian dan Kualifikasi Luka
• Luka Derajat Kedua (luka
1.Pengertian golongan B), pada KUHP pasal
• Suatu luka dapat didefinisikan sebagai 351 ayat 1 yaitu: “Luka yang
rusaknya jaringan tubuh yang berakibat penyakit atau halangan
disebabkan oleh suatu trauma. untuk sementara waktu”
(penganiayaan).
2.Kualifikasi luka ini akan • Luka Derajat Ketiga (luka
memudahkan hakim untuk golongan A), pada pasal 351 (2),
353 (2), 354 (1), pasal 90 KUHP
menjatuhkan pidana. yaitu: “Luka yang menyebabkan
Kualifikasi luka ini dapat rintangan/halangan menjalankan
jabatan, pekerjaan atau
didasarkan pada: pencaharian” (penganiayaan yang
• Luka Derajat Pertama (luka menimbulkan luka berat).
golongan C), pada KUHP pasal 352
yaitu: “Luka yang tidak berakibat
penyakit atau halangan untuk
menjalankan pekerjaan jabatan atau
mata pencaharian” (penganiayaan
ringan).
Benda tumpul bila mengenai tubuh dapat
Luka Akibat Benda Tumpul menyebabkan luka yaitu luka lecet, memar dan
luka robek atau luka robek atau luka terbuka.

a. Luka lecet (abrasi) adalah luka c.Luka robek, retak, koyak (laserasi)
yang superficial, terbatas hanya mempunyai tepi yang tidak teratur,
pada lapisan kulit yang paling luar terdapat jembatan-jembatan jaringan
b. Luka memar (kontusio) adalah yang menghubungkan kedua tepi
suatu keadaan dimana terjadi luka, akar rambut tampak hancur atau
pengumpulan darah dalam jaringan tercabut bila kekerasannya di daerah
yang terjadi sewaktu orang masih yang berambut, di sekitar luka robek
hidup, dikarenakan pecahnya sering tampak adanya luka lecet atau
pembuluh darah kapiler akibat luka memar.
kekerasan benda tumpul.
Luka benda tajam merupakan putusnya atau
Luka Akibat Benda Tajam rusaknya kontinuitas jaringan karena trauma akibat 
alat/senjata yang bermata tajam dan atau berujung
runcing.

a. Luka tusuk (Stab wound)  c. Luka Bacok (Chop


Luka akibat alat yang berujung wounds)  Adalah luka
runcing dan bermata tajam atau
tumpul yang terjadi dengan akibat benda atau alat yang
suatu tekanan tegak lurus atau berat dengan mata tajam
serong pada permukaan tubuh. atau agak tumpul yang
b. Luka Iris (Incised wounds)  terjadi dengan suatu
Luka iris adalah luka karena alat ayunan disertai tenaga
yang tepinya tajam dan yang cukup besar.
timbulnya luka oleh karena alat
ditekan pada kulit dengan
kekuatan relatif ringan
kemudian digeserkan
sepanjang kulit.
Petunjuk pembuatan kesimpulan

• Kesimpulan harus memuat : • Cara menyatakan


Jenis luka /kelainan yang derajat luka pada
ditemukan
Jenis benda kesimpulan :
penyebabnya Luka derajat I ( luka yang tidak
menimbulkan penyakit, atau
Bagaimana cara benda halangan untuk menjalankan
itu menimbulkan pekerjaan jabatan atau pekerjaan
luka/kelainan mata pencaharian)
Apa akibatnya dan Luka derajat II ( luka yang
mengakibatkan penyakit atau
derajat lukanya. halangan dalam menjalankan
jabatan atau pencaharian untuk
sementara waktu)
Luka derajat III (luka berat, atau
yang mengancam jiwa)
Yang perlu diperhatikan

• Gunakan bahasa Indonesia yang baku,


karena VeR dipergunakan di pengadilan oleh
banyak pihak yang tidak semuanya dari
kalangan kedokteran.
• Jangan sekali-kali menggunakan istilah yang
hanya lazim di kalangan kedokteran
Daftar Pustaka
1. Amir,A. 2008. Ilmu Kedokteran Forensik. Bagian
Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas
Kedokteran USU. Medan.
2. Idries, A.M. 2002. Pedoman Ilmu Kedokteran
Forensik bab Identifikasi. Binarupa Aksara. Jakarta.
3. Soegandhi, R., dkk. 2008. Pedoman Penyusunan
Visum et Repertum. Bagian Ilmu Kedokteran
Kehakiman Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
4. Poernomo, Slamet. 2010. Deskripsi Luka. Instalasi
Kedokteran Forensik RS Bhayangkara TK.I. Said
Sukanto. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai