Anda di halaman 1dari 46

Cissy B.

Kartasasmita
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUP/RSHS, Bandung

PIKAB ANAK FKUP/RSHS, Bandung 26-27 November 2016


Prof. Cissy B. Kartasasmita,dr., MSc., PhD, SpAK

Pekerjaan:
Staf Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS, Bandung
Ketua PUSDI Infeksi Klinik
Pendidikan/Courses:
• Dokter Umum - FK Unpad 1973
• Spesialis Anak FK Unpad
• Master Medical Sciences 1990, KUL Leuven, Belgium
• Spesialis anak Konsultan Pulmonologi 1992
• Doctor in Medical Sciences 1993, KUL Leuven, Belgium
• Pediatric Pulmonology Course ,1988 , Keio University Tokyo – Japan
• Tropical Epidemiology Course, Mahidol University, 1988, Bangkok,Thailand
Organisasi:
• Anggota IDI dan IDAI Jabar
• Ketua Satgas Imunisasi PP-IDAI
• Anggota ITAGI
• Ketua Indonesia Influenza Foundation (IIF)
• Board Member of Asia Pacific Alliance for Control of Influenza (APACI)
• Member of Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease ( ASAP )
• Board Member of NESI (Network for Education and Support on Immunization)
• Advisory Board CIPP (Congress of International Paediatric Pulmonology)
 Asma adalah penyakit yang heterogen, dengan
karakteristik inflamasi kronis
 Ditandai oleh wheezing, napas pendek, sesak dan batuk
yang bervariasi dari intensitas nya dari waktu ke waktu
 Disertai gejala aliran udara ekspirasi yang terbatas
 Diagnosis asma harus berdasarkan riwayat pola gejala
saluran napas yang sesuai dengan karakternya dan
adanya aliran udara yang terbatas dan bervariasi
 Asma biasanya diasosiasikan dengan hiperresponsif
dan inflamasi saluran napas
Gambar 2.1. Distribusi prevalensi gejala asma di beberapa negara untuk (a) umur 13-14 tahun dan (b) umur 6-7 tahun (Diambil dari Lancet. 1998;351:1225-32.)
PREVALENS

Mustafa J, Yunus F, Wiyono WH. Prevalens Asma Pada Kelompok Siswa 13-14 Tahun Menggunakan Kuesioner
ISAAC dan Uji Provokasi Bronkus di Jakarta Pusat. Respir Indo 2012,32:8-16
 Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar
inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi.
 Manifestasi klinis asma dapat berupa:
◦ batuk, mengi, sesak napas, dada tertekan
◦ timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
◦ cenderung memberat pada malam atau dini hari,
◦ dan biasanya timbul jika ada pencetus.
 polusi udara: asap rokok,
 makanan cepat saji,
 berat lahir,
 cooking fuel,
 rendahnya pendidikan ibu,
 ventilasi rumah yang tidak
memadai,
 merokok di dalam rumah,
 tidak adanya ventilasi.
 anamnesis

 pemeriksaan fisis

 pemeriksaan penunjang
 Manifestasi klinis yang diterima luas sebagai titik awal
diagnosis asma :wheezing dan/atau batuk berulang
 Chronic recurrent cough (batuk kronik berulang, BKB) dapat
menjadi petunjuk awal untuk membantu diagnosis asma.
 Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya.
 Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke
waktu, bahkan dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat
pada malam hari (nokturnal).
 Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan
atau dengan pemberian obat pereda asma.
Gejala Karakteristik
Wheezing, batuk , sesak napas,  Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori
dada tertekan, produksi sputum  Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring
waktu
 Gejala memberat pada malam atau dini hari
 Gejala timbul bila ada pencetus
Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi
Gambaran obstruksi FEV1 rendah (<80% nilai prediksi)
saluran respiratori FEV1 / FVC ≤ 90%

Uji reversibilitas Peningkatan FEV1 >12%

(pascabronkodilator)
Variabilitas Perbedaan PEFR harian >13%

Uji provokasi Penurunan FEV1 >20%, atau PEFR >15%


 Dalam keadaan stabil (tanpa gejala), biasanya tidak
ditemukan kelainan.
 Dalam keadaan sedang bergejala dapat terdengar
wheezing, baik terdengar langsung atau dengan
stetoskop.
 Selain itu, dapat pula dijumpai tanda alergi seperti
allergic shiners atau geographic tongue.
Menunjukkan variabilitas gangguan aliran napas akibat
obstruksi, hiperreaktivitas, dan inflamasi saluran nafas, atau
adanya atopi pada pasien.

 Uji fungsi paru dengan spirometri sekaligus uji reversibilitas


dan untuk menilai variabilitas atau peak flow meter.

 Uji cukit kulit (skin prick test), eosinofil total, IgE spesifik.

 Uji inflamasi saluran respiratori: FeNO (fractional exhaled nitric


oxide), eosinofil sputum.
 Uji provokasi bronkus dengan exercise, metakolin, atau larutan
salin hipertonik.
Batuk/wheezing/sesak napas/
dada tertekan/produksi sputum
Patut diduga asma:
 Timbul kronik atau berulang
 Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu
 Gejala memberat pada malam atau dini hari
 Timbul bila ada pencetus

Spirometri/Peak Flow Meter (PFM) - Pikirkan diagnosis lain


- Pertimbangkan
Reverbilitas >12 % Berikan β- pemeriksaan berikut
atau
agonis* (sesuai indikasi):
Variabilitas >13%
selama 3-5 hari o Uji tuberkulin
o Rontgen dadatoraks
Ulang spirometri/PFM** o Pemeriksaan refluks
Hasil sesuai asma o CT scan dada/sinus

ASMA Respons (+)

Tambah steroid
sistemik (3-5 hari) Tatalaksana sesuai
Tentukan derajat diagnosis lain
penyakit dan serangan
Respons (+)
Inflamasi: infeksi, alergi
 Rinitis, rinosinusitis
 Chronic upper airway cough syndrome
 Infeksi respiratori berulang
 Bronkiolitis
 Aspirasi berulang
 Defisiensi imun
 Tuberkulosis
Obstruksi mekanis
 Laringomalasia, trakeomalasia
 Hipertrofi timus
 Pembesaran kelenjar getah bening
 Aspirasi benda asing
 Vascular ring, laryngeal web
 Disfungsi pita suara
 Malformasi kongenital saluran respiratori
Tujuan utama tata laksana asma adalah terkendalinya penyakit.
 Asma terkendali penuh (well controlled)
◦ Tanpa obat pengendali : pada asma intermiten
◦ Dengan obat pengendali : pada asma persisten
(ringan/sedang/berat)
 Asma terkendali sebagian (partly controlled)
 Asma tidak terkendali (uncontrolled)

Klasifikasi derajat kendali dipakai untuk


 menilai keberhasilan tata laksana yang tengah dijalani
 penentuan naik jenjang (step-up), pemeliharaan (maintenance)
atau turun jenjang (step-down) tatalaksana yang akan diberikan
 Asma intermiten

 Asma persisten ringan

 Asma persisten sedang

 Asma persisten berat


Derajat Uraian kekerapan gejala
asma asma
Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak
Intermiten
antar gejala ≥6 minggu
Persisten Episode gejala asma >1x/bulan,
ringan <1x/minggu
Persisten Episode gejala asma >1x/minggu, namun
sedang tidak setiap hari
Persisten
Episode gejala asma terjadi hampir tiap hari
berat
Asma merupakan penyakit kronik yang dapat
mengalami episode gejala akut yang memburuk
dengan progresif yang disebut sebagai serangan asma.

 Asma serangan ringan-sedang

 Asma serangan berat

 Serangan asma dengan ancaman henti napas


 Bertujuan mencapai kendali asma sehingga tercapai
potensi tumbuh kembang anak secara optimal.
 Secara lebih rinci, tujuan yang dikehendaki adalah:
◦ Aktivitas pasien berjalan normal, termasuk bermain dan
berolahraga.
◦ Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari.
◦ Kebutuhan obat seminimal mungkin.
◦ Efek samping obat dapat dicegah untuk tidak atau
sesedikit mungkin terjadi, terutama yang memengaruhi
tumbuh kembang anak.
Umur Alat inhalasi
<5  Nebuliser dengan masker
tahun  Metered Dose Inhaler (MDI) dengan spacer:
aerochamber, optichamber, babyhaler
5−8  Nebuliserdengan mouth piece
tahun  MDI dengan spacer
 Dry Powder Inhaler (DPI): diskhaler, easyhaler,
swinghaler, turbuhaler
>8  Nebuliserdengan mouth piece
tahun  MDI dengan atau tanpa spacer
 DPI: diskhaler, swinghaler, turbuhaler
A. Penilaian Klinis (Dalam 6-8 minggu)
Terkendali
dengan/tanpa obat Terkendali sebagian
Manifestasi Klinis pengendali (Minimal satu Tidak terkendali
(Bila semua kriteria kriteria terpenuhi)
terpenuhi)

Gejala Siang Hari (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu

Aktivitas Terbatas Tidak ada Ada Tiga atau lebih kriteria -


Gejala Malam Hari Tidak ada Ada terkendali sebagian*†

Pemakaian Pereda (< 2 kali/minggu) > 2 kali/minggu

B. Penilaian risiko perjalanan asma (risiko eksaserbasi, ketidakstabilan, penurunan fungsi


paru, efek samping)
Asma yang tidak terkendali, sering eksaserbasi, pernah masuk ICU karena asma, FEV1 yang rendah,
paparan terhadap asap rokok, mendapat pengobatan dosis tinggi
Tabel 5.2.Dosis berbagai preparat steroid inhalasi pada anak asma

Dewasa dan remaja (12 tahun atau lebih)


Dosis harian (ug)
Obat
Rendah Sedang Tinggi
Dewasa dan remaja (12 tahun atau lebih)
Beclometasone dipropionate (CFC)* 200-500 > 500-1000 > 1000
Beclometasone dipropionate (HFA)* 100-200 > 200-400 > 400
Budesonid (DPI) 200-400 > 400-800 > 800
Ciclesonide (HFA) 80-160 > 160-320 > 320
Fluticasone propionate (DPI) 100-250 > 250-500 > 500
Fluticasone propionate (HFA) 100-250 > 250-500 > 500
Mometason furoat 110-220 > 220-440 > 440
Triamcinolone acetonide 400-1000 > 1000-2000 > 2000
Anak usia 6-11 tahun
Beclometasone dipropionate (CFC)* 100-200 > 200-400 > 400
Beclometasone dipropionate (HFA)* 50-100 > 100-200 > 200
Budesonid (DPI) 100-200 > 200-400 > 400
Budesoonide (Nebules) 250-500 > 500-1000 > 1000
Ciclesonide 80 > 80-160 > 160
Fluticasone propionate (DPI) 100-200 > 200-400 > 400
Fluticasone propionate (HFA) 100-200 > 200-500 > 500
Mometason furoat 110 > 220-440 > 440
Triamcinolone acetonide 400-800 > 800-1200 > 1200

CFC : chlorofluoorocarbon propellant; DPI : dry powder inhaler; HFA : hydrofluoroalkane propellant
*Beclometasone dipropionate CFC dimasukkan untuk perbandingan
Serangan asma
Asma serangan Asma serangan
dengan ancaman
ringan sedang berat henti napas

- Bicara dalam kalimat - Bicara dalam kata - Mengantuk


- Lebih senang duduk - Duduk bertopang - Letargi
daripada berbaring lengan - Suara napas tak
- Tidak gelisah - Gelisah terdengar
- Frekuensi napas - Frekuensi napas
meningkat meningkat
- Frekuensi nadi - Frekuensi nadi
meningkat meningkat
- Retraksi minimal - Retraksi jelas
- SpO2 (udara kamar): - SpO2 (udara kamar) <
90 – 95% 90%
 Berikan SABA melalui mask atau spaser  evaluasi
 Orang tua/pengasuh segera memberikan 1
semprot SABA (pMDI ) dengan spaser dua kali
berturutan. Selang 20 menit dapat diulang 2
semprot lagi sebanyak 2kali. Dalam 1 jam 3 x 2
semprot  Dilakukan pengamatan.
 Bila hasilnya baik di teruskan sesuai kebutuhan (on
demand).
 Bila telah 6 semprot dalam 2 jam tidak berhasil ,
atau dalam 24 jam tidak ada perbaikan Yankes
Pasien dengan serangan asma

 Nilai derajat serangan asma


 Cari riwayat asma risiko
tinggi

RINGAN – SEDANG BERAT ANCAMAN HENTI NAPAS


 Bicara dalam kalimat  Bicara dalam kata  Mengantuk/letargi
 Lebih senang duduk daripada  Duduk bertopang lengan  Suara napas tak terdengar
berbaring  Gelisah
 Tidak gelisah  Frekuensi napas meningkat
 Frekuensi napas meningkat  Frekuensi nadi meningkat
 Frekuensi nadi meningkat  Retraksi jelas
 Retraksi minimal  SpO2 (udara kamar) < 90%
 SpO2 (udara kamar): 90 – 95%  PEF < 50% prediksi atau
 PEF > 50% prediksi atau terbaik terbaik
RINGAN – SEDANG BERAT ANCAMAN HENTI NAPAS

MULAI TERAPI AWAL SEGERA


 Berikan oksigen 1-2 L/menit jika SpO2< 94% MEMBURUK
 Agonis β2 kerja pendek:
o Via nebuliser atau via MDI dan spacer (4-10 semprot)
o Nebulisasi dapat diulang sampai 3 x tiap 20 mnt dalam 1 jam RUJUK KE RUMAH SAKIT
 Untuk nebulisasi ketiga pertimbangkan kombinasi β2-agonis Sambil menunggu, lakukan terapi:
kerja pendek dan ipratropium bromida  Nebulisasi agonis β2 kerja
 Pada saat serangan : Steroid sistemik (prednison/prednisolon): pendek dan ipratropium
1-2 mg/kgBB/hari, maksimum 40 mg peroral (bila tidak bromida
memungkinkan, IV) selama 3 – 5 hari  Steroid sistemik (prednison
o Hati-hati dalam penggunaan steroid sistemik* /prednisolon): 1-2 mg/kgBB/hari,
o (pilihan steroid lain lihat tabel)** maksimum 40 mg IV
 Berikan oksigen 1-2 L/min jika SpO2< 94%  Berikan oksigen 2 L/menit

• Lanjutkan terapi dengan agonis-β2 kerja pendek jika diperlukan


• NILAI RESPONS TERAPI DALAM 1 JAM BERIKUTNYA (atau lebih cepat) MEMBURUK
TIDAK RESPON
• Lanjutkan terapi dengan agonis-β2 kerja pendek jika diperlukan
• NILAI RESPONS TERAPI DALAM 1 JAM BERIKUTNYA (atau lebih cepat) MEMBURUK
TIDAK RESPON

PENILAIAN SEBELUM DIPULANGKAN SIAPKAN UTK RAWAT JALAN


 Gejala: membaik  OBAT PEREDA: jika diperlukanlanjut sampai gejala
 SpO2 > 94% (udara kamar) reda/hilang
 PEF membaik , dan 60-80% nilai  OBAT PENGENDALI: dimulai, dilanjutkan, dinaikkan
prediksi terbaik* sesuai dengan derajat kekerapan asma
 Steroid oral: lanjutkan 3-5 hari
 Kunjungan ulang ke RS dalam 3-5 hari

FOLLOW UP
 Obat pereda: diberikan jika perlu
 Obat pengendali: lanjutkan dengan dosis yang sesuai
 Evaluasi faktor risiko: identifikasi dan modifikasi faktor risiko bila memungkinkan
BERAT ANCAMAN HENTI NAPAS

Penilaian awal:
A: airway B: breathing C: circulation SEGERA
MEMBURUK
APAKAH ADA:
mengantuk, letargi, suara paru tak terdengar

TIDAK YA
SERANGAN BERAT ANCAMAN HENTI NAPAS
MULAI TERAPI SIAPKAN PERAWATAN ICU
 Inhalasi β2-agonis kerja  Inhalasi 2-agonis kerja
pendek + ipratropium bromida pendek
 Steroid IV  Oksigen
 Oksigen untuk mempertahan-  Siapkan intubasi jika perlu
kan SpO2 94-98%
 Berikan Aminofilin IV

MEMBURUK atau TIDAK RESPON


• Nilai kondisi klinis secara berkala
• Periksa spirometri/PEF* (satu jam setelah
terapi awal)
Nama
Nama Generik Sediaan Dosis
Dagang
Metilprednisolon Prednicort tablet 4 mg, 8 0,5-1 mg/kgBB/hari
mg tiap 6 jam
Prednison tablet 5 mg 0,5-1 mg/kgBB/hari
tiap 6 jam
Metilprednisolon Prednicort vial 125 mg, 30 mg dalam 30
suksinat vial 500 mg mnt (dosis tinggi)
tiap 6 jam
Hidrokortison suksinat vial 100 mg 4 mg/kgBB/kali
tiap 6 jam
Deksametason injeksi Etason ampul 0,5-1 mg/kgBB
bolus dilanjutkan 1
mg/kgBB/ hari tiap
6−8 jam
Betametason injeksi ampul 0,05-0,1 mg/kg BB
tiap 6 jam
 Terjadinya eksaserbasi pada asma kronik pertanda
kegagalan tatalaksana.
 Harus dilakukan evaluasi tatalaksana asma nya.
 Di periksa ulang:
1. Apakah pasien/orang tua tau apa penyebab eksaserbasi
2. Cari faktor risiko, misal asap rokok
3. Mengetahui tujuan pengobatan, obat yang diberikan dan
teknik pemakaian inhaler yang benar
4. Revisi disesuaikan Rencana Aksi tatalaksana asma nya.
 Konsultasikan ke ahlinya
Skema Skrining Awal Kemungkinan asma pada balita (Modifikasi GINA 2015)
Gejala RINGAN BERAT*
Kesadaran Tidak ada Agitasi, tampak bingung, drowsi

Saturasi Oksigen >95% <92%


(SaO2)**
Bicara† Kalimat Kata kata

Denyut nadi <100 kali/min >200 kali/min (0–3 thn)


>180 kali/min (4–5 thn)
Sianosis Sentral Tidak ada Tampak ada

Intensitas Wheeze Bervariasi Tidak terdengar suara napas

* Setiap gejala menunjukkan eksaserbasi berat


**Oximetry sebelum pengobatan bronkodilator dan oksigen
† Sesuaikan dengan kemampuan tumbuh kembang anak

GINA 2015, Box 6-9 © Global Initiative for Asthma


Pengobatan Dosis dan cara pemberian
Pemberian 24% diberikan dengan masker muka (biasanya 1L/min) tuntuk
oksigen menjaga agar saturasi oksigen 94-98%
Inhalasi SABA 2–6 semprot salbutamol menggunakan spacer, atau 2.5mg
menggunakan nebulizer, tiap 20 min utk 1 jam pertama,
kemudian nilai kembali. Bila gejala tetap ada atau berulang,
berikan tambahan 2-3 semprot per jam. Rawat di RS bila
membutuhkan >10 semprot dalam 3-4 jam.
Kortikosteroid Berikan dosis inisial sp oral prednisolone (1-2mg/kg, maximum
sistemik 20mg untuk anak <2 tahun; 30 mg untuk 2-5 tahun)
Tambahan obat pada jam pertama pengobatan
Ipratropium Untuk eksaserbasi sedang/berat berikan 2 semprot ipratropium
bromide bromide 80mcg (atau 250mcg memakai nebulizer) setiap 20
menit untuk 1 jam saja
Magnesiumsulfat Nebulisasi isotonic MgSO4 (150mg) 3 dosis pada 1 jam
e (MgSO4) pertama untuk ≥2 tahun dengan serangan berat
GINA 2015, Box 6-11 © Global Initiative for Asthma
NEW!

GINA 2015, Box 6-8 © Global Initiative for Asthma


Child presents with acute or sub-acute asthma exacerbation
PRIMARY CARE or acute wheezing episode

Consider other diagnoses


ASSESS the CHILD Risk factors for hospitalization
Severity of exacerbation?

MILD or MODERATE SEVERE OR LIFE THREATENING


Breathless, agitated any of:
Pulse rate ≤200 bpm (0-3 yrs) or ≤180 bpm (4-5 yrs) Unable to speak or drink
Oxygen saturation ≥92% Central cyanosis
Confusion or drowsiness
Marked subcostal and/or sub-glottic
retractions
START TREATMENT
Oxygen saturation <92%
Salbutamol 100 mcg two puffs by pMDI + spacer
Silent chest on auscultation
or 2.5mg by nebulizer
Pulse rate > 200 bpm (0-3 yrs)
Repeat every 20 min for the first hour if needed
or >180 bpm (4-5 yrs)
Controlled oxygen (if needed and available):
target saturation 94-98% URGENT

MONITOR CLOSELY for 1-2 hours TRANSFER TO HIGH LEVEL CARE


Transfer to high level care if any of: (e.g. ICU)
Worsening,
• Lack of response to salbutamol over 1-2 hrs or lack of While waiting give:
• Any signs of severe exacerbation improvement Salbutamol 100 mcg 6 puffs by pMDI+spacer
• Increasing respiratory rate (or 2.5mg nebulizer). Repeat every 20 min
• Decreasing oxygen saturation as needed.
Oxygen (if available) to keep saturation 94-
98%
Prednisolone 2mg/kg (max. 20 mg for <2 yrs;
max. 30 mg for 2–5 yrs) as a starting dose
Consider 160 mcg ipratropium bromide
(or 250 mcg by nebulizer). Repeat every
20 min for 1 hour if needed.

GINA 2015, Box 6-8 (2/3) © Global Initiative for Asthma


MONITOR CLOSELY for 1-2 hours
TRANSFER TO HIGH LEVEL CARE
Transfer to high level care if any of: (e.g. ICU)
Worsening,
• Lack of response to salbutamol over 1-2 hrs While waiting give:
or lack of
• Any signs of severe exacerbation improvement Salbutamol 100 mcg 6 puffs by pMDI+spacer
• Increasing respiratory rate (or 2.5mg nebulizer). Repeat every 20 min
• Decreasing oxygen saturation as needed.
Oxygen (if available) to keep saturation 94-
IMPROVING 98%
Prednisolone 2mg/kg (max. 20 mg for <2 yrs;
CONTINUE TREATMENT IF NEEDED max. 30 mg for 2–5 yrs) as a starting dose
Worsening, Consider 160 mcg ipratropium bromide
Monitor closely as above or failure to (or 250 mcg by nebulizer). Repeat every
If symptoms recur within 3-4 hrs respond to
20 min for 1 hour if needed.
10 puffs
• Give extra salbutamol 2-3 puffs per hour
salbutamol
• Give prednisolone 2mg/kg (max. 20mg for over 3-4 hrs
<2 yrs; max. 30mg for 2-5 yrs) orally

IMPROVING

DISCHARGE/FOLLOW-UP PLANNING
Ensure that resources at home are adequate.
Reliever: continue as needed
Controller: consider need for, or adjustment of, regular controller
Check inhaler technique and adherence
Follow up:within 1-7 days
Provide and explain action plan

FOLLOW UP VISIT
Reliever: Reduce to as-needed
Controller: Continue or adjust depending on cause of exacerbation, and duration of need for extra salbutamol
Risk factors: Check and correct modifiable risk factors that may have contributed to exacerbation, including
inhaler technique and adherence
Action plan: Is it understood? Was it used appropriately? Does it need modification?
Schedule next follow up visit

GINA 2015, Box 6-8 (3/3) © Global Initiative for Asthma


Transfer segera ke Rumah Sakit bila didapatkan:
Gambaran eksaserbasi berat saat pemeriksaan pertama kali
 Anak tidak dapat bicara atau minum
 Sianosis
 Retraksi subkostal
 Saturaso Oksigen <92% saat bernapas di udara kamar
 Toraks “sepi” saat auskultasi
Tak ada respon terhadap pengobatan inisial bronkhodilator
 Tidak ada respon pada pemberian 6 semprot inhaler SABA (2 semprot
terpisah, diulang sebanyak 3 kali) dalam jangka waktu 1-2 jam
 Takhipnu persisten * setelah pemberian 3 kali inhalasi SABA,
meskipun gejala klinis yang lain membaik

Tidak dapat merawat di rumah


 Lingkungan sosial tidak baik, mempengaruhi pemberian pengibatan
segera
 Orang tua/ pengasuh tidak sanggup merawat di rumah

*Normal frekuensi napas (kali/menit): 0-2 bulan: <60; 2-12 bulan: <50; 1-5 tahun: <40
GINA 2015, Box 6-10 © Global Initiative for Asthma
A. Symptom control Level of asthma symptom control
Well- Partly Uncontrolled
In the past 4 weeks, has the child had:
controlled controlled
• Daytime asthma symptoms for more than
few minutes, more than once/week? Yes No
• Any activity limitation due to asthma?
(runs/plays less than other children,
tires easily during walks/playing) Yes No None of 1-2 of 3-4 of
these these these
• Reliever needed* more than once a
week? Yes No
• Any night waking or night coughing
due to asthma? Yes No

B. Risk factors for poor asthma outcomes


ASSESS CHILD’S RISK FOR:
• Exacerbations within the next few months
• Fixed airflow limitation
• Medication side-effects

GINA 2015, Box 6-4A © Global Initiative for Asthma


Risk factors for exacerbations in the next few months
• Uncontrolled asthma symptoms
• One or more severe exacerbation in previous year
• The start of the child’s usual ‘flare-up’ season (especially if autumn/fall)
• Exposures: tobacco smoke; indoor or outdoor air pollution; indoor allergens (e.g.
house dust mite, cockroach, pets, mold), especially in combination with viral infection
• Major psychological or socio-economic problems for child or family
• Poor adherence with controller medication, or incorrect inhaler technique
Risk factors for fixed airflow limitation
• Severe asthma with several hospitalizations
• History of bronchiolitis

Risk factors for medication side-effects


• Systemic: Frequent courses of OCS; high-dose and/or potent ICS
• Local: moderate/high-dose or potent ICS; incorrect inhaler technique; failure to protect
skin or eyes when using ICS by nebulizer or spacer with face mask

GINA 2015, Box 6-4B (3/3) © Global Initiative for Asthma


 Asma penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan
 Gejala khas wheezing tidak selalu ada.
 Klasifikasi bisa berdasarkan kekerapan, tingkat
pengendalian dan serangan
 Asma dapat dikendalikan
 Pengendalian jangka panjang secara berjenjang
 Evaluasi harus dilakukan berkala
 Adanya eksaserbasi pertanda belum terkendali

 Asma pada balita lebih sulit didiagnosis


 Tatalaksana serangan akut terbagi ringan dan berat
 Pengendalian asma balita sama berjenjang

Anda mungkin juga menyukai