Anda di halaman 1dari 26

dr. Murdoyo Rahmanoe, Sp.

A
Alamat : Jl. H. Endro Suratmin Gg. Bintara II No. 66 B Sukarame, B. Lampung

Praktik
RS Urip Sumoharjo
RSIA Bunda As - Syifa
Apotik Keluarga Antasari

Riwayat Pendidikan
Dokter Umum : Universitas Sriwijaya Palembang
PPDS I Spesialis Anak : Universitas Sriwijaya Palembang

Riwayat Organisasi
Anggota IDI Cabang Kota Bandar Lampung
Ketua IDAI Cabang Lampung Periode 2014 - 2017
Ketua POPTI Bandar Lampung
TATALAKSANA ASMA ANAK
TERKINI

dr. Murdoyo Rahmanoe, SpA


ASMA ADALAH

PENYAKIT SALURAN RESPIRATORI DENGAN DASAR


INFLAMASI KRONIK YANG MENGAKIBATKAN
OBSTRUKSI DAN HIPERREAKTIVITAS SALURAN
RESPIRATORI DENGAN DERAJAT BERVARIASI.
MANIFESTASI KLINIS ASMA DAPAT BERUPA
BATUK, WHEEZING, SESAK NAPAS, DADA
TERTEKAN YANG TIMBUL SECARA KRONIK DAN
ATAU BERULANG, REVERSIBEL, CENDERUNG
MEMBERAT PADA MALAM ATAU DINI HARI, DAN
BIASANYA TIMBUL JIKA ADA PENCETUS.
Patofisiologi asma
Remodeling saluran respitarori pada asma
Diagnosis Asma pada Anak
Anamnesis
(berperanan sangat penting)
Pemeriksaan fisis
(wheezing)
Pemeriksaan penunjang
(uji fungsi paru)
Karakteristik yang Mengarah ke Asma:

Gejala timbul secara periodik atau berulang


Variabilitas
Reversibilitas
Timbul bila ada faktor pencetus
Adanya riwayat alergi pada psien dan keluarga
Batuk / wheezing / sesak napas /
dada tertekan / produksi sputum
Patut diduga asma bila memenuhi 2 dari 5 kriteria :
Timbul kronik atau berulang
Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu
Gejala memberat pada malam atau dini hari
Timbul bila ada pencetus
Riwayat alergi pada pasien / keluarga

Ya Tidak

Pikirkan diagnosis lain


Spirometri/Peak Flow Meter
Pertimbangkan
pemeriksaan berikut
Tersedia Tidak tersedia (sesuai indikasi) :
- Uji tuberkulin
- Rontgen toraks
Reverbilitas >12 % Tidak - Pemeriksaan refluks
Berikan -agonis*
atau - CT Scan dada / sinus
selama 3 5 hari
Variabilitas >13%

Ya
Ya
ASMA** Respons Tata laksana
sesuai
Tidak diagnosis lain

Tambah steroid
Tentukan
derajat penyakit Ya sistemik
(3-5 hari)
dan serangan
Tidak
Respons
Alur diagnosis asma pada anak
Kriteria diagnosis asma anak > 5 tahun

Gejala Karakteristik
Wheezing, batuk, sesak Biasanya lebih dari 1 gejala respirtori
napas, dada tertekan, Gejala berfluktuasi intensitasnya dari waktu
produksi sputum kewaktu
Gejala memberat pada malam hari atau dini hari
Gejala timbul bila ada pencetus
Konfirmasi adanya limitasi aliran udara ekspirasi
Gambaran obstruksi FEV1 rendah (<80% nilai prediksi)
saluran respiratori FEV1 / FVC < 90%
Uji reversibilitas (pasca Peningkatan FEV1 > 12%
bronkodilator)
Variabilitas Perbedaan PEFR harian > 13%
Uji provokasi Penurunan FEV1 > 20%, atau PEFR > 15%
Klasifikasi
Berdasarkan umur
Berdasarkan fenotip
Berdasarkan kekerapan timbulnya gejala
Berdasarkan berat ringannya serangan
Berdasarkan derajat kendali
Berdasarkan saat ini/dijumpai
Kriteria Penentuan Derajat Asma

Klasifikasi kekerapan dibuat pada kunjungan-kunjungan


awal dan dibuat berdasarkan anamnesis

Derajat asma Uraian kekerapan gejala asma


Intermitten Episode gejala asma <6x/tahun atau jarak antar
gejala 6 minggu
Persisten ringan Episode gejala asma >1x/bulan, <1x/minggu

Persisten sedang Episode gejala asma >1x/minggu, namun tidak


setiap hari
Persisten berat Episode gejala asma terjadi hampir tiap hari
Kesetaraan klarifikasi PNAA 2004 dengan PNAA 2015

PNAA 2004 PNAA 2015


Episodik Jarang Intermitten
Episodik Sering Persisten Ringan
Persisten Persisten Sedang
Persisten Berat
Penulisan Diagnosis Pasien
Asma

Kekerapan Keadaan saat ini Derajat kendali


Intermiten Tanpa gejala Tidak terkendali
Persisten ringan Gejala Terkendali
Persisten sedang Serangan ringan sebagian
Persisten berat sedang Terkendali penuh
Serangan berat dengan obat
Ancaman gagal pengendali
napas Terkendali penih
tanpa obat
pengendali
Tata Laksana Jangka Panjang
Tujuan yang ingin dicapai:
1. Aktivitas pasien berjalan normal, termasuk
bermain dan berolahraga
2. Gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari
3. Kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada
serangan
4. Efek samping obat dapat dicegah untuk tidak ada
atau sedikit mungkin terjadi, terutama yang
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Garis besar Tata laksana
Tata laksana non medikamentosa
Tata laksana medikamentosa
Tata laksana medikamentosa
Obat pereda (reliever)
(Obat pelega atau obat serangan)
Obat pengendali (controller)
(Obat untuk mencegah serangan)
Cara Pemberian Obat
Idealnya diberikan secara inhalasi:
Nebuliser
MDI (metered dose inhaler)
DPI (dry powder inhaler)
Jenis Alat Inhalasi Sesuai Usia
Umur Alat inhalasi
< 5 tahun Nebuliser dengan masker
MDI dengan spacer: aerochamber, baby haler, optichamber
5 - 8 tahun Nebuliser dengan mouth piece
MDI dengan spacer
DPI: diskhaler, easyhaler, swinghaler, turbuhaler
> 8 tahun Nebuliser dengan mouth piece
MDI dengan spacer atau tanpa spacer
DPI: diskhaler, swinghaler, turbuhaler
Obat pengendali asma
Steroid inhalasi
Agonis B2 kerja panjang (LABA)
Antileukotrien
Teofilin lepas lambat
Anti-imunoglobulin E
Jenjang tatalaksana asma jangka panjang pada anak > 5 tahun
Derajat kendali asma

A. Kendali gejala asma (Dalam 6-8 minggu terakhir)


Manifestasi klinis Terkendali penuh Terkendali Tidak terkendali
dengan/tanpa obat sebagian
pengendali (bila (minimal satu
semua kriteria kriteria
terpenuhi) terpenuhi)
Gejala siang hari Tidak pernah >2 kali/minggu Tiga atau lebih
(2 kali/minggu) kriteria terkendali
Aktivitas terbatas Tidak ada Ada sebagian

Terbangun malam Tidak ada Ada


karena asma
Pemakaian Tidak ada >2 kali/minggu
pereda (2 kali/minggu)
B. Penilaian risiko perjalanan asma (risiko eksaserbasi,
ketidakstabilan, penurunan fungsi paru, efek samping)
Asma yang tidak terkendali, sering eksaserbasi, pernah masuk ICU karena
asma, FEV1, yang rendah, paparan terhadap asap rokok, mendapat pengobatan
dosis tinggi
Tata Laksana Serangan Asma
Tujuan tatalaksana serangan asma:
Mengatasi penyempitan saluaran respiratori
secepat mungkin
Mengurangi hipoksemia
Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal
secepatnya
Mengevaluasi dan memperbaharui tatalaksana
jangka panjang untuk mencegah kekambuhan.
RINGAN SEDANG
Mulai terapi awal
Berikan oksigen 1-2 L/menit
Agonis 2 kerja pendek
(Nebuliser, MDI + spacer (4-10 semprot)
Nebuliser, dpt diulang sp 3kali tiap 20 menit
Untuk nebulisasi ke3 dipertimbangkan, agonis 2 kerja
pendek dan ipratropium bromida.
Pada saat serangan: steroid sistemik
(Prednisolon/prednison): 1-2mg/kgBB/hari.
maksimal 40 mg peroral (bila tidak memungkinkan iv

Lanjutkan terapi dengan agonis b2 kerja pendek jika


diperlukan. Nilai respon terapi dlm 1 jam berikutnya

Penilainan seblelumdipulangkan Siapkan utk rawat jalan


- Gejala membaik - Obat pereda
- Sp02 >94% (udara kamar) - Obat pengendali
- PEF membaik - Steroid oral (3-5hari)
- Kontrol (3-5 hari)
RINGAN-SEDANG BERAT ANCAMAN HENTI
NAPAS
TIDAK RESPON
TERAPI AWAL

SEGERA

Bila di IGD Rumah Sakit


Lanjutkan tatalaksana sesuai derajat serangan
Bila di fasyankes primer, segera rujuk ke
Rumah Sakit
Sambil menunggu, lakukan terapi :
Nebulasi agonis 2 kerja pendek dan ipratropium
bromida
Steroid sistemik (prednisolon/prednison):
1-2 mg/kgBB/hari, maksimal 40 mg IV
Berikan oksigen 2 L/menit

Anda mungkin juga menyukai