Asma terjadi karena inflamasi kronik, hiper-responsif dan perubahan struktur akibat
penebalan dinding bronkus (remodeling) saluran respiratori yang berlangsung kronik
bahkan sudah ada sebelum munculnya gejala awal asma. Penyempitan dan obstruksi
pada saluran repiratori terjadi akibat penebalan dinding bronkus, kontraksi otot polos,
edema mukosa, dan hipersekresi mucus.
Definisi
Klasifikasi
Asma episodik jarang Asma episodik sering Asma kronik atau persisten
(Asma ringan) (Asma sedang) (Asma berat)
70-75% populasi asma anak 28% populasi asma anak 25% pada umur < 6 bulan
Anak umur 3-6 tahun Anak umur 8-13 tahun 75% sebelum umur 3 tahun
Usia
Riwayat Atopi
Uji provokasi
Skin Prick Test
bronkus
Diagnosis
Tatalaksana
1. Medikamentosa :
Bronkodilator :
a. Beta 2 agonis selektif :
a. salbutamol oral dosis 0,1-0,15 mg/kgBB/kali setiap 6 jam
b. terbutaline oral 0,05-0,1 mg/kgBB/kali setiap 6 jam)
b. Aminofilin dosis 16-20 mg/kgBB/hari
c. Antikolinergik : Ipratropium bromide nebulisasi 0,1 mL/KgBB setiap 4 jam
d. Antiinflamasi : prednison, prednisolon atau triaminisolon dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari diberikan 2-3 kali/hari
selama 3-5 hari
2. Non- Medikamentosa :
b. Identifikasi dan pengendalian factor pencetus
c. Kontrol secara teratur
d. Pola hidup sehat
Komplikasi
Emfisema Bronkiektasis
◦ Pasien dewasa yang hanya memiliki asthma mempunyai prognosis yang baik dan tidak mengalami
penurunan kapasitas paru yang signifikan. Seiring penuaan, tumpang tindih asthma dan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK) semakin sering. Penurunan fungsi paru yang lebih signifikan ditemui pada
pasien asthma dewasa yang tumpang tindih mengalami PPOK. Kematian yang berhubungan dengan
asthma pada pasien dewasa jarang ditemui. Namun meningkat pada pasien asthma yang juga mengalami
PPOK.
TERIMA KASIH