Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

DENGAN INFEKSI SALURAN Haryani,SST.,M.Kes


PERNAPASAN AKUT (ISPA),
ASMA DAN PNEUMONIA
INFEKSI
SALURAN
PERNAPASA
N AKUT
(ISPA) PADA
ANAK
DEFINISI ISPA
ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut
adalah infeksi yang terutama mengenai
struktur saluran pernafasan di atas laring,
tetapi kebanyakan, penyakit ini mengenai
bagian saluran atas dan bawah secara simultan
atau berurutan.
KLASIFIKASI ISPA
Mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
1. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan
dinding dada kedalam (chest indrawing).
2. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
3. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa
disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa
napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong
bukan pneumonia
ETIOLOGI ISPA
ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan
riketsia. Bakteri penyebabnya antara lain dari genus
Streptococcus, Stafilococcus, Pnemococcus,
Hemofilus, Bordetelladan Corinebakterium. Virus
penyebabnya antara lain golongan Micsovirus,
Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus,
Micoplasma, Herpesvirus.
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1. Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum
menunjukkan reaksi apa-apa
2. Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa
karena nya tubuh menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya
tahan sebelumnya rendah.
3. Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul
gejala demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna, sembuh dengan atelektasis, menjadi kronos dan
meninggal akibat pneumonia.
TANDA DAN GEJALA DARI PENYAKIT
ISPA ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
Tanda dan gejala dari penyakit ISPA adalah sebagai berikut:
a. Batuk
b. Nafas cepat
c. Bersin
d. Pengeluaran sekret atau lendir dari hidung
e. Nyeri kepal
f. Demam ringan
g. Tidak enak badan
h. Hidung tersumbat
i. Kadang-kadang sakit saat menelan
Faktor Yang Mempengaruhi
Penyakit ISPA
1. Agent
Penularan penyakit ISPA dapat
terjadi melalui: 2. Manusia

a. Polusi udara a. Umur

b. Asap rokok b. Jenis Kelamin

c. Bibit penyakit masuk kedalam tubuh c. Status Gizi


melalui pernapasan d. Status Asi Eksklusif
d. Asap pembakaran bahan kayu yang 3. Lingkungan
biasanya digunakan untuk memasak.
a. Kelembaban Ruangan
b. Ventilasi
c. Kepadatan Hunian Rumah
d. Penggunaan Anti Nyamuk
e. Keberadaan Perokok
PENCEGAHAN ISPA
Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara
lain:
Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Imunisasi
Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
DIAGNOSA YANG MUNGKIN
MUNCUL
a. Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi
b. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
c. Nyeri akut b.d inflamasi pada membran mukosa faring dan tonsil
d. Risiko tinggi penularan infeksi b.d tidak kuatnya pertahanan sekunder
(adanya infeksi penekanan imun)
ASMA BRONCHIAL PADA
ANAK
PENGERTIAN ASMA
BRONCHIAL
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran
nafas mengalami penyempitan karena
hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu,
yang menyebabkan peradangan, penyempitan
ini bersifat berulang namun reversible.
ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya
serangan asma bronchial :
1. Faktor Predisposisi (Genetik)
2. Faktor Presipitasi
a. Alergen
b. Perubahan cuaca
c. Stress
d. Olah raga/aktivitas jasmani yang berat
DERAJAT PENYAKIT ASMA
PADA ANAK
Parameter klinis, Asma episodik
kebutuhan obat, dan Asma episodik sering Asma persisten
faal paru jarang
Frekuensi serangan < 1 x / bulan > 1 x / bulan Sering

Hampir sepanjang
Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu tahun, hampir tidak ada
remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidak
Tidur dan aktivitas Sering terganggu Sangat terganggu
terganggu
Pemeriksaan fisis di luar Normal (tidak ditemukan Mungkin terganggu (ditemukan Tidak pernah normal
serangan kelainan) kelainan)
Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu, non steroid Perlu, steroid
inflamasi)
Uji faal paru (di luar PEF / FEV1 >80% PEF / FEV1 60-80% PEF / FEV1 <60%
serangan) variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru (bila Variabilitas >15% Variabilitas >30% Variabilitas >50%
ada serangan)
MANIFESTASI KLINIS DAN
KOMPLIKASI
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan
tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan
penderita pada anak akan tampak batuk, pilek dengan
nafas cepat atau sesak nafas, penyakit ini biasanya
dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan
membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan
susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum
Komplikasi Pemeriksaan
Berbagai komplikasi Penunjang
yang mungkin timbul 1. Pemeriksaan
adalah: radiologi
1. Status asmatikus 2. Pemeriksaan tes
2. Atelektasis kulit
3. Hipoksemia 3. Elektrokardiografi
4. Pneumotoraks 4. Scanning Paru
5. Emfisema 5. Spirometri
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah:
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma.
3. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai
penyakit asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya
sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan
bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawat. Pengobatan
pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
a. Pengobatan non farmakologik
b. Pengobatan farmakologik
PENCEGAHAN SERANGAN
ASMA PADA ANAK
1. Menghindari pencetus
Cara menghindari berbagai pencetus serangan pada asma perlu diketahui
dan diajarkan pada keluarganya yang sering menjadi faktor pencetus adalah
debu rumah.
2. Kegiatan fisik
Anak yang menderita asma jangan dilarang bermain atau berolah raga.
namun olahraga perlu diatur karena merupakan kebutuhan untuk tumbuh
kembang anak.
DIAGNOSA YANG MUNGKIN
MUNCUL
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d bronkospasme
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen
3. Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang
dialami anak
4. Risiko tinggi kopong keluarga tidak efektif b.d tidak
terpenuhinya kebutuhan psikososial orang tua
PNEUMONIA
DEFINISI PNEUMONIA

Pneumonia adalah peradangan paru biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri


(stafilokokus,pneumokokus,ataustreptokokus) (Speer,2007).
Pneumonia neonatal adalah infeksi pada paru-paru,serangan mungkin terjadi dalam
beberapa jam kelahiran dan merupakan bagian yang dapat disamakan dengan
kumpulan gejala sepsis atau setelah tujuh hari dan terbatas pada paru-paru
ANATOMI FISIOLOGI

Menurut Sacharin,1996, secara anatomis system pernapasan di bagi menjadi 3


bagian yaitu:
1. Traktus respiratorius bagian atas
Traktus respiratorius bagian atas terdiri dari berbagai bagian ,diantaranya:Hidung, sinus,laring,

2. Traktus respiratorius bagian bawah


Struktur yang membentuk bagian dari traktur respiratorius ini adalah trakea,bronki dan bronkiolus
serta paru-paru. Tiga yang pertama adalah,trakea,bronki dan kronkiolus.

3. Paru-paru
ETIOLOGI PNEUMONIA
Berdasarkan studi mikrobiologik penyebab utama pneumonia anak balita adalah streptococcus
pneumoniae/ pneumococcus (30-50%) dan hemophilus influenzae type b/ Hib (10-30%), diikuti
staphylococcus aureus dan klebsiela pneumoniae pada kasus berat.
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
a.Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum yaitu:
staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.

b. Virus penyebab pneumonia diantaranya yaitu:


 virus influenza,
 adenovirus,
 chicken-pox (cacar air).

c. Fungi (aspergillus, koksi diomikosis, hitosplasma)


d. aspirasi (cairan amonion, makanan,cairan lambung)
TANDA DAN GEJALA
PNEUMONIA
Gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah demam,
batuk, kesulitan bernafas, terlihat adanya retraksi interkostal, nyeri dada, penurunan
bunyi nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis, batuk kering kemudian berlanjut ke
batuk produktif dengan adanya ronkhi basah, frekuensi nafas > 50 kali per menit
(Marni, 2014).
PATOFISIOLOGI
Penyebab paling sering pneumonia adalah virus dan bakteri. Penyebab yang jarang
menyebabkan infeksi pneumonia ialah fungi dan parasit.
A. Virus
Virus menyerang dan merusak sel untuk berkembang biak. Biasanya virus masuk
kedalam paru-paru bersamaan droplet udara yang terhirup melalui mulut dan hidung.
setelah masuk virus menyerang jalan nafas dan alveoli. Invasi ini sering
menunjukan kematian sel, sebagian virus langsung mematikan sel atau melalui suatu
tipe penghancur sel yang disebut apoptosis. Pneumonia virus biasanya disebabkan
oleh virus seperti vitus influensa,virus syccytial respiratory(RSV),adenovirus
danmetapneumovirus.Virus herpes simpleks jarang menyebabkan pneumonia kecuali
pada bayi baru lahir. Orang dengan masalah pada sistem imun juga berresiko
terhadap pneumonia yang disebabkan oleh cytomegalovirus(CMV).
B. Bakteri
Bakteri secara khusus memasuki paru-paru ketika droplet yang berada di udara dihirup,tetapi mereka juga
dapat mencapai paru-paru melalui aliran darah ketika ada infeksi pada bagian lain dari tubuh.Banyak
bakteri hidup pada bagian atas dari saluran pernapasan atas seperti hidung,mulut,dan sinus dan dapat
dengan mudah dihirup menuju alveoli. Hal ini menyebabkan demam,menggigil,dan mual umumnya pada
pneumoni yang disebabkan bakteri dan jamur.
C. Jamur
Pneumonia yang disebabkan jamur tidak umum,tetapi hal ini mungkin terjadi pada individu dengan
masalah sistem imun yang disebabkan AIDS,obat-obatan imunosupresif atau masalah kesehatan
lain.patofisiologi dari pneumonia yang disebabkan oleh jamur mirip dengan pneumonia yang disebabkan
bakteri,Pneumonia yang disebabkan jamur paling sering disebabkan oleh Histoplasma
capsulatum,Cryptococcus neoformans,Pneumocystis jiroveci dan Coccidioides immitis
D. Parasit
Beberapa varietas dari parasit dapat mempengaruhi paru-paru.Parasit ini secara khas memasuki tubuh
melalui kulit atau dengan ditelan.Setelah memasuki tubuh,mereka berjalan menuju paru-paru,biasanya
melalui darah
JENIS-JENIS PNEUMONIA
Menurut Hidayat (2008), pneumonia dibagi antara lain :
1). Pneumonia lobaris
2). Pneumonia interstisial
3). Bronkhopneumonia
Menurut Depkes RI (2008), klasifikasi pneumonia berdasarkan Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS) sebagai berikut :
1). Pneumonia Berat dengan tanda gejala : terdapat tanda bahaya umum, atau terdapat tarikan
dinding dada ke dalam, atau terdengan bunyi sridor.
2). Pneumonia dengan tanda gejala : nafas cepat dengan batasan (anak usia 2 bulan - < 12 bulan,
frekuensi nafas 50 kali/menit atau lebih dan anak usia 1 tahun - < 5 tahun frekuensi nafas 40
kali/menit atau lebih).
3). Batuk bukan Pneumonia apabila tidak ada tanda yang mengarah ke pneumonia, atau pneumonia
berat.
PENCEGAHAN
Pencegahan pneumonia selain menghindarkan atau mengurangi faktor resiko, dapat
juga dengan pendekatan di komunitas dengan meningkatkan pendidikan kesehatan,
perbaikan gizi, pelatihan petugas kesehatan dalam diagnosis dan penatalaksanaan
yang benar dan efektif.
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis pemberantasan pneumonia pada
anak terdiri dari pencegahan melalui imunisasi dan nonimunisasi.
PENATALAKSANAAN
Pemberian antibiotika segera pada anak yang terinfeksi pneumonia dapat mencegah
kematian. Antibiotik yang dianjurkan untuk pneumonia adalah antibiotik sederhana,
tidak mahal seperti kotrimoksazol atau amoksisilin yang diberikan secara oral. Dosis
amoksisilin 25 mg/kg BB dan kotrimoksazol (4 mg trimetoprim: 20 mg
sulfometoksazol) /kgBB.
 Pengobatan yang intensive bila terdapat virus pneumonia
 Bila kondisi berat harus di rawat
 Berikan oksigen, fisioterapi dada dan cairan intravena
 Antibiotic sesuai dengan program
 Pemeriksaan sensitivitas untuk pemberian antibiotik
Penatalaksanaan pada pasien Pneumonia meliputi:
A. Penatalaksanaan Medis
Menurut Riyadi, 2009, pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, akan tetapi, karena
hal itu perlu waktu,dan pasien perlu therapy secepatnya maka biasanya diberikan:
1. Penisilin 50.000u/kgBB/hari ditambah dengan kloramfenikol50– 70mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotic yang
mempunyai spectrum luas seperti ampisilin.
2. Koreksi gangguan asam basa dengan pemberian oksigen dan cairan intravena,biasanya diperlukan campuran glukosa 5%
dan NaCl0, 9%dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10mEq/500ml/botolinfus
3. Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asrdosismetaboli akakibat kurang makan dan hipoksia,maka dapat diberikan
koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.
4. Pemberian makanan enteral bertahap melalui selang NGT pada penderita yang sudah mengalami perbaikan sesak
nafasnya.
5. Jika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport
mukosilier
6. seperti pemberian terapine bulizer dengan flexoid dengan ventolin.Selain bertujuan mempermudah mengeluarkan dahak
juga dapat meningkatkan lebar lumen bronkus
B. Penatalaksanaan Keperawatan
Penatalaksanaan keperawatan dalam hal ini dilakukan adalah:
1. Menjaga kelancaran pernapasan
Pada anak yang agak besar dapat dilakukan:
 Berikan sikap berbaring setengah duduk
 Longgarkan pakaian yang menyekat seperti ikat pinggang, kaos yang sempit.
 Ajarkan bila batuk,lendirnya dikeluarkan dan katakana kalau lender tersebut tidak dikeluarkan sesaknafasnya tidakakan segera
hilang,
 Beritahukan pada anak agar ia tidak selalu berbaring kearah dada yang sakit,boleh duduk/miring ke bagian yang lain.

Pada bayi dapat dilakukan:


 Baringkan dengan letak kepala ekstensi dengan memberikan ganjal dibawah bahunya.
 Bukalah pakaian yang ketat seperti gurita.
 Isaplah lender dan berikan O2 rumat sampai 2l/menit.Pengisapan lender harus sering yaitu pada saat terlihat lender di dalam
mulut,pada waktu akan memberikan minum,mengubah sikap baring/tindakan lain.
 Perhatikan dengan cermat pemberian infus,perhatikan apakah infuse lancar.

2. kebutuhan istirahat.
3. Nutrisi dan cairan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnose
pneumonia menurut Mansjoer,2000:
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan radiologis
3) Pemeriksaan cairan pleura
4) Pemeriksaan mikrobiologik, specimen usap tenggorok,sekresi nasofaring,
aspirasi trakea.
5) Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Fokus
1).Riwayat penyakit sekarng.Hal yang perlu dikaji:
Keluhan yang dirasakan klien,
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan

2). Riwayat penyakit dahulu Hal yang perlu dikaji yaitu:


Pernah menderita ISPA
Riwayat terjadi aspirasi
Sistem imun anak yang mengalami penurunan
Sebutkan sakit yang pernah dialami

3). Riwayat penyakit Keluarga


 Ada anggota keluarga yang sakit ISPA

B. Pemeriksaan fisik
Pada penderita pneumonia hasil pemeriksaan fisik yang biasanya muncul yaitu:
Keadaan umum: tampak lemah,sesak nafas
Kesadaran : tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolent
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran pernafasan akibat peningkatan
mucus yang berlebih.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru yang menurun.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler oleh adanya edema
alveoli.
4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum.
5) Hipertermia berhubungan dengan proses peradangan.
6) Ansietas pada (orangtua) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondis ianak.
7) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan terhadap
evaporasi yang berlebih.
8) Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat sekunder
terhadap anoreksia,peningkatan kebutuhan metabolic sekunde rterhadap demam dan proses infeksi.
INTERVENSI
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
saluran pernafasan akibat peningkatan mucus yang berlebih.
a) Auskultas area paru,catat area penurunan/tidak ada aliran udara dan
bunyi nafas lain.
b) Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan danger akan dada.
c) Atur posisi setengah fowler pada anak besar dan ekstensikan kepala
pada bayi.
d) Berikan obat sesuai indikasi:mukoitik,ekspektoran,
bronkodilator,analgetik
e) Berikan cairan tambahan IV atau oksigen
2)Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pengembangan paru yang menurun:
a) Aturlah posisi dengan memungkinkan ekspansi paru maksimum dengan
semifowler atau kepala agak tinggi kurang lebih 30o.
b) Kaji pernapasan, irama,kedalaman atau gunakan oksimetri nadi untuk
memantau saturasi oksigen
c) Berikan bantal atau sokongan agar jalan nafas memungkinkan tetap
terbuka
d) Ajarkan teknik relaksasi pada anak yang sudah memahami,sudah bias
atau mengerti.
e) Kolaborasi oksigen sesuai kebutuhan
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2,kelemahanumum.
Intervensi:
a) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas,catat lapoan dispnea.Peningkatan
kelemahan/kelelahan dan perubahantan da vital selama dan setelah aktivitas
b) Bantu anak dalam melakukan aktivitas yang sesuai dan berikan aktivitas yang
menyenangkan sesuai dengan kemampuan dan minat anak.
c) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesua
iindikasi
d) Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat.
TERIMAKAS

Anda mungkin juga menyukai