Hampir sepanjang
Lama serangan < 1 minggu > 1 minggu tahun, hampir tidak ada
remisi
Intensitas serangan Biasanya ringan Biasanya sedang Biasanya berat
Diantara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan malam
Tidak
Tidur dan aktivitas Sering terganggu Sangat terganggu
terganggu
Pemeriksaan fisis di luar Normal (tidak ditemukan Mungkin terganggu (ditemukan Tidak pernah normal
serangan kelainan) kelainan)
Obat pengendali (anti Tidak perlu Perlu, non steroid Perlu, steroid
inflamasi)
Uji faal paru (di luar PEF / FEV1 >80% PEF / FEV1 60-80% PEF / FEV1 <60%
serangan) variabilitas 20-30%
Variabilitas faal paru (bila Variabilitas >15% Variabilitas >30% Variabilitas >50%
ada serangan)
MANIFESTASI KLINIS DAN
KOMPLIKASI
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan
tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan
penderita pada anak akan tampak batuk, pilek dengan
nafas cepat atau sesak nafas, penyakit ini biasanya
dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan
membuntu saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan
susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum
Komplikasi Pemeriksaan
Berbagai komplikasi Penunjang
yang mungkin timbul 1. Pemeriksaan
adalah: radiologi
1. Status asmatikus 2. Pemeriksaan tes
2. Atelektasis kulit
3. Hipoksemia 3. Elektrokardiografi
4. Pneumotoraks 4. Scanning Paru
5. Emfisema 5. Spirometri
PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah:
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera.
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan
serangan asma.
3. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai
penyakit asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya
sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan
bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawat. Pengobatan
pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
a. Pengobatan non farmakologik
b. Pengobatan farmakologik
PENCEGAHAN SERANGAN
ASMA PADA ANAK
1. Menghindari pencetus
Cara menghindari berbagai pencetus serangan pada asma perlu diketahui
dan diajarkan pada keluarganya yang sering menjadi faktor pencetus adalah
debu rumah.
2. Kegiatan fisik
Anak yang menderita asma jangan dilarang bermain atau berolah raga.
namun olahraga perlu diatur karena merupakan kebutuhan untuk tumbuh
kembang anak.
DIAGNOSA YANG MUNGKIN
MUNCUL
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d bronkospasme
2. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen
3. Cemas pada orang tua dan anak b.d penyakit yang
dialami anak
4. Risiko tinggi kopong keluarga tidak efektif b.d tidak
terpenuhinya kebutuhan psikososial orang tua
PNEUMONIA
DEFINISI PNEUMONIA
3. Paru-paru
ETIOLOGI PNEUMONIA
Berdasarkan studi mikrobiologik penyebab utama pneumonia anak balita adalah streptococcus
pneumoniae/ pneumococcus (30-50%) dan hemophilus influenzae type b/ Hib (10-30%), diikuti
staphylococcus aureus dan klebsiela pneumoniae pada kasus berat.
Pneumonia dapat disebabkan oleh bermacam-macam etiologi seperti:
a.Bakteri penyebab pneumonia yang paling umum yaitu:
staphylococcus aureus, streptococus, aeruginosa, legionella, hemophillus, influenza, eneterobacter.
2. kebutuhan istirahat.
3. Nutrisi dan cairan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnose
pneumonia menurut Mansjoer,2000:
1) Pemeriksaan darah
2) Pemeriksaan radiologis
3) Pemeriksaan cairan pleura
4) Pemeriksaan mikrobiologik, specimen usap tenggorok,sekresi nasofaring,
aspirasi trakea.
5) Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian Fokus
1).Riwayat penyakit sekarng.Hal yang perlu dikaji:
Keluhan yang dirasakan klien,
Usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan
B. Pemeriksaan fisik
Pada penderita pneumonia hasil pemeriksaan fisik yang biasanya muncul yaitu:
Keadaan umum: tampak lemah,sesak nafas
Kesadaran : tergantung tingkat keparahan penyakit bisa somnolent
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi saluran pernafasan akibat peningkatan
mucus yang berlebih.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengembangan paru yang menurun.
3) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane alveolar kapiler oleh adanya edema
alveoli.
4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen,
kelemahan umum.
5) Hipertermia berhubungan dengan proses peradangan.
6) Ansietas pada (orangtua) berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondis ianak.
7) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebihan terhadap
evaporasi yang berlebih.
8) Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat sekunder
terhadap anoreksia,peningkatan kebutuhan metabolic sekunde rterhadap demam dan proses infeksi.
INTERVENSI
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
saluran pernafasan akibat peningkatan mucus yang berlebih.
a) Auskultas area paru,catat area penurunan/tidak ada aliran udara dan
bunyi nafas lain.
b) Kaji frekuensi/kedalaman pernafasan danger akan dada.
c) Atur posisi setengah fowler pada anak besar dan ekstensikan kepala
pada bayi.
d) Berikan obat sesuai indikasi:mukoitik,ekspektoran,
bronkodilator,analgetik
e) Berikan cairan tambahan IV atau oksigen
2)Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
pengembangan paru yang menurun:
a) Aturlah posisi dengan memungkinkan ekspansi paru maksimum dengan
semifowler atau kepala agak tinggi kurang lebih 30o.
b) Kaji pernapasan, irama,kedalaman atau gunakan oksimetri nadi untuk
memantau saturasi oksigen
c) Berikan bantal atau sokongan agar jalan nafas memungkinkan tetap
terbuka
d) Ajarkan teknik relaksasi pada anak yang sudah memahami,sudah bias
atau mengerti.
e) Kolaborasi oksigen sesuai kebutuhan
3) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2,kelemahanumum.
Intervensi:
a) Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas,catat lapoan dispnea.Peningkatan
kelemahan/kelelahan dan perubahantan da vital selama dan setelah aktivitas
b) Bantu anak dalam melakukan aktivitas yang sesuai dan berikan aktivitas yang
menyenangkan sesuai dengan kemampuan dan minat anak.
c) Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesua
iindikasi
d) Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas dan istirahat.
TERIMAKAS