1. Induksi remission
Zat aktif yang sering digunakan dalam bentuk
dosis tunggal adalah antibiotik anthrasiklin
(daunorubisin, doxorubisin dan idarubisin),
anthrasediones (mitoxantron) dan antimetabolit
sitabirin.
Juga sering digunakan kombinasi daunorubisin
yang diberikan secara infus sebanyak 45-60
mg/m2 per hari selama 1-3hari, dilanjutkan
dengan pemberian sitarabin yang diberikan
dengan infus secara berulang selam 24 jam
sebanyak 100 mg/m2 per hari selama i-7 hari.
2. Intensive Postremission Therapy
• Kemoterapi
Sering juga disebut dengan terapi konsolidasi.
Terapi ini penting. Obat yang sering digunakan
untuk terapi ini adalah sitabirin dan anthrasiklin
• Pencangkokan Sel Batang Hematopoietic
Allogeneic (AlloHSCT)
AlloHSCT melakukan pendekatan yang agresif ke
postremission terapi myeloid leukemia akut.
Pencangkokan ini perlu memperhatikan beberapa
hal yaitu kepantasannya, pemilihan waktu, dan
pemilihan penderma. Cara ini memilki efek resiko
yang kecil. Penggunaannya juga dibatasi,
umumnya untuk pasien yang berumur kurang dari
60 tahun
• Pencangkokan Sel Batang Hematopoietic
Autologous
Memiliki keuntungan yang lebih rendah
dibanding dengan AlloHSCT, adanya kesulitan
pada posttransplant karena tidak adanya
immunosuppresan dan GVHD meskipun
preparatnya masih memilki aktivitas
antileukemia. Sedangkan pada AlloHSCT tidak
terdapatnya GVL
FARMAKOLOGI
• Antibiotik anthrasiklin (daunorubisin, doxorubisin
dan idarubisin), anthrasediones (mitoxantron)
dan antimetabolit sitabirin.
• Kemoterapi konsolidasi
NON FARMAKOLOGI
• Mengkonsumsi makanan seperti seledri dan daun
peterseli, yang secara alamiah mengandung flavanoid,
apigenin, mungkin membantu mencegah leukemia