Anda di halaman 1dari 2

1.

Manifestasi klinis asma pada anak

Batuk kering berulang dan mengi adalah gejala utama asma pada anak.
Pada anak yang lebih besar dan dewasa, gejala juga dapat berupa sesak napas, dada
terasa berat gejala biasanya akan memburuk pada malam hari yang dipicu
dengan infeksi pernapasan dan inhalasi alergen. Gejala lainnya dapat tersembunyi
dan tidak spesifik seperti keterbatasan aktivitas dan cepat lelah. Riwayat
penggunaan bronkodilator dan atopi pada pasien atau keluarganya dapat
menunjang penegakan diagnosis.

GINA konsensus Internasional dan PNAA menekankan diagnosis asma didahului


batuk dan atau mengi. Gejala awal tersebut ditelusuri dengan algoritme
kemungkinan diagnosis asma. Pada algoritme tampak bahwa batuk dan/atau
mengi yang berulang (episodic, nocturnal, musiman, setelah melakukan aktivitas,
dan adanya riwayat atopi pada penderita maupun keluarganya merupakan gejala
atau tanda yang patut diduga suatu asma.

Berhubungan dengan kesulitan mendiagnosis asma pada anak kecil.Khususnya


anak di bawah 3 tahun, respons yang baik terhadap obat bronkodilator dan steroid
sistemik (5 hari/ dan dengan penyingkiran penyakit lain diagnosis asma menjadi
lebih definitif. Untuk anak yang sudah besar (6tahun/ pemeriksaan faal paru
sebaiknya dilakukan. Uji fungsi paru yang sederhana dengan peak flow meter atau
yang lebih lengkap dengan spirometer.

2. Kriteria Diagnosis Asma pada anak


a. Anamnesis:
Adanya batuk, wheezing, sesak nafas, dada tertekan yang timbul secara kronik dan atau
berulang, reversible, cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya
timbul jika ada pencetus.

Karakteristik yang sering muncul:


 Gejala timbul secara episodic/berulang
 Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi daro waktu ke waktu, bahkan dalam 24
jam. Biasanya lebih berat pada malam hari
 Reversibilitas, gejala dapat membaik secara spontan atau dengan pemberian obat
Pereda asma
 Timbul bila adaa faktor pencetus
o Iritan: asap rokok, asap bakaran ssampah, asap obat nyamuk, suhu dingin,
udara kering, makan minum dingin, penyedap rasa, pengawet makanan,
pewarna makanan.
o Alergen: debu, tungau, rontokan hewan, serbuk sari
o Infeksi respiratori akut karena infeksi
o Aktifitas fisik berlebihan
 Ada riwayat alergi pada pasien atau keluarganya
b. Pemeriksaan fisik
 Pada keadaan stabil tanpa gejala
Tidak ditemukan kelainan
 Pada keadaan sedang bergejala
Batuk, sesak, wheezing
 Mencari gejala alergi lain pada pasien seperti dermatitis atopi atau rhinitis alergi,
dan dapat juga ditemukan tanda alargi seperti alergi sjiners atau geographic tongue.
c. Pemeriksaan Penunjang
 Uji fungsi paru dengan spirometry atau dapat dengan peak flowww meter
 Skin prick test, DL, pemeriksaan IgE spesifik
 Uji Inflamasi saluran respiratori: FeNO (Fraction Exhale Nitric Oxxide), eosinophil
sputum
 Uji provokasi bronkus

Anda mungkin juga menyukai