Definisi Asma
Asma adalah penyakit saluran respiratori dengan dasar
inflamasi kronik yang mengakibatkan obstruksi dan
hiperreaktivitas saluran respiratori dengan derajat bervariasi
Gejala asma adalah batuk, mengi, sesak napas, dada tertekan
yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel,
cenderung memberat pada malam atau dinihari, dan biasanya
timbul jika ada pencetus.
Chronic recurrent cough (batuk kronik berulang, BKB) dapat
menjadi petunjuk awal untuk membantu diagnosis asma
KAPAN CURIGA ASMA ?
Episodik BERULANG
Variabilitas
Nokturnal FEV1
BATUK
dan/atau
MENGI Reversibilitas
Rever FEV1 pre-pasca
sibel bronkodilator
Pemicu
Alergen, zat kimia,
polusi udara, infeksi virus
Inflamasi
Pencetus Gejala
Alergen, Batuk , mengi
Olahraga, dada tertekan,
Udara dingin, sesak napas
dll
Adapted from GINA Updated 2014
Patofisiologi Serangan Asma
Anamnesis (1)
Karakteristik yang mengarah ke asma adalah1:
Episodisitas : gejala timbul episodik/berulang
Faktor pencetus
Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu
dingin, udara kering, makanan minuman dingin, penyedap rasa,
pengawet makanan, pewarna makanan
Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari
Infeksi respiratori akut karena virus
Aktivitas fisik: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan
1.Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on
(ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
Anamnesis (2)
Riwayat alergi pada pasien atau riwayat asma dalam keluarga
Variabilitas: intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu,
bahkan dalam 24 jam. Biasanya malam hari lebih berat
(nokturnal)
Reversibilitas: gejala dapat membaik secara spontan atau
pemberian obat pereda asma
Pemeriksaan Fisik
Gejala asma:
Tanpa gejala
Ada gejala: batuk, sesak, wheezing,
ekspirasi memanjang
Tachypnoea Allergic shiner
Accessory muscles
Hyperinflation
Increase AP diameter
Tanda alergi:
Dermatitis atopik, rinitis alergi
Allergic shiners, geographic tongue Geographic tongue
Pemeriksaan Penunjang (1)
Uji fungsi paru
Spirometri
Peak flow meter
Uji cukit kulit (skin prick test), eosinofil
total darah, pemeriksaan IgE spesifik
Uji inflamasi respiratori: FeNO (fractional Spirometri
exhaled nitric oxide), eosinofil sputum
Uji provokasi bronkus dengan exercise,
metakolin, hipertonik salin
Uji tuberkulin
Foto sinus paranasalis
Foto toraks
Uji refluks gastroesofagus
Uji defisiensi imun
CT-scan toraks
Endoskopi respiratori (rinoskopi, laringoskopi,
bronkoskopi)
Kriteria Diagnosis Asma 2
Gejala Karakteristik
Wheezing , batuk , sesak Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori
napas, dada tertekan, Gejala berfluktuasi intensitasnya seiring waktu
produksi sputum Gejala memberat pada malam atau dinihari
Gejala timbul bila ada pencetus
2.The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention
2014. Available from: www.ginasthma.org
Alur Diagnosis Asma (1)
Outline :
1. Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
2. The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
Klasifikasi (1)
Berdasarkan kekerapan timbulnya gejala 1,4
Asma intermiten
Asma persisten ringan
Asma persisten sedang
Asma persisten berat
Dalam pedoman ini, klasifikasi berdasarkan kekerapan gejala dipakai
sebagai dasar penilaian awal pasien. Ini berubah dari PNAA sebelumnya
yang membagi asma menjadi asma episodik jarang, asma episodik
sering, dan asma persisten.
1. Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014; 63:335-56.
Klasifikasi (2)
1. Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014; 63:335-56.
Klasifikasi (3)
Keterangan untuk membuat klasifikasi kekerapan:
1. Klasifikasi berdasarkan kekerapan gejala dibuat setelah dibuat
diagnosis kerja asma dan dilakukan tatalaksana umum
(penghindaran pencetus) selama 6 minggu
2. Jika sudah yakin diagnosis asma dan klasifikasi sejak
kunjungan awal, tatalaksana dapat dilakukan sesuai klasifikasi
3. Klasifikasi kekerapan ditujukan sebagai acuan awal penetapan
jenjang tatalaksana jangka panjang
4. Jika ada keraguan dalam menentukan klasifikasi kekerapan,
masukkan ke dalam klasifikasi lebih berat.
1. Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014; 63:335-56.
Klasifikasi (4)
2. The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014; 63:335-56.
Penilaian derajat serangan asma
Asma serangan Serangan asma dengan
Asma serangan berat
ringan-sedang ancaman henti napas
Bicara dalam kalimat Bicara dalam kata Mengantuk
Lebih senang duduk Duduk bertopang lengan Letargi
daripada berbaring Gelisah Suara napas tak terdengar
Tidak gelisah Frekuensi napas meningkat
Frekuensi napas meningkat Frekuensi nadi meningkat
Frekuensi nadi meningkat Retraksi jelas
Retraksi minimal SpO2 (udara kamar) < 90%
SpO2 (udara kamar): 90 PEF < 50% prediksi atau
95% terbaik
PEF > 50% prediksi atau
terbaik
Klasifikasi (6)
Berdasarkan derajat kendali 1,2,4
Asma terkendali penuh (well controlled)
Tanpa obat pengendali : pada asma intermiten
Dengan obat pengendali : pada asma persisten
(ringan/sedang/berat)
Asma terkendali sebagian (partly controlled)
Asma tidak terkendali (uncontrolled)
Dalam pedoman ini, klasifikasi derajat kendali dipakai untuk menilai
keberhasilan tatalaksana yang tengah dijalankan dan untuk penentuan
naik jenjang (step-up), pemeliharaan (maintenance) atau
turun jenjang (step-down) tatalaksana yang akan diberikan.
1. Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
2. The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
4. Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014; 63:335-56.
Derajat kendali asma
Tindak lanjut
Bila pasien memenuhi kriteria untuk dipulangkan, obat yang dibawakan
pulang:
2-agonis kerja pendek (bila tersedia sangat dianjurkan pemberian
inhalasi daripada pemberian preparat oral)
steroid oral, 3-5 hari tanpa tappering-off
Jika pasien dengan asma persisten, berikan obat pengendali. Apabila
pasien sebelumnya sudah diberi obat pengendali, evaluasi dan
sesuaikan ulang dosisnya
Jika obat diberikan dalam bentuk inhaler, sebelum pasien dipulangkan,
pastikan teknik pemakaian inhaler sudah tepat
Kontrol ulang ke fasyankes 3-5 hari kemudian
Tata laksana di ruang rawat sehari
rotahaler
Jenis alat inhalasi sesuai usia
Umur Alat inhalasi
Nebulizer dengan masker
<5 tahun MDI dengan spacer: aerochamber, pocketchamber,
babyhaler
Nebulizer dengan mouth piece
58 tahun MDI dengan spacer
DPI : turbuhaler, swinghaler, diskhaler
Nebulizer dengan mouth piece
Barry PW, Fouroux B, Pederson S, OCallaghan C. Nebulizers in childhood. Eur Respir Rev 2000; 10: 52735.
Mengapa menggunakan inhalasi ?
Obat inhalasi:
Dosis obat kecil efek samping
Langsung bekerja ke paru
Mula kerja cepat
Praktis
Direkomendasi oleh GINA (Global Initiative for Asthma guideline
asma dunia) & guideline asma Indonesia
Mesh Turbuhaler
Jet Neb Spacer (+) Spacer (-)
Neb Discus
Swinghaler
UltraSonic
Neb extension dv holding ch
Reiser J, Warner J. Inhalation treatment for asthma. Arcs of Dis in Child. 1986;61:88-94.
ucho FP, Filho LVRFdS. Advanced in inhalation therapy in pediatric. Jornal de Pediatria. 2010;86(5):367-76.
Qi A. Miniature inhalation therapy platform using surface acoustic wave microfluidic atomization. 2009:2184-93.
COMPARISON
THE DEVICE DRUG FORM ACTUATION NEED FOR
COORDINATION
Nebuliser liquid high flow / -
vibration
DPI dry powder breath +
64