Anda di halaman 1dari 33

Presentasi Kasus Kematian

Seorang anak 1,2 tahun dengan Bronkopneumonia dd Aspirasi dan Kejang Demam Sederhana
Weda Kusuma

Riwayat penyakit sekarang


An.

R/ 1,2 tahun, 8,5 kg

7 hari SMRS

Batu berdahak susah dikeluarkan. Dahak kuning kental, darah (-). Pilek (+). Sesak nafas (+). Muntah (+). Demam (+).

1 Jam SMRS

Kejang seluruh tubuh kaku, mata melirik ke atas. 1x selama 5 menit. Kmd muntah. Riw. Tersedak (+)

MRS

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum Lemah, sianosis Vital sign
Nadi: 130 X/mnt Nafas: 44 X/mnt Suhu: 38,5C

CA : (-/-), SI: (-/-); RC (+/+),


Nafas cuping hidung (+), sianosis

Kepala mesocephal Tanda rangsang meningeal: (-)

Batas jantung kesan tidak melebar; BJ I-II int (N), reguler, bising (-)

Pulmo : I : PD ka=ki, retraksi intercosta P : pergerakan dada ka = ki P : Sonor/sonor A : SDV (+ /+), RBK (+/+) Wheezing (+/+)

Abdomen Supel, NT (-), BU (+) N H/L tidak teraba

A.d

Oed. - - -

CRT < 2 ADP teraba kuat

Pemeriksaan penunjang
Laboratorium tgl 22 Maret 2013 Hb : 9,2 g/dl AL : 31,5. 103/l AT : 357. 103/l AE : 3,93. 106/l Hct : 29,5%

Assesment

Bronkopneumonia DD Aspirasi
Kejang Demam Sederhana

Plan
O2 4 lpm Infus D5NS + KCl 10 cc/kolf 40 tpm mikro Amoxilin 4 x 250 mg Kloramfenikol 4 x 200 mg Dexamethason 3 x 1,5 mg Luminal 2 x 40 mg Plan: Rawat ICU Foto thorax jika KU baik

Perjalanan penyakit
Hari/ tgl IGD 22/5/2013 Follow up Kel: batuk, pilek, sesak, kejang KU: somnolen VS: HR: 130 x/mnt RR: 44 x /mnt t: 38,5C Lab Hb : 9,2 g/dl AL : 31,5. 103/l AT : 357. 103/l AE : 3,93. 106/l Hct : 29,5% Diagnosis Bronkopneumoni a dd Aspirasi Kejang Deman Sederhana Terapi O2 4 lpm Infus D5NS + KCl 10 cc/kolf 40 tpm mikro Amoxilin 4 x 250 mg Kloramfenikol 4 x 200 mg Dexamethason 3 x 1,5 mg Luminal 2 x 40 mg Bagging Resusitasi

Flamboyan Kel: 22/5/2013 KU: kesadaran, 10.45 apneu, sianosis VS: HR: lemah Flamboyan KU: pupil midriasis 22/5/2013 maksimal 10.50 VS: HR: -

Bronkopneumoni a dd Aspirasi Kejang Deman Sederhana (+)

Sebab kematian
Aspirasi

Bronkopneumonia
Penyulit:

Kejang demam

Bronkopneumonia
peradangan

pada parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkus/bronkiolus dan juga mengenai alveolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution)

Epidemiologi
Insidens

pneumonia di negara berkembang adalah 10-20 kasus/100 anak/tahun (10-20% anak), 30% balita dengan resiko kematian yang tinggi

Etiologi
Neonatus
Bayi Anak
Virus : Parainfluensa, Influensa Virus, Adenovirus, RSV Organisme atipikal : Mycoplasma pneumonia Bakteri : Pneumokokus, Mycobakterium tuberculosa.

Dewasa

Klasifikasi
Klinis epidemiologis
Pneumonia komuniti Pneumonia nosokomial Pneumonia aspirasi

Penyebab Predileksi

Bakteri Virus Jamur

Pneumonia lobaris Pneumonia lobularis (bronkopneumonia) Pneumonia interstisial (bronkiolitis)

Patofisiologi
Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti) Stadium II (48 jam berikutnya) Stadium III (3 8 hari)

Stadium IV (7 12 hari)

Manifestasi klinis
Didahului

dengan ISPA Demam sampai 3940C, kejang Gelisah, dispneu, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis di sekitar hidung dan mulut

Pemeriksaan Fisik

Tergantung pada luasnya daerah yang terkena Pada perkusi toraks sering tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah gelembung halus sampai sedang Tanpa pengobatan biasanya proses penyembuhan dapat terjadi antara 2-3 minggu

Radiologi
Foto Thorax Menunjukkan konsolidasi lobar yang seringkali dijumpai pada infeksi pneumokokal atau klebsiella. Infiltrat multiple seringkali dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus.

Laboratorium
Leukositosis, biasanya 15.000 40.000 / mm3 Hb N/ LED

AGD: hipoksemia dan hiperkarbia

Diagnosis
Pneumonia sangat berat
sianosis sentral, tidak sanggup minum, indikasi MRS dan antibiotika.

Pneumonia berat
retraksi, tanpa sianosis , masih sanggup minum, indikasi MRS dan antibiotika

Pneumonia
Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat : > 60 x/menit pada anak usia < 2 bulan > 50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun > 40 x/menit pada anak usia 1 5 tahun

Bukan Penumonia
Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat dan tidak perlu diberi antibiotika.

Penatalaksanaan

Oksigen 1 2 lpm Infus D5% dan NaCl 0,9% ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml Antipiretik : paracetamol 10-15 mg/kgBB/x pemberian Mukolitik : Ambroxol 1,2-1,6 mg/kgBB/2 dosis Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip. Jika sesaknya berat maka pasien harus dipuasakan.

Antibiotik
Pemberian antibiotik sesuai biakan atau berikan: Untuk kasus pneumonia community base : Ampisilin 100 mg/kgBB/hari 4x pemberian Kloramfenikol 75 mg/kgBB/hari 4x pemberian Untuk kasus pneumonia hospital base : Sefotaksim 100 mg/kgBB/hari 2x pemberian Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari 2x pemberian

Mikroorganisme

Antibiotik

Streptokokus dan Stafilokokus Penicilin G 50.000-100.000 unit/hari IV Pneumonia atau Penicilin Prokain 6.000.000 unit/hari IM atau

Ampicilin 100-200 mg/kgBB/hari atau


Ceftriakson 75-200 mg/kgBB/hari H. Influenza Klebsiella dan P. Aeruginosa Eritromisin 15 mg/kgBB/hari Kloramfenikol 50-100 mg/kgBB/hari

Pneumonia aspirasi
peradangan

yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang berasal dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita.

Faktor resiko
Tingkat kesadaran pasien. Penurunan kesadaran yang menganggu proses penutupan glottis, refleks batuk. Tingkat keparahan berhubungan dengan kadar keasaman dan volume bahan aspirat.

Higienitas gigi dan mulut yang kurang baik

Etiologi
Aspirasi benda asing (corpus alienum)
makanan dan fragmen gigi yang rusak, sering ditemukan pada daerah bronkus utama atau bronkus lobar

Aspirasi cairan
Aspirasi cairan lambung (Mendelson Sindrom). Derajat kerusakan jaringan berhubungan dengan pH dan volume dari aspirat. Dalam 24 jam, aspirasi asam lambung menyebabkan penurunan oksigenasi arteri, penurunan volume paru, aktivasi mediator inflamasi yang menyebabkan menurunnya sintesis surfaktan dan kerusakan dari alveolar sehingga pada akhirnya dapat terjadi fibrosis intraalveolar dan fibrosis interstisial Tingkat kematian kira-kira 30% dan lebih dari 50% diantaranya mengalami syok atau apnea, radang paru paru sekunder, dan distress pernapasan akut

Near drowning Aspirasi barium


Pneumonia Lipoid Exogen (Fire-Eater Pneumonia) Aspirat Infeksius (Necrotizing Pneumonia) Pneumonia Aspirasi Lentil

Manifestasi klinis
Aspirasi cairan lambung

Seperti asma (jika aspirat hanya cairan) atau obtruksi dispnea, takikardia, mengi, ronki, edema paru-paru, hemorrhagic tracheobronchitis, hipotensi, desaturasi oksigen atau cardiopulmonary arrest

Aspirat infeksius

Awitan 1-2 minggu Demam, penurunan berat badan, anemia, leukositosis, dispnea, dan batuk disertai produksi sputum berbau busuk

Aspirat obstruktif

Tergantung pada ukuran dan tempat (level) di mana aspirat berada Atelektasis, mengi, stridor, dan hipoksia

Pemeriksaan Penunjang
Foto thorax Bervariasi. Lobus bawah dan lobus tengah kanan paling sering terkena, tetapi lobus bawah kiri juga sering. Ditemukan area-area ireguler yang tidak berbatas tegas yang mengalami peningkatan densitas. Pada tahap awal area densitas tinggi tersebut hanya lokal, akan tetapi pada tahap lanjut akan berkelompok/ menyatu (infiltrat). Aspirasi asam lambung akan menimbulkan pneumonitis kimia yang menimbulkan udem paru

Tatalaksana
Terapi

O2 untuk mencapai PaO2 80100 mmHg atau saturasi 9596% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah. Nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental Pengaturan cairan. Ventilasi mekanis. Antibiotik

~Terima Kasih~

Anda mungkin juga menyukai