1. Pendahuluan
1.1 Definisi Batuk
Batuk adalah respons refleks dari saluran pernapasan bawah terhadap stimulasi
reseptor batuk di mukosa saluran pernapasan.1
Batuk kronik menurut american academy of pediatrics (AAP) di definisikan
sebagai batuk harian dengan durasi setidaknya 4 minggu.2
1.2 Definisi Batuk Kronik Berulang
Batuk kronik berulang (BKB) adalah keadaan klinis oleh berbagai penyebab
dengan gejala batuk yang berlangsung selama 2 minggu atau lebih dan/atau batuk
yang berulang sedikitnya 3 episode dalam 3 bulan berturut, dengan atau tanpa
disertai gejala respiratorik atau non-respiratorik lainnya.3
2.2 Epidemiologi
Batuk menjadi salah satu keluhan paling umum untuk berkunjung ke dokter
dan sekitar 29,5 juta kunjungan rawat jalan tahunan. Batuk kronik pada anak terjadi
5% sampai 10%.2 Berdasarkan riskesdas 2013 karakteristik penduduk dengan ISPA
(infeksi saluran pernapasan akut) yang termasuk penyebab batuk kronik tertinggi
pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%).2,4
2.8 Tatalaksana
Pada umumnya tatalaksana antara anak dengan dewasa tidak dapat
disamakan, karena keduanya memiliki perbedaan dari segala aspek. Perbedaan
yang sangat jelas adalah anak masih mengalami proses tumbuh kembang, selain itu
pola penyakit respiratorik pada anak berbeda nyata dengan orang dewasa.
Keberhasilan dari tatalaksana batuk kronik berulang sangat bergantung
terhadap keberhasilan diagnosis penyebabnya. Oleh karena itu usaha paling keras
dalam tata laksana batuk kronik adalah dalam penentuan diagnosis secara
sistematik dan tepat.
Langkah pertama yang dapat dilakukan dengan penghentian pajanan yang
dapat menyebabkan batuk kronik berulang seperti asap, gas, rokok, dan lain-lain.
Kepada orangtua dan pasien dapat diberikan penjelasan untuk menenangkan nya,
karena batuk kronik biasanya memerlukan waktu 4-8 minggu untuk sembuh.
Farmakoterapi untuk batuk dibagi dalam dua jenis, yaitu (a) antitusif untuk
mencegah, mengendalikan, dan menekan batuk, atau (b) protusif untuk membuat
batuk lebih efektif. Terapi antitusif terindikasi bila batuk tidak mempunyai manfaat,
misalnya batuk yang timbul akibat rangsangan di faring. Antitusif nonspesifik
ditujukan kepada gejala bukan kepada penyebab atau mekanisme batuknya, oleh
karena itu terapi antitusif perannya sangat terbatas. Obat ini terindikasi hanya bila
terapi definitif dan spesifik tidak dapat diberikan, baik karena etiologinya tidak
diketahui, batuk yang demikian hebat atau bila terapi definitif tidak akan berhasil,
misalnya batuk karena kanker paru. Peran terapi antitusif terbatas karena besar
kemungkinan identifikasi etiologi batuk, dan terapi spesifik bisa berhasil. Protusif
terindikasi bila batuknya bermanfaat dan perlu diberdayakan, yaitu pada kelainan
respiratorik yang menghasilkan banyak sekresi, misalnya bronkiektasis, bronkitis,
pneumonia, atelektasis paru.
Dari beberapa studi yang dievaluasi beberapa obat protusif yang dinyatakan
efektif adalah salin hipertonik, erdostein, dan terbutalin.
Rekomendai untuk diagnosis dan tata laksana batuk pada anak yaitu UKK
respirologi IDAI tahun 2017, obat batuk yang dapat diberikan untuk anak adalah:
1. Madu
Diberikan pada usia anak lebih dari 1 tahun, madu lebih efektif dibandingkan
dengan placebo atau difenhidramin atau madu memiliki level of evidence 1A.
Penelitian menunjukkan bahwa madu sangat efektif sebagai medikasi non-spesifik
batuk akut pada anak-anak dengan dosis efektif: usia <5 tahun 2,5 ml, usia 5-12
tahun 5 ml, dan usia >12 tahun 10 ml.10
2. Mukoaktif
Mukoaktif adalah obat yang dapat mengubah komponen visko-elastisitas mukus
untuk membantu bersihan jalan napas sehingga tidak terjadi timbunan atau
sumbatan dari mukus. Mukoaktif meliputi:
a. Mukolitik, mengurangi kekentalan mukus dengan memutus ikatan
polimer mukus (n-asetilsistein, ambroksol, erdostein). Mukolitik lebih
efektif dibanding plasebo untuk batuk akut dengan level of evidence 1A;
b. Mukokinetik, membersihkan jalan napas atau mengubah interaksi
mukus epitel (bronkodilator, surfaktan, ambroksol);
c. Mukoregulator, menghambat produksi dan/atau sekresi mukus seperti
antikolinergik;
d. Ekspetoran, meningkatkan hidrasi dari mukus dengan meningkatkan
sekresi air disaluran respiratori dan/atau penambahan air secara
langsung pada sediaan obat seperti guaifenesin.
Berikut Pharmacology properties untuk obat mukoaktif:
1) Ambroksol
Indikasi, sebagai sekretolitik pada gangguan saluran pernapasan akut
dan kronus khususnya pada eksaserbasi nronkitis kronis dan bronkitis
asmatik dan asma bronkial.
Peringatan, hanya dapat digunakan selama kehamilan (terutama
trimester awal) dan menyusui jika memang benar-benar diperlukan;
ambroksol tidak boleh digunakan dalam jangka waktu yang lama tanpa
konsultasi dokter, dalam beberapa kasus insufisiensi ginjal, akumulasi
dari metabolit ambroksol terbentuk dihati
Interaksi, pemberian bersamaan dengan antibiotik menyebabkan
peningkatan penerimaan antibiotik kedalam jaringan paru-paru.
Kontraindikasi , hipersensitif terhadap ambroksol
Efeksamping, reaksi pada saluran cerna dan alergi pada kulit
Dosis, anak diatas 12 tahun: ½ tablet 2-3 kali sehari. Anak s/d 2
tahun:0,5 mL(10 tetes) 2 kali sehari; anak 6-12 tahun:2-3 kali sehari 1
sendok takar; 2-6 tahun: 3 kali sehari ½ sendok takar; dibawah 2 tahun:
2 kali sehari ½ sendok takar.
2) Asetilsistein
Indikasi, terapi hipersekresi mukus kental dan tebal pada saluran
pernapasan
Peringatan, pasien yang sulit mengeluarkan sekret, penderita asma
bronkial, berbahaya untuk pasien asma bronkial akut
Kontraindikasi, hipersensifitas terhadap N-asetilsistein
Efeksamping, pada penggunaan sistemik menimbulkan reaksi seperti
urtikaria dan bronkospasme
Dosis, nebulasi 1 ampul 1-2 kali sehari selama 5-10 hari
3) Erdostein
Indikasi, mukolitik, pembasah pada afeksi saluran nafas akut dan kronis
Peringatan, hamil, menyusui, DM
Kontraindikasi, pasien sirosis hati dan kekurangan enzim crystathionine
sintetase (dengan klirens keratin <25 ml/min)
Efeksamping, tidak ditemukan efek terhadap saluran pencernaan dan
efek sistemik
Dosis, anak: berat badan 15-19 kg: 175 mg 2 kali sehari; 20-30 kg: 175
mg 3 kali sehari; >30 kg: 350 mg 2 kali sehari.
Gambar 2.1 Resep obat ambroksol dan asetilsistein