2019
KASUS
IDENTITAS
Nama Lengkap : An. NMH Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 26 November 2014 Umur : 5 tahun
Nama Ayah : Tn. S Umur Ayah : 34 tahun
Pekerjaan Ayah : Buruh Pendidikan Ayah : SMA
Nama Ibu : Ny. S Umur Ibu : 33 tahun
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga Pendidikan Ibu : SMA
Alamat : Bendosari RT 2/RW 4 Ngemplak
Diagnosis Masuk : Obs. Vomitus dan dehidrasi sedang
Masuk RS. tanggal : 19 Agustus 2020 pukul 13.30 WIB
I. ANAMNESIS :
Autoanamnesis dan Alloanamnesis Ayah pasien (Sabtu 22 Agustus 2020 pukul 10.30
WIB)
A. Keluhan Utama: Mual dan muntah lebih dari 10x sejak 1 hari SMRS
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1 hari SMRS (18 Agustus 2020)
Pasien mengeluh mual (+) muntah (+) lebih dari 3x, muntah tersebut adalah sisa
dari makanan yang sebelumnya di makan berupa nasi, sayur dan tempe. Nafsu
makan pun berkurang (+) nyeri perut (-), demam (-), BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
2019
34 thn 33 thn
10 6
thn thn Pasien
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
RM.02.
Kesan :
Pasien merupakan anak kedua dari pasangan bapak berumur 34 tahun dan ibu berumur 33
tahun.
G. Riwayat Pribadi
1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
a. Riwayat Kehamilan:
Usia ibu saat hamil 28 tahun, merupakan kehamilan kedua dengan usia
kehamilan kurang bulan (±37 minggu). Kontrol rutin di bidan.
Keluhan selama hamil: tidak ada perdarahan saat hamil dan keluhan lainnya.
Selama kehamilan asupan makanan cukup, tidak mengonsumsi obat-obatan
maupun jamu diluar.
Riwayat obstetri buruk pada kehamilan (-)
b. Riwayat Persalinan: Ibu melahirkan spontan di bidan dengan usia kehamilan
cukup bulan.
c. Riwayat Paska-Persalinan: Keadaan setelah persalinan ibu dan bayi selamat.
Kesan: Riwayat kehamilan, persalinan dan paska-persalinan baik.
Berat badan lahir, panjang badan, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut, dan
lingkar lengan atas tidak ingat. Berat badan pasien sekarang 16 kg.
b. Perkembangan:
Perkembangan pasien normal seperti anak anak lain , tidak ada keterlambatan
RM.03.
3. Riwayat Nutrisi
Sebelum sakit , pasien makan 3 kali sehari bahkan lebih (1 piring nasi +lauk+sayur)
pasien tidak pilih-pilih makanan. Berdasarkan keterangan ibunya, nafsu makan pasien
baik.
Kesan : Kualitas dan kuantitas makan anak dapat dikatakan cukup.
4. Vaksinasi / imunisasi
Berdasarkan keterangan dari kedua orang tua, pasien mendapatkan imunisasi dasar
wajib di puskesmas namun tidak mengingat sudah mendapat imunisasi apa saja.
Kesan: Riwayat imunisasi tidak dapat dinilai.
a. Sosial
Hubungan keluarga dengan tetangga baik dan hubungan dalam keluarga baik.
Pasien merupakan siswa nol besar di Taman Kanak - kanak. Pasien sering
bermain dan berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
b. Ekonomi
Ayah bekerja sebagai buruh dan ibu sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan
keluarga bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari dan membiayai kebutuhan rumah
tangga.
c. Lingkungan
Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah yang lingkungannya cukup bersih.
Namun ayah pasien adalah seorang perokok aktif saat di luar rumah.
G. Anamnesis Sistem
Sistem saraf pusat : Sadar (+) Demam (-) Kejang (-) nyeri kepala (-)
RM.04.
Sistem kardiovaskuler : Berdebar-debar (-), pucat bibir dan kuku (-)
Sistem respirasi : Sesak nafas (-) batuk (-) pilek (-) mimisan (-)
Sistem gastrointestinal : BAB (+) mual (+) muntah (+) nyeri perut (-)
RM.05.
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), secret (-), cuping hidung (-)
Telinga : Bentuk normal, discharge (-)
Mulut :Bentuk normal, stomatitis (-)
b. Thorax :
Paru
o Inspeksi : Simetris, retraksi (-)
o Palpasi : Pengembangan dada simetris
o Perkusi : Sonor
o Auskultasi : Suara dasar vesikuler, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
o Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
o Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis
o Auskultasi : BJ I-II regular, suara tambahan (-)
c. Abdomen
o Inspeksi : Cembung
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
o Perkusi : Tymphani
o Palpasi : Supel, hepar dan lien tidak teraba, Nyeri tekan (-)
- - -
- - -
- - -
RM.06.
e. Ekstremitas
Superio Inferior
r
Akral dingin -/- -/-
f. Kulit
RM.08.
Pemeriksaan Fisik KU : Sadar, terlihat baik. Terpasang infus
KAEN 3A 18 tpm.
Vital Sign :
N: 99 x/menit, isi & tegangan cukup.
RR: 22 x/menit, regular
Suhu: 36,6 OC (kepala)
Kepala : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik
(-/-)
Thorax : Dada simetris, SDV (+/+) Ronkhi (-/-)
Wheezing (-/-) BJ I-II regular
Abdomen : Supel, BU(+) normal, nyeri tekan (-)
Ekstremitas : Tidak ada Kelainan
Pemeriksaan
MCV : 74,8 fl (L)
penunjang
Netrofil : 71,6% (H)
Limfosit : 20,5% (L)
RM.09.
V. PLANNING
A. Medikamentosa
B. Non-Medikamentosa
Preceptor
VOMITTUS PROFUSE
DEFINISI
Muntah adalah suatu refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medulla
oblongata dan otak. Muntah adalah pengeluaran isi lambung secara eksklusif melalui mulut dengan
bantuan kontraksi otot – otot perut. Perlu dibedakan antara regurgitasi, ruminasi, ataupun
refluesophagus. Regurgitasi adalah makanan yang dikeluarkan Kembali kemulut akibat Gerakan
peristaltic esophagus, ruminasi adalah pengeluaran makanan secara sadar untuk dikunyah kemudian
ditelan kembali. Sedangkan refluesophagus merupakan kembalinya isi lambung kedalam esophagus
dengan cara pasif yang dapat disebabkan oleh hipotoni spingter eshopagus bagian bawah, posisi
abnormal sambungan esophagus dengan kardial atau pengosongan isi lambung yang lambat.
ETIOLOGI
3. Gangguan pada sistem saraf (neurologic) bisa karena gangguan pada struktur (misalnya
hidrosefalus), adanya infeksi (misalnya meningitis dan ensefalitis), maupun karena
keracunan (misalnya asidosis).
5. Kondisi fisiologis misalnya yang terjadi pada anak – anak yang sedang mencari perhatian
dari lingkungan sekitarnya dengan mengorek kerongkongan dengan jari telunjuknya.
PATOFISIOLOGI
Impuls – impuls aferens berjalan ke pusat muntah sebagai aferen vagus dan simpatis.
Impuls – impuls aferen berasal dari lambung atau duodenum dan muncul sebagai respon terhadap
distensi berlebihan atau iritasi, atau kadang – kadang sebagai respon terhadap rangsangan kimiawi
oleh bahan yang menyebabkan muntah.
1. Nausea (mual) merupakan sensasi psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan pada
organ dan labirin dan emosi serta tidak selalu diikuti oleh retching atau muntah.
2. Retching (muntah) merupakan fase dimana terjadi gerak nafas spasmodic dengan glottis
tertutup, bersamaan dengan adanya inspirasi dari otot dada dan diafragma sehingga
menimbulkan tekanan intrathoraks yang negative.
3. Emesis (ekspulsi) terjadi bila fase retching mencapai puncaknya dan ditandai dengan
kontraksi kuat otot perut, diikuti dengan bertambah dan turunnya diafragma disertai
dengan penekanan mekanisme antirefluks. Pada fase ini, pylorus dan antrum berkontraksi,
fundus dan esofagus berelaksasi dan mulut terbuka.
MACAM – MACAM MUNTAH
1. Mabuk darat
Penyebabnya diperkirakan bahwa gesekan dalam kendaraan merangsang secara berlebihan.
labirin dibagian dalam telinga dan juga pusat muntah melalui CTZ (Chemoreceptor Trig-er Zone)
atau terjadi pertentangan antara mata dengan indera perasa yang sebenarnya harus bekerja sama
dengan organ keseimbangan, yang pada mabuk darat (jalan) memegang peranan esensial.
1. Antihistamn
Difenhidramin
Antihistamin generasi pertama
Menghambat reseptor H1 pada reseptor perifer dan menekan stimulus vestibular yang dipengaruhi
oleh gerakan
Pilihan untuk motion sickness
Dosis 25-50 mg PO/IM/IV tiap 4-6 jam kalau perlu.
2. Prometazin
Golongan fenotiazin
Menghambat muntah dengan cara memblok reseptor D2 di CTZ dan otak, prometazin juga memiliki
efek antikolinergik dengan menghambat kerja asetilkolin
Dosis : 0,25-1 mg/kgBB/hari
Efek samping : sedasi dan gangguan pyramidal
3. Metoklopramide
Antagonis dopamine
Bekerja pada reseptor asetilkolin dan dopamine pada otot-otot saluran cerna dan persyarafannya
serta memperkuat otot bagian distal sfingter esofagus sehingga akan mencegah terjadinya refluks
makanana ke gaster lalu ke esofagus.
Dosis 0,2-0,4 mg/kgBB/hari dibagi 3-4 dosis
Efek samping : Gejala ekstra pyramidal
4. Domperidone
Antagonis Dopamin
Dosis : 1 mg/kgBB/hari/dibagi 3 dosis
5. Ondansetron
Antagonis reseptor 5-HT3 yang bersifat selektif
Cara kerja : memblok aferen n. vagus yang mengaktifkan pusat muntah di Medula Oblongata dan
memblok reseptor serotonin (Inisiasi refleks muntah)
Dosis :
0,1-0,2 mg/kgBB perkali secara i.v. 2-3x/hari
0,1-0,2 mg/kgBB perkali p.o 2-3x/hari
RM.06.