Anda di halaman 1dari 31

Interaksi Obat Dalam Terapi

Asthma
AZIZAH NASUTION
Pengobatan Asma Menurut Global
Initiative for Asthma (GINA)

Pengobatan asma terdiri atas obat:


1. Pengontrol: obat-obat yang digunakan dalam
jangka lama, untuk menjaga serangan asma
timbul kembali.
2. Penghilang serangan asma:digunakan saat
serangan asma datang, sebagai tindakan
cepat untuk pelebaran bronkus saat gejala
timbul.
1. OBAT-OBAT PENGONTROL
ASTHMA
Inhaled glucocorticosteroids
• Efektif untuk pengobatan asma persisten (terus
menerus).
• Mengurangi symptoms asma, meningkatkan kualitas hidup
dan fungsi paru-paru, menurunkan hipersensitivitas
saluran napas, mengendalikan inflamasi saluran napas,
mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan, dan
mengurangi serangan asma.
• Efek samping: kandidiasis orofaringeal,disfonia
(perubahan suara), dan kadang-kadang batuk dari iritasi
saluran udara bagian atas. Cuci mulut setelah inhalasi
dapat mengurangi kandidiasis oral.
• metered-dose inhaled (MDI) bertekanan memasukkan
obat dgn propellant.
Terapi Jangka Panjang
Nama Obat Sediaan lazim Dosis dewasa
Glukokortikoid :
Methylprednisolon 4,8,16,32 mg 7.5-60 mg single dose
pagi
Prednison 5 mg tab, 5 mg/5ml,
15 mg/5 ml
Agonis  adrenergik
aksi panjang:
Salmeterol MDI 21 g/puff, DPI 2 puff atau 1 blister tiap
12 jam
50 g/blister
Farmoterol DPI 12 g/kapsul 1 kapsul/12 jam
Metilksantin: teofilin Cair, SR tab, kapsul Dosis awal 10mg/kg/hari
max 300 mg
Kadar obat dlm darah 5-
15g/ml
Terapi Jangka Panjang
Nama Obat Sediaan lazim Dosis dewasa
Kombinasi :
Salmeterol/Fluticason DPI 100, 250, 500 1 inhalasi tiap 12 jam
g
Kromolin dan
Nedokromil :
Kromolin MDI 1 mg/puff, Neb 2-4 puff atau 1 ampul tiap 6-8
2 mg/ampul jam
Nedokromil MDI 1.75 mf/puff 2-4 puff tiap 6-8 jam
Leukotrien modifier
Zileuton 300, 600 mg 2400 mg/hari QID
Metilksantin : teofilin Cair, SR tab, kapsul Dosis awal 10mg/kg/hari max
300 mg
Kadar obat dalam darah 5-
15g/ml
Leukotriene modifiers
• memiliki bronchodilator rendah, mengurangi berbagai gejala termasuk
batuk, meningkatkan fungsi paru-paru, dan mengurangi peradangan
saluran napas dan serangan asma.
• Contoh Leukotriene modifiers: cysteinylleukotriene 1 (CysLT1), antagonis
reseptor (montelukast, pranlukast, dan zafirlukast) dan inhibitor 5-
lipoxygenase (Zileuton).
• Dapat digunakan sebagai perawatan alternatif untuk pasien dewasa
dengan asthma persisten ringan,dan pasien asma yg sensitif aspirin
• bila digunakan sendiri sebagai pengontrol asthma, efek leukotriene
modifiers umumnya lebih lemah dari dosis rendah Inhalated
glukokortikosteroid, dan, pada pasien yg sudah menghirup
glukokortikosteroid, leukotriene modifiers tidak dapat pengganti
untuk perawatan ini tanpa risiko hilangnya kontrol asma.

Efek samping –Zileuton: toksisitas hati


dan pemantauan hati (SGPT, SGOT, etc) direkomendasikan
selama pengobatan dengan obat ini.
LONG-ACTING INHALED Β2-AGONISTS

Termasuk formeterol dan salmeterol, tidak dapat


digunakan sebagai monoterapi karena tidak
menampakkan efek terhadap inflamasi pada saluran
pernafasan.
• Efektif dikombinasi dgn inhaled glukokortikosteroid,
merupakan terapi pilihan dibandingkan dgn penggunaan
tunggal inhaled glukokortikosteroid.
• Kombinasi ini dapat mengurangi serangan asma pada
malam hari, meningkatkan fungsi paru-paru dan
mengurangi pemakaian inhalasi β2 agonis kerja cepat.
• Terapi Long-acting inhaled β2 agonists dinilai lebih
aman dari penggunaan sistemik dan oral β2 agonists
(stimulasi kardiovaskular, tremor otot, hipokalemia).
Theophylline
• Merupakan bronkodilator saat diberikan dalam dosis
rendah.
• Theophilline sebagai kontrol asma untuk jangka
panjang dinilai kurang efektif.
• Efek samping termasuk gejala gastrointestinal, aritmia
jantung, kejang, dan bahkan kematian. Mual dan
muntah adalah gejala awal yang paling umum.
• Penggunaan theophylline biasanya disertai
pengawasan ketat dan TDM. Rentang terapi
theophyllin: 8-20mcg/ml plasma
Sodium cromoglycate and nedocromil
sodium

• Cromoglycate natrium dan nedocromil sodium


untuk pengobatan asma jangka panjang pada
dewasa terbatas
• Menyebabkan bronkospasme dan menurunkan
inflamasi
• Kurang efektif dibanding dengan inhaled
glukokortikosteroid dosis rendah
• Efek samping (batuk setelah inhalasi dan sakit
tenggorokan), tapi jarang terjadi
Long-acting oral β2-agonists
• Yaitu salbutamol, terbutaline, dan
bambuterol.
• Efek samping dapat meningkat pada
penggunaan inhaled β2 agonist. Yaitu,
takikardia, kecemasan dan tremor.
Anti-IgE
• Anti-IgE (omalizunab) adalah pilihan pengobatan yang dibatasi
pada kadar serum IgE pada pasien dengan alergi asma berat
yang tidak dapat dikontrol dengan inhaled
glukokortikosteroid.
• Omalizumab blocks the receptors on the surfaces of the mast
cells and basophils to which antibodies attach, then preventing
antibodies from attaching to the cells. As a result, the cells do
not release their chemicals, and the allergic reaction and
inflammation are prevented
• Omalizunab: 150-300mg sc/2-4 weeks

• Penggunaan Anti-IgE pada pasien usia antara 11 dan 50, yang


telah menerima pengobatan glukokortikosteroid (inhaled
dan/atau oral) dan long-acting β2-agonist diketahui aman
sebagai awal terapi.
Systemic glucocorticosteroids
• Long-term oral glucocorticosteroid (lebih dari 2
minggu) dapat digunakan pada asma yang tidak
terkontrol, tetapi dapat meningkatkan efek
samping.
• Efek samping penggunaan sediaan oral atau
parenteral jangka panjang: osteoporosis,
hipertensi, diabetes, hypothalamicpituitary-
adrenal, obesitas, katarak, glaucoma, kulit
menipis dan mudah memar dan merusak otot.
2. OBAT-OBAT PENGHILANG
SERANGAN ASMA
Rapid-acting Inhaled β2-agonists
• Termasuk salbutamol, terbutaline, fenoterol,
reproterol, dan pirbuterol.

• Efek Samping- tremor and takikardia. Namun


pemberian dengan inhalasi lebih aman
daripada pemberian oral dan sistemik.
Systemic glucocorticosteroids
• Mencegah perkembangan gejala asma, mengurangi lama
rawat inap, mencegah kambuh setelah perawatan darurat,
dan mengurangi morbiditas penyakit.
• Efek utama glukokortikosteroid sistemik pada asma akut
hanya nampak setelah 4 sampai 6 jam.
• Contohnya prednisolon 40-50 mg diberikan perhari selama
6 hari tergantung kpd tingkat keparahan.
• Efek samping: kelainan metabolisme glukosa,
meningkatkan nafsu makan,retensi cairan, kenaikan berat
badan, moonface, kerusakan hati, hipertensi, ulkus
lambung, dan nekrosis aseptik femur.
• Interaksi: glucocrticosteroids >< diuretics antihypertensi
Anticholinergics
• Bronkodilator antikolinergik yang digunakan dalam
asma adalah ipratropium bromida dan oxitropium
bromida.
• Inhaled Ipratropium bromide memiliki efek yang
rendah sebagai obat asma dibanding dgn rapid-acting
inhaled β2-agonist.
• Efek samping:
Inhalasi ipratropium atau oxitropium dapat
menyebabkan kekeringan pada mulut dan rasa pahit.
Theophylline

• Short-acting theophylline dapat diberikan pada gejala


asma.
• Short-acting theophylline mungkin tidak dapat
menambah efek bronkodilator melebihi dari efek yang
dilasilkan rapid-acting β2-agonist, tetapi dapat
mengontrol jalannya pernapasan.
• Short-acting theophylline tidak boleh diberikan pada
pasien yang telah diberi terapi dengan sustained-release
theophylline (efek addisi) kecuali bila telah diketahui
kadar theophylline dalam darah. Dapat dilakukan dengan
pemantauan (TDM).
Short-acting oral β2-agonis
• Dapat digunakan pada pasien yang tidak dapat
menggunakan inhaled β2-agonis.

• Namun penggunaannya harus waspada thdp resiko


efek samping.
Interaksi Obat Asma
Epinefrin dan Teofillin-Stimulan lain
• Perangsangan sistem saraf pusat berlebihan
disertai gelisah, agitasi, tremor, takhikardia,
palpitasi jantung, demam, hilangnya koordinasi
otot, pernapasan yang cepat dan dangkal,
insomnia.
• Pada kasus yang berat dapat terjadi
peningkatan tekanan darah yang berbahaya,
ditandai sakit kepala, gangguan penglihatan,
kebingungan.
Teofilin
Coadmininstration with drugs that decrease
theophylline clearance (eg, cimetidine,
ciprofloxacin, and erythromycin, propanolol, INH,
and other macrolides), thus effect of
theophylline increases and may be toxic
(
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6147220
)
Reduction of theophylline dose by ±25-30% may
be needed
Teofillin-allupurinol
• Efek teofillin meningkat
• Akibatnya : mual, pusing, mudah terserang
tremor, insomnia, takikardia, aritmia jantung,
kejang
Teofillin-diuretik Loop
• Teofillin dapat dihambat oleh adanya diuretik
loop sehingga mungkin tidak terjadi efek pada
teofillin
• Teofillin-alkohol
• Teofillin-barbiturat
• Teofillin-rokok
• Teofillin-fenitoin
• Teofillin-litium

– Induksi enzyme, efek teofillin berkurang, akibatnya


asma tidak terkendalikan dengan baik
Salbutamol
• Beta bloker
– Dapat menyebabkan bronkospasme yang hebat
• Digoksin
– Salbutamol menurunkan level serum digoksin
• Diuretik
– Salbutamol akan memperburuk kondisi penderita
• MAO Inhibisi
– Peningkatan efek kardiovarkuler
• Obat Penginduksi CYP3A4
– Dapat menurunkan efek salbutamol
– Kalau terjadi induksi, maka dosis salbutamol dgn
kekuatan yg lebih besar dipilih
Steroid (contoh: prednison)
• Fenitoin, fenobarbital, efedrin, rifampisin
dapat meningkatkan clearance prednison, jd
dosis steroids ditingkatkan.
• Antikoagulan, prednison dapat merubah
respon antikoagulan
• Diuretik hemat kalium, prednison dapat
menyebabkan hiperkalemia
Long-acting ß2 agonist + Furosemide: msg2
mengakibatkan hypokalemia
INTERAKSI OBAT VS MAKANAN
No Obat Makanan INTERAKSI EFEK
1 Teofilin Kopi Efek obat asma dapat
meningkat. Obat asma
2 Aminofillin Coklat melebarkan jalan udara
3 Difilin Kola dan dan memudahkan
Minuman pernapasan penderita
Ringan asma. Akibatnya: mungkin
terjadi efek samping
merugikan karena terlalu
banyak teofilin disertai
gejala mual, pusing, sakit Sinergis
kepala, mudah
tersinggung, tremor,
insomnia, takikardia,
denyut jantung tidak
teratur, dan mungkin
terjadi serangan .

Anda mungkin juga menyukai