• Interaksi absorpsi
• Interaksi distribusi
• Interaksi metabolisme
• Interaksi eksresi
Interaksi Farmakodinamika
• Interaksi Adisi
terjadi ketika dua obat atau lebih dengan efek
yang sama diberikan secara bersamaan dan
hasilnya adalah jumlah efek dari masing2 obat
yang diberikan.
• Interaksi sinergistik
terjadi ketika dua obat atau lebih, dengan atau
tanpa efek yang sama digunakan secara
bersamaan untuk mengombinasikan efek yang
memiliki outcome yang lebih besar dari jumlah
komponen aktif satu obat Saja.
• Potensiasi
Suatu interaksi obat dimana hanya satu dari dua
obat yang tindakannya diperbesar oleh
keberadaan obat kedua
• Interaksi antagonis
memiliki efek sinergisme yang sebaliknya dan
menghasilkan suatu efek kombinasi yang lebih
rendah dari komponen aktif secara terpisah
( protamine yang diberikan sebagai antidotum
terhadap aksi antikoagulan dari heparin).
Complementary drug interaction
FUNGSI GINJAL
• Mengatur keseimbangan cairan
tubuh, elektrolit dan asam-basa
• Mengeksresikan produk
metabolisme dan zat kimia asing
• Mensintesis dan mengaktifkan
hormon renin, 1,25-
dihidroksivitamin D3 dan
eritropoitein
DEFINISI ACUTE KIDNEY INJURY
(AKI)
Gagal Ginjal Akut (GGA): penurunan tiba-tiba
atau secara cepat fungsi filtrasi ginjal. yg
ditandai dari peningkatan konsentrasi kreatinin
atau azotemia (peningkatan nitrogen urea dalam
darah [BUN] ). Namun, setelah cedera ginjal,
BUN atau kadar kreatinin dapat kembli normal.
Cedera ginjal dapat dilihat dari penurunan
produksi urine.
DEFINISI CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD)
Merupakan penurunan
fungsi ginjal secara
progresif yang terjadi lebih
dari berbulan-bulan
sampai menahun yang
dikarakterisasi dengan
perubahan bentuk ginjal
normal dengan jaringan
interistial fibrosis dan
perubahan GFR yang
terjadi dalam periode 3
bulan atau lebih.
Fungsi ginjal normal pada orang dewasa :
GFR = 120 ml/min/1.73m2 (
Pada orang dengan GFR > 90 ml/min/1.73 m2 (umur 18-45 tahun, tiap tahun
nilai GFR berkurang), walaupun diperkirakan fungsi ginjal normal, namun
dapat didiagnosa CKD jika pasien proteinuria, hematuria, atau ditemukan
kerusakan struktur ketika di biopsi.
FAKTOR RESIKO CKD
• Diabetes
• Hipertensi
• Batuginjal Memerlukan
• Uti (ISK) polifarmasi
• Infeksi Sistemik dan
cenderung terjadi
• Polycystic kidney disease Interaksi obat
• Glomerulonephritis
PERUBAHAN FARMAKOKINETIKA PD CKD
ABSORBSI
1) Absorbsi obat pada pasien CKD berkurang akibat mual,
muntah, diare, dan gastritis yang disebabkan uremia
2) Edema saluran cerna menyebabkan berkurangnya
aliran darah shg absorbsi obat menurun (mis.
Klorpropamid, furosemid)
3) Peningkatan kadar urea darah juga meningkatkan
kadar urea ludah maka tjd peningkatan pH asam
lambung shg tjd perubahan ionisasi, selanjutnya
penurunan absorbsi bbrp obat (mis, besi, digoksin,
desktropropoksifen).
4) Perubahan absorbsi obat akan mempengaruhi nilai
bioavailabilitas absolut (F)
1. Volume distribusi (Vd)
Edema dan ascites meningkatkan Vd pada obat yg
sangat larut dlm air atau ikatan protein tinggi. Vd
besar maka kadar obat dlm plasma rendah.
Dehidrasi menurunkan Vd obat yg larut air.
Pemberian dosis lazim pd pasien edema akan
menyebabkan kadar obat dlm plasma rendah shg
efek terapi tidak memadai
Dosis lazim bila diberikan pd pasien dehidrasi
akan menyebabkan kadar obat dlm plasma terlalu
tinggi shg memungkinkan toksik
Perubahan ikatan protein bermakna sec klinis
bila:
a. Lebih 90% obat dlm plasma merupakan bentuk
terikat pd protein
b. Obat terdistribusi ke jaringan dlm jlh kecil.
Hanya obat dgn Vd rendah yg dipengaruhi
yaitu yg sebagian besar obat berada dlm
plasma. Cth: tolbutamid, warfarin, fenitoin,
diazoksid, metotreksat, asam nalidiksat,
fenilbutazon, sulfonamida.
Obat bersifat asam berikatan dgn albumin, mk
dosis obat perlu diturunkan pd penderita CKD
Efek CKD terhadap Distribusi
• Kerusakan ginjal selalu ditandai dengan ditemukannya protein
di dalam urin (uremia)
• Kerusakan ginjal mempengaruhi ikatan obat pada protein
plasma, dengan cara:
• 1. Menurunkan jumlah albumin yang mempengaruhi ikatan
obat dengan plasma protein.
• 2. Perubahan struktur obat pada sisi ikatan protein plasma.
• 3. Terdesaknya obat dari ikatan karena adanya senyawa lain
yang gagal di ekskresikan melalui ginjal.
• Penurunan jumlah albumin akan meningkatkan volume
disribusi (Vd). Contoh : terjadinya perubahan profil distribusi
phenitoin pada penderita CKD.
• Pada beberapa kasus, ikatan obat pada protein jaringan juga
akan terpengaruh
Metabolisme Obat
Hati
Metabolit aktif dan tidak aktif dari hasil uraian makanan
dan metabolisme obat di hati akan menumpuk akibat
adanya gangguan ginjal
Ginjal
Ginjal merupakan tempat utama metabolisme insulin.
Kebutuhan insulin pd penderita diabetes yg mengalami
gagal ginjal akut menjadi berkurang
Ekskresi Obat
Manajemen:
1. Menggunakan alternatif obat lain, bila
memungkinkan
2. Monitoring gejala ototoxicity secara berkala
3. Jangan menggunakan kedua obat ini dengan dosis
berlebih.
Severity: significant
Berinteraksi secara
farmakodinamik
Capto- sinergisme,
Furose-
sehingga
mide pril mengakibatkan
hipotensi akut,
hipokalemia
Manajemen:
1. Monitoring tekanan darah
Severity: minor
Manajemen:
1. Interaksi diatas menguntungkan saat
terapi diberikan pada pasien
Severity: serious
Nifedipin
meningkatkan
Simva- kadar/efek simvastatin
Nifedi-
dgn menghambat
pine statin metabolisme
simvastatin pada
enzim CYP3A4
Manajemen:
1. Menggunakan alternatif obat lain, bila
memungkinkan
2. Monitoring kadar simvastatin
Severity: significant
Nifedipine
menurunkan
kadar/efek dari
Nifedi- Doxo- doxorubicin dengan
pine rubicin meningkatkan
aktivitas transporter
efluks P-
glycoprotein
Manajemen:
1. Monitoring kadar doxorubicin
Severity: minor
Etanol meningkatkan
Etha- kadar nifedipinedi
Nifedi-
dalam darah dengan
pine nol menurunkan
metabolisme nifedipin
Manajemen:
1. Monitoring kadar nifedipine
Severity: minor
N- Acetylcysteine
acetyl- ISDN meningkatkan efek
cysteine vasodilatasi dari ISDN
Manajemen:
1. Monitoring tekanan darah
Severity: serious
Risperidone
menurunkan efek
Dopamin
Risperi- dari dopamin
done secara
farmakodinamik
antagonisme
Manajemen:
1. No alternatives available
2. Never use combination
Severity: significant
Codein
meningkatkan
sedasi, sdgkan
Dopamin codein dopamin
menurunkan
sedasi
Manajemen:
1.Monitoring efektivitas dari kedua
obat ini.
Severity: serious
Absorpsi
keduanya
Tetra- menurun pada
Calcium
saluran cerna
acetate cycline karena
membentuk
khelat
Manajemen:
1. Monitoring kadar obat
2. Menggunakan alternatif obat lain, bila
memungkinkan
3. Pisahkan pemberian kedua obat dengan
selang waktu ± 2 jam
Severity: significant
Berinteraksi secara
farmakodinamik
sinergisme
Calcium
acetate Digoxin sehingga
meningkatkan
resiko terjadinya
aritmia jantung
Manajemen:
1.Monitoring gejala terjadinya aritmia
jantung
Severity: minor
Cafein
menurunkan
Calcium kadar calcium
acetate Cafein acetate dengan
meningkatkan
klirens ginjal
Manajemen:
1.Monitoring kadar obat
Severity: significant
Meningkatkan
kadar atau efek
Calcitriol dari linagliptin
(analog
Lina- dengan
gliptin menghambat
vit.D) metabolismenya
pada enzim
CYP3A4,
Manajemen:
1.Harus menggunakan alternatif obat
lain
Severity: significant
Absorpsi
keduanya
Levo- menurun pada
Ferrous
saluran cerna
sulfate floxacin karena
membentuk
khelat
Manajemen:
1. Monitoring kadar obat
2. Menggunakan alternatif obat lain, bila
memungkinkan
3. Pisahkan pemberian kedua obat
Severity: significant
Omeprazole
Omeprazole, akan menrunkan
Ferrous pantoprazole, kadar Ferrous
sulfate ranitidin, sulfate dgn
famotidin menaikkan pH
lambung
Manajemen:
1.Berikan selang waktu pemberian
Severity: minor
Ca acetate
menurunkan kadar
ferrous sulfate dgn
cara menghambat
absorpsi pd saluran
Ferrous Calcium cerna.
sulfate acetate Ferrous sulfate
meningkatkan kadar
ca acetate dgn
meningkatkan
absorpsinya
Manajemen:
1. Monitoring kadar obat
2. Jangan bersamaan mengkonsumsi kedua
obat ini secara oral