Monitoring
Digoksin
Why?
Latar belakang
Digoksin digunakan secara luas untuk
mengontrol ventricular rate pada atrial
fibrilation dan sebagai agen inotropik (+)
pada congestive Heart Failure (CHF)
Trial and error
its narrow therapeutic index (1.0 – 2.5
nmol/l)
an endpoint of therapy which is difficult
to define and measure
Therapeutic objective
PK Choose drug
PD
& dosing regimen
Monitor therapeutic
and toxic response
Obat-obat yg di monitor (‘di-TDM-kan’) mempunyai
karakteristik sbb:
Efek farmakologi sukar diprediksi atau tidak dapat diukur respon
klinisnya (mis. Anticonvulsan dan cyclosporine)
Efek toksik sukar dikenali secara klnis atau tidak dapat dibedakan dgn
subterapinya (mis. Digoxin)
Kurva dosis respon yg curam yaitu peningkatan dosis yg kecil dapat
mengakibatkan peningkatan respon yg diinginkan atau tdk diinginkan
(mis. Theophylline)
Batas terapi sempit (mis. Digoxin, aminoglycoside, theophylline,
antiaritmia)
Faktor farmakokinetik yg berbeda pd tiap individu shg dpt mengubah
hub. antara dosis dan konsentrasi dlm plasma (mis. Phenobarbital,
theophylline)
Toksisitas akibat interaksi obat
Pasien dgn gangguan ginjal, hati, kardiovaskuler, gangguan sal. cerna
Aspek Farmakologi Digoksin
Farmakokinetik
Absorbsi
Dihambat oleh adanya makanan, serta pemberian bersama obat
kolestiramin, kaolin. Kadar puncak dicapai dlm waktu 2-3 jam setelah
pemberian per oral. Bila digoksin tidak diberikan dlm loading dose
maka diperlukan 1 minggu untuk mencapai kadar mantap (steady
state)
Distribusi
Berlangsung lambat karena Vd nya besar (± 6 l/kg). Terikat dgn
protein plasma sebesar 25%, hal ini mempengaruhi kadar terapi dan
volume distribusi. Pada keadaan seimbang, kadar dlm jantung 15-30
kali lebih tinggi daripada kadar dlm plasma. Efek maksimal timbul
setelah 1 jam atau lebih setelah kadar maksimal jantung tercapai.
Eliminasi
Terutama oleh ginjal. Waktu paruh 30 jam dan sangat
ditentukan oleh fungsi ginjal. Pada usia lanjut dan gangguan
fungsi ginjal, dosis perlu dikurangi
Farmakodinamik
• Toxicity - may be nonspecific eg nausea, vomiting, abdo pain & confusion but remember
bradycardia with increasing of heart block especially with AV junctional escape rhythms and
visual disturbance (xanthochromia).
• PK problems - 10% population have enteric bacterium (E. lentum) that can metabolize
digoxin. Large volume of distribution ( 5L/kg lean BW) and predomin excreted unchanged
in the urine with CL GFR.
Confirmation of toxicity
Assessing the effect of factors altering pharmacokinetics
Therapeutic failure
Medication compliance
ya
tidak
Keadaan mantap tercapai?
Fungsi ginjal normal: sekurang-kurangnya 4x t1/2 sejak pertama
sekali terapi diberikan (mis. 6 hari sebelumnya)
Penurunan fungsi ginjal (<50ml/menit) perkiraan t1/2 digoksin
tercapai, steady state setelah 4x t ½
tidak
ya tidak
Fase distribusi berakhir?
Sekurang-kurangnya 6 jam
ya tidak