Anda di halaman 1dari 63

SISTIM PENGOLAHAN AIR

1/6/2020
PURIFIED WATER
GENERATION SYSTEM

1
AIR UNTUK PRODUKSI OBAT
PRINSIP

1/6/2020
 Salah satu elemen utama dalam sistem
produksi / pembuatan obat.
 Air Baku yang digunakan minimal harus
berkualitas AIR LAYAK MINUM (“Potable”) sesuai
persyaratan WHO

 Sebagai suatu bahan baku obat, AIR OLAHAN


harus memenuhi standar CPOB

 Sistem Pengolahan Air harus divalidasi


 Harus tersedia Spesifikasi dan pemeriksaan rutin 2
untuk Air
LATAR BELAKANG SPA

 Air adalah BAHAN AWAL


 SPA , sistim untuk memperoleh air dengan kualitas sesuai
farmakope
 SPA didesain, dibuat, di-comm issioning, dikualifikasi.
dioperasikan dan dirawat dengan benar untuk mencapai
tujuan penggunaannya'
 SPA ditunjang oleh : sumber daya dan tekhnologi , GMP
dan GEP
PERSYARATAN UMUM
Sistem produksi, penyimpanan dan distribusi air untuk produksi
harus dirancang, dipasang, komisioning, divalidasi dan dirawat.
Sistem pengolahan air tidak boleh dioperasikan di luar kapasitas
yang dirancang
Air harus diproduksi, disimpan dan didistribusikan dengan cara
yang dapat mencegah pertumbuhan mikroba, kontaminasi kimia
atau fisis (misal debu dan pengotor)
Perubahan sistem setelah instalasi, komisioning, validasi, dan
setiap perawatan yang tidak direncanakan atau pekerjaan
modifikasi harus disetujui oleh departemen Pemastian Mutu,
kecuali pemeliharaan preventif terjadwal
PERSYARATAN UMUM
Mutu sumber air dan air olahan harus dipantau secara teratur,
meliputi parameter fisika, kimia, mirkobiologi, bila perlu,
kontaminasi endotoksin
Kinerja SPA harus dipantau
Catatan hasil pemantauan dan setiap tindakan yang diambil
harus disimpan selama jangka waktu yang ditetapkan
Sanitasi sistem pengolahan air secara kimia harus mengikuti
prosedur yang telah divalidasi
LATAR BELAKANG PERSYARATAN AIR DAN
PENGGUNAAANNYA

Air memiliki sifat kimia yang unik karena polaritas dan ikatan
hidrogennya, air mampu melarutkan, mengabsorpsi,
mengadsorpsi atau menyuspensikan banyak komponen
termasuk kontaminan berbahaya yang terdapat dalam air.
Pengawasan mutu air di seluruh proses produksi, penyimpanan
dan distribusi, termasuk mutu mikrobiologi dan kimia,
merupakan perhatian yang utama
Air diambil dari sistem sesuai kebutuhan dan tidak diuji
sebelum digunakan, karena itu pemastian mutu untuk
memenuhi persyaratan yang diharapkan, sangat penting
Pengendalian cemaran mikroba air untuk Penggunaan Farmasi
merupakan prioritas utama
SPESIFIKASI MUTU AIR

Air Pasokan (Feed Water)


 Harus dipasok secara kontinu dengan tekanan positif
 Sistem pemipaan bebas cacat yang dapat menyebabkan
kontaminasi
 Setara dengan air minum tidak dimodifikasi, kecuali untuk
air yang berasal dari sumber alam, yaitu mata air, sumur,
sungai, danau dan laut, dilakukan pengolahan terbatas
 Pengolahan secara umum meliputi softening, penghilangan
ion tertentu, pengurangan partikel koloid dan mikroba
 Mutu air minum memenuhi spesifikasi sesuai persyaratan
air minum yang ditetapkan sesuai Permenkes
SPESIFIKASI MUTU AIR
Air Murni (Purified Water)
Air Murni harus dihasilkan dari sumber air
minum sebagai persyaratan minimal air pasokan,
harus memenuhi spesifikasi Farmakope untuk
kemurnian kimiawi dan mikroba
SPESIFIKASI MUTU AIR

Air dengan Kemurnian Tinggi (Highly Purified


Water)
Air dengan Kemurnian Tinggi harus dibuat dari air minum
sebagai persyaratan mutu minuman air pasokan
Air dengan kemurnian Tinggi ini merupakan air dengan
spesifikasi khusus yang tercantum hanya di Farmakope Eropa
Kualitas Air Murni seara dengan kualitas Air untuk injeksi
termasuk persyaaratan endotoksin
Air dengan Kemurnian Tinggi dapat diproses melalui
kombinasi metode seperti reverse osmosis, ultrafiltrasi dan
deionisasi
Air untuk Injeksi
 Air untuk injeksi harus dibuat dari air minum sebagai
persyaratan mutu minimum air baku
 Air untuk injeksi bukan air steril dan bukan produk jadi
steril
 Air untuk injeksi merupakan produk antara atau produk
ruahan
 Air untuk injeksi merupakan Air untuk Penggunaan
Farmasi dengan kualitas tertinggi menurut POPP CPOB
 Farmakope tertentu memberikan pembatasan teknik
pemurnian yang diijinkan sebagai bagian spesifikasi Air
untuk injeksi. Sebagai contoh, Farmakope Internasional
dan Farmakope Eropa hanya mengijinkan teknik destilasi
sebagai tahap akhir pemurnian
JENIS AIR

 AIR MINUM  Potable Water

1/6/2020
 AIR LUNAK  Softened Water
 AIR MURNI  Purified Water,
Highly Purified Water
 AIR UNTUK INJEKSI  Water for Injection
 UAP MURNI  Pure, or clean Steam

11
KONTAMINAN DALAM AIR

Ca dan Mg

1/6/2020
• •Aluminium
• Iron •Heavy metals
• Manganese Arsenic, lead, cadmium
• Silicates •Nitrates
• Carbon dioxide
• Hydrogen sulfide
• Phosphates
• Copper
12
KONTAMINAN DALAM AIR
MIKRO-ORGANISME – BIOFILM

1/6/2020
• Algae
• Protozoa
 Cryptosporidium
 Giardia
• Bacteria
 Pseudomonas
 Gram negative, non-fermenting
bacteria
 Escherichia coli and coliforms
13
BIOFILM

A biofilm is defined as bacterial cells adherent to each other


and/or to surfaces or interfaces and are covered by a slimy
substance, which acts as a shield, protecting the biofilm
from physical and chemical attack.

Ref: Biofilms – Survival and growth of bacteria in compendial high purity water systems by Frank Riedewald and Aidan W. Sexton:
Pharmaceutical engineering Vol.27 No 1.
BIOFILMS

A biofilm is an assemblage of
microbial cells that is
irreversibly associated with a
surface (not removed by gentle
rinsing) and enclosed in a
matrix of primarily
polysaccharide material.
Noncellular materials such as Biofilm on a mild steel surface in a water system
mineral crystals, corrosion
particles, clay or silt particles,
or blood components, may also
be found in the biofilm matrix
MENGHILANGKAN KLORIN MELALUI FILTRASI DENGAN
KARBON AKTIF ATAU BISULFIT
Catatan :

1/6/2020
•Karbon aktif menghilangkan klorin tapi
mengakibatkan bakteri bertumbuh dalam
media
•Karbon aktif dapat menghilangkan zat
organik

•Bisulfit meninggalkan residu sulfat tetapi


bersifat antimikroba
17
PENGENDALIKAN KONTAMINASI MIKROBA
( BIOFILM )

• Back-flushing,
• Sanitasi kimia atau panas
• Regenerasi yang lebih sering

Looping sistem upaya untuk menghambat


pertumbuhan mikroba,.
PURIFIED WATER
GENERATION SYSTEM

1/6/2020
19
PEMURNIAN AIR
AIR
SUMB PENGOLA PENYIMPAN
ER HAN AWAL AN DAN
DISTRIBUSI

PENGHILAN PENGHILAN PENGOLAHAN


GAN ION GAN ION POLISHING AIR UNTUK
PRIMER SEKUNDER INJEKSI

MIX
EDI
BED D
REVERS I
ULTRA
REVERSE E
FILTRAS S
OSMOSIS OSMOSI
I T
S

PENUKA
MIKRO I
FILTRAS
R ION
I L
A
S
PENUKAR PENUKA LAMPU
ION R ION UV I

DISTILASI
SISTIM PENGOLAHAN AIR
1. Penanganan Awal ( Pre Treatment )
- Penurunan cemaran bakteri – partikel besar

1/6/2020
- Filtrasi  Particulate
- Carbon filtration  Bau, zat organik.
- Softening

2. Pemurnian ( Purified )
- Deionisasi (Demineralisasi)
- RO - Reverse Osmosis
- EDI - Electro Deionisation
- Ultra filtrasi
- Distilasi
21
SISTIM PENGOLAHAN AIR
3. Distribusi ( Looping Sistem )
- Sistim panas

1/6/2020
- Sistim panas -dingin
- Sistim dingin
4. Desinfeksi - Sanitasi
- UV - Panas (air, uap)
5. Kualifikasi
6. Pengkajian SPA

22
1/6/2020
PRE TREATMENT
PERLAKUAN AWAL

23
KESADAHAN AIR
Klasifikasi mg/L atau ppm
kesadahan air sebagai CaCO3

1/6/2020
Kesadahan rendah 0-60
(air lunak)
Kesadahan sedang 61-120

Kesadahan tinggi 121-180

Kesadahan sangat > 180


tinggi

24
SOFTENING
 Tujuan menurunkan kekerasan/kesadahan (calcium and

1/6/2020
magnesium) air baku.
 Merupakan pre-treatment process, menggunakan cation
exchange resin.
 Selama proses Ca+ dan Mg+ akan digantikan oleh Na+
garam natrium sangat lebih mudah larut/tidak mengendap
sehingga tidak “berhenti”/mengganggu baik deioniser
atau RO system.
 Resin softener dire-generasi dengan larutan NaCl.

25
WATER SOFTENER
WASTE TO
OPERATION
DRAIN
CaCl2 MgCl2 and NaCl
HARD WATER

1/6/2020
Ca(HCO3)2 Mg(HCO3)2
CaCl2 MgCl2
CaSO4 MgSO4

SODIUM CATION
EXCHANGE (ZEOLITE)

REGENERANT
CONC. BRINE
SOFT WATER
(H2O + NaCl)
NaHCO3
26
NaCl SOFTENER
Na2SO4 REGENERATION
KEKERUHAN

1/6/2020
 Zat-zat kapur, tanah yang tersuspensi adalah
penyebab kekeruhan
 Partikel halus "colloids"

Menghilangkan kekeruhan dan koloid


adalah langkah pertama penanganan air
baku

27
PENYARINGAN PARTIKULAT ( SAND FILTER )

Air baku hendaknya tidak mengandung

1/6/2020
cemaran partikel yang tertalu banyak.
Perlu dipasang filter 10 µm sebelum
masuk kedalam sistim SPA

Bila cemaran partikel dalam air baku


cukup banyak, perlu dipasang sand filter.

Menghilangkan kekeruhan dan koloid


adalah langkah pertama penanganan air
28
baku
CARBON FILTRATION
Penyaringan dengan Carbon filter digunakan

1/6/2020
untuk melindungi deionisers dan RO
membranes dari chlorine dan bahan organik
terlarut lainnya.

Disposable cartridge activated carbon filters lebih


disukai karena penangannya mudah

Untuk SPA yang besar, dapat digunakan


regenerable carbon beds yang dapat disanitasi
dengan panas(steam or heated water).
29
PENGOLAHAN AIR SUMBER

 Penyaringan
 Pelunakan (softening)
 Disinfeksi atau sanitasi
 Penghilangan zat besi
 Presipitasi
 Pengurangan bahan organik/
anorganik spesifik.
PURIFIED WATER
GENERATION SYSTEM

1/6/2020
31
1/6/2020
32
1/6/2020
33
CONVENTIONAL DEIONISATION
Cara kerja :

1/6/2020
 Air baku dilewatkan resin bed  pertukaran metal
ions dan dissolved salts dengan hydrogen dan
hydroxyl ions
 Kemampuan resin terbatas sehingga kinerja dari resin
bed nya juga akan menurun
Pemilihan resin :
 tergantung pada sistim yang ditawarkan, perhatikan :
 Kualitas dan effek non-ionic kontaminan
 Sistim mencegah keluarnya “fines resin” dalam air yang dihasilkan.

Re-generasi resin :
 secara kimia dengan acids/HCl and alkali/NaOH. 34
Conventional Deionisation
Twin bed deionisation units
 Sistim ini umumnya digunakan sebagai deionisasi awal.

1/6/2020
 Terdiri dari 2 kolom yang dipasang secara seri, kolom I untuk
menghilangkan “cationic contaminants”, yang kedua untuk “anionic
contaminants”

 Konduktifitas air yang dihasilkan harus diperiksa secara


kontinyu,
 Harus disiapkan titik “cut-off” yang tepat pada sistim sehingga regenerasi
deioniser bed dapat dilakukan dengan baik.
 Bahan kimia untuk regenerasi tidak masuk dalam storage tank dan sistim
distribusi

 Terlepas dari kinerja resin, harus disiapkan :


 Waktu interval maksimum untuk regenerasi
 Regenerasi harus dikontrol berdasarkan konduktivitas air yang dihasilkan
atau waktu, umumnya tidak lebih dari 24 jam
35
 Resin yang telah diregenerasi harus dibilas dengan “deionised water”
Conventional Deionisation
Mixed resin beds

1/6/2020
 Sistim ini mengandung sekaligus anion and kation resin.
 Sebaiknya digunakan hanya untuk polishing, dimana
kandungan ion pada feed water relative sedikit
 Kinerjanya dipantau dengan cara membandingkan “konduktifitas”
air masuk dan keluarannya
 Dapat beroperasi dalam waktu yang cukup lama tanpa regenerasi

 Harus dilakukan pemantauan cemaran mikroba secara


berkala guna menentukan interval regenerasi dan
penggantian resinnya.

 Karena masalah pertumbuhan mikroba dan issu


lingkungan hidup, mixed resin beds harus digunakan 36
dengan hati-hati.
CONVENTIONAL DEIONISATION
 Masalah yang sering timbul dari sistim

1/6/2020
conventional ion exchangers :
1. Deionizers adalah media yang baik untuk pertumbuhan
mikroba. Populasinya akan naik seiring dengan
naiknya interval waktu regenerasi. Faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan mikroba :
 flow rates, temperatur, permukaan dari resin beds
dan kualitas dari feed water  biofilm
2. Penggunaan bahan kimia untuk regenerasi  masalah
lingkungan hidup
37
REGENERASI

REGENERASI RESIN KATION

1/6/2020

 Selama produksi terjadi semua kation yang
terkandung dalam air (terutama ion kalsium,
magnesium dan natrium) ditukar dengan ion
hidrogen sehingga akhirnya resin kation akan jenuh.
 Untuk regenerasi ke dalam tabung penukar kation
dialirkan asam khlorida encer

 REGENERASI RESIN ANION


 Selama produksi terjadi semua anion (terutama ion
khlorida, sulfat dan bikarbonat) ditukar dengan ion
hidroksil sehingga akhirnya resin anion akan jenuh..
 Untuk regenerasi dalam tabung penukar anion 38
dialirkan larutan natrium hidroksida encer
REGENERASI TABUNG MIXBED
 Pemisahan resin kation dan anion dengan cara

1/6/2020
backwash.
 Alirkan kedua cairan regeneran secara bersamaan
dengan air
 Kelebihan kedua regeneran kemudian dicuci
dengan air.
 Campurkan kedua resin dengan menurunkan
permukaan air dalam tabung kemudian masukkan
udara tekan dari ujung bawah tabung.
 Cuci ulang tabung campuran (mixbed) dengan air
dari atas ke bawah, sampai alat ukur
konduktivitas menunjukkan kondisi kemurnian
air yang diinginkan. 39
REVERSE OSMOSIS

1/6/2020
40
Reverse osmosis (RO) theory

1/6/2020
High pressure Low pressure

Semi-permeable
membrane
Feed
water

under
pressure Purified water
raw water
Reject
water

Permeate
water
41
drain or recycle
REVERSE OSMOSIS
Sistim yang paling efektif untk menghilangkan

1/6/2020
sebagian besar dissolved organics

 Air baku dengan tekanan tinggi dilewatkan membran


semi-permeable
 Sebagian dari air tersebut (the permeate) akan
melewati membran dan hampir bebas dari
dissolved organics,pyrogens dan mikroba
 Sebagian lagi yang mengandung ion akan ditahan
oleh membrane. Residue (retentate) tsb adalah
“larutan pekat” dan akan dibuang ( waste )
42
REVERSE OSMOSIS
Untuk air dengan kesadahan tinggi,

1/6/2020
beberapa anorganic material akan
mengkristal pada permukaan membran,

Diperlukan :
- Pre- treatment system
- Bagaimanapun juga membran perlu
dibersihkan dan disanitasi
(heat dan H2O2)

43
REVERSE OSMOSIS

1/6/2020
Air baku hendaknya tidak mengandung
suspended solid dan colloidal matter (silt).
 Harga atau besaran dari colloid index or silt
density index yang terukur dalam air baku
merupakan indikasi/parameter apakah diperlukan
pre-treatment system atau tidak  SDI harus < 3.
 Variasi kualitas air baku akan menyebabkan
adanya variasi baik kualitas maupun kuantitas dari
permeate.

44
REVERSE OSMOSIS

1/6/2020
 FLUSHING :

 WASTE . ( REJECT WATER ) PERMEATE


WATER

45
DISTRIBUSI DAN SANITASI

1/6/2020
46
STORAGE TANK

Spesifikasinya :

1/6/2020
 Stainless steel
 Harus tahan tekanan dan vacuum

Design tangki harus diperhitungkan untuk


mengeliminasi static areas yang menyebabkan
air “diam” dan mendingin  bakteri akan
segera berkembang biak
Permukaan setiap bagian tangki harus, fully
drain atau continuously flushed oleh air yang
masuk kedalam tangki melalui sprayballs yang
dipasang diatas water level. (tidak boleh dipakai47
bila sanitasi dilakukan dengan ozon)
SISTIM DISTRIBUSI/PEMIPAAN
1. Design :
- Hilangkan static areas ==> air “diam” (dead leg)
- Arah pipa bersudut/miring, fully drain

1/6/2020
2. Spesifikasi :
 Stainless steel
 Tahan panas s/d 95 °C
 Harus tahan tekanan dan vacuum
3. Penyambungan - pengelasan :
 Pengelasan pipa : Orbital/orbital welding
 Penyambungan - penggabungan : sambungan saniter
gunakan “Clamps” dan “O rings” daripada sambungan
beralur (“threaded fittings”) jangan tersembunyi
4. Penandaan :
 Label indentitas, arah aliran yang jelas
5. Filter
 Pada sirkulasi dan distrubusi sebaiknya tanpa filter 
penumpukan bakteri
6.Sistim katup (valve) :
 Non-return valves - NRV  mencegah aliran balik
 Jangan gunakan Ball valve 48
SISTIM DISTRIBUSI/PEMIPAAN

Ball valves tidak boleh

1/6/2020
digunakan

Bakteri dapat bertumbuh saat katup


ditutup
Genangan air
di dalam katup
Air dikontami-
nasi saat mengalir
melalui valve 49
POMPA SPA
1. Design :
centrifugal type,

1/6/2020
-
- sanitary design dan
- drainable.
2. Spesifikasi :
 Stainless steel
 Tahan panas s/d 95 °C
 Kecepatan aliran : Harus dihitung kapasitas dan panjang pipa  >
1.0 m/sec pada kondisi normal ( masuk dalam spesifikasi dan IQ)
 Total pumping rate harus menjamin  stored volume is turned over
at least once per hour.
3. Pompa cadangan :
 Jangan dipasang permanen tetapi harus siap dipasang saat
dibutuhkan
 Bila terpasang permanen perhatikan tidak terjadi dead legs dan
kontaminasi
 Setiap penggantian pompa perhatikan tidak terjadi
kontaminasi dan pompa harus disanitasi dahulu sebelum 50
digunakan.
SISTIM 1: PENAMPUNGAN DAN DISTRIBUSI
AIR DALAM KEADAAN PANAS

1/6/2020
 Purified Water/HPW/SW ditampung dan
didistribusikan dalam keadan panas dengan
temperatur > 70°.
 Sanitasi permanen
 Bila pada titik pemakaian diperlukan air dengan
temperatur yang lebih rendah  pasang heat-
exchangers
 Harus dapat juga dilakukan emergensi sanitasi
pada temperatur antara 80 - 95°C.

51
Sistim 2: Penampungan Air dalam keadaan
panas dan distribusikan dalam keadaan
dingin, sanitasi dengan panas.

1/6/2020
 Purified Water/HPW/SW ditampung dalam
keadan panas dengan temperatur > 70° dan
didistribusikan dalam “loop system” dalam
keadaan dingin < 25°C.
 Sanitasi seluruh sistim dilakukan dengan air
panas 80-95°C
 Bagian air yang kembali dipanaskan > 70°C
sebelum masuk kedalam storage tank.

52
Sistim 3: Penampungan Air dan distribusinya
dalam keadaan dingin, sanitasi dengan panas.

1/6/2020
 Purified Water/HPW/SW ditampung dalam keadaan
dingin dan didistribusikan dalam “loop system”
dalam keadaan dingin < 25°C.
 Sanitasi seluruh sistim dilakukan dengan air panas
80-95°C

53
Sistim 4: Penampungan Air dan distribusinya
dalam keadaan dingin, sanitasi dengan ozon.

1/6/2020
 Purified Water/HPW/SW ditampung dalam keadan
dingin dan didistribusikan dalam “loop system”
dalam keadaan dingin < 25°C.

 Sanitasi “Storage tank”  dengan OZON (secara


permanen) “loop system”  dengan OZON (secara
periodik)

 Sisa ozon dihilangkan dengan UV-light.

54
DESINFEKSI

1/6/2020
SPA

55
METODE DISINFEKSI SPA

1/6/2020
Pemanasan
 Termasuk metode paling handal untuk disinfeksi
sistem air proses
Ozon
 Mudah dibuat
 Tidak meninggalkan residu

56
Metode disinfeksi SPA
U-V
• U-V tidak mengsterilkan

1/6/2020
• Laju alir (“Flow Rate” air adalah kritis
• Kemungkinan terjadi kontaminasi kembali sesudah
melewati fase radiasi
• Lampu UV terbatas umurnya

Bahan Kimia Lain


• XO2
• Halogen
• Formaldehyde

57
Teknik Pengendalian Biokontaminasi
Mempertahankan sirkulasi aliran turbulen secara kontinu.
Desain sistem yang memastikan pipa sependek mungkin.
Deadlegs pada instalasi pipa lebih kecil dari tiga kali
diameter pipa cabang.
Pengukur tekanan dipisahkan dari sistem dengan membran.
Penggunaan katup diafragma yang higienis.
Sistem pemipaan dipasang dengan kemiringan tertentu untuk
memungkinkanpengosonganl drainable. .
Dalam sistem bersuhu ambien, pipa dilindungi terhadap
pengaruh pipa panas yang berdekaian.
.
KUALIFIKASI

1/6/2020
DAN
VALIDASI
59
KUALIFIKASI
1. Sistem pengolahan air harus dikualfikasi mulai

1/6/2020
dari DQ / IQ / OQ dan PQ.
2. Umumnya DQ / IQ dan OQ dilakukan bersama-
sama dengan pemasok sistem tersebut
3. PQ adalah bagian dari kualifikasi yang harus
dilakukan oleh penggunanya dan pada tahapan
tertentu dapat dilakukan secara concurrent pada
saat validasi sistem penyimpanan dan
distribusinya.
4. Cara pengambilan contoh untuk pemeriksaan
harus diperhatikan dan dilakukan secara konstan.
60
VALIDASI SISTIM PENGOLAHAN AIR

Validation Phase Duration Sampling Frequency

Performance At least 2 – 4 Daily all monitoring points


Qualification Phase 1 weeks

Performance At least 4 weeks Daily all monitoring points


Qualification Phase 2

Performance At least 1 year Daily all monitoring


Qualification Phase 3 covered weekly

1/6/2020 61
PENGKAJIAN SPA
Perubahan yang terjadi sejak pengkajian terakhir
Kinerja sistem
Kehandalan
Tren mutu
Kejadian penyimpangan dan investigasi
Hasil uji di luar spesifikasi
Perubahan instalasi
Penyempurnaan dokumentasi instalasi
Buku log
Status daftar Protap terkini
1/6/2020
TERIMA KASIH

63

Anda mungkin juga menyukai