Referensi
Wells, B. G., Dipiro, J.T., et al. 2017. Pharmacotherapy Handbook. Tenth Edition.
DiPiro, et al. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach.
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Posey, L.M.,
2005, Pharmacotherapy, 6th Edition, Appleton ang Lange, New York.
Dagenais S., Caro J., Haldeman S., 2008. A systematic Review of Low Back Pain
cost of Illness Studies in the United States and Internationally. Spine. Vol : 8. pp :
8-20.
Wheeler, A.H. 2013. Low Back Pain and Sciatica. Available
from:http://emedicine.medscape.com/article/1144130-overview[Accesed 15
April2013]
Persatuan Dokter Saraf Indonesia (PERDOSSI).
Latief, S. A., 2001, Petunjuk Praktis Anestesiolog, Edisi II, Jakarta: Bag.
Anestesiologi dan Terapi Intensif FKUI.
Nanda.2006. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika.
DEFINISI NYERI
(Bahrudin, 2018).
Lanjutan..
Gangguan Tidur
Posisi menghindari nyeri
Gerakan menghindari nyeri
Raut wajah kesakitan
Perubahan nafsu makan
Tekanan darah meningkat
Denyut nadi meningkat
Pernafasan meningkat
Depresi, frustasi
Lanjutan..
• Manifestasi klinis nyeri harus ditangani oleh asesmen nyeri yang tepat.
• Perhatian juga harus diberikan kepada faktor mental yang mengubah ambang
nyeri.
• Kecemasan, depresi, kelelahan, marah, dan takut secara khusus diketahui dapat
menurunkan ambang batas ini.
Pemeriksaan Fisik
A. Pemeriksaan umum.
Tanda vital: tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu
tubuh.
Periksa apakah terdapat lesi / luka di kulit seperti jaringan
parut akibat operasi, hiperpigmentasi, ulserasi, tanda bekas
jarum suntik.
Perhatikan juga adanya ketidaksegarisan tulang
(malalignment), atrofi otot, fasikulasi, diskolorasi, dan
edema (Kurniawan, S.N, 2015).
Lanjutan..
B. Pemeriksaan sendi.
Menilai kesimetrisan sendi
Nilai dan catat pergerakan aktif semua sendi
Perhatikan adanya keterbatasan gerak, diskinesis, raut
wajah meringis, atau asimetris.
Nilai dan catat pergerakan pasif dari sendi yang
terlihat abnormal / dikeluhkan oleh pasien (saat
menilai pergerakan aktif).
Palpasi setiap sendi untuk menilai adanya nyeri
Pemeriksaan stabilitas sendi untuk mengidentifikasi
adanya cedera ligament (Kurniawan, S.N, 2015).
Lanjutan..
C. Pemeriksaan motorik.
Nilai dan catat kekuatan motorik pasien dengan
menggunakan kriteria di bawah ini.
Derajat Definisi
2 Mampu bergerak / bergeser ke kiri dan kanan tetapi tidak mampu melawan gravitasi
- Pemeriksaan radiologi.
A. Foto polos: untuk skrining inisial pada tulang belakang (fraktur,
ketidaksegarisan vertebra, spondilolistesis, spondilolisis, neoplasma).
(Baumann, 2016)
TERAPI NYERI
Terapi Farmakologi
ANALGESIK NON-
OPIOID
ANALGESIC OPIOID
Lanjutan..
Analgesik Adjuvant
Analgesik adjuvan adalah agen farmakologis yang
berguna dalam pengelolaan nyeri tetapi biasanya tidak
diklasifikasikan sebagai analgesik. Contoh adjuvant
analgesik termasuk antidepresan dan antikonvulsan
Lanjutan..
Edukasi pasien:
1. Berikan informasi mengenai kondisi dan penyakit pasien, serta
tatalaksananya.
2. Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan manfaatnya untuk
pasien
3. Beritahukan bahwa pasien dapat mengubungi tim medis jika
memiliki pertanyaan / ingin berkonsultasi mengenai kondisinya.
4. Pasien dan keluarga ikut dilibatkan dalam menyusun manajemen
nyeri (termasuk penjadwalan medikasi, pemilihan analgesik, dan
jadwal control).
5. Kepatuhan pasien dalam menjalani manajemen nyeri dengan baik.
TERIMA KASIH