Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 5

Nazirah ulfa 1843700448


Dede lilian 1843700443
Misfani diari ayasha 1843700449
Fajria rezky priyanti amara pagal 1843700463
Rotua silaban 1843700259
Tri agung rizky 1843700291
Said syahruddin F. Asshegaf 1843700373

Dosen pengampuh
Rangki astiani M., Farm., Apt
• Interaksi obat adalah salah satu permasalahan utama bagi
pasien yang menerima terapi polifarmasi
• Interaksi obat terjadi ketika aktivitas kerja dari dua obat atau
lebih saling tumpang tindih, sehingga efek satu obat akan
mempengaruhi obat lainnya
• Interaksi obat dapat disebabkan oleh berbagai mekanisme
yaitu :
a. Farmasetik
b.Farmakokinetik
c.Farmakodinamik
• Adanya interaksi antara obat dengan obat dapat
meningkatkan resiko efek samping.
• Contoh obat-obatan yang termasuk dalam indeks terapi sempit
:
1. Digoksin merupakan salah satu obat dengan kadar terapi
sempit yang paling banyak digunakan terutama pada
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung.
2. Phenytoin adalah obat untuk mencegah dan mengontrol
mengontrol kejang yang umumnya terjadi pada
penderita epilepsi.
3. Carbamazepine adalah obat antikonvulsan atau anti epilesi
digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan obat lain
untuk mengontrol beberapa jenis kejang
• Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dari
makalah ini adalah :
a) Bagaimana profil farmakokinetik dari digoksin, fenitoin dan
karbamazepin dalam tubuh ?
b) Kenapa digoksin, fenitoin dan karbamzepin termasuk dalam
obat indeks terapi sempit ?
c) Interaksi apa saja yang dapat mempengaruhi kadar
digoksin, feniton dan karbamazepin dalam tubuh ?

• Tujuan Makalah
a) Untuk mengetahui profil farmakokinetik dari warfarin,
digoksin dan fenitoin dalam tubuh.
b) Mengetahui alasan mengapa warfarin, digoksin dan fenitoin
fenitoin termasuk dalam obat indeks terapi sempit
c) Mengetahui interaksi apa saja yang dapat mempengaruhi
kadar warfarin, digoksin dan fenitoin dalam tubuh
• Digoksin merupakan salah satu obat dengan kadar terapi
sempit yang paling banyak digunakan terutama pada
penyakit-penyakit yang berhubungan dengan jantung.
• Digoksin diekskresikan terutama melalui urin (dalam bentuk
tidak aktif yg tidak berubah melalui filtrasi glumerulus dan
tubular aktif)
• Digoksin di ekskresikan 30 % pada fungsi ginjal normal
• Farmakokinetik
a.Absorbsi
Onset awal digoxin dicapai dalam 0,5-2 jam untuk sediaan oral
dan 5-30 menit untuk sediaan intravena. Efek maks. 2-6 jam oral,
1,5-4 jam intravena
b. Distribusi
Bioavailabilitas digoxin tablet sebesar 60-80%. 20-25% digoxin
akan terikat oleh protein. T ½ 3,5-5 hari
c. Metabolisme
Metabolisme digoxin terjadi di hepar yang menghasilkan
metabolit akhir 3 b-digoxigenin dan 3-keto-digoxigenin
d. Ekskresi
Sekitar 50-70% dosis digoxin akan diekskresikan melalui urin
Lanjutan...
• Farmakodinamik
a) Peningkatan Kontraktilitas Miosit Jantung melalui Peningkatan Kadar
Kalsium Intraselular
b) Inhibisi Konduksi Atrioventrikular
c) Reduksi Reuptake Katekolamin
d) Mempengaruhi Aktivitas Listrik Jantung
e) Efek Digoxin dengan Konsentrasi yang Lebih Tinggi

• Interaksi Obat
a) Digoksin dapat diadsorpsi bila diberikan bersama kolestiramin,
kolestipol, kaolin/pektin atau karbo-adsorbens.
b) Obat antiaritmia yang lain seperti prokainamid, disopiramid, dan
meksiletin

• Contoh Obat
Lanoxin, Lanoxicaps, Cardoxin, Digitek, Fargoxin
• Struktur fenitoin

• Farmakokinetik

a. Absorbsi
Absorbsi fenitoin tergantung cara pemberiannya apakah peroral atau sintikan. Abosrbsi fenitoin di
dalam lambung sangat sedikit karena fenitoin tidak larut dalam lambung yang bersifat asam.
b. Distribusi
Pengikatan fenitoin oleh protein, terutama oleh albumin plasma kira-kira 90%. Orang sehat,
termasuk wanita hamil dan wanita pemakai obat kontrasepsi oral, fraksi bebasnya kira-kira 10%,
sedangkan diketahui bahwa efek farmakologik fenitoin hanya bergantung dari bentuk bebasnya.

• Farmakodinamik
a. Dosis toksis menyebabkan eksitasi dan dosis letal menimbulkan rigiditas deserebrasi. Sifat
antikonvulsi fenitoin didasarkan pada penghambatan penjalaran rangsang dari fokus ke
bagian lain diotak
b. Efek stabilisasi membran sel oleh fenitoin juga terlihat pada saraf tepi dan membran sel
lainnya yang juga mudah terpacu misalnya sel sistem konduksi dijantung
c. Fenitoin mempengaruhi berbagai sistem fisiologik, dalam hal ini, khususnya konduktans
Na+,K+,Ca2+ neuron, potensial membrane dan neurotransmitter noreepinefrin, asetilkolin,
dan GABA
Interaksi Obat
a. Meningkatkan kadar phenytoin dalam darah :
amiodarone, ketoconazole, capecitabine, chloramphenicol,
chlordiazepoxide, diazepam, disulfiram, estrogen, fluorouracil,
fluoxetine, fluvoxamine, cimetidine, isoniazid, omeprazole,
phenothiazine, sertraline, ticlopidine, atau warfarin.
b. Menurunkan kadar phenytoin dalam darah :
bleomycin, carbamazepin, asam folat, reserpin, phenobarbital,
natrium divalproex, asam valproat atau sukralfat.
c. Berpotensi mengurangi efektivitas
Lanjutan...
obat antijamurgolongan azole, kortikosteroid, doxycycline,
estrogen, furosemide, irinotecan, paclitaxel, paroxetine,
rifampisin, sertraline, teofilin, dan vitamin D.
d. Meningkatkan risiko perdarahan
Warfarin
e. Mengurangi kadar
albendazole, efavirenz, quetiapine, atorvastatin, ciclosporin,
digoxin, asam folat, dan simvastatin di dalam darah

• Contoh Obat
Kutoin, Decatona, Dilantin, Curelepz, Phenitin, Zentropil
• Farmakokinetik
a. Absorbsi
Carbamazepine di absorpsi di gastrointestinal. Kecepatan
absorpsi obat ini berbeda-beda. Dimana kadar puncak atau
konsentrasi puncak plasma obat ini akan tercapai pada 6-8 jam
setelah pemberian obat. Jika obat ini diberikan setelah makan
maka absorpsi obat ini lambat, sehingga pasien lebih toleran
dengan dosis harian yang lebih besar
b. Distribusi
Distribusi Carbamazepine lambat dan volumenya kira-kira 1L/kg.
Pengikatan proteinnya tinggi, kurang lebih 70-80%.
c. Metabolisme
Metabolisme carbamazepine terjadi di hati dimana dioksidasi menjadi
metabolit epoksida yang bersifat antikonvulsan
d. Ekskresi
Carbamazepine diekskresi di ginjal melalui urin 72% dan 28%
diekskresi melalui feses.10-12 Waktu paruh dari ekskresi
Carbamazepine rata-rata 36 jam dari dosis tunggal per oral,
kemudian menurun 20 jam setelah terapi lanjutan tergantung dari
lamanya pengobatan

• Farmakodinamik
Mekanisme kerja carbamazepine sama halnya dengan fenitoin. Pada
membran permeabilitas menunjukkan bahwa carbamazepine menutup
saluran natrium pada konsentrasi terapi dan dapat menstabilkan
membran neuron yang hiperaktif, menghalangi kerusakan neuron yang
berulang dan mengurangi perambatan sinaptik impuls yang berasal
dari luar.
Lanjutan...
• Interaksi Obat
1. Meningkatnya kadar carbamazepine dalam darah, jika digunakan
dengan cimetidine.
2. Menurunnya kadar carbamazepine dalam darah, jika digunakan
dengan cisplatin.
3. Mengurangi efektivitas aripiprazole dan pil KB.
4. Efek racun dari carbamazepine dapat meningkat, jika digunakan
bersama lithium.
5. Mengurangi kadar sejumlah obat dalam darah, seperti tacrolimus
dan lapatinib.
6. Meningkatkan kadar cyclophosphamide dalam darah.
7. Meningkatkan risiko hiponatremia, jika digunakan bersama diuretik.

• Contoh Obat
Tegretol XR, Bamgetol, Carbagen SR, Epitol, Carbatrol, Teril
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
• Digoxin adalah salah satu obat dengan kadar terapi sempit yang paling
banyak digunakan terutama pada penyakit-penyakit yang berhubungan
dengan jantung.

• Fenitoin untuk mencegah dan mengurangi kejang akibat epilepsi, terutama


untuk kejang jenis tonik-klonik dan kejang parsial. Fenitoin bekerja dengan
menyeimbangkan aliran listrik di otak sehingga secara otomatis mengurangi
kemunculan gejala kejang.

• Carbamazepine adalah obat yang termasuk ke dalam golongan


antikonvulsan. Carbamazepine bekerja dengan mengurangi aktivitas listrik
yang tidak normal di otak. Carbamazepine digunakan sendiri atau
dikombinasikan dengan obat lain untuk mengontrol beberapa jenis kejang
pada orang dengan epilepsi. Carbamazepine juga digunakan untuk
mengobati neuralgia trigeminal.
Sekian dan Terimakasih
Wassalam......

Anda mungkin juga menyukai