(ILRES)
apt. Ahmad Suriyadi Muslim, M.Farm
KONTRAK BELAJAR
Seragam
1. Daring (sinkron) → memakai seragam/pakaian bebas rapi
2. Luring → wajib memakai seragam yang telah ditentukan oleh kampus
Kedisiplinan
1. Mahasiswa terlambat <15 menit dapat mengikuti perkuliahan dan melakukan
presensi
2. Mahasiswa terlambat >15 menit dapat mengikuti perkuliahan namun tidak dapat
melakukan presensi.
3. Ketidakhadiran karena sakit wajib menyertakan surat keterangan sakit dari dokter
4. Ketidakhadiran karena menjadi delegasi institusi wajib menyerahkan surat tugas
resmi
5. Mahasiswa yang melakukan “titip absen” dianggap sebagai pelanggaran peraturan
dan dinyatakan tidak mengikuti perkuliahan
6. Kehadiran minimal 70% -> syarat mengikuti UTS dan UAS
METODE PEMBELAJARAN
Student Sentered Learning (SCL): Metode pembelajaran yang meletakkan
Mahasiswa pada pusat proses pembelajaran (the center of the learning
prose).
1. Cooperative Learning
2. Small Group Discussion (SGD)
3. Diskusi
4. Presentasi
NILAI
1. 2x Pertemuan / tatap muka (4 x 50menit + 3 x 50menit ) = 25% nilai seluruhnya
2. Nilai proses = 70%
Obat: Suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksud untuk digunakan dalam
menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada
manusia atau hewan, termasuk memperelok tubuh atau bagian dari tubuh manusia.
Dosis: Kecuali dinyatakan lain, dosis adalah dosis maksimum dewasa untuk
pemakaian melalui mulut, injeksi, subkutan dan rektal. (FI 3)
Dosis: Banyaknya suatu obat yang dapat digunakan atau diberikan kepada
seseorang penderita untuk obat dalam maupun obat luar.
Geriatri: Dalam dunia medis atau kesehatan adalah cabang ilmu kesehatan
yang berfokus pada diagnosis, penanganan serta pencegahan penyakit dan
gangguan kesehatan tertentu akibat penuaan.
Usia lanjut (lansia): Seseorang yang telah berusia > 65th.
Menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2021 jumlah lansia di
Indonesia sebanyak 16 juta jiwa.
b. Perubahan farmakokinetik obat pada geriatri:
Seiring bertambahnya usia, kondisi faal (fisiologi) dan biokimiawi seseorang pada
umumnya ↓ → berpengaruh pada organ yang berfungsi dalam proses absorpsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi obat (ADME).
Usia >65th (geriatri) → kemampuan metabolisme dan ekskresi obat ↓ menjadi 40%-
50% dari kemampuan dewasa → kemampuan tubuh mengeleminasi obat
berkurang.
Usia >65th (geriatri) pada umumnya klirens obat melambat, meskipun fenomena ini
tidak selalu demikian.
Example: Atorvastatin mengalami kenaikan klirens pada usia lanjut (Aymann dkk,
2010).
Perpanjangan waktu paro eleminasi akibat perlambatan klirens akan ↑ dan
memperlama kadar obat dalam darah, begitu juga sebaliknya sehingga perubahan
ini hendaknya diikuti dengan penyesuaian dosis untuk menjaga kadarnya tetap
dalam kisar terapeutik sehingga mengoptimalkan efek terapi.
Tabel Perubahan Fungsi Faal Pada Usia Lanjut
Proses Farmakokinetik Perubahan Fungsi Faal Pengaruh Terhadap Disposisi
Obat
Seiring bertambahnya usia, kondisi faal (fisiologi) dan biokimiawi seseorang pada
umumnya ↓ sehingga membuat resiko berbagai penyakit pada usia lanjut ↑.
Penyakit pada usia lanjut sering dikenal dengan istilah penyakit degenerative.
Penyakit ini terdiri dari penyakit jantung dan pembuluh darah, diabetes dan kanker.
ACE Inhibitor
• Lisinopril
• Captopril
Korticosteroid
• Prednison
• Kortison
Metformin
Insulin
Antikoagulan
• Heparin
• Warfarin
Antiplatelet
• Clopidogrel
• Dipyridamole
Beta-Blocker
• Bisoprolol
• Acebutolol
Penurun kolesterol
• Simvastatin
• Atorvastatin
d. Problem penggunaan obat pada geriatri:
Seiring bertambahnya usia, kondisi faal (fisiologi) dan biokimiawi seseorang pada
umumnya ↓ organ yang berfungsi dalam proses ADME (metabolism dan ekskresi)↓
→ kemampuan tubuh untuk mengeleminasi obat (klirens) ↓. Masalah yang dapat
ditimbulkan:
1. Kenaikan kadar hayati (perpanjangan waktu paro eleminasi) akibat ↓klirens →
↑dan memperlama kadar obat di dalam darah.
2. Menurunkan kadar hayati (mempersingkat waktu paro eleminasi) akibat ↑klirens
→ ↓dan mempercepat kadar obat dalam darah.
e. Pilihan obat pada geriatri:
Pemberian obat pada usia lanjut perlu adanya perhatian khusus karena adanya
perubahan patofosiologis yang dapat mempengaruhi farmakokinetik dan
farmakodinamik obat.
Komorbit dan polifarmasi dapat meningkatkan resiko kontraindikasi dan interaksi
obat.
Kriteria Beers berisi tentang kelompok obat yang berpotensi tidak tepat digunakan
untuk lansia (dengan kondisi tertentu, digunakan secara hati-hati dan dapat
menimbulkan interaksi) sehingga menjadi salah satu pedoman yang dapat
digunakan untuk pemilihan obat pada usia lanjut.
Kriteria Beers tidak dimaksudkan untuk menggantikan penilaian klinis dan tidak
berlaku dalam semua keadaan.
f. Penyesuaian dosis pada geriatri:
1. Dosis
Pada usia lanjut, konversi dosis berdasarkan nilai volume distribusi (Vd) dan klirens
(CL) dipercaya lebih akurat daripada berdasarkan berat badan atau Body Surface
Area (BSA)/Luas Permukaan Tubuh. Hal tersebut berlaku karena Vd (untuk
memperkirakan loading dose) dan CL (maintenance) merupakan hasil dari
beberapa peristiwa faal dan biokimiawi.
CL2
Dosis2 = Dosis1 x
CL1
Ket:
Dosis2 : besar dosis yang diperkirakan untuk subjek/populasi Indonesia
Dosis1 : besar dosis acuan
CL2 dan CL1 : harga klirens obat pada subjek/populasi acuan dan Indonesia
2. Volume distribusi obat usia lanjut
Untuk memprediksi harga V𝑑 obat pada usis lanjut menggunakan persamaan
Massoud (1984).
Cp . Vd
D𝐿 pria =
S.F
Ket:
C𝑝 : Kadar obat yang dikehendaki di dalam darah.
V𝑑 : Volume distribusi terhitung.
S dan F : fraksi obat aktif ketersediaan hayati.
F = 1 jika pemberian secara intravena
F ≤1 jika pemberian secara ekstravaskuler
3. Penurunan dosis
Secara harfiah, balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang
dari lima tahun sehingga bayi usia satu tahun juga termasuk golongan ini.
Bayi di bawah satu tahun mempunyai faal berbeda dengan anak usia di
atas satu tahun, maka banyak ilmuan yang membedakannya.
Balita dapat dibedakan menjadi tiga yaitu neonatus (0-28hari), bayi (di
bawah 1tahun), batita (1-3th) dan anak (3-5th) yang juga dikenal juga
dengan usia pra sekolah.
Distribusi 2. Jaringan lemak pada bayi lebih Volume distribusi obat larut lemak
sedikit dari pada dewasa pada bayi lebih rendah dari pada
dewasa sehingga perlu
penurunan/penyesuaian dosis
Anak mempunyai system kekebalan tubuh yang kurang kuat sehingga rentan
terhadap penyakit.
Kebanyakan penyakit yang menyerang anak bersifat ringan dan bermanfaat
membangun kekebalan tubuh.
Beberapa penyakit ringan yang sering dideritaanak, yaitu:
1. Flu → CTM, PPI, Pseudoephedrine
2. Demam → Paracetamol
3. Diare → Zink
4. Alergi → CTM
5. Asma → nebul, anti histamin
6. Batuk → Salbutamol, Dextrometorphan, Guaifenesin, Bromheksin
7. Masalah Kulit → Antihistamin
d. Problem penggunaan obat pada pediatri:
Pemilihan obat pada anak perlu perhatian khusus, sama halnya dengan pemilihan
obat pada usia lanjut.
Penggunaan obat yang rasional dengan 4T+1W haruslah dikedepankan.
Rumus Fried
n usia dalam bulan
Dosisbay𝑖 = x Dosisdewasa
150
Rumus Dilling
n usia dalam tahun
Dosisbay𝑖 = x Dosisdewasa
20
Rumus Calzel
luas permukaan tubuh anak
Dosisbayi = x 100 x Dosisdewasa
luas permukan tubuh dewasa
TERIMAKASIH
aptsuriyadi.umku@gmail.com / 085712111556