Anda di halaman 1dari 20

Reaksi Obat yang Tidak Diharapkan

- Prednison
Pendahuluan

• Prednison merupakan obat golongan kortikosteroid


• Kortikosteroid bekerja dengan meniru efek hormon kortisol yang dihasilkan dari
korteks adrenal
• Turunan pertama dari kortison.
• Mengalami metabolisme di hati menjadi bentuk aktifnya yaitu Prednisolon
• Memiliki efek antiinflamasi dan imunosupresi
Bagian Penghasil
Hormon

Sherwood, L. (2009). Human physiology. Mason,


Ohio: Cengage Learning.
LOKASI DAN FUNGSI

Sherwood, L. (2009). Human physiology. Mason,


Ohio: Cengage Learning.
Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Pathway

Silverthorn, D., Ober, W., Garrison, C., Silverthorn, A.


and Johnson, B. (2009). Human physiology. San
Francisco, Calif.: Pearson/Benjamin Cummings.
Mekanisme kerja steroid secara umum

Silverthorn, D. and Johnson, B. (2010). Human physiology. San


Francisco: Pearson/Benjamin Cummings.
Mekanisme kerja
glukokortikoid

Katzung, B. (2007). Basic & clinical


pharmacology. New York: Lange Medical
Books/McGraw-Hill.
Mekanisme Kerja Kortikosteroid
Di jaringan target ho
Molekul hormon memasuki sel melewati
bereaksi dengan resep
yang spesifik dalam s
membran plasma secara difusi pasif sel membentuk ko
reseptor-stero

Kompleks mengalami
perubahan konformasi, lalu
bergerak menuju nukleus
dan berikatan dengan
kromatin

Induksi sintesis p
Ikatan ini menstimulasi transkripsi RNA
yang akan meng
Fungsi utama kortisol:
1. Efek metabolik (metabolisme KH, lemak, protein)
2. Efek permisif bagi aktivitas hormon lain
3. Adaptasi terhadap stres
4. Efek anti-inflamasi
5. Immunosupressif
Efek Metabolik Aksi Permisif
• Secara keseluruhan untuk meningkatkan konsentrasi glukosa • kortisol harus berada dalam jumlah yang memadai agar
darah katekolamin dapat menginduksi vasokonstriks
• Secara spesifik, kortisol melakukan fungsi sebagai berikut:
• Stimulasi gluconeogenesis di hati
• Menghambat penyerapan glukosa di jaringan, tetapi tidak
di otak
• Menstimulasi degradasi protein di banyak jaringan,
terutama otot menjadi asam amino
• Memfasilitasi lipolisis, pemecahan lipid (lemak) di jaringan
adipose menjadi asam lemak
Meskipun peran persis kortisol dalam adaptasi stres belum diketahui secara pasti,
namun penjelasan spekulatif yang masuk akal adalah sebagai berikut

Stres (puasa, Merangsang


ancaman, ketakutan, peningkatan
cedera/luka fisik) sekresi kortisol

Pergeseran penyimpanan
protein dan lemak ke
peningkatan simpanan
karbohidrat dan ketersediaan
glukosa darah

Melindungi otak Penguraian


Mekanisme kerja Sebagai Anti inflamasi

• Dimetabolisme di hati terlebih dahulu agar jadi bentuk aktif

prednison
Reseptor yang berikatan dengan
kortikosteroid dan Efeknya
FARMAKOKINETIK
Absorbsi
•Prednisone, Tmax, Oral, regular-release: 2 jam
•Tmax, Oral, delayed-release: 6 sampai 6.5 jam
•Bioavailabilitas, Oral, regular release: 92%
•Efek pada makanan, delayed-release: mencapCmax and bioavailability

Distribution
•Ikatan Protein Plasma: 70%
•Vd: 0.4 sampai 1 L/kg

Metabolism
•Hati : Luas

Excretion
•Ginjal: sulfat dan konjugasi glukuronida
•Hemodialysis: No (7% to 17.5%)

Elimination Half Life


•2 sampai 3 jam
Regimen Dosis Prednison
Penyakit Dosis Regimen Keterangan

Penyakit Addison – insufisiensi 5 to 60 mg/day ORALLY initially, vary dose depending


adrenal on patient response Oral dan dapat
diberikan sebelum,
bersamaan dan
sesudah makan
untuk mencegah
Asma 40 to 80 mg/day ORALLY in 1 or 2 divided doses until iritasi lambung.
peak expiratory flow rate reaches 70% of predicted or
personal best; outpatient burst, 40 to 60 mg ORALLY in
1 or 2 divided doses for a total of 3 to 10 days

Rheumatoid Arthritis 5 to 60 mg/day ORALLY initially, vary dose depending


on patient response

Breast cancer 100 – 400 mg/ hari.


ROTD/ADR
• Efek samping prednison yang terjadi pada lebih dari 10% dari pasien
termasuk peningkatan nafsu makan, insomnia, gangguan pencernaan, dan
perubahan suasana hati
• Efek samping yang lebih jarang terjadi tetapi terlihat dengan dosis tinggi
atau terapi berkepanjangan termasuk katarak, hiperglikemia, hirsutisme,
memar, jerawat, retensi natrium dan air, hipertensi, penekanan
pertumbuhan tulang, dan esofagitis ulseratif.
• Efek samping yang terkait dengan injeksi intra-artikular kortikosteroid
dapat bersifat lokal atau sistemik. Efek samping sistemik adalah sama
dengan kortikosteroid sistemik lainnya dan dapat mencakup hiperglikemia,
edema, tekanan darah tinggi, flushing, dispepsia dan hiperkortisolisme
ROTD SERIUS

PREDNISON • KARDIOVASKULAR: GAGAL JANTUNG

• DERMATOLOGIC: GANGGUAN PENYEMBUHAN LUKA


Umum • METABOLIK ENDOKRIN: PENURUNAN PERTUMBUHAN
• Reaksi alergi: TUBUH
• anafilaksis • GASTROINTESTINAL: PANKREATITIS
• Kardiovaskular: • HEMATOLOGI: GANGGUAN TROMBOEMBOLIK
• Hipertensi • IMUNOLOGI: ANAFILAKSIS, ANGIOEDEMA
• Metabolik Endokrin: • MUSKULOSKELETAL: NEKROSIS ASEPTIK TULANG,
• retensi cairan tubuh GANGGUAN OTOT
• Muskuloskeletal: • NEUROLOGIS: SINDROM PARALITIK, PSEUDOTUMOR
• Osteoporosis CEREBRI
• MATA : GLAUKOMA, KATARAK SUBKAPSULAR
POSTERIOR
• PSIKIATRI: DEPRESI
• PERNAPASAN: EDEMA PARU, TBC PARU
Referensi
• Sherwood, L. (2009). Human physiology. Mason, Ohio: Cengage Learning.
• Silverthorn, D., Ober, W., Garrison, C., Silverthorn, A. and Johnson, B.
(2009). Human physiology. San Francisco, Calif.: Pearson/Benjamin
Cummings.
• Susan M. Barman., Scott Boitano., and Heddwen Brooks., (2009).
Ganong's Review of Medical Physiology, 23rd Edition. McGraw-Hill
Publishing.
• Tortora, G., Derrickson, B. and Tortora, G. (2011). Principles of anatomy &
physiology. Hoboken, N.J.: Wiley.

Anda mungkin juga menyukai