Anda di halaman 1dari 9

UJIAN MID SEMESTER

MATA KULIAH: KEPERAWATAN KRITIS

(Dosen Pengampu: Ns. Priyanto, S.Kp., M.Kep., Sp.KMB.)

Nama Mahasiswa : Aditya Nugraha

NIM : 022021060063

Kelas : C program AJ

1. KONSEP PATOFISIOLOGI PENYAKIT KRITIS


Buatlah bagan alur patofisiologi penyakit (pathway) proses terjadinya kondisi kritis
pada kasus tersebut! Bila diperlukan sertakan penjelasan dengan narasi!
Patofisiologi CKD

Diabetes Melitus

Hiperglikemi

Glikolisis Protein

Hiperfiltrasi dan kerusakan membrane filtrasi glomerulus

Kerusakan di ginjal

GFR, Hipertrofi
Fungsi ginjal

Gangguan mekanisme regulasi dan hemostasis

Chronic Kidney Disease

Retensi Natrium

Total CES

Tekanan Kapiler

Volume Darah

Keluarnya cairan ke Ekstravaskuler

Edema Kelebihan Volume Cairan


Preload

Beban Jantung Meningkat

Hipertrofi Ventrikel Kiri


Kerja Jantung meningkat

Beban jantung naik Kerja Ventrikel kiri naik

Terjadi payah jantung Tekanan Arteri


Pulmonalis naik

Cardiac output Masuknya Cairan ke


dalam rongga paru
Suplai Oksigen ke jaringan
Perifer berkurang Suplai Oksigen ke Otak berkurang Edema Paru

Kulit pucat, akral dingin Hipoksia jaringan otak Gangguan Pertukaran


sianosis Oksigen di alveoli

Kerusakan sel – sel otak


Ketidakseimbangan perfusi Gangguan pertukaran Gas
jaringan perifer
Ketidakefektifan Pola Nafas
Penurunan Kesadaran

Ketidakseimbangan Perfusi
Jaringan Otak

2. FARMAKOTERAPI
Bagaimanakah pendapat anda tentang program terapi yang diberikan pada kasus
tersebut? Berikan usulan kolaborasi program terapi yang masih diperlukan! Sertakan
alasannya! Buatlah penjabaran farmakokinetik dan farmakodinamik tentang program
terapi yang diberikan pada kasus tersebut!
Program terapi yang diberikan masih kurang maksimal, pemberian peep tinggi
bertujuan untuk membuka alveoli sehingga pertukaran gas bisa terjadi.
Obat Injeksi
- Stomacer 3x1 gr
- Ceftriaxone 1x2 gr
- Brainect 2x500 mg
- Kalnex 3x500 mg
- Syringe Pump :Actrapid 1,5 IU
- Infus RL 20 tetes / menit
- Diet Nepresol 100 cc 6 x / hari

Usulan kolaborasi program terapi yg diperlukan adalah :


a. Furosemid untuk mengurangi edema.
b. Ventolin dan bisolvon nebulizer / inhalasi untuk mengencerkan dahak dan
melegakan pernafasan agar dahak mudah untuk dikeluarkan
c. Obat untuk menurunkan kadar urem dan kreatininnya
d. Obat untuk menaikkan tensinya
e. koreksi untuk asidosisnya
f. koreksi untuk elektrolit

No Nama Obat Farmakodinamik Farmakokinetik


1 Stomacer Merupakan penghambat a. Absorpsi
pompa proton yang bekerja Memiliki waktu kerja yang
menghambat produksi cepat dengan bioavaibilitas
asam lambung pada tahap 30-40 % jika diberikan secara
akhir, yaitu menghambat oral. Efek penghambatan
pompa ATP H+/K+ sel asam terjadi dalam waktu 1
parietal yang mensekresi jam setelah pemberian. Obat
asam. Omeprazole mencapai efek maksimum
memerlukan hidrogen iron dalam waktu rata-rata 2 jam
yang terkonsentrasi tinggi (0,5-3,5 jam) dan bertahan
untuk dapat diaktivasi sampai waktu 72 jam,
sebelum berikatan dengan kemudian diikuti dengan
pompa proton. aktivitas basal kembali dalam
Sel parietal lambung secara waktu 3 sampai 5 hari
aktif akan mensekresi b. Distribusi
hidrogen iron ke kanalikuli Memiliki ikatan protein yang
sekretori sebelum obat besar, yaitu sekitar 95%
mencapai sel parietal. dengan volume distribusi
Mengikat pompa proton sekitar 0,39 L/kg. Obat
pada keadaan sedang terdistribusi ke jaringan
mensekresi asam. terutama sel parietal
Pemberian omeprazole lambung, juga dapat masuk
secara berulang dibutuhkan ke air susu ibu
untuk menghambat pompa
proton secara adekuat dan c. Metabolisme
lengkap. Potensi Obat dimetabolisme secara
penghambatan asam akan cepat oleh enzim sitokrom
semakin berkurang pada P45 hepar terutama melalui
malam hari jika pemberian CYP2C19 dengan hasil
omeprazole satu kali sehari metabolitnya
pada pagi hari, karena hidroksiomeprazole. Pasien
sekitar 25% pompa proton yang memiliki metabolisme
diganti dengan yang baru lambat (slow
selama 24 jam metabolizers/kekurangan
enzim CYP2C19) dan
diberikan omeprazole
memiliki konsentrasi plasma
yang lebih meningkat 5 kali
lipat dibandingkan dengan
pasien dengan metabolisme
normal.

d. Eliminasi
Ekskresi metabolit obat
terutama melalui urine dan
sisanya melalui feces (bile).
Obat memiliki waktu paruh
yang pendek, sekitar 30
menit sampai 1 jam pada
pasien tanpa gangguan fungsi
organ. Sedangkan pada
pasien dengan gangguan
fungsi organ hati, memiliki
waktu paruh yang lebih lama
yaitu 3 jam
2 Ceftriaxon Ceftriaxone bekerja a. Absorpsi
membunuh bakteri dengan Pemberian secara
menginhibisi sintesis intramuskular diabsorpsi
dinding sel bakteri. secara menyeluruh. Pada
Ceftriaxone memiliki pemberian dosis 1 gram
cincin beta laktam yang secara intramuskular,
menyerupai struktur asam ceftriaxone akan mencapai
amino D-alanyl-D-alanine konsentrasi plasma puncak
yang digunakan untuk sebesar 81 mg/l dalam 2-3
membuat peptidoglikan. jam. Pada pemberian 1 gram
Tautan silang ceftriaxone secara intravena,
peptidoglikan dikatalisasi konsentrasi puncak plasma
oleh enzim transpeptidase mencapai 200 mg/l jika
yang merupakan Penicillin- pemberian dilakukan secara
Binding Proteins (PBP). bolus dan 150 mg/l pada
pemberian secara infus.
Karena strukturnya yang
mirip dengan asam amino b. Distribusi
D-alanyl-D-alanine, Ceftriaxone didistribusikan
ceftriaxone secara dengan baik ke dalam cairan
ireversibel berikatan dan jaringan tubuh.
dengan Penicillin-Binding Sebanyak 85-95% berikatan
Proteins (PBP) yang dengan protein plasma.
terletak pada membran Volume distribusi berkisar
dalam bakteri. Ikatan ini antara 5,8-13,5 l. Obat ini
kemudian menginaktivasi dapat melewati sawar darah
PBP sehingga mengganggu otak dan mencapai
proses transpeptidasi konsentrasi terapeutik pada
peptidoglikan yang cairan serebrospinal.
berperan menentukan Ceftriaxone ditemukan dapat
kekuatan dan rigiditas melewati plasenta dan ASI
membran sel. Sebagai dalam konsentrasi yang
hasilnya, sel akan lisis rendah.
akibat rusaknya integritas
membran sel. c. Metabolisme
ceftriaxone memiliki aksi Ceftriaxone dimetabolisme
yang lebih baik dalam di hati
melawan bakteri gram
negatif, dan memiliki d. Eliminasi
efikasi yang lebih rendah Sebagian besar obat ini
dalam melawan bakteri diekskresikan melalui urin,
gram positif yaitu sebanyak 40-67%.
Sisanya disekresikan ke
dalam cairan empedu dan
ditemukan pada feses dalam
bentuk inaktif. Ceftriaxone
memiliki waktu paruh yang
lama, yaitu mencapai 6-9
jam.
3 Brainact Citicolin bekerja dengan a. Absorbsi
cara meningkatkan jumlah Citicoline oral mempunyai
zat kimia di otak bernama bioavaibilitas lebih dari 90%
phosphatidylcholine. Zat ini dan bersifat larut air. Kadar
berperan penting dalam puncak plasma yang bersifat
melindungi fungsi otak. bifasik, pertama 1 jam, dan
kedua yang lebih besar
adalah 24 jam setelah makan
obat. Citicoline dapat diserap
cepat dan tidak lebih dari 1%
dapat ditemukan dalam
feses.
b. Distribusi
Produk hasil hidrolisis pada
dinding usus berupa kolin
dan sitokin. Di dalam tubuh
kedua senyawa ini akan
terdistribusi dalam jaringan,
termasuk susunan saraf pusat
dan mengalami resintesis
menjadi Citicoline oleh
enzim cytidine-
triphosphatephosphocholine
cytidyl transferase
c. Metabolisme
Citicoline dihidrolisis dalam
usus dan hati..
d. Eliminasi
Eliminasi terutama lewat
pernafasan (CO2) dan urin,
waktu paruh elimanasi 56
jam untuk CO2 dan 71 jam
untuk urin.
4 Kalnex Asam traneksamat bekerja a. Absorbsi
pada proses pembekuan Konsenterasi maksimum
darah. Asam traneksamat asam traneksamat dalam
merupakan derivat asam plasma dapat dicapai dalam
amino lisin yang bekerja jangka waktu 3 jam setelah
menghambat proses pemberian oral. Adanya
fibrinolisis. Asam amino makanan dalam sistem
lisin yang memiliki afinitas pencernaan tidak
tinggi akan menempel pada mempengaruh absorpsi
reseptor plasminogen, maupun parameter
sehingga plasmin tidak farmakokinetik lainnya dari
dapat diaktifkan. Akibatnya obat
proses degradasi fibrin dan b. Distribusi
faktor pembekuan lainnya Dengan konsenterasi plasma
oleh plasmin tidak terjadi. 5 – 10 mg/L, asam
traneksamat secara lemah
(sekitar 3%) terikat ke
protein plasma dengan
hampir sebagian besar obat
terikat ke plasminogen. Obat
dapat menembus sawar
darah otak dan berdifusi
secara cepat ke cairan sendi
dan membran sinovial.
c. Eliminasi
Setelah injeks IV dari 1 g
asam traneksmat, proses
eliminasi mengikuti 3 fase
eksponensial dengan 95%
obat diekskresikan tanpa
perubahan di urin. Totak
clearence sekitar 6,6 – 7
L/jam (110 – 116
mL/menit). Adapun total
ekskresi urin dari segi
kuantitas obat adalah 959
mg/g. Dosis intravena 10
mg/kg berat badan didapat di
urin pada saru jam pertama
pemberian IV. Ekskresi total
naik sampai 45% setelah 3
jam dan sekitar 90% setelah
24 jam
5 Actrapid Obat berinteraksi dengan Obat mulai bekerja setelah
ujung dinding sel setengah jam dari saat
sitoplasma eksternal, pengenalan. Efek maksimum
membentuk senyawa diamati selama 2,5 jam rata-rata.
reseptor insulin. Obat Secara umum, efek obat
mengaktifkan aktivitas berlangsung selama 7-8 jam
intraseluler, pengikatan
protein dan lipogenesis
dengan glikogenogenesis,
dan di samping mengurangi
laju produksi glukosa hati
dan sebagainya

3. TERAPI DIET
Bagaimanakah pendapat anda tentang terapi diet yang diberikan pada kasus tersebut?
Buatlah penjabaran terapi diet terbaik yang diberikan pada kasus tersebut! Berikan
usulan kolaborasi terapi diet pada kasus tersebut! Sertakan alasannya!

Klien tidak bisa makan sendiri karena klien mengalami penurunan kesadaran. Klien di
pasang NGT dan mendapat diit susu
Diet Nepresol 100 cc 6 x / hari

Penilaian status nutrisi, monitoring dan intervensi nutrisi merupakan komponen yang
memegang peranan penting dalam penatalaksanaan pasien penyakit ginjal.
Penatalaksanaan nutrisi pada PGK bertujuan untuk memperlambat progresivitas
penyakit ginjal, memperbaiki kualitas hidup, serta menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular pada pasien dengan penyakit ginjal. Usulan kolaborasi
dengan ahli gizi yaitu dengan
a) Diet rendah protein dimana dapat memperbaiki gejala uremia karena depat
menurunkan kadar toksin uremik yang sebagian besar dihasilkan oleh
metabolisme protein. Selain itu menurunkan proteinemia dan memperlambat
inisiasi dialisis.
b) Pemberian diet 35 kcal/kg/hari. Diet ini diperlukan untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen pada pasien. Diet ini dengan diikuti pengukuran
berulang pada berat badan dan massa otot.
c) Pasien memerlukan pembatasan garam dimana merupakan salah satu cara
mengatasi edema. Asupan yang direkomendasikan adalah 1,5-2 gram/hari
d) Pemberian vitamin dan mineral juga perlu diperhatikan pada pasien tersebut.
Abnormalitas vitamin, mineral dan trace element pada pasien CKD
berhubungan dengan restriksi diet, kehilangan melalui dialisat, dan
menurunnya fungsi ginjal dalam metabolism beberapa vitamin. Pada pasien
dengan hemodialisa, asupan fosfat 900mg/hari, potassium 40mg/kg/hari,
vitamin C, 60- 100 mg, vitamin B6, 5-10 mg, dan asam folat, 0.8-1 mg

4. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Rumuskan minimal 1 diagnosa keperawatan kritis yang muncul pada kasus tersebut!
Susunlah minimal 5 rencana tindakan keperawata kritis pada kasus tersebut!

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dnegan hipersekresi jalan nafas
ditandai dengan pasien terpasang ETT, sputum produktif, bunyi ronkhi pada area
bronkus, terdengar suara redup pada bronkus dan lapang paru (kanan dan kiri),
pasien mengalami penurunan kesadaran GCS: 6 = E: 2, M: 3, Vett, RR 25
kali/menit, SpO2 96 %

Rencana Tindakan
Pemantauan respirasi
1) Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas
2) Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
Cheyne-Stokes, Biot, ataksik)
3) Monitor kemampuan batuk efektif
4) Monitor adanya produksi sputum
5) Monitor adanya sumbatan jalan nafas
6) Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
7) Auskultasi bunyi napas
8) Monitor nilai AGD
9) Monitor hasil x-ray thoraks
10) Dokumentasikan hasil pemantauan

b. Risiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan penyakit ginjal didukung


data tekanan darah 92/47 mmHg, nadi 94 kali/menit, suhu 36,8 oC, tampak ada
oedem pada ekstremitas atas kanan dan kiri, kulit keriput, turgor kulit kembali
kurang dari 2 detik, Klien BAB 3 kali sehari dengan konsistensi cair

Rencana tindakan
Manajemen cairan
1) Monitor status hidrasi (mis.frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembaban mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
2) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Hematokrit, Na, K, Cl, berat
jenis urine, BUN)
3) Monitor status hemodinamik (mis.MAP, CVP, PAP, PCWP jika tersedia)
4) Catat intake – output dan hitung balans cairan 24 jam
5) Barikan cairan intravena, jika perlu
6) Kolaborasi pemberian diuretic, jika perlu
7) Dokumentasikan hasil pemantauan

Anda mungkin juga menyukai