Anda di halaman 1dari 19

Pembahasan Sistem Perkemihan

Kelompok 1
Ahfaz Fauzi
Amelia Pratiwi
Eneng Imas
Hasbi
Teguh Saputra
Wenda Ath Thoriq
Anatomi system perkemihan
Potongan longitudinal ginjal
Struktur Mikroskopik Ginjal
• Nefron adalah unit fungsional ginjal.
Dalam setiap ginjal terdapat sekitar 1
juta nefron yang pada dasarnya
mempunyai struktur dan fungsi yang
sama.
• Setiap nefron terdiri dari Kapsula
Bowman, yang mengitari rumbai
kapiler glomerulus, Tubulus
Proksimal, Lengkung Henle, dan
Tubulus distal, yang mengosongkan
diri ke dalam Duktus Kolektivus.
• Seorang normal masih dapat bertahan
walaupun dengan susah payah,
dengan jumlah nefron kurang dari
20.000 atau 1% dari massa nefron
total. Dengan demikian, masih
mungkin untuk menyumbangkan satu
ginjal untuk transplantasi tanpa
membahayakan kehidupan.
Struktur Mikroskopik Ginjal
• Korpuskulus ginjal terdiri dari
Kapsula Bowman dan rumbai kapiler
glomerulus.
• Istilah glomerulus seringkali
digunakan untuk menyatakan
korpuskulus ginjal. Kapsula bowman
merupakan suatu invaginasi dari
tubulus proksimal. Kapsula bowman
dilapisi oleh sel-sel epitel, yaitu sel
epitel parietal dan sel-sel epitel
viseral.
Struktur Mikroskopik Ginjal • Aparatus Jukstaglomerulus Dari setiap nefron, bagian pertama
dari tubulus distal berasal dari medula sehingga terletak dalam
sudut yang terbentuk antara arteriol aferen dan eferen dari
glomerulus nefron yang bersangkutan. Pada lokasi ini sel-sel
Jukstaglomerulus dinding arteriol aferen mengandung granula
sekresi yang diduga mengeluarkan renin.
• Renin, adalah suatu enzim yang penting pada pengaturan
tekanan darah. Terdapat 2 (dua) teori penting mengenai
pengaturan pengeluaran renin. Menurut teori pertama, sel-sel
jukstaglomerulus berfungsi sebagai Baroreseptor (sensor
tekanan) yang sensitif terhadap aliran darah melalui arteriola
aferen. Penurunan tekanan arteria akan merangsang
peningkatan granularitas sel-sel jukstaglomerulus sehingga
mengeluarkan renin. Menurut teori kedua, sel-sel makula
densa tubulus distal bertindak sebagai kemoreseptor yang
sensitif terhadap terhadap natrium dari cairan tubulus.
• Peningkatan kadar natrium dalam tubulus distal akan
mempengaruhi sel-sel jukstaglomerulus sehingga
meningkatkan pengeluaran renin. Tetapi penurunan kadar
natrium dalam tubulus tidak dapat menurunkan pengeluaran
renin, karena kadar natrium dalam tubulus distal normalnya
cukup rendah. Juga ada bukti, bahwa sistem saraf simpatis dan
katekolamin dapat mempengaruhi sekresi renin.
• Sistem Renin-angiotensin
Struktur Mikroskopik Ginjal
Pengeluaran renin dari ginjal akan
mengakibatkan pengubahan angiotensinogen
menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian
diubah menjadi angiotensin II oleh suatu enzim
konversi (Converting Enzyme) yang ditemukan
di dalam kapiler paruparu. Angiotensin II
meningkatkan tekanan darah melalui efek
vasokonstriksi arteriola perifer dan merangsang
aldosteron. Peningkatan kadar aldosteron akan
merangsang reabsorbsi natrium (Na+ )
mengakibatkan peningkatan reabsorbsi air,
dengan demikian volume plasma akan
meningkat. Peningkatan volume plasma ikut
berperan dalam peningkatan tekanan darah yang
selanjutnya akan mengurangi iskemia ginjal.
Rangkaian Pembuluh darah di dalam ginjal
3 proses yang terlibat dalam pembentukan
urine

Sekresi Filtrasi

Reabsorpsi
• Struktur-struktur utama memasuki dan meninggalkan ginjal pada Hilum
• Didalam nefron, filtrai terjadi pada glomerulus
• Dari 180 liter filtrat yang dibentuk setiap harinya yang di reabsorpsi
lebih dari 99%
• Komponen normal dari filtrat adalah air, urea, glukosa, kreatinin, asam
amino
• Ginjal penting dalam mengatur homeostatis dari keseimbangan cairan,
elektrolit, dan pH
• Aldosteron disekresikan oleh korteks adrenal sebagai respons terhadap
stimulasi angiotensin 2
• Hormon yang tidak terlibat dalam keseimbangan natrium dan air adalah
kalsitonin
Ciri-ciri urine normal
Warna Kuning gelap

Berat jenis 1.020-1.030

pH 6( rentang normal=4,5-8)

Volume rata-rata harian 1000-1.500 ml


Komponen normal filtrat glomerulus dan
urine
Komponen Darah Terdapat dalam filtrat Terdapat dalam filtrat urine
glomerulus
Air Normal Normal
Natrium Normal Normal
Kalium Normal Normal
Glukosa Normal Abnormal
Urea Normal Normal
Kreatinin Normal Normal
Protein Abnormal Abnormal
Asam urat Normal Normal
Sel darah merah Abnormal Abnormal
Sel darah putih Abnormal Abnormal
Thrombosit Abnormal Abnormal
Pengaturan volume Air dalam
tubuh
• Air dieksresikan melalui paru-paru dalam bentuk udara ekspirasi tersaturasi,
melalui kulit sebagai keringat. Dan melalui ginjal sebagai komponen utama dar
urine. Dari ketiganya yang paling penting dalam mengontrol keseimbangan
cairan adalah ginjal. Keluaran urine minimum yang diperlukan untuk
mengeksresikan produk sisa tubuh adalah sekitar 500ml/hari.
• Volume yang lebih dari ini dikontrol utamanya oleh hormone ADH (hormon anti
diuretic). Sel-sel saraf sensoris, yang disebut osmoreseptor mendeteksi peruban-
perubahan pada tekanan osmotik darah. Mereka berlokasi pada hipotalamus. Jika
tekanan osmotik meningkat, sekresi ADH meningkat dan air di reabsorpsi oleh
tubulus kontortus distal dan ductus kolektifus.
• Tindakan ini menyebabkan tekanan osmotic darah menurun. Sistem kontrol ini
mempertahankan tekanan osmotic darah dalam batas yang sempit dan dikenal
sebagai system umpan balik negatif.
• Ureter dilapisi oleh epitel transisional
Ureter • Ureter membawa urine dari pelvis ginjal ke kandung
kemih
• Peristaltis pada ureter merupakan ciri intrinsic dari otot
polos disana
• Fungsi ureter meliputi membawa urine
• Pada ujung atasnya, ureter tersambung dengan pelvis
(renalis) dari ginjal ia berjalan turun melalui rongga
abdominal, dibelakang peritoneum didepan otot psoas
kedalam rongga pelvis dan memasuki kandung kemih.
Urine di dorong menuruni ureter oleh proses peristalsis.
Organ-organ yang terdapat di belakang peritoneum dapat
juga diebut sebagai retroperitoneal.
• Ureter melintas ecara oblik melalu dinding kandung
kemih sehingga saat kandung kemih penuh dan tekanan
di dalam meningkat, lubang-lubang terkompresi. Hal ini
mencegah aliran balik, atau reflex dari urine (dari infeksi
potensial) ke dalam ureter
Kandung Kemih
• Kandung kemih bertindak sebagai penyimpanan
urine. Jika kosong, bentuknya menyerupai buah
pir dan menjadi lebih oval setelah diisi.
Permukaan posteriornya adalah basal dan
kandung kemih bermuara ke dalam uretra pada
titik terendahnya, yaitu leher. Dinding kandung
kemih terdiri atas tiga lapisan. Lapisan terluar
dibentuk oleh jaringan penunjang dan
mengandung pembuluh darah dan limfe. Lapisan
otot dibentuk oleh otot polos yang tersusun tiga
lapisan. Secara kolektif mereka disebut detrusor
dan saat berkontraksi, kandung kemih akan
dikosongkan. Lapisan dalam adalah mukosa dan
dilapisi oleh epitel transisional. Tiga orifisium
pada dinding posterior kandung kemih
membentuk trigonum. Dua lubang atas dibentuk
saat setiap ureter memasuki kandung kemih dan
lubang yang bawah adalah bukaan uretra.
Kandung Kemih
• Seiring kandung kemih diisi dan menjadi gembung,
reseptor-reseptor pada dinding di stimulasi oleh
regangan. Pada anak-anak hal ini menginisiasi refleks-
refleks spinal dan mikturisi terjadi karena implus saraf
ke kandung kemih mengakibatkan kontraksi dari otot
detrusor dan relaksasi dari spingter uretra internal. Jika
system syaraf berkembang penuh, refleks mikturisi di
stimulai namun implus-implus sensoris berjalan ke atas
menuju otak. Dengan usaha yang disadari, reflex dapat
ditahan. Sebagai tambahan terhadap proses yang
terlibat pada anak-anak, terdapat relaksasi volunteer
spingter uretra ekterna.
Glosarium
• Poliuria sekresi urine dengan volume berlebihan
• Glikosuria terdapat gula dalam urine
• Polidipsia rasa haus yang berlebihan
• Ketonuria terdapat keton dalam urine
• Hematuria terdapat darah dalam urine
• Proteinuria terdapat protein di dalam urine
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai