A. STRUKTUR GINJAL
1. Sistem perkemihan terdiri dari: 2 ginjal,2 ureter, 1 kandung kemih dan 1 uretra
6. Ginjal kanan letaknya lebih rendah dari ginjal kiri, karena ada organ hati di posisi
kanan atas dari ginjal
B. ANATOMI EKSTERNA GINJAL
2. Lebarnya : 5 –7 cm
3. Tebal : 3 cm
5. Terdiri dari tiga lapisan jaringan pembungkus: kapsul renal, kapsul adiposa dan
fascia renal
Bagian basal menghadap ke cortek renal, bagian afek (papila renal) yang
ujungnya menghadap kebagian tengah ginjal.
1. Nefron
Unit fungsional yang berperan dalam tiga proses,yaitu : filtrasi, reabsorbsi, dan
eksresi
Bagian-bagian nefron
a. Cortikal Nefron : Bagian terluar dari korteks. Menerima suplay darah dari
kapiler peritubular
b. Histologi Nefron
1. Filtrasi Glomerulus
Filtrasi slit,suatu celah antar pedisel yang berbentuk membran tipis yang
memiliki diameter < 6-7 nm.
Adalah jumlah hasil filtrasi yang dibentuk di korpus renal setiap menit.
Regulasi Syaraf
Sifatnya otonom pada syaraf simpatis.Terdapat pada JGA yang
menghasilkan renin dan di medulla menghasilkan adrenalin
2. Reabsorbsi Tubular
Rute Reabsorbsi
Transelular reabsorbsi
Eksresi urine yang pekat tergantung pada konsentrasi yang tinggi zat-zat
dalam cairan interstisial medulla ginjal.
Saat intake air rendah ginjal harus menahan air sementara tetap
mengeluarkan sebagian sampah dan ion yang berlebihan
Struktur Nephron
2 struktur utama :
1. Glomerulus: simpul kapiler
2. Tubulus Renal (kira-kira panjang 2 inchi)
Tubulus Proximal
Ansa Henle
Tubulus Distal
Tubulus Collecting
arteriole afferent
glomerulus
arteriole efferent
kapiler
peritubular
Arteri segmental
Vena interlobular mengantarkan darah menuju vena arkuata dan menuju vena
interlobar kmdn mengalir ke vena renalis
Arteriole Afferent cabang dari arteri interlobular dan mengalirkan darah ke kapiler
menuju nephron
Persarafan ginjal
syaraf simpatik disuplai dari saraf thorax 12 s/d lumbal 2 melalui saraf splanchnik dan
plexus iliaca
sel juxtaglomerulus
Panjangnya ± 25-30 cm
terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Bladder
Tunika submukosa
Lapisan mukosa
Urethra
Mengatur cairan
Mengatur elektrolit
Mengatur pH
Filtrasi darah
Mengeluarkan Erythropoietin
Mengeluarkan Renin
Mengeluarkan Prostaglandin
Activasi Vitamin D
2. Mengatur volume darah dan tekanan darah (mll pengaturan volume urin)
3. Mengeluarkan erytropoeitin dan renin
4. Membantu menstabilkan pH darah (mll pengaturan pengeluaran ion hidrogen dan ion
bikarbonat dalam urin )
5. Mengembalikan zat nutrient yang masih berguna bagi tubuh
6. Membantu liver untuk mendetoksifikasi racun
Filtrasi
Tekanan darah:
Tekanan air dan zat – zat dalam larutan keluar dari kapiler glomerular kedalam
ruang kapsula
Meghasilkan larutan bebas protein ( filtrat ) yang mirip dengan plasma darah
3. Sekresi produk sampah yang tidak masuk kedalam corpuscle renal melalui filtrasi
pada glomerulus
Tubulus Collecting
Filtrasi
Menekan air dan molekul sangat kecil melewati membran kedalam ruang
kapsul
Molekul-molekul yang lebih besar seperti protein plasma tidak dapat melewati
membran
Pasif
Reabsorpsi
2. Selektif reabsorptsi terhadap ion sodium dan calcium dari cairan tubular
Physiology Renal
Menjaga homeostasis
Adalah jumlah filtrasi glomerular yang terjadi pada satu periode waktu
Normal GFR pada pria dewasa rata-rata adalah ± 125 cc/ mnt
1. FILTRASI
Diffusi– molekul secara pasif bergerak dari area yang berkonsentrasi tinggi ke
area yang berkonsentrasi rendah
carrier-mediated transport
4 Type Transportasi yang dimediasi oleh Carrier
• Diffusi terfasilitasi – carrier proteins membawa ion melewati membran sel tanpa
menggunakan energy, mengikuti gradient konsentrasi
Aldosterone
HIPOKALEMI
NATRIURIC PEPTIDE
Kontrol pH darah
Meningkatkan pengeluaran H+
Komposisi Urin
b. Beberapa komponen (seperti urea) adalah salah satu zat yang secara aktif diekskresi
dan tidak direabsorbsi sepanjang nephron
kecuali kreatinin
d. Konsentrasi urin
e. Normal Urin
Kontraksi peristaltic
Setiap 30 detik
Bladder
Pendahuluan
1. Kegiatan seluruh bagian tubuh diawali dan diatur oleh sistem saraf dan sistem
endokrin
2. Sistem saraf berfungsi untuk kegiatan yang sifatnya cepat dan berlangsung relatif
pendek
3. Sistem endokrin berfungsi pengawasan dan pengaturan kegiatan yang sifatnya lambat
dan berlangsung relatif panjang
1. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang mensekresikan hormon, yaitu : zat
kimia yang disekresikan kedalam cairan tubuh oleh satu atau sekelompok sel darah
yang dapat mempengaruhi pengaturan fisiologi sel-sel tubuh lainya
2. Hormon diklasifikasikan 2 golongan utama yaitu ;
a. Kelompok 1 : golongan steroid, iodotironin, dan kalsitriol
b. Kelompok 2 : golongan polipeptida, protein, glikoprotein, dan katekolamin
1. Hormon endokrin tidak pernah bekerja secara langsung pada sistem intraseluler untuk
mengatur berbagai reaksi kimia didalam sel, tetapi diawali ikatan denga reseptor yang
memulai timbulnya reaksi dalam sel
- Hormon endokrin tidak pernah bekerja secara langsung pada sistem intraseluler untuk
mengatur berbagai reaksi kimia didalam sel, tetapi diawali ikatan denga reseptor yang
memulai timbulnya reaksi dalam sel
- Mekanisme umum yang sangat penting untuk memulai timbulnya fungsi hormon
adalah dengan mengaktifkan sistem siklik AMPdalam sel yang selanjutnya
mengaktifkan sistem sel lain dan mengaktifkan gen didalam sel yang meenyebabkan
timbulnya pembentukan protein intrasel dan selanjutnya akan memicu timbulnya
fungsis sel yang spesifik
Reseptor di Membran
- Hormon perangsang berikatan dengan reseptor spesifik pada membran sel target,
ikatan hormon dengan reseptor mengaktifkan enzim adenil siklase yang juga terdapat
pada membran sel , tetapi sebagian menonjol dipermukaan dalam sel masuk
sitoplasma
- Bila enzim diaktifkan terjadi perubahan sebagian besar ATP sitoplasma menjadi siklik
AMP
Mengaktifkan enzim
Menyebabkan kontraksi/relaksasi
Reseptor Intrasel
1. Reseptor sitoplasma
- Masalah akibat peningkatan atau penurunan jumlah hormon yang dikenali melalui
peningkatan melalui peningkatan atau penurunan aktivitas sel yang berhubungan
dengan fungsi hormon spesifik
- Oleh karena itu untuk memahami perubahan yang terjadi pada gangguan hormon ini
perlu memahami aktivitas spesifik tiap hormon
Prolaktin
Kelenjar hipofisis
Hipofise Anterior
Hipofisis Anterior
Hipofise Posterior
Antidiuretik Hormon Berperan dalam pengaturan ekskresi air ke dalam urin dan
(ADH)/ Vasopresin melalui mekanisme ini akan membantu mengatur
konsentrasi air dalam tubuh (peningkatan osmolalitas
cairan ekstrasel & penurunan volume cairan intrasel
Hipofisis
Panhipopituitarisme
- Salah satu penyebabknya adalah tumor sel asidofilik kelenjar hpofise anterior,
akibatnya kaan diproduksi petumbuhan dalam jumlah banyak tubuh akan tumbuh
cepat sekali termasuk pertumbuhan tulang
- Jika terjadi sebelum dewasa muda (epifisis tulang panjang bersambung dengan
diafisis) maka dpt terjadi gigantisme
- Jika tumor terjadi setelah dewasa muda, tidak bertambah tinggi tetapi jaringan ikat
longgarnya terus tumbuh dan tulang bertambah tebal akromegali
- Pembesaran terjadi pada tulang; jari kaki & tangan, tulang membranosa (tulang
tengkorak, hidung, penonjolan tulang dahi, tepi supraorbital, bagian bawah rahang,
bagian tulang vetebra (kifosis)
- SIADH
- Akibatnya individu akan mengalami poliuri, bisa mencapai 5-10 liter/hari dan
polidipsi sebagai respon kehilangan cairan
- Untuk mempertahankan hidrasi tubuh individu minum terus perut terasa penuh dan
gaster teregang akan menimbulakan rasa mual dan ingin muntah anoreksia
- Kehilangan cairan melalui BAK dehidrasi, kulit dan mukosa menjadi kering,
turgor menurun, bb turun, osmolalitas serum meningkat, osmolalitas urin menurun,
peningkatan BUN dan serum kreatinin
SIADH
- Manifestasi; kekacauan mental, kejang, dan penurunan kesadaran (Na kuran 120
mEq/l)
Masalah Kelenjar Tiroid
- Meningkatkan metabolisme sebagian besar sel tubuh (kecuali otak, retina, limpa,
testis dan paru)
a. Hipertiroid
- Hipertiroid dapat terjadi akibat reaksi autoimun yang berkembang pada
jaringan tiroid atau adanya adenoma yang tumbuh pada jaringan tiroid
- Manifestasi klinis dapat terlhat dalam fungsi hormon tiroid. Misal : intoleran
terhadap panas, berkeringat banyak, penurunan BB, diare, kelemahan otot,
nervous, rasa lelah, tidak dapat tidur, dan tremor
- Sebagian: protusi bola mata (sexophthalmus), petosis karena
pembengkakan jaringan retroorbital dan degenerasi otot-otot ekstraokuler
b. Hipotirod
- Penyebab reaksi autoimun terhadap kelenjar tiroid yg mengakibakan
kerusakan kelenjar tiroid, radang tiroid yang menimbulkan fibrosis shg
menurunkan sekresi, pembesaran tiroid (goiter tiroid)
- Manifestasi ; penurunan denyut jantung, penurunan curah jantung, kelemahan
yang ekstrim, rasa lelah, mengantuk (tidur 14-16 jam/hari), bb meningkat,
konstipasi, kelambanan mental, pertumbuhan rambut berkurang, kulit bersisik,
suara parau, konstipasi, berat tubuh bengkak (mixedema) akibat
meningkatnya proteoglikan (asam hialuronat) mengabsorbi cairan ke
dalam ruang intertisial shg meningkatkan cairan intertisial
Masalah pada Kelenjar Pangkreas
Carbohydrate Digestion
Insulin Secretion
- Masalah utama sekresi kelenjar pangkreas adalah penurunan jumlah hormon insulin
(IDDM) atau menurunya jumlah/afinitas reseptor insulin (NIDDM)
- Hiperinsulinisme, tetapi jarang terjadi
Menghambat fosforilase
Manifestasi klinis DM
Hiperinsulin
- Banyak sekresi insulin dalam darah mengakibatkan penggunaaan glukosa oleh sel
meningkat shg glukosa dalam darah menurun
- Otak sangat sensitif terhadap penurunan glukosa dalam darah karen saraf pusat
memperoleh energi utama dari hidrat arang
- Penurunan glukosa darah sampai 50-70 mg% menyebabkan sistem saraf pusat mudah
terangsang, dan menimbulkan gejala halusinasi, gemetar, berkeringat banyak
- Bila kadar glukosa sampai 20-50 mg% dapat menimbulkan kejang klonik dan
hilangnya kesadaran akibat depresi sistem saraf pusat
- Hormon ini berperan dalam metabolisme zat makanan , dan memberikan respon
terhadap stress, efek anti inflamais, meningkatkan produksi sel darah merah dan
menurunkan respon kekebalan
Sindroma Cushing
- Peran kortisol terhadap metabolisme karbohidrat
Setiap stres (fisik dan neurogenik) akan meningkatkan ACTH oleh hipofisis
anterior dan dalam beberapa menit akan diikuti peningkatan kortisol dari
koertek adrenal
- Peningkatan sekresi glukokortikoid dapat terjadi karena tumor atau hiperplasi kortek
adrenal hormon kortisol berlebih
- Manifestasi klinik;
Hiperglikemia meningkat sekitar 200%
Saat pemeriksaan tekanan darah timbul ptechi atau ekimosis yang luas