DISUSUN OLEH :
071182005
2019
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat
mengakhiri kehidupan. Bunuh diri merupakan keputusan terakhir dari individu untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Captain, 2009). Menciderai diri adalah tindakan
agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan. Bunuh diri mungkin
merupakan keputusan terakhir dari individu untuk memecahkan masalah yang dihadapi
(Captain,2009).
Perilaku destruktif diri yaitu setiap aktivitas yang tidak dicegah dapat mengarah
pada kematian. Perilaku desttruktif diri langsung mencakup aktivitas bunuh diri. Niatnya
adalah kematian, dan individu menyadari hal ini sebagai hasil yang diinginkan. Perilaku
destruktif diri tak langsung termasuk tiap aktivitas kesejahteraan fisik individu dan dapat
mengarah kepada kematian. Orang tersebut tidak menyadari tentang potensial terjadi
pada kematian akibat perilakunya dan biasanya menyangkal apabila dikonfrontasi (Stuart
& Sundeen, 2012). Menurut Shives (2009) mengemukakan rentang harapan putus
harapan merupakan rentang adaptif maladaptif.
Adaptif Maladaptif
Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma norma sosial dan
kebudayaan yang secara umum berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon
yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh
norma-norma sosial dan budaya setempat.
Menurut Dalami (2009:101-102), etiologi bunuh diri yang digolongkan atas berbagai
unsur antara lain:
1. Penyebab bunuh diri pada anak
Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan, situasi keluarga yang kacau, perasaan
tidak disayang, selalu dikritik, gagal sekolah, takut atau dihina di sekolah, kehilangan
orang yang dicintai, dihukum orang lain.
2. Penyebab bunuh diri pada remaja
Hubungan interpersonal yang tidak bermakna, sulit mempertahankan hubungan
interpersonal, pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan, perasaan tidak
mengerti orang lain, kehilangan orang yang dicintai, keadaan fisik, masalah dengan
orang tua, masalah seksual, depresi.
3. Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
Self ideal yang terlalu tinggi, cemas akan tugas akademik yang banyak, kegagalan
akademi berarti kehilangan penghargaan dan kasih sayang orang tua, kompetisi untuk
sukses.
4. Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
Perubahan status dari mandiri ketergantungan penyakit yang menurunkan
kemampuan berfungsi, perasaan tidak berarti di masyarakat, kesepian dan isolasi
social, kehilangan ganda (seperti pekerjaan kesehatan pasangan, sumber hidup
berkurang.
a. Beberapa factor determinan pada perilaku bunuh diri: kebudayaan, jenis kelamin,
umur, status social, status perkawinan, gangguan jiwa (Dalami, 2009:102-103).
Mann dari bidang psikiatri mengatakan penyebab bunuh diri berada di otak,
akibat kurangnya tingkat 5-HIAA, reseptor post-sinapsis, dan pertanda biologis
lainnya Berikut beberapa faktor penyebab bunuh diri yang didasarkan pada kasus
bunuh diri yang berbeda-beda tetapi memiliki efek interaksi di antaranya
b. Major-depressive illness, affective disorder
c. Penyalahgunaan obat-obatan (sebanyak 50% korban percobaan bunuhmemiliki
level alkohol dalam darah yang positif)
d. Memiliki pikiran bunuh diri, berbicara dan mempersiapkan bunuh diri
5. Sejarah percobaan bunuh diri
6. Sejarah bunuh diri dalam keluarga
7. Isolasi, hidup sendiri, kehilangan dukungan, penolakan
8. Hopelessness dan cognitive rigidity
9. Stresor atau kejadian hidup yang negatif (masalah pekerjaan, pernikahan, seksual,
patologi keluarga, konflik interpersonal, kehilangan, berhubungan dengan kelompok
teman yang suicidal)
10. Kemarahan, agresi, dan impulsivitas
11. Rendahnya tingkat 5-HIAA
12. 11.Key symptoms (anhedonia, impulsivitas, kecemasan / panik, insomnia global,
halusinasi perintah)
13. Suicidality (frekuensi, intensitas, durasi, rencana dan perilaku persiapan bunuh diri)
14. Akses pada media untuk melukai diri sendiri
15. Penyakit fisik dan komplikasinya
16. Repetisi dan komorbid antara faktor-faktor di atas.
C. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart Gw & Laraia (2010), faktor predisposisi bunuh diri antara lain :
1. Diagnostik > 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri,
mempunyai hubungan dengan penyakit jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat
membuat individu beresiko untuk bunuh diri yaitu gangguan apektif, penyalahgunaan
zat, dan skizofrenia.
a. Sifat kepribadian
Tiga aspek kepribadian yang berkaitan erat dengan besarnya resiko bunuh diri
adalah rasa bermusuhan, implisif dan depresi.
b. Lingkungan psikososial
Seseorang yang baru mengalami kehilangan, perpisahan/perceraian, kehilangan
yang dini dan berkurangnya dukungan sosial merupakan faktor penting yang
berhubungan dengan bunuh diri.
c. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan faktor resiko
penting untuk prilaku destruktif.
d. Faktor biokimia
Data menunjukkan bahwa secara serotogenik, apatengik, dan depominersik
menjadi media proses yang dapat menimbulkan prilaku destrukif diri.
D. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah:
1. Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
2. Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
3. Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
4. Cara untuk mengakhiri keputusan.
E. Patopsikologi
Semua prilaku bunuh diri adalah serius apapun tujuannya. Orang yang siap
membunuh diri adalah orang yang merencanakan kematian dengan tindak kekerasan,
mempunyai rencana spesifik dan mempunyai niat untuk melakukannya. Prilaku bunuh
diri biasanya dibagi menjadi 3 kategori:
1. Ancaman bunuh diri
Peningkatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut mempertimbangkan untuk
bunuh diri. Ancaman menunjukkan ambevalensi seseorang tentang kematian
kurangnya respon positif dapat ditafsirkan seseorang sebagai dukungan untuk
melakukan tindakan bunuh diri.
2. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu yang dapat
mengarah pada kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri
Mungkin terjadi setelah tanda peningkatan terlewatkan atau terabaikan. Orang yang
melakukan percobaan bunuh diri dan yang tidak langsung ingin mati mungkin pada
mati jika tanda-tanda tersebut tidak diketahui tepat pada waktunya. Percobaan bunuh
diri terlebih dahulu individu tersebut mengalami depresi yang berat akibat suatu
masalah yang menjatuhkan harga dirinya ( Stuart & Sundeen, 2012).
Bunuh diri
F. Manifestsi Klinis
a. Mempunyai ide untuk bunuh diri.
b. Mengungkapkan keinginan untuk mati.
c. Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan.
d. Impulsif.
e. Menunjukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh).
f. Memiliki riwayat percobaan bunuh diri.
g. Verbal terselubung (berbicara tentang kematian, menanyakan tentang obat dosis
mematikan).
h. Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panic, marah dan
mengasingkan diri).
i. Kesehatan mental (secara klinis, klien terlihat sebagai orang yang depresi, psikosis
dan menyalahgunakan alcohol).
j. Kesehatan fisik (biasanya pada klien dengan penyakit kronis atau terminal).
k. Pengangguaran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau mengalami kegagalan
dalam karier).
l. Umur 15-19 tahun atau di atas 45 tahun.
m. Status perkawinan (mengalami kegagalan dalam perkawinan).
n. Pekerjaan.
o. Konflik interpersonal.
p. Latar belakang keluarga.
q. Orientasi seksual.
r. Sumber-sumber personal.
s. Sumber-sumber social.
t. Menjadi korban perilaku kekerasan saat kecil.
G. Jenis
Perilaku bunuh diri terbagi menjadi tiga kategori (Stuart, 2012):
1. Ancaman bunuh diri yaitu peringatan verbal atau nonverbal bahwa seseorang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang yang ingin bunuh diri mungkin
mengungkapkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih lama
lagi atau mengomunikasikan secara non verbal.
2. Upaya bunuh diri yaitu semua tindakan terhadap diri sendiri yang dilakukan oleh
individu yang dapat menyebabkan kematian jika tidak dicegah.
3. Bunuh diri yaitu mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau diabaikan.
Orang yang melakukan bunuh diri dan yang tidak bunuh diri akan terjadi jika tidak
ditemukan tepat pada waktunya.
Sementara itu, Yosep (2010) mengklasifikasikan terdapat tiga jenis bunuh diri,
meliputi:
1. Bunuh diri anomik
Bunuh diri anomik adalah suatu perilaku bunuh diri yang didasari oleh faktor
lingkungan yang penuh tekanan (stressful) sehingga mendorong seseorang untuk
bunuh diri.
2. Bunuh diri altruistik
Bunuh diri altruistik adalah tindakan bunuh diri yang berkaitan dengan kehormatan
seseorang ketika gagal dalam melaksanakan tugasnya.
3. Bunuh diri egoistik
Bunuh diri egoistik adalah tindakan bunuh diri yang diakibatkan faktor dalam diri
seseorang seperti putus cinta atau putus harapan.
A. Kondisi Klien
Sedih, marah, putus asa, tidak berdaya, memberikan isyarat verbal maupun non verbal
B. Diagnosa Keperawatan
Resiko Bunuh Diri
C. Tujuan
1) Pasien mendapat perlindungan dari lingkungannya
2) Pasien dapat mengungkapkan perasaanya
3) Pasien dapat meningkatkan harga dirinya
4) Pasien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
D. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan tentang cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta
bantuan dari keluarga atau teman.
2) Meningkatkan harga diri pasien, dengan cara:
a) Memberi kesempatan pasien mengungkapkan perasaannya.
b) Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan perasaan yang positif.
c) Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
Orientasi:
”Selamat pagi Pak, kenalkan saya Putu novi, biasa di pangil Novi, saya mahasiswa
Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo yang bertugas di ruang ini, saya dinas pagi
dari jam 7 pagi – 2 siang .”
” Bagaimana kalau kita bercakap – cakap tentang apa yang A rasakan selama ini.
Dimana dan berapa lama kita bicara?”
Kerja
”Bagaimana perasaan A setelah ini terjadi? Apakah dengan bencana ini A paling
merasa menderita di dunia ini? Apakah A pernah kehilangan kepercayaan diri?
Apakah A merasa tidak berharga atau bahkan lebih rendah dari pada orang lain?
Apakah A merasa bersalah atau mempersalahkan diri sendiri? Apakah A sering
mengalami kesulitan berkonsentrasi? Apakah A berniat unutuk menyakiti diri
sendiri? Ingin bunuh diri atau berharap A mati? Apakah A pernah mencoba bunuh
diri? Apa sebabnya, bagaimana caranya? Apa yang A rasakan?”
”Kalau keninginan itu muncul, maka akan mengatasinya A harus langsung minta
bantuan kepada perawat di ruangan ini dan juga keluarga atau teman yang sedang
besuk. Jadi A jangan sendirian ya, katakan kepada teman perawat, keluarga atau
teman jika ada dorongan untuk mengakhiri kehidupan.”
”Saya percaya A dapat mengatasi masalah.”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan A sekarang setelah mengetahui cara mengatasi perasaan ingin
bunuh diri?”
”Saya akan menemani A terus sampapi keinginan bunuh diri hilang.” (jangan
meninggalkan pasien).
DAFTAR PUSTAKA
Dalami, E. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah Psikososial. Jakarta: TIM
Stuart, G. W. 2012. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Stuart, GW And Laraia. 2010. Principles And Practice Of Psychiatric Nursing, 8ed.
Elsevier Mosby : Philadelphia.
Yosep Iyous. 2009. Keperawatn Jiwa. Bandung: Refika Adira
Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Aditama