Anda di halaman 1dari 11

ANATOMI & FISIOLOGY

SISTEM PERKEMIHAN
Komponen Sistem Perkemihan :
• Ginjal kiri (renalis sinistra)
• Ginjal kanan (renalis dekstra)
• Saluran ginjal (ureter)
• Kandung kemih (vesika urinaria)
• Saluran kandung kemih (uretra)

Sistem Perkemihan Pria & Wanita

FUNGSI GINJAL
EKSKRESI :
o Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m-osmol dengan mengubah-ubah ekskrei
air.
o Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.
o Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan kelebihan H+dan membentuk
kembali HCO3.
o Mengeksresikan produk akhir nitogen dari metabolisme protein, terutama urea, asam urat,
dan kreatinin
NON EKSKRESI :
o Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah
o Menghasilkan eritopoietin, faktor penting dalam sistem produksi sel darah merah oleh sum-
sum tulang
o Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya
o Degradasi insulin
o Menghasilkan prostaglandin
MAKROSKOPIS GINJAL
 Letak Ginjal
 Ginjal kiri : batas atas setinggi iga ke XI, batas bawah pada vetebra lumbalis le III.
 Ginjal kanan : batas atas setinggi iga ke XII, batas bawah pada vertebra lumbalis ke
III.
 Diatas kedua ginjal masing-masing terdapat kelenjar supra renalatau disebut dengan
anak ginjal.

LAPISAN GINJAL
 LAPISAN GINJAL
 Lapisan luar adalah korteks (substantia kortekalis)
 Lapisan dalam adalah medula (substantia medula) bentuk seperti kerucut disebut
renal piramid, jumlahnya antara 15-16 buah
 Renal piramid membentuk lubang-lubang kecil disebut papula renalis yang terus
masuk ke suatu perluasan ujung pelvis ginjal yg berbentuk seperti cawan yg disebut
kaliks minor
 Beberapa kaliks minor bersatu membentuk kaliks mayor, yg selanjutnya sehingga
membentuk pelvis ginjal

MIKROSKOPIS GINJAL
 Satuan fungsional ginjal dinamakan nefron. Masing-masing
ginjal terbentuk dari beberapa nefron, kira-kira 1,3 juta nefron
 Terdiri dari 3 (tiga) komponen :
 Komponen vaskular renal
 Komponen vaskular dan tubulus
 Komponen tubulu

Komponen Vaskuler Renal


• Arteriol aferent→ Mengangkut darah ke glomerulus
• Glomerulus→ Merupakan anyaman kapiler atau gulungan yg terletak didalam kapsula
Bowman, menerima darah dari arteriol aferen dan meneruskan kesistem vena melalui
arteriol eferen. Glomerulus mempunyai peran penting untuk memfiltrasi
cairan(menyaring)
• Areriol eferent→ Mengangkut darah dari glomerulus
• Kapiler peritubular→ Memperdarahi jaringan ginjal, berperan dalam pertukaran
dengan cairan dilumen tubulus

Komponen Vaskuler dan Tubulus


♪ Aparatus Jukstaglomerulus:
 Berperan dalam mensekresikan zat-zat yang berperan dalam mengontrol fungsi
ginjal.
 Tempat sekresinya renin.
♪ Renin adalah suatu enzim yang penting pada pengaturan tekanan darah.
♪ Faktor penyebab keluarnya renin dikarenakan :
 penuruna tekanan darah arteri.
 penurunan kadar natrium.
 dan penurunan cairan ekstra sel.
Komponen Tubulus
 Kapsula Bowman→ berperan mengumpulkan filtrat glomerulus
 Tubulus Renalis→ bentuknya berbelok-belok langsung berhubungan dengan kapsula
Bowman, terdir dari tubulus konvulta proksimal, ansa Henle, dan tubulus konvulta
distal.
 Panjang tubulus ±15 mm, berperan dalam mereabsorpsi cairanyang diperlukan tubuh.
 Ansa Henle→ bentuknya lurus dengan panjang 2-14 mm, membentuk gradien osmotik
di medula ginjal, berperan menghasilkan urine dengan berbagai konsentrasi.
 Duktus Koligentus(duktus pengumpul) → panjang 5 mm, berperan dalam reabsorbsi
air (H2O), cairan yang meninggalkan tubulus pengumpul menjadi urine yang kemudian
masuk ke pelvis ginjal.

SISTEM PEMBULUH DARAH GINJAL


o Mendapat aliran darah dari arteri renalis.
o •Arteri renalis merupakan cabang dari Aorta abdominalis →Arteri renalis kanan dan
kiri →Arteri Interlobaris →Arteri arkuata →Arteri Interlobularis →Arteriol Afferent
→GOMERULUS→Arteriol Efferent →Vena Interlobularis →Vena arkuata →Vena
Interlobaris →Vena Renalis →Vena Cava Inferior
o •Aliran darah ginjal (Renal Blood Flow) yang melalui ginjal ±1.200 cc darah/ menit
sama dengan 20 –25 % curah jantung (5.000 cc/mt)
Pembuluh Darah Ginjal MEKANISME

Ginjal MEKANISME GLOMERULUS


 Proses pembentukan kemih dimulai dengan proses filtrasi plasma pada glomerulus →
Perpindahan cairan dari glomerulur ke kapsula Bowman disebut dengan laju filtrasi
glomerulus(GFR= Glomerulus Filtration Rate)
 Faktor-faktor yang mempengaruhi GFR :
–Tekanan darah kapiler glomerulus : 55 mmHg
–Tekanan osmotik koloid plasma : 30 mmHg
–Tekanan hidrostatik kapsul Bowman : 15 mmHg
–Tekanan Netto ; Gaya total yang mendorong filtrasi: 10 mmHg

ULTRAFILTRASI GLOMERULUS
 Tekanan hidrostatik di glomerulus ditentukan oleh jumlah banyaknya cairan yang
masuk di arteriol, hal ini dipengaruhi juga oleh : cardiac out put, aktivasi sistim saraf
otonom.
 Filtrasi di glomerulus adalah 20% dari cardiac output/ menit. Yang difiltrasi 55% terdiri
dari plasma (hematokrit)
 Filtrat yang terbentuk hanya 1 % yang dibuang melalui urine, sedangkan sisanya 99%
akan di absorbsi secara sempurna di tubulus proksimal.
 Zat-zat yang di filtrasi ginjal di bagi menjadi tiga bagian yaitu; elektrolit, non elektrolit,
dan air
ULTRAFILTRASI
ELEKTROLIT NON ELEKTROLIT

Natrium (Na+) Glukosa


Kalium (K+) Asam amino
Kalsium (Ca++) Produk akhir pemecahan
Magnesium (Mg++) Metabolisme protein
Bikarbonat (HCO3-) : urea, asam urat dan
Klorida (Cl-) kreatinin
Fosfat (HPO4)

Proses REABSORPSI

REABSORPSI DAN SEKRESI TUBULUS


 Proses reabsorpsi dan sekresi ini berlangsung baik melalui mekanisme trasport aktif
maupun pasif
 Ion-ion Na,Cl,K,HCO3àdiabsorbsi di tubulus contortus proksimal, Ansa Henle, Tubulus
contortus distal
 Glukosa dan asam amino direabsorpsi seluruhnya disepanjang tubulus proksimal
dengan mekanisme trasportasi aktif
 Kalium dan asam amino hampir seluruhnya direabsorpsi secara aktif dan keduanya di
sekresi kedalam tubulus distal
 2/3 Natrium di reabsorpsi dan disekresi secara aktif di tubulus proksimal. Proses
reabsorpsi natrium berlangsung di ansa Henle, tubulus distal dan tubulus pengumpul.
 Kalium dan fosfat direabsorpsi dalam tubulus proksimal dengan cara trasportasi aktif.
 Air, klorida, dan urea direabsorpsi dalam tubulus proksimal melalui trasportasi pasif
 Urea berdifusi secara pasif mengikuti perbedaan konsentrasi yang terbentuk oleh
reabsorbsi air.
 Ion hidrogen (H+), asam organimk (PAH = Pra Amino Hipurat), penisilin dan kreatinin
(suatu basa organik) semuanya disekresi kedalam tubulus proksimal.
 Bikarbonat (HCO3)direabsorbasi 90 % secara tidak langsung di tubulus proksimal
melalui pertukaran Na+ dan H+
 H+yg disekresi kedalam lumen tubulus (sebagai penukar Na+) akan berkaitan dengan
HCO3yang terdapat di filtrat glamerulus sehinga terbentuk asam karbonat (H2CO3).
H2CO3ini akan berperan penting dalam keseimbangan asam basa di ginjal karena
sebagai fungsi dapar yang dapat menstabilkan pH dalam darah.
CO2 + H2O ↔H2CO3↔H+ + HCO3-
CONTOH :
Bila ion H+berlebihan di dalam tubuh (pada keadaan acidosis), maka H+akan di
sekresikan di tubulus. Di lumen tubulus HCO3-akan diabsorbsi untuk mengikat H+
+membentuk H2CO3, kemudian akan terurai menjadi H+ + HCO3-àH2CO3-masuk ke
interstitial sel, H++akan masuk lagi ke tubulus, kalau sudah cukup jumlah H+nya maka
HCO3-tidak akan di exresikan. Demikian dan seterusnya sehingga kadar H+tetap
seimbang kadarnya di dalam darah
 Beberapa hormon berfungsi pengatur proses reabsorpsi dan sekresi solut dan air:
 –Reabsorpsi air tergantung pada hormon antidiuretik (ADH).
 –Aldosteron mempengarui reabsorpsi Na+dan sekresi K+. peningkatan aldosteron
menyebabkan meningkatan reabsorpsi Na+dan peningkatan sekresi K+. atau
sebaliknya.
 –Hormon paratiroid (PTH) mengatur reabsorpsi calsium (Ca++) dan fosfat (HPO4)
disepanjang tubulus. Peningkatan PHT menyebabkan peningkatan reabsorpsi Ca++dan
ekskresi HPO4, atau sebaliknya

MEKANISME RENIN –AGIOTENSIN


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran produksi renin :
–Tekanan darah menurun
–Menurunnya reabsorbsi Natrium
–Menurunnya volume plasma ekstraseluler
ANGIOTENSINSTRUKTUR URETER
o Ureter terdiri dari dua buah saluran, panjangnya 25-30 cm, mulai dari ginjal sampai ke
vesika urinaria
STRUKTUR VESIKA URINARIA
o Vasika urinaria adalah kantong yang terbentuk dari otot, tempat urine mengalir dari
ureter
o Lapisan otot vesika terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan disebut
muskulus dekstrusor vesikae
o Terdapat 3 orifisium (muara) : 2 orifisium ureter dan 1 orifisium uretra
VESIKA URINARIA
STRUKTUR URETRA
o Uretra laki-laki dimulai dari orifisium uretra interna didalam kandung kemih sampai
orifisium eksterna pada pelvis. Panjang uretra laki-laki 17,5 –20 cm
o Pada wanita terletak dibelakang simpisis pubis, berjalan sedikit miring ke atas
panjangnya 4 cm
o Uretra dilengkapi dengan sfingter eksternal yang terletak pada perbatasan vesika
urinaria dan uretra, serta sfingter eksternal yang terletak pada perbatasan ureta
anterior dan posterior.
o Sfingter internal dipersarapi oleh sistem saraf simpatis, dan sfingter eksternal oleh
sistem saraf somatis.

SISTEM NEUROLOGI URINARIA


o Sistem saluran kemih bagian bawah mendapat inervasi dari serabut saraf aferen yg berasal
dari buli-buli dan ureter serta serabut saraf eferen.
o Serabut saraf aferenberada di vesika urinaria dan sfingter uretra.
o Vesika urinaria → menerima impuls (dorongan regangan) melalui jalur nervus pelpikus ke
korda spinal S2-4→ Otak → traktus spinotalmikus → memberikan informasi tentang volume
urine.
o Sfingter ureter → terstimulasi oleh suhu, nyeri, dan adanya urine → oleh nervus pupendus ke
korda spinal S2-4.
o Serabut eferen ; jalur parasimpatik, simpatik dan somatik
o Serabut eferen parasimpatikberasal dari korda spinalis S2-4dibawa oleh nervus pelvikus dan
memberikan inervasi pada otot detrusor.
o Dibatu oleh Asetilkolin (Ach)→ menghantaran signal saraf kolinergik →reseptor
muskarinik→kontraksi otot detrusor.
o Reseptor muskarinik berperan dalam kontriksi detrusor, dan terbukanya sfingter uretra.
o Serabut saraf simpatis :
–Relasasi otot detrusor
–Kontraksi sfingter serta uretra posterior, dan mempertahankan resistensi agar selama fase
pengisian urine tidak keluar dari buli-buli.
o Serabut simpatikberasal dari korda spinalis segmen thorako-lumbal (T10-L2) yang dibawa
oleh nervus hipogastrikusmenuju buli-buli dan uretra.
o Reseptor serabut saraf simpatis → adrenergik a(dileher buli-buli, sfingter interna & uretra
posterior) → kontraksi.
o Adrenergik b(difundus buli-buli) → relaksasi.
o Serabut saraf somatis berasal dari nukleus onuf di korda anterior korda spinal S2-4 oleh nervus
pudendus → menginervasi otot sfingter eksterna & otot dasar panggul. Terbuka dengan
perintah korteks serebri.
o Terdapat 2 jenis reseptor adrenergik reseptor adrenergik amenyebabkan kontraksi,
sedangakan bpada menyebabkan relaksasi.
o Sistem simpatis ini berperan pada fase pengisian yaitu menyebabkan terjadinya :
→ Relaksasi otot detrusor karena stimulus adrenergik b
→ Kontraksi sfingter interna serta ureter posterior karena stimulasi adrenergik ayang
bertujuan mempertahankan resistensi uretra agar selama fase pengisian urine tidak bocor
(keluar) dari buli-buli.
PROSES MIKSI
o Pada saat buli-buli terisi oleh urine dari kedua ureter, volume buli-buli bertambah
besar karena ototnya mengalami peregangan
o Regangan ini menyebabkan stimulasi pada stretch reseptoryang berada di dinding buli-
buli yang kemudian memberikan signal ke otak tentang jumlah urine yang mengisi
buli-buli
o Setelah kurang lebih terisi separuh kapasitasnya, mulai dirasakan oleh otak adanya
urine yang mengisi buli-buli
o Pada saat buli-buli sedang terisi, terjadi stimulasi pada sistem simpatik yang
mengakibatkan kontraksi sfingter uretra interna (menutupnya leher buli-buli), dan
inhibisi sistem parasimpatik berupa relaksasi otot detrusor
o Kemudian pada saat buli-buli terisi penuh dan timbul keinginan untuk miksi, timbul
stimulasi sistem parasimpatik dan menyebabkan kontraksi otot detrusor, serta inhibisi
sistem simpatik yang menyebabkan relaksasi sfingter interna (terbukanya leher buli-
buli)
o Miksi kemudian terjadi jika terdapat relaksasi sfingter uretra eksterna dan tekanan
intravesikel melebihi tekanan intrauretra

PENGATURAN KESEIMBANGANASAM BASA PADA GINJAL


 Keseimbangan asam-basa adalah pengaturan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam
tubuh.
Keseimbangan asam-basa tubuh diatur oleh beberapa sistem tubuh yaitu :
–Sistem Buffer asam-basa
–Keseimbangan asam-basa paru-paru
–Keseimbangan asam-basa ginjal

KESEIMBANGAN ASAM-BASA
 Pengaturan konsentrasi asam-basa cairan tubuh adalah pengaturan konsentrasi ion-
ion hidrogen.
 Konsentrasi oin hidrogen dinyatakan sebagai pH
 pH normal 7,4, jika dibawah 7,35 → asidosis, diatas 7,45 → basa.
 Ada 3 sistem Buffer asam-basa :
–Sistem Buffer Bikarbonat
–Sistem Buffer Fosfat
–Sistem Buffer Protein

Anda mungkin juga menyukai