Anda di halaman 1dari 60

Sistem Urinari

(Urinary System)

Disusun oleh Tim Dosen Matakuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia FFS Uhamka:
Dr. apt. Hadi Sunaryo,M.Si
Dr. apt. Siska, M.Farm
apt. Elly Wardani, M.Farm
Tahyatul Bariroh, M.Biomed
 Sistem urinary adalah
sistem organ yang
memproduksi, menyimpan,
dan mengalirkan urin. Pada
manusia, sistem ini terdiri
dari dua ginjal, dua ureter,
kandung kemih, dua otot
sphincter, dan uretra.

Cabang dari kedokteran yang mempelajari


ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.
 Ginjal adalah organ ekskresi yang berbentuk
mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin,
ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama
urea) dari darah dan membuangnya bersama
dengan air dalam bentuk urin.

 Ginjal terletak retroperitoneal (di belakang


peritoneum).

 Ginjal menjalankan fungsi homeostasis dengan


mengatur kesetimbangan cairan dan asam basa
dalam tubuh serta merupakan organ ekskresi
yaitu mengeliminasi semua zat sisa
metabolisme (kecuali CO2).
 Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion
mineral, dan komposisi air dalam darah.
 Ginjal mempertahankan pH plasma darah
pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin
yang dihasilkan dapat bersifat asam pada
pH 5 atau alkalis pada pH 8.
 Kadar ion natrium dikendalikan melalui
sebuah proses homeostasis yang melibatkan
aldosteron untuk meningkatkan penyerapan
ion natrium pada tubulus konvulasi.
 Kenaikan atau penurunan tekanan
osmotik darah karena kelebihan atau
kekurangan air akan segera dideteksi
oleh hipotalamus yang akan memberi
sinyal pada kelenjar pituitari dengan
umpan balik negatif.

 Kelenjar pituitari mensekresi hormon


antidiuretik (vasopresin, untuk menekan
sekresi air) sehingga terjadi perubahan
tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal.
Akibatnya konsentrasi cairan jaringan
akan kembali menjadi 98%.
Fungsi Ginjal
 Fungsi regulasi ; Mengatur keseimbangan cairan
tubuh, elektrolit dan non elektrolit dan asam basa
dengan cara filtrasi darah, reabsorbsi selektif air,
elektrolit dan non elektrolit serta mengekskresi
kelebihannya sebagai urin.

 Fungsi ekskresi ; mengeluarkan produk sisa


metabolisme (misal urea, kreatinin dan asam urat)
dan zat kimia asing.

 Mensekresi renin, penting untuk mengatur


tekanan darah, bentuk aktif vitamin D3 (penting
untuk mengatur kalsium) serta eritropoitin (penting
untuk sintesis eritrosit).
 Kapsul ginjal
 Korteks Ginjal –
daerah luar
 Medula Ginjal –
daerah dalam
 Pelvis Ginjal –
saluran pengumpul
Aliran Darah di Ginjal
Nefron
• Unit struktural dan fungsional penyusun ginjal

• Ginjal manusia disusun oleh 1 juta nefron.

• Tempat terjadinya pembentukkan urin.

• Terdiri dari 2 komponen utama :


▫ Glomerolus
▫ Tubulus ginjal
Badan Malphigi
• Glomerolus
▫ Merupakan kapiler
yang berbentuk bola
berjaring
▫ Berhubungan dengan
arteriola (pemeliharaan
tekanan darah)
▫ Arteriola afferen lebar
▫ Arteriola efferen sempit
▫ Fungsi : Penyaringan /
filtrasi cairan darah
Tubulus
Ginjal

• Terdiri dari :
• Bagian tubulus yang mengelilingi glomerolus
disebut kapsul Bowman
• Tubulus proksimal
• Lengkung Henle
• Tubulus Distal
Tipe-Tipe Nefron
• 1. Nefron Kortikal
▫ Terletak di bagian korteks ginjal
▫ Sebagian besar nefron termasuk ke dalam
tipe ini.
• 2. Nefron Juxtamedular
▫ Terletak di bagian medula ginjal
Kapiler Peritubuler
• Kelanjutan dari arteriola
efferen glomerulus
• Normalnya, memiliki tekanan
darah yang rendah
• Ujung kapiler bermuara pada
venula
• Hampir menempel sepanjang
tubulus ginjal
• Mengabsorbsi kembali zat-zat
tertentu dari tubulus
pengumpul
Komponen Vaskuler dan Komponen Tubulus Ginjal

1. Komponen vaskuler terdiri dari ;


• Glomerulus (suatu berkas kapiler berbentuk bola tempat
filtrasi air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya.
Cairan yang sudah terfiltrasi ini komposisinya identik
seperti plasma, kemudian mengalir ke komponen
tubulus.
• Arteriol aferen ; mengangkut darah ke glomerulus.
• Arteriol eferen ; mengangkut darah dari glomerulus.
• Kapiler peritubulus ; (peri =sekitar) memperdarahi
jaringan ginjal ; berperan dalam pertukaran dengan
cairan di lumen tubulus.
2. Komponen tubulus yaitu terdiri dari ;
• Kapsul bowman ; mengumpulkan filtrat glomerulus.
• Tubulus proksimal ; reabsorpsi dan sekresi tidak terkontrol
zat-zat.
• Lengkung henle ; membentuk gradien osmotik di medula
ginjal yang penting dalam kemampuan ginjal
menghasilkan urin dengan berbagai konsentrasi.
• Tubulus distal ; sekresi dan reabsorpsi tidak terkontrol zat-
zat.
• Tubulus pengumpul ; reabsorsi H2O dalam jumlah
bervariasi, cairan yang meninggalkan tubulus pengumpul,
menjadi urin yang kemudian masuk ke pelvis ginjal.

Disini cairan dimodifikasi oleh berbagai sistem transportasi yang


mengubahnya menjadi urin.
Fungsi Secara Umum Bagian Ginjal

• Korteks yaitu ginjal dimana


didalamnya terdapat / terdiri dari
korpus renalis / malpighi
(glomerulus dan kapsul bowman),
tubulus kontortus proksimal dan
tubulus kontortus distalis.
• Medula yang terdiri dari 9-14
pyiramid. Didalamnya terdiri dari
tubulus rektus, lengkung henle dan
tubulus pengumpul (ductus
colligent).
• Columna renalis yaitu bagian korteks diantara pyramid ginjal.
• Processus renalis yaitu bagian pyramid / medula yang menonjo
arah korteks.
• Hilus renalis yaitu suatu bagian /
area dimana pembuluh darah
serabut saraf atau duktus
memasuki / meninggalkan ginjal.
• Papilla renalis yaitu bagian yang
menghubungkan antara duktus
pengumpul dan calix minor.
• Calix minor yaitu percabangan
dari calix major.
• Calix major yaitu percabangan
dari pelvis renalis.
• Pelvis renalis disebut juga piala ginjal yaitu bagian yang
menghubungkan antara calix major dan ureter.
• Ureter yaitu saluran yang membawa urin menuju vesica
urinaria.
• Ginjal diperdarahi oleh arteri dan vena renalis.
• Arteri renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal sedangkan vena renalis akan bermuara ke
vena cava inferior.
• Setelah memasuki ginjal melalui hilus, arteri renalis akan
bercabang menjadi arteri sublobaris / arteriol aferen yang
akan memperdarahi segmen-segmen tt pada ginjal
(anterior, superior, anterior-interior, inferior-posterior).
• Arterior aferen menyalurkan darah ke kapiler glomerulus
yang menyatu untuk membentuk arterior eferen.
• Arterior eferen merupakan tempat keluarnya darah yang
tidak difiltrasi ke dalam komponen tubulus.
• Aliran darah ginjal sekitar 1200 ml/menit. (Ginjal diperfusi
oleh sekitar 1200 ml darah permenit).
• Aliran darah ginjal yaitu seperlima dari plasma atau 125
ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bauman
yang dikenal dengan Laju Filtrasi Glomerulus (GFR).

Fungsi primer ginjal ; untuk regulasi volume, osmolalitas,


elektrolit dan kons asam basa cairan tubuh dengan
mengeksresikan air dan elektrolit dalam jumlah yang cukup
untuk mencapai keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh
total dan untuk mempertahankan volume dan komposisi
CES dalam batas normal yang dikontrol oleh ; filtrasi
glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus.
Ureter
• Saluran antara ginjal
dengan kandung
kemih
• Jumlah sepasang
• Fungsi : membawa
urin dari ginjal ke
kandung kemih
URETER
• TERDIRI DARI 2 PIPA YANG MASING-MASING
BERSAMBUNG DARI GINJAL KE KANDUNG
KEMIH
• LAPISAN DINDING URETER TERDIRI DARI :
- LAPISAN LUAR (JARINGAN IKAT/ FIBROSA)
- LAPISAN TENGAH (OTOT POLOS)
• LAPISAN DINDING URETER TERJADI
GERAKAN PERISTALTIK TIAP 5 MENIT
SEKALI YANG MENDORONG URINE MELALUI
URETER.
Kandung Kemih
• Merupakan kantung
yang berfungsi untuk
menampung urin
sementara
• Disusun oleh lapisan
otot polos
• Berhubungan dengan
uretra
VESIKA URINARIA
• Sebuah kantung dengan otot yang mulus dan
berfungsi sebagai penampung air seni yang
berubah-ubah jumlahnya karena kandung kemih
dapat mengembang dan mengempis
• Proses miksi
-Distensi kandung kemih ( 250 cc)  reflek
kontraksi dinding kandung kemih  relaksasi
spinkter internus  relaksasi spinkter eksternus 
pengosongan kandung kemih
-Kontraksi kandung kemih dan relaksasai spinkter
dihantarakan melalui serabut saraf simpatis
-Persarafan vesika urinaria diatur torakolumbal &
kranial dari sistem saraf otonom
Uretra
• Saluran yang
membawa urin
keluar dari tubuh
• Pada wanita hanya
dilalui urin saja,
sedang pada pria
selain dilalui urin
juga dilalui sel
kelamin jantan
URETRA
• MERUPAKAN SALURAN SEMPIT YANG
BERPANGKAL PADA KANDUNG KEMIH
• BERFUNGSI MENYALURKAN AIR KEMIH
KELUAR
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang
menghubungkan kantung kemih ke lingkungan
luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran
pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi
dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga
dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran sperma.
Uretra pada wanita
• Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm dan
terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina.
• Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya,
wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau
sistitis dan infeksi saluran kemih.

Uretra pada pria


Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir
penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai
dengan letaknya:
• pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
• pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan
kecil, dimana terletak muara vas deferens.
• pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat
kelenjar bulbouretralis.
• pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di
corpus spongiosum penis.
Pembentukkan Urin
• Urin terbentuk melalui 3 tahap :
▫ 1. Filtrasi 2. Reabsorpsi 3. Sekresi/Augmentasi
1 Tubulus Proksimal 4 Tubulus Distal
NaCl Nutrients H2O
HCO3 H2O K+ NaCl HCO3

H+ NH3 K+ H+

KORTEKS

2
Filtrasi Lengkung Henle
turun
H2O
Salts (NaCl and others) NaCl
HCO3– H2O
H+
Urea MEDULA NaCl
Glucose; amino acids LUAR
Some drugs 3
Lengkung Henle 5 Tubulus
naik Pengumpul

Key Urea

Active transport NaCl H2O


Passive transport
MEDULA
DALAM
Filtrasi

• Proses penyaringan darah yang kurang selektif.


• Air, ion dan zat makanan serta zat terlarut di
keluarkan dari darah ke tubulus proksimal.
• Sel darah dan beberapa protein tetap berada di
dalam darah.
• Terbentuk filtrat primer di tubulus proksimal.
Reabsorpsi

• Urin primer yang terbentuk di tubulus


proksimal terdiri dari :
▫ Sebagian besar air
▫ Glukosa dan Asam Amino
▫ Ion
• Kemudian zat tersebut kemudian diserap oleh
kapiler peritubuler secara aktif dan pasif.
• Penyerapan terjadi di sepanjang Tubulus
proksimal, Lengkung Henle, dan tubulus
distal.
Mekanisme reabsorbsi:
• Transport aktif
• Transport pasif

• Zat-zat yang direabsorbsi aktif: Glucosa, asam amino,


Na+, K+
• Permeabilitas urea < air  banyak urea dalam air
kemih
• Creatinin, inulin, manitol permeabilitas = 0, jadi 100%
terdapat dalam urin
Reabsorbsi dan sekresi pada berbagai
lumen tubuli
• Tubulus Proximalis :
▫ Glucose, as.amino dan protein 100% direabsorbsi.
▫ Air, Na+, Cl-, K+ 80% direabsorbsi
• Pars Descenden Loop Henle : sangat permeabel
• Pars Ascenden : tidak permeable terhadap air,
dapat reabsorbsi aktif Na+, Cl-
• Tubulus Distalis :
▫ Permeabilitas air tergantung ADH
▫ Na+, Cl-, reabsorbsi aktif
▫ Sekresi H+, K+, NH3 -
Transport ion-ion pada tubuli
• Cl- : reabsorbsi pada Loop Henle tebal,
tubulus proximalis

• K+ : disekresi pada tubulus distal

• HCO3- : direabsorbsi dalam bentuk CO2,


sebagian kecil dalam bentuk HCO3-

• H+ : disekresi aktif pada tubulus proximalis


bag distal
• Urea : difiltrasi sempurna, direabsorbsi 40 – 50%

• Kreatinin :
▫ Difiltrasi sempurna
▫ Tidak direabsorbsi
▫ Disekresi di tubulus proximalis

• Inulin :
▫ Difiltrasi sempurna
▫ Tidak direabsorbsi
▫ Tidak disekresi
 Sedangkan zat lainnya, yaitu sampah nitrogen
berupa :
▫ Urea
▫ Asam Uric
▫ Kreatinin
▫ Beberapa Air
• Akhirnya terbentuklah urin sekunder.
Sekresi – Augmentasi

• Terjadi di Tubulus Distal


• Beberapa zat keluar dari kapiler peritubuler ke
tubulus ginjal.
▫ H+, Na+ dan ion potassium
▫ Creatinin
▫ Racun dan obat-obatan
• Akhirnya urin sekunder dan senyawa di atas
bergabung membentuk urin lalu bergerak
menuju tubulus pengumpul untuk dikeluarkan.
Pengaturan Pembentukkan Urin
Pusat Pengaturan
Osmoregulasi Haus

Hypothalamus

Minum air dalam


Jumlah cukup

ADH

meningkatkan
Penyerapan air

Hipofisis
Posterior

Tubulus
Ginjal

Penyerapan air
Memulihkan kekurangan
Cairan tubuh
STIMULUS:
Ketika kadar air pada tubuh
berkurangMisalnya pada saat
Tubulus Pengumpult
panas hari, atau
berolah raga, maka tubuh
menstimulus hipotalamus

Kadar Cairan Tubuh


Normal (Homeostasis)
Pengaturan keseimbangan air

• Cairan yang banyak diminum menyebabkan cairan tubuh


menjadi encer. Urin menjadi encer dan kelebihan air akan
dieksresikan dengan cepat.
• Pada waktu tubuh kehilangan air atau asupan zat terlarut
berlebihan menyebebkan cairan tubuh menjadi pekat dan
urin juga pekat.
• Konsentrasi cairan tubuh berhubungan dengan
osmolalitas.
• Osmolalitas ; jumlah partikel yang larut dalam suatu
larutan. Jika partikel yang larut dalam suatu larutan besar /
tinggi, tekanan osmotik juga akan tinggi. Osmosis = difusi
khusus.
• Osmolalitas ditentukan oleh rasio zat terlarut (terutama
garam Na dan K) terhadap air sedangkan volume cairan
ekstraseluler ditentukan oleh jumlah Na dan air yang ada.

• Mekanisme renin-angiostensin-aldosteron berperan


penting dalam pengaturan kadar Na tubuh.

• Aldosteron meningkat ; retensi Na.

• Renin berfungsi mempertahankan volume cairan


ekstraseluler dan tekanan perfusi jaringan dengan
mengubah resistensi pembuluh darah dan eksresi Na dan
air ginjal.
Efek angiotensinogen 2 :

• Angiotensin 2 merangsang korteks adrenal untuk


mensekresikan hormon aldosteron yang merangsang
reabsorpsi Na oleh ginjal.
• Retensi / penahanan Na menimbulkan efek osmotik
yang menahan lebih banyak H2O di CES.
• Dalam keadaan normal retensi Na dan H2O tersebut
bisa menyebabkan terjadinya vasokontriksi pada
arteri (menjaga tekanan darah normal).
• Ginjal mempertahankan beban garam (Na) dan
volume CES/tekanan darah arteri dalam rentang
yang relatif konstan dengan menahan atau
mengeluarkan kelebihan Na dan H2O.
49

Mikturisi (Berkemih)
• Setelah dibentuk oleh ginjal, urin disalurkan
melalui ureter ke kandung kemih.
• Kontraksi peristaktik otot polos di dalam
dinding uretra mendorong urin bergerak maju
dari ginjal ke kandung kemih.
• Mikturisi : proses pengosongan kandung kemih.
• Mikturisi diatur oleh 2 mekanisme :
▫ Refleks berkemih
▫ Kontrol volunter
50

Reflek berkemih
• Reflek berkemih dicetuskan apabila reseptor-reseptor
regang di dalam dinding kemih terangsang.
• Kandung kemih seorang dewasa dapat menampung 250
ml atau 400 ml urin sebelum tegangan di dindingnya
mulai meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang.
• Serat-serat aferen dari reseptor regang membawa impuls
ke korda spinalis dan akhirnya, melalui antar neuron,
merangsang saraf parasimpatis yang berjalan ke
kandung kemih dan menghambat neuron motorik yang
mempersyarafi sfingter eksterna.
• Stimulasi parasimpatis pada kandung kemih
menyebabkan organ ini berkontraksi.
51

• Perubahan bentuk kandung kemih krn


berkontraksi, secara mekanis menarik
sfingter interna terbuka.
• Sfingter eksterna melemas krn neuron
motoriknya dihambat.
• Ketika ke 2 sfingter terbuka maka urin
terdorong ke luar melalui uretra akibat gaya
yang ditimbulkan oleh kontraksi kandung
kemih.
• Refleks berkemih ini, seluruhnya
merupakan refleks spinal.
52

• Refleks spinal : mengatur pengosongan


kandung kemih pada bayi.
• Segera setelah kandung kemih terisi dalam
jumlah yang cukup untuk memicu refleks
tersebut, bayi secara otomatis mengompol.
53

Kontrol volunter
• Pengisian kandung kemih, selain memicu refleks
berkemih, juga menyebabkan timbulnya keinginan
sadar untuk berkemih.
• Persepsi kandung kemih yang penuh muncul
sebelum sfingter eksterna secara refleks melemas,
sehingga hal tersebut memberi “peringatan” bahwa
proses berkemih akan segera dimulai.
• Akibatnya, kontrol volunter terhadap berkemih,
yang dipelajari selama toilet training pada masa
anak-anak dapat mengalahkan refleks berkemih.
• Sehingga pengosongan kandung kemih dapat terjadi
sesuai keinginan orang yang bersangkutan.
54

• Apabila saat berkemih tidak tepat, sementara


refleks berkemih sudah dimulai, pengosongan
kandung kemih dapat secara sengaja dicegah
dengan mengencangkan sfingter eksterna dan
diagfragma pelvis
55
KELAINAN PADA SISTEM URINARIA
1. Batu Ginjal : adanya
batu dari endapan
kalsium dan garam
pada pelvis ginjal.
a. Penyebab : sering
menaham urin dan
kurang minum
b. Kelebihan asam
urat
c. Kelebihan kalsium
2.Diabetes Mellitus : Ganggunan metabolisme
glukosa yang ditandai dengan adanya glukosa
pada urin. Hal ini karena kadar gula di dalam
darah yang terlalu tinggi.
3.Diabetes Insipidus : Sering buang air kecil
yang hebat (sampai 20-30 kali). Terjadi karena
kekurangan hormon ADH.
VIDEO
Watch these interesting videos

https://www.youtube.com/watch?v=1NtPjzm1-
74&t=7s

https://www.youtube.com/watch?v=kY8xiv6T95
Y

Anda mungkin juga menyukai