Anda di halaman 1dari 41

Review Anatomi Fisiologi Sistem

Urinaria
By :
Ns. Kasmad, M.Kep.
ANATOMI FISIOLOGI
Definisi
• Sistem urinaria adalah sistem organ
yang memproduksi, menyimpan, dan
mengalirkan urin.
• Pada manusia, sistem ini terdiri dari
dua ginjal, dua ureter, kandung kemih,
dua otot sphincter, dan uretra.
BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN

• GINJAL/ RENAL
• URETER
• VESICA URINARIA/ KANDUNG KEMIH
• URETRA
GINJAL

• Ginjal adalah organ eksresi dalam vertebrata yang


berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin,
ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari
darah dan membuangnya bersama dengan air dalam
bentuk urin.
• Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi.
Lanjutan

• KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM


ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA
KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT
LANGSUNG PADA DINDING ABDOMEN
• FUNGSI GINJAL
- MENGELUARKAN ZAT TOKSIK/ RACUN
- KESEIMBANGAN CAIRAN
- KESEIMBANGAN ASAM BASA
- MENGELUARKAN SISA METABOLISME
(UREUM, KREATIN DLL)
• Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di
belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di
kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan
limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

• Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak


di belakang peritoneum yang melapisi rongga
abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra
T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit
di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk
hati.
• Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi
oleh costa ke sebelas dan duabelas.
• Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan
lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal)
yang membantu meredam goncangan.
Penampang Ginjal
LAPISAN GINJAL
• SETIAP GINJAL TERBUNGKUS SELAPUT TIPIS (KAPSULA RENALIS)
BERUPA JARINGAN FIBRUS BERWARNA UNGU TUA

• LAPISAN GINJAL TERBAGI ATAS :


- LAPISAN LUAR (YAITU LAPISAN KORTEKS / SUBSTANTIA
KORTEKALIS)
- LAPISAN DALAM (YAITU MEDULLA (SUBSTANTIA MEDULLARIS)
• Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang
dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam
satu ginjal normal manusia dewasa.
• Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat
terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan
cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh.
• Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.
• Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan
menggunakan mekanisme pertukaran lawan
arus dan kotranspor.
• Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urin.
• Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus
dan kapsula Bowman karena adanya tekanan
dari darah yang mendorong plasma darah.
• Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan
tubulus ginjal.
• Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
• Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula
Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat
glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah
lengkung henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal.
• Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya
yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun
1860-an.
• Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam
pertukaran lawan arus yang digunakan untuk
filtrasi.
• Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak
mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif
untuk menyerap kembali glukosa, asam
amino, dan berbagai ion mineral.
• Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat
masuk ke dalam tubulus konvulasi dan
tubulus kolektivus melalui osmosis.
PROSES PEMBENTUKAN URIN
• Sekitar 25% plasma kecuali protein dan sel darah disaring
melalui membran glomerulus & cairan yang terbentuk
masuk ke tubulus ginjal (FILTRASI)

• Dalam tubulus, zat yang masih bermanfaat akan diabsorbsi


kembali seperti air dan elektrolit, dan zat yang tidak
diperlukan tidak direabsorbsi dan dikeluarkan bersama urine
(REABSORBSI)

• Mekanisme lain melalui proses sekresi yaitu zat yang berasal


dari plasma disekresikan melalui epitel tubulus kedalam
lumen tubulus produksi urine sekitar 0,5 – 1 cc/kgbb/24 jam
(SEKRESI)
• Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke
dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
tubulus penghubung
tubulus kolektivus kortikal
tubulus kloektivus medularis
• Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri
aferen disebut aparatus juxtaglomerular,
mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular.
• Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis
dan sekresi renin
• Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus
dan saluran untuk membentuk urin, yang kemudian
dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
Fungsi Homeostasis Ginjal
• Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan
komposisi air dalam darah.
• Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada
kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan
hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat
bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.
• Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah
proses homeostasis yang melibatkan aldosteron
untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada
tubulus konvulasi.
• FUNGSI LAIN GINJAL ADALAH MENGELUARKAN
HORMON ERITROPOETIK (PENGHATURAN
PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH) DAN HORMON
RENIN (PENGATURAN TEKANAN DARAH DAN
KESEIMBANGAN ION Na DALAM PLASMA DARAH)
URETER
• TERDIRI DARI 2 PIPA YANG MASING-MASING BERSAMBUNG
DARI GINJAL KE KANDUNG KEMIH
• LAPISAN DINDING URETER TERDIRI DARI :
- LAPISAN LUAR (JARINGAN IKAT/ FIBROSA)
- LAPISAN TENGAH (OTOT POLOS)
• LAPISAN DINDING URETER TERJADI GERAKAN PERISTALTIK
TIAP 5 MENIT SEKALI YANG MENDORONG URINE MELALUI
URETER
VESIKA URINARIA
• SEBUAH KANTUNG DENGAN OTOT YANG MULUS DAN
BERFUNGSI SEBAGAI PENAMPUNG AIR SENI YANG
BERUBAH-UBAH JUMLAHNYA KARENA KANDUNG KEMIH
DAPAT MENGEMBANG DAN MENGEMPIS

• PROSES MIKSI
- DISTENSI KANDUNG KEMIH ( 250 CC)  REFLEK
KONTRAKSI DINDING KANDUNG KEMIH  RELAKSASI
SPINKTER INTERNUS  RELAKSASI SPINKTER EKSTERNUS 
PENGOSONGAN KANDUNG KEMIH
- KONTRAKSI KANDUNG KEMIH DAN RELAKSASAI SPINKTER
DIHANTARAKAN MELALUI SERABUT SARAF SIMPATIS
- PERSARAFAN VESIKA URINARIA DIATUR TORAKOLUMBAL
& KRANIAL DARI SISTEM SARAF OTONOM
URETRA
• MERUPAKAN SALURAN SEMPIT YANG BERPANGKAL PADA
KANDUNG KEMIH
• BERFUNGSI MENYALURKAN AIR KEMIH KELUAR
Dalam anatomi, uretra adalah saluran yang
menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada
sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria,
berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran
pengeluaran air mani.
Uretra pada wanita
• Pada wanita, panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm
dan terletak di antara klitoris dan pembukaan
vagina.
• Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita.
Artinya, wanita lebih berisiko terkena infeksi
kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran
kemih.
Uretra pada pria
• Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan
berakhir pada akhir penis.
• Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian,
dinamakan sesuai dengan letaknya:
• pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar
prostat.
• pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat
pembukaan kecil, dimana terletak muara vas
deferens.
• pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral
terdapat kelenjar bulbouretralis.
• pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan
melintas di corpus spongiosum penis.
Volume urine
•       Volume urine menentukan beberapa jumlah urine yang di keluarkan
dalam waktu 24 jam. Berdasarkan usia, volume urine normal dapat di
tentukan sebagai berikut:
Ø  Usia 1-2 hari                      :  15-60 ml/hari
Ø  Usia 3-10 hari                    :  100-300 ml/hari
Ø  Usia 10-12 bulan               :  250-400 ml/hari
Ø  Usia 12 Bln-1 Th               :  400-500 ml/hari
Ø  Usia 1-3 Tahun                  :  500-600 ml/hari
Ø  Usia 3-5 Tahun                  :  600-700 ml/hari
Ø  Usia 5-8 Tahun                  :  700-1000 ml/hari
Ø  Usia 8-14 Tahun                :  800-1400 ml/hari
Ø  Usia 14 Th- Dwsa              :  1500 ml/hari
Ø  Dewasa tua                        :  <1500 ml/hari  
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

• Diet dan Asupan (intake)


• Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
• Gaya Hidup
• Tingkat Aktivitas
• Tingkat Perkembangan
• Kondisi Penyakit
• Sosiokultural
• Kebiasaan Seseorang
• Tonus Otot
• Pembedahan
• Pengobatan
• Pemeriksaan Diagnostik
Perubahan produksi urin
RETENSI URINE
• Merupakan penumpukan urine dalam bladder dan ketidakmampuan bladder untuk
mengosongkan kandung kemih. Penyebeb distensi bladder adalah urine yang terdapat
dalam bladder melebihi 400 ml. Normalnya adalah 250-400 ml.
•  Tanda-tanda Klinis pada retensi:
·         Ketidaknyaman daerah pubis
·         Distensi vesika urinaria
·         Ketidaksanggupan untuk berkemih
·         Sering berkemih saat vesika urinaria berisi sedikit urine (25-50 ml)
·         Ketidakseimbangan jumlah urine yang dikeluarkan dengan asupannya
·         Meningkat keresahan dan keinginan berkemih
·         Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml dalam kandung kemih
•    Penyebab: Operasi pada daerah abdomen bawah, pelvis vesika urinaria, Trauma sumsum
tulang belakang, Tekanan uretra yang tinggi disebabkan oleh otot detrusor yang lemah,  
Sfingter yang kuat, Sumbatan (struktur uretra dan pembesaran kalenjer prostate).
Inkotinensia Urine
• Adalah ketidakmampuan otot spinter
eksternal sementara atau menetap untuk
mengontrol ekskresi urine/sering miksi.
Inkotinensia terdiri atas:
– Inkotinensia Dorongan
– Inkontinensia total
– Inkontinensia stres
– Inkotinensia Refleks (neurologis)
– Inkontinensial fugsional (neurologis)
• ENURESIS
Merupakan ketidaksangupan menahan kemih (menggompol) yang diakibatkan tidak
mampu mengontrol spingter.
• Faktor  penyebab enuresis.
– Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normal.
– Anak-anak yang tidurnya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi keinginan berkemih
tidak diketahui,yang mengakibatkan terlambatnya bangun tidur untuk ke kamar
mandi.
– Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung urine dalam
jumlah besar.
– Suasana emosional yang tidak menyenangkan dirumah (misalnya persaingan dengan
saudara kandung atau cekcok dengan orang tua).
– Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi kebiasaanya
tanpa di Bantu untuk mendidiknya.
– Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologist system perkrmihan.
– Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau Makanan pedas.
– Anak yang takut jalan gelap untuk kekamar mandi
Terima kasih ….

Anda mungkin juga menyukai