MALARIA
Kelompok 1
Annisa ajeng kartini
Bella adeftia
Elsa agustiani
Elvis nurlaela
Ifoh siti nurul fauziah
Leny febriani yustin
Mawar fadhilah
Haikal faudzil adhim
Definisi Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang disebabkan oleh protozoa
parasit dengan tipeplas modium.Gejala malaria umum adalah demam,meriang,dan sakit seperti
terserang flu.Jangan sampai menyalah artikan gejala malaria ini sebagai flubiasa karena dapat
berakibat fatal. Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,gejala malaria yang muncul dapat
menimbulkan komplikasi berat yang dapat berujung pada kematian.(DokterSehat,2018)
Penyakit malaria merupakan penyakit pada sel darah merah yang mengancam jiwa yang
ditularkan kemanusia oleh nyamuk Anopheles.Setelah manusia digigit nyamuk, parasit
penyebab malaria ini berkembang biak di liver (hati) manusia sebelum menginfeksi dan
menghancurkan sel-sel darah merah.Penyakit malaria adalah penyakit yang dapat dikontrol dan
diobati jika di diagnosis sejak dini. Sayangnya, hal ini tidak mungkin dibeberapa daerah didunia
kurang dalam fasilitas medis,dimana wabah malaria dapat terjadi. Pada saat ini, vaksin untuk
penyakit ini masih belum ditemukan.Mengetahui gejala malaria adalah salah satu cara
pencegahan malaria.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mentargetkan untuk mengurangi kasus dan kematian
malaria sebesar 90% pada tahun2030.Penyakit malaria pertama kali ditemukan menjadi
penyakit parasit pada tahun 1880.
LAPORAN KASUS
A.Pengkajian
1.Identitas klien
Nama :Ny. T
Umur :46 Tahun
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan :SMA/FARMASI
Agama :Islam
Alamat :Cirebon
No. RM :568642
Ruangan : Ruang Interna
Tanggal masuk :17 maret 2019
Tanggal pengkajian :18 Maret 2019, pukul 10.00 WIB
Diagnosa medis : Malaria
Identitas Penanggung Jawab
Nama :Tn M
Umur :48 Tahun
Jenis Kelamin :Laki-laki
Pendidikan :SMA
Agama :Islam
Alamat :Cirebon
Hubungan dengan Keluarga : Suami
2.Keluhan utama
a.Riwayat kesehatan Sekarang
Klien dibawa oleh keluarga ke IGD pada tanggal 17 Maret 2019 pukul 10.00 WIB dengan
keluhan demam dirasakan sejak 1 minggu yang lalu, keluhan menggigil baru dirasakan
sejak kemarin (16 Maret 2019), merasa mual, muntah satu kali, tubuh terasa panas, sering
berkeringat, kepala pusing, seluruh tubuh dirasakan sakit dan pegal-pegal. Tiga hari yang
lalu klien sudah minum obat yang di beli di warung yaitu paracetamol guna menurunkan
panas tetapi tidak ada perubahan.
b.Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya klien pernah mengalami demam seperti sekarang ini dengan
diagnosa yang sama yaitu Malaria pada dua tahun yang lalu dan dirawat
selama 3 hari. Riwayat operasi caesaria : 1 (satu) kali karena melahiran
kembar pada tahun 2003.
c.Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga Ny. T terdapat keluarga yang pernah mengalami penyakit
malaria yaitu suaminya, anak pertama dan anak kedua.
3.Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum :Lemah
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Suhu : 37C
Pernapasan : 22 x/menit
Pemeriksaan head to toe :
a.Kepala :
1) Rambut :
Inspeksi : Distribusi rambut merata, warna rambut hitam, kulit kepala terlihat bersih, terlihat banyak
rambut yang gugur pada bantal tempat tidur klien.
2)Mata :
Inspeksi : Fungsi penglihatan kurang klien menggunakan kacamatan, letak simentris, sklera anikterik,
conjungtiva anemis, sekret tidak ada, pupil isokor, reflek cahaya positif.
3)Telinga :
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada pengeluaran cairan serumen, tidak ada penumpukan serumen, tidak
ada gangguan pendengaran.
4)Hidung :
Inspeksi : Bentuk simetris, klien mampu membedakan bau-bauan,mukosa kering, benjolan tidak ada,
polip tidak ada, tidak ada tanda-tanda peradangan.
Hematologi :
Hemaktokrit L 23 % 40 – 54
Haemoglobin L 7,5 Gr/dl 12.0 – 16.0
Leokosit H 17,4 10^3/μl 4.0 – 10.0
Trombosit 320.000 Sel/mmμ3 150.000 – 400.000
Glukosa sewaktu :
Glukosa sewaktu H 167 Mg/dl 70 – 120
8.Penatalaksanaan Medis
Personal Hygiene
Mandi 2 x sehari 2x (dilap oleh ibu dengan air
hangat).
Istirahat / tidur :
Frekuensi 6 – 8 jam / hari 4-6 jam / hari
Kesulitan Tidak ada Tubuh sering terasa panas ketika
malam hari, sering berkeringat,
nyeri pada sendi tulang dan otot,
tubuh terasa pegal-pegal
sehingga tidur menjadi
terganggu.
BB : 49 kg
TB : 155 cm
IMT :BB kg
TB2(m)
: 49 kg
(1,55 m)2
: 49 kg
2.4025 m
: 20.4 (Normal)
20 -25 : Normal
25 – 30 : overweight
>30 : obesitas
Analisa Data
No Data focus Interprestasi data Masalah
1 Ds : Klien mengeluh kepalanya terasa Invasi parasit malaria Perubahan perfusi
pusing. jaringan
Do : Jumlah skizon yang
Keadaan umum : Lemah pecah dalam sirkulasi
TTV : Tensi darah : 110/70 mmHg meningkat,
Nadi : 90 x/menit penekanan proses
Pernafasan : 22 x/menit hematopoiesis, dan
Suhu : 37 C peningkatan
Akral dingin pembersihan sel
Kulit pucat darah di limpa
Klien tambak gelisah
Hb : 7,5 Gr/dl Anemia dan
Conjungtiva anemis hipovolemi
(penurunan aliran
Mukosa bibir tampak kering
darah) Plasmodim
Hasil pemeriksaan
mencapai jaringan
DDR(+)
serebral
Sumbatan kapiler
pembuluh darah otak
oedema serebri
anoksia otak
Penurunan perfusi
jaringan
2 Ds : klien mengeluh tubuhnya terasa Invasi parasit malaria Hipertermi
panas, panas yang dirasakan hilang
timbul, dan paling sering muncul Jumlah skizon yang
ketika malam hari. pecah dalam sirkulasi
Do : meningkat,
Tubuh klien teraba panas penekanan proses
Suhu 38 C hematopoiesis, dan
Hasil pemerikasaan peningkatan
DDR (+) pembersihan sel
Klien tampak gelisah darah di limpa
Mukosa bibir tampak kering
Respons imflamasi
sistemik
Peningkatan sirkulasi
endoktoksin pada
hipotalamus
Perubahan regulasi
temperatur
Muncul demam
Hipertermi
3 Ds :Klien mengatakan bahwa klien Invasi parasit malaria Resiko
tidak nafsu makan dan perutnya terasa ketidakseimbangan
mual,dan pernah muntah 1x, lidah Jumlah skizon yang nutrisi kurang dari
terasa pahit dan uluh hati terasa nyeri. pecah dalam sirkulasi kebutuhan
Do : meningkat,
Porsi makan yang dihabiskan terlihat penekanan proses
hanya 3 sendok makan hematopoiesis, dan
Keadaan umum tampak lemah peningkatan
BB : 49 kg pembersihan sel
Tinggi badan : 155 cm darah di limpa
Klien tampak pucat
Mukosa bibir tampak kering Respon intestinal
P. mencapai sirkulasi
saluran cerna
Pelepasan serotonin
5HT3 ke dalam usus
halus
Saraf vagus
menyampaikan
rangsangan ke CTZ,
syaraf eferen dan
kortek sereb
ral
Pusat Muntah
(Postrema medula
oblongata)
Mual, muntah,
anoreksia
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
B.Diagnosa Keperawatan
1.Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan
penurunan komponen seluler yang di perlukan untuk
pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
2.Hipertermia berhubungan dengan peningkatan
metabolisme,efek langsung sirkulasi kuman pada
hipotalamus.
3.Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
dekuat : anorexia, mual/muntah.
N Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
o
1 Perubahan perfusi jaringan Tujuan : setelah dilakukan perawatan 1.Memeriksa tanda-tanda 1.Memantau perkembangan
tekanan darah dan perubahan
berhubungan dengan penurunan dalam waktu 3x24 jam tidak vital.
pada tekanan nadi. Hipotensi
komponen seluler yang di terjadipenurunan tingkat kesadaran 2.Catat adanya keluhan akan berkembang bersamaan
perlukan untuk pengiriman dan dapat mempertahankan cardiac pusing. dengan kuman yang
oksigen dan nutrient dalam tubuh. output secara adekuat guna 3.Kurangi aktivitas yang menyerang darah.
2.Keluhan pusing merupakan
meningkatkan perfusi jaringan. merangsang timbulnya manifestasi penurunan suplai
Kriteria hasil : respons valsava/ aktivitas. darah ke jaringan otak.
Tanda-tanda vital normal 4.Tingkatkan tirah baring. 3.Respons valsava akan
5.Observasi perubahan meningkatkan beban jantung
Klien tidak mengeluh pusing sehingga akan menurunkan
Klien tidak gelisah sensori dan tingkat curah jantung ke otak.
kesadaran pasien yang 4.Menurunkan beban kerja
Tidak terdapat sianosis
menunjukan penurunan miokard dan konsumsi
Kulit segar oksigen, memaksimalkan
perfusi otak (gelisah,
Hemoglobin normal Akral hangat confuse/bingung, apatis,
efektifitas dari perfusi
jaringan.
Conjungtiva ananemis somnolen). 6.Kolaborasi 5.Bukti aktual terhadap
Mukosa bibir tampak lembab Pemberian transfusi darah penurunan aliran darah ke
jaringan serebral adalah
Hasil pemeriksaan DDR (-) PRC (packed red cells).
adanya perubahan respons
sensori dan penurunan tingkat
kesadaran pada fase akut.
Adanya kegagalan harus
dilakukan monitoring ketat.
6.Jalur yang paten penting
untuk pemenuhan lisis darah
sebagai intervensi
kedaruratan.
2 Hipertermi Tujuan : Setelah 1.Evaluasi TTV 1.Sebagai
berhubungan dengan dilakukan perawatan pada setiap pengawasan
peningkatan dalam waktu 3x24 jam pergantian sif terhadap adanya
metabolisme, efek terjadi penurunan suhu atau setiap ada perubahan keadaan
langsung sirkulasi tubuh dan panas tidak keluhan dari umum klien
kuman pada berulang. Kriteria hasil klien. sehingga dapat
hipotalamus. : 2.Anjurkan dilakukan
Pada palpasi tubuh klien untuk penanganan dan
teraba tidak panas memakaikan perawatan secara
Suhu tubuh normal pakaian yang cepat dan tepat.
Mukosa bibir lembab tipis dan dapat 2.Dengan baju
DDR (-) menyerap yang tipis dan
Klien tidak gelisah keringat. menyerap keringat
Klien mampu 3.Anjurkan diharapkan klien
menjelaskan kembali memberikan tidak gerah dan
pendidikan kesehatan selimut bila panas tubuh akan
yang diberikan. menggigil. turun.
4.Beri kompres 3.Pemberian
Klien mampu
dengan air selimut digunakan
termotivasi untuk
hangat - hangat untuk mengurangi
melaksanakan
kuku pada ketidak nyamanan
penjelasan yang telah
aksila, lipat pada saat demam
diberikan.
paha, dan dan menggigil
temporal bila sebagai respon
terjadi panas. sekunder dari
5.Berikan klien hipertermi.
banyak minum 4.Terjadi
2000-3000 vasodilatasi
cc/hari. pembuluh darah,
6.Kolaborasi sehingga terjadi
untuk penguapan
pemberian (evaporasi).
cairan infus. 5.Dengan banyak
7.Kolaborasi minum dapat
untuk menggantikan
pemberian cairan yang hilang.
antipiretik, anti 6.Pemberian cairan
malaria, dan infus dapat
anti biotik. mencegah
8.Atur terjadinya
lingkungan kekurangan cairan
yang konduksif. serta untuk
mengganti cairan
tubuh yang hilang.
7.Anti piretik dapat
merangsang
hipotalamus untuk
menurunkan suhu
tubuh, pemberian
anti malaria dapat
membunuh
parasit/plasmodium penyebab
malaria, antibiotik untuk
mengatasi infeksi. 8.Kondisi
ruang kamar yang tidak panas,
tidak bising, dan sedikit
pengunjung memberi
efektivitas terhadap proses
penyembuhan.
3
Resiko ketidakseimbangan nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan perawatan 1.Kaji pengetahuan klien 1.Tingkat pengetahuan
kurang dari kebutuhan tubuh dalam waktu 3x24 jam klien dapat tentang intake nutrisi. dipengaruhi oleh kondisi
berhubungan dengan intake yang tidak mempertahankan kebutuhan nutrisi yang 2.Anjurkan klien agar makan sosial ekonomi klien. Perawat
dekuat: anorexia, mual/muntah adekuat. makanan dalam keadaan menggunakan pendekatan
Kriteria hasil : hangat. 3.Anjurkan klien yang sesuai dengan kondisi
Berat badan klien normal seimbang untuk makan makanan lunak individu klien. Dengan
dengan tinggi badan Klien mampu dalam porsi kecil tapi sering mengetahui tingkat
menghabiskan porsi makan yang disajikan 4.Diskusikan makanan yang pengetahuan tersebut, perawat
Keadaan umum klien membaik disukai klien dan masukan dapat lebih terarah dalam
Mual, muntah berkurang dalam diet murni. memberikan pendidikan yang
5.Kolaborasi pemberian obat sesuai dengan pengetahuan
Mukosa bibir tampak lembab
anti emetik 6.Monitor klien secara efisien dan
perkembangan berat badan. efektif.
2.Untuk mengurangi perasaan
pahit pada lidah.
3.Untuk mengurangi perasaan
tegang pada lambung
sehingga tidak terjadi mual
dan muntah.
4.Dapat meningkatkkan
masukan makanan klien.
5.Anti emetik dapat
mengurangi mual dan muntah.
6.Penimbangan berat badan
dilakukan sebagai evaluasi
terhadap intervensi yang
diberikan.
D.Implementasi Keperawatan
No Tanggal/ Jam Diagnosa keperawatan Implementasi Respon hasil Paraf