ELEKTROLIT PADA BP.SH DENGAN DIAGNOSA MEDIK GENERAL WEAKNESS & INBALANCE ELEKTROLIT
Disusun oleh:
Reny Cintyanisita (202154036)
Rini Kris Mulyaningsih(202154037)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA 2021 KONSEP DASAR ELEKTROLIT Pengertian Elektrolit Distribusi cairan tubuh Zat kimia yang menghasilkan 1. Cairan ekstra sel partikel-partikel bermuatan a. cairan interstitial (cairan listrik yang disebut ion jika diantara sel, 15% Berat berada dalam larutan, masuk tubuh ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan b. Cairan intravaskuler (terdiri cairan intra vena dan dari plasma dan darah) 5% didistribusikan ke seluruh berat tubuh. tubuh. 2. Cairan intra sel cairan dalam membrane sel 40% berat tubuh Komposisi Cairan Tubuh 1. Elektrolit :senyawa yang jika larut dalam air akan pecah menjadi ion dan mampu membawa muatan listrik dan penting untuk fungsi neuromuskuler dan keseimbangan asam basa. 2. Mineral: senyawa jaringan dan cairan tubuh berfungsi mempertahankan proses fisiologis,sebagai katalis dalam respon syaraf, kontraksi otot, dan metabolisme zat gisi, mengatur keseimbangan elektrolit dan produksi hormone, menguatkan struktur tulang 3. Sel: unit fungsional dari jaringan tubuh, contohnya eritrosit dan leukosit Pengaturan Elektrolit • Kation: bermuatan • Anion: bermuatan positip (Na,K,Ca,Mg) negatip (Cl) Na paling banyak di ekstra Terdapat di ekstra sel dan sel. intra sel K, Ca, Mg banyak dalam intra sel Etiologi gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit 1.Defisit cairan&elektrolit: 2.Kelebihan cairan dan • kehilangan cairan elektrolit: melalui gastro intestinal •Penyakit gagal jantung • kondisi diuresis •Px mengkonsumsi obat berlebihan steroid •penyakit DM •Kelainan ginjal •keringat berlebih •Pola makan dengan kadar garam tinggi Tanda dan gejala gangguan keseimbangan elektrolit 1. Ketidakseimbangan 2. Ketidakseimbangan Natrium Kalium - hiponatremia: koma, - hipokalemia: halusinasi kelemahan, paralisis - hypernatremia: haus, otot, aritmia jantung kulit kering, - hiperkalemia: aritmia penurunan tekanan jantung berat dan volume darah Lanjutan tanda dan gejala 3. Ketidakseimbangan 4. Ketidakseimbangan Kalsium Magnesium - hipokalsemia: spasme - hipomagnesemia: otot, kejang, aritmia peningkatan iritabilitas jantung, osteoporosis neuromuscular - hiperkalsemia: nyeri otot, - hipermagnesemia: aritmia jantung penurunan eksitabilitas sel otot KONSEP ASKEP Pengkajian Masalah keperawatan •Identitas pasien dan •Hipovolemia penanggung jawab •Hipervolemia •Riwayat kesehatan •Resiko hypovolemia (keluhan saat ini, riwaya •Resiko sakit sekarang dan riwayat ketidakseimbangan cairan sakit masa lalu) •Resiko •Keadaan umum ketidakseimbangan •Pemeriksaan penunjang elektrolit elektrolit serum, darah lengkap ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA BP.SH DENGAN DIAGNOSA MEDIK GENERAL WEAKNESS & INBALANCE ELEKTROLIT
KELUHAN UTAMA RIWAYAT SAKIT SEKARANG
•Pasien mengatakan nggliyer, •Data RM menunjukan pasien belum seimbang kalau bangun, sudah dirawat 2 hari, masuk lemes, 10 hari yang lalu jatuh karena lemes, sudah koreksi NaCl •Istri mengatakan pasien minum 3 % 1 flab dan koreksi kcl 50 mcg. cpz, 2 minggu tdk mau makan bila Post koreksi Hasil lab: Na 130 tidak dibangunkan, minum air mmol/l, K 1,9 mmol/l putih lebih dari 10 gelas tiap hari. •Urine output 2300cc/24 jam •Balance cairan + 1100cc/12 jam •Ada luka di hidung, sudah kering Diagnosa keperawatan 1. Ketidakseimbangan Elektrolit b.d ketidakseimbangan cairan d.d pasien mengatakan gliyer, belum seimbang kalau bangun, lemes, istri pasien mengatakan pasien minum cpz, dan 2 minggu tidak mau makan. T 100/60 mmhg, bibir kering, pasien saat diajak bicara tidak nyambung, terlihat bingung, Na 130 mmol/l, K 1,89 mmol/l. 2. Resiko ketidakseimbangan cairan d.d penyakit ginjal 3. Resiko jatuh d.d gangguan keseimbangan Kesimpulan
1. Kelemahan, paralisis otot merupakan akibat
dari kekurangan kalium. 2. Untuk mengatasinya diperlukan asupan makan yang seimbang 3. Mengkonsumsi pisang 2x sehari dapat meningkatkan kadar kalium pasien LAPORAN EBN PENGARUH PEMBERIAN PISANG TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PROBLEM • Kelompok sampel 20 pasien dengan hipertensi ( 9 pasien sebagai kelompok kontrol, 11 pasien sebagai kelompok pengobatan), dengan kriteria inklusi wanita berusia 45-70 tahun, memiliki riwayat tekanan darah > 140/90 mmHg, tidak ada riwayat penyakit lain sepert DM, jantung koroner, gangguan ginjal, tidak menjalai terapi hipertensi. • Problem : mengetahui pegaruh pemberian pisang terhadap peurunan tekanan darah INTERVENTION • Penelitian dilakukan 4 tahap: 1.Pemberian pisang diberikan dengan dosis 2x sehari (pagi dan sore) selama 2 minggu. 2. Dokumentasi asupan nutrisi harian, dicatat sebagai data referensi tambahan. 3. Pemeriksaan tekanan darah kedua kelompok responden dilakukan secara rutin setiap hari selama 2 minggu. Lanjutan 4. Pemeriksaan sampel darah dan urine, pemeriksaan darah dilakukan kepada 2 kelompok responden sejak hari 0 (sebelum penelitian) dan hari ke 14 (setelah penelitian). Pemeriksaan darah meliputi LED, Trombosit, Kalium, Natrium, klorin. Pemeriksaan urine meliputi leukosit, nitrir, urobilinogen, protein, pH, keton, bilirubin, dan kadar glukosa. COMPARISON • Jurnal 1 : Keluarnya Natrium dari darah tepi sebagai faktor dominan yang dipengaruhi oleh pemberian pisang (Musa paradisiaca) pada pasien hipertensi wanita lanjut usia : Pemberian pisang selama 2 minggu dengan dosis 2x sehari mampu menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik, rata-rata penurunan TD 6,8/6,3 mmHg per hari, pemberian pisang tidak berpengaruh kadar LD, trombosit, kalium, klorin. Lanjutan • Kadar kalium tidak ada perbedaan antara 2 kelompok. Kadar natrium pada kelompok perlakuan mengalami penurunan yang signifikan, natrium pada kelompok perlakukan 132,81. sedangkan pada kelompok kontrol 146,06. Data urine terjadi penurunan esterase leukosit pada kelompok perlakukaan. Pemberian pisang menurunkn tekanan darah secara signifikan. Lanjutan • Jurnal 2: Pengaruh pemberian pisang lampung terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia penderita hipertensi: Pemberian pisang dengan dosis 150 gr dengan kandungan 537 mg setiap hari selama 7 hari, didapatkan hasil bahwa menunjukan adanya perbedaan tekanan darah antara kelompok kontrol dan perlakukan , besar penurunan 6,33 mmHg Lanjutan • Jurnal 3: Efektivitas jus pisang dan air kelapa muda terhadap tensi lansia penderita hipertensi: Setelah 5 hari minum air kelapa muda dan dua pisang ambon , didapatkan hasil bahwa efektif menurunkan tekanan darah. Outcome Pemberian pisang berpengaruh secara signifikan terhadap penurunan tekanan darah pada lansia hipertensi. Pembahasan • Kalium yang terkandung dalam 100 gr pisang lampung sebesar 358 mg, dalam 100 gr pisang ambon sebesar 435 mg. Sedangkan kebutuhan kalium dalam tubuh sebesar 782 mg/hari, maka untuk memenuhi kebutuhan kalium setiap hari dapat mengkonsumsi pisang sehari 2 kali. Saran • Bagi Instalasi Gizi Rumah Sakit Panti Nugroho Pemberian nutrisis bagi pasien hipokalemia dapat diberikan extra pisang 2 kali dalam sehari, pagi dan sore.